Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190749 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apriliana Fajri Wibowo
"Pandemi Covid-19 telah melanda Indonesia bahkan dunia selama setahun ini dan diperkirakan masih berlangsung di 2021. Pandemi ini sangat berdampak pada kehidupan manusia terkait pola kerja dan keseharian masyarakat yang lebih banyak beraktivitas dirumah. Ini tentunya berdampak pada usaha UMKM yang terbiasa berjualan secara offline terutama untuk usaha kuliner dan fashion yang berada di daerah pariwisata. Langkah pemerintah untuk UMKM beralih ke e-commerce khususnya marketplace juga masih menemui banyak tantangan. Tingginya tingkat kegagalan yang dialami pelaku usaha untuk berjualan e-commerce juga tinggi. Untuk itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari hambatan yang menjadi tantangan pelaku usaha kuliner dan fashion dalam mengadopsi e-commerce khususnya e-Marketplace. Model penelitian yang diterapkan mengadaptasi konsep Innovation Resistance Theory (IRT) dan tambahan hambatan lainnya. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada para pelaku UMKM sektor kuliner dan fashion. Sebanyak 214 data berhasil diolah untuk kemudian dianalisis dengan teknik olah data Covariance-Based Structural Equation Modeling (CB-SEM). Hasil analisis data menemukan bahwa keempat faktor yakni biaya, risiko, tradisi, dan regulasi menjadi hambatan yang mempengaruhi adopsi e-Marketplace pada sektor kuliner dan fashion. Dengan mengetahui hambatan yang mempengaruhi tersebut dapat dijadikan sebagai dasar bagi UMKM agar lebih siap menghadapi era digital.

The Covid-19 pandemic has hit Indonesia and even the world for this year and is expected to continue in 2021. This pandemic has had a major impact on human life related to the work patterns and daily life of people who are more active at home. This of course has an impact on MSME businesses that are accustomed to selling offline, especially for culinary and fashion businesses located in tourism areas. The government's move for MSMEs to switch to e-commerce, especially the marketplace, also still faces many challenges. The high level of failure experienced by business actors to sell e-commerce is also high. For this reason, this research was conducted with the aim of finding obstacles that are a challenge for culinary and fashion business actors in adopting e-commerce, especially e-Marketplace. The research model applied adapts the concept of Innovation Resistance Theory (IRT) and other additional barriers. Questionnaires were distributed to SMEs in the culinary and fashion sectors. A total of 214 data were successfully processed and then analyzed using the Covariance-Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) data processing technique. The results of data analysis found that the four factors, namely cost, risk, tradition, and regulation, became obstacles that affected the adoption of e-Marketplace in the culinary and fashion sectors. By knowing the obstacles that influence these, it can be used as a basis for MSMEs to be better prepared to face the digital era."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Apriliana Fajri Wibowo
"Pandemi Covid-19 telah melanda Indonesia bahkan dunia selama setahun ini dan diperkirakan masih berlangsung di 2021. Pandemi ini sangat berdampak pada kehidupan manusia terkait pola kerja dan keseharian masyarakat yang lebih banyak beraktivitas dirumah. Ini tentunya berdampak pada usaha UMKM yang terbiasa berjualan secara offline terutama untuk usaha kuliner dan fashion yang berada di daerah pariwisata. Langkah pemerintah untuk UMKM beralih ke e-commerce khususnya marketplace juga masih menemui banyak tantangan. Tingginya tingkat kegagalan yang dialami pelaku usaha untuk berjualan e-commerce juga tinggi. Untuk itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari hambatan yang menjadi tantangan pelaku usaha kuliner dan fashion dalam mengadopsi e-commerce khususnya e-Marketplace. Model penelitian yang diterapkan mengadaptasi konsep Innovation Resistance Theory (IRT) dan tambahan hambatan lainnya. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada para pelaku UMKM sektor kuliner dan fashion. Sebanyak 214 data berhasil diolah untuk kemudian dianalisis dengan teknik olah data Covariance-Based Structural Equation Modeling (CB-SEM). Hasil analisis data menemukan bahwa keempat faktor yakni biaya, risiko, tradisi, dan regulasi menjadi hambatan yang mempengaruhi adopsi e-Marketplace pada sektor kuliner dan fashion. Dengan mengetahui hambatan yang mempengaruhi tersebut dapat dijadikan sebagai dasar bagi UMKM agar lebih siap menghadapi era digital.

The Covid-19 pandemic has hit Indonesia and even the world for this year and is expected to continue in 2021. This pandemic has had a major impact on human life related to the work patterns and daily life of people who are more active at home. This of course has an impact on MSME businesses that are accustomed to selling offline, especially for culinary and fashion businesses located in tourism areas. The government's move for MSMEs to switch to e-commerce, especially the marketplace, also still faces many challenges. The high level of failure experienced by business actors to sell e-commerce is also high. For this reason, this research was conducted with the aim of finding obstacles that are a challenge for culinary and fashion business actors in adopting e-commerce, especially e-Marketplace. The research model applied adapts the concept of Innovation Resistance Theory (IRT) and other additional barriers. Questionnaires were distributed to SMEs in the culinary and fashion sectors. A total of 214 data were successfully processed and then analyzed using the Covariance-Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) data processing technique. The results of data analysis found that the four factors, namely cost, risk, tradition, and regulation, became obstacles that affected the adoption of e-Marketplace in the culinary and fashion sectors. By knowing the obstacles that influence these, it can be used as a basis for MSMEs to be better prepared to face the digital era."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Juan Siva
"ABSTRAK
Perbedaan pola pembelian pelanggan pada e-commerce menuntut UKM fashion di Indonesia yang ingin mengadopsi e-commerce untuk dapat menyesuaikan dan memperbaiki bisnis prosesnya agar dapat beroperasi secara lebih efisien. Maka dari itu dibutuhkan usulan rancangan perbaikan proses bisnis UKM dengan metode Business Process Reengineering BPR agar dapat mengadopsi e-commerce secara efisien. Penelitian ini dimulai dengan memodelkan proses bisnis UKM pada kondisi awal sehingga masalah yang ada dapat diidentifikasi. Selanjutnya proses bisnis UKM akan melewati dua tahap perbaikan, tahap pertama adalah pengadopsian e-commerce pada proses bisnis awal dan tahap perbaikan selanjutnya adalah penerapan praktik terbaik BPR dalam e-commerce. Semua tahapan tersebut dimodelkan menggunakan alat Business Process Management Notation BPMN melalui perangkat lunak iGrafx. Tahap adopsi e-commerce mempersingkat waktu proses bisnis UKM sebesar 24,28 dan pada tahap penerapan praktik terbaik BPR dapat mempersingkat waktu sebesar 67,63

ABSTRACT
Differences in customer purchasing patterns on e commerce forced fashion SMEs in Indonesia who wanted to adopt e commerce to be able to adjust and improve their business processes to operate more efficiently. Therefore it is necessary to propose the design of business process improvement of SMEs with Business Process Reengineering BPR method to be able to adopt e commerce efficiently. This research began by modeling SME s current business processes to identified its problems. The SME s business process would be improved within two steps, the first step was the adoption of e commerce to the initial business process and the next step of improvement was the application of best practice of BPR in e commerce. All the steps were modeled through Business Process Management Notation BPMN tool using iGrafx software. The adoption e commerce phase shortened the business process time by 24,28 and the application of best practice BPR phase shortened the time by 67,63."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Pramudita Tjiptadi
"Penelitian ini didesain untuk mengetahui bagaimana pengaruh kesiapan organisasi, dorongan eksternal, kemudahan untuk menggunakan dan manfaat yang bisa didapat dari penggunaan e-commerce di UMKM industri Kreaif di Wilayah Jabodetabek. Dari hasil analisis diperoleh hubungan antara kemampan organisasi, pengaruh eksternal, kemudahan dalam penggunaan dan manfaat yang bisa didapat terhadap penggunaan e-commerce dalam UMKM di Jabodetabek. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa hanya kesiapan organisasi dan manfaat yang dapat dirasakan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penggunaan e-commerce di UMKM industri kreatif. Sedangkan pengaruh eksternal dan kemudahan menggunakan ditemukan tidak berpengaruh secara signifikan.

This Research designed to discover how organizational readiness, externall pressure, perceived ease of use, and perceived benefits affected e-commerce adoption among SME Creative industry in Jabodetabek. From the analisys result achieve that there?s positive relation form organizational readiness, externall pressure, perceived ease of use and perceived benefit towards e-commerce adoption of Creative Industry?s SME in Jabodetabek. This research also find out that organizational readiness and perceived benefit significantly affected e-commerce adoption of Creative Industry's SME in Jabodetabek. While externall pressure and perceived ease of use not significantly affected e-commerce adoption in Creative Industry's SME in Jabodetabek."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haqiqi Masnatin
"ABSTRAK
Platform e-commerce di Indonesia -seperti Bukalapak, Tokopedia, dll- sedang berada di fase pertumbuhan yang tinggi. Pemerintah pun mulai mendorong UMKM untuk berpartisipasi ke dalam platform e-commerce karena adanya sebuah conventional wisdom bahwa hal tersebut dapat meningkatkan skala usaha dan memperluas cakupan wilayah pemasaran UMKM. Skripsi ini bertujuan untuk membuktikan kebenaran conventional wisdom tersebut. Dengan menggunakan data primer dari 170 sampel UMKM, baik yang berpartisipasi di e-commerce maupun tidak, penelitian ini juga memasukkan online marketing channel lainnya - media sosial atau website mandiri- sebagai interest variable.
Dengan menggunakan estimasi logit, jumlah tenaga kerja dan omzet digunakan untuk merepresentasikan skala usaha, sedangkan jumlah wilayah pemasaran merepresentasikan cakupan wilayah pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-commerce memiliki signifikansi yang rendah terhadap peningkatan omzet, sementara online marketing channel lainnya memiliki signifikansi yang tinggi. Terhadap cakupan wilayah pemasaran, partisipasi e-commerce memiliki signifikansi lebih kuat daripada online marketing channel lainnya. Namun demikian, baik partisipasi e-commerce maupun online marketing channel lainnya tidak signifikan terhadap peningkatan tenaga kerja. Secara umum, penelitian ini menyimpulkan bahwa conventional wisdom tentang e-commerce hanya sebagian saja yang benar karena efek positif pada skala usaha lebih rendah daripada online marketing channel lainnya.

ABSTRACT
E-commerce platforms in Indonesia -such as Bukalapak, Tokopedia, etc- are at its high growth phase. The government begin to encourage MSMEs to participate in e-commerce platform as there is conventional wisdom that it could expand MSME's business scale and scope of market. This paper aims to prove whether the conventional wisdom is true. By having primary data with a sample of 170 MSMEs that participate and do not participate in e-commerce, this study also has other online marketing channels -social media or personal website- as variable of interest.
Using logit model, this study uses number of employee and sales to represent business scale and number of marketing area to represent scope of market. The results show that e-commerce has lower significance to sales enhancement, whilst online marketing channel has higher significance. Towards market scope, ecommerce participation has stronger significance than other online marketing channels. Nevertheless, both e-commerce and other online marketing channels participate on are not significant in increasing employment. Generally, this study conclude that the conventional wisdom about e-commerce is only partially true, since its positive effect on business scale is lower than the other online marketing channels.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S65671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Satvika Iswari
"Penggunaan e-business untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan investasi Teknologi Informasi yang penting untuk menentukan pengembangan fungsional dan profitabilitas organisasi. E-business dapat dipandang sebagai enabler untuk pertumbuhan bisnis, persaingan yang efektif, dan inovasi dalam UMKM. Namun, UMKM sering kali enggan untuk mengadopsi e-business karena kurangnya kemampuan manajerial TI. Padahal, UMKM memainkan peran yang vital dalam perekonomian suatu negara karena kontribusinya yang signifikan dalam hal output, export, dan tenaga kerja. Adopsi e-business pada UMKM seyogyanya mudah digunakan, minimum customization, dan tidak dibebankan pengadaan infrastruktur. Namun, masing-masing UMKM memiliki karakteristik yang sangat beragam, sehingga one-size-fits-all system bukanlah solusi yang tepat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penelitian ini menghasilkan sebuah arsitektur platform e-business yang bersifat fleksibel dan dapat digunakan secara optimal oleh seluruh organisasi, khususnya UMKM di Indonesia, berdasarkan karakteristik organisasinya. Arsitektur platform e-business dibangun dengan menggunakan Framework Software Product Line Engineering (SPLE). Aplikasi e-business yang dihasilkan melalui arsitektur platform e-business dapat digunakan secara optimal oleh seluruh UMKM yang memiliki karakteristik yang sangat beragam. Untuk memfasilitasi karakteristik organisasi yang sangat beragam, digunakan pendekatan machine learning, yaitu clustering, dan recommendation system untuk menentukan kebutuhan UMKM terhadap aplikasi e-business. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk pengumpulan data, analisis, dan evaluasi. Pengumpulan data dilakukan melalui survei terhadap 115 UMKM yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. Berdasarkan evaluasi, arsitektur platform e-business yang dihasilkan bersifat loosely coupling, high cohesion, dan low complexity. Sementara akurasi dari rekomendasi aplikasi e-business adalah sebesar 0,8 dari nilai maksimum 1, yang dinilai cukup baik. Dengan demikian, diharapkan UMKM dapat menggunakan aplikasi e-business yang sesuai dengan karakteristik organisasinya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan adopsi e-business pada organisasi, khususnya UMKM di Indonesia.

The use of e-business for Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) is an important Information Technology investment to determine the functional development and profitability of the organization. E-business can be seen as an enabler for business growth, effective competition, and innovation in MSMEs. However, MSMEs are often reluctant to adopt e-business due to a lack of IT managerial skills. In fact, MSMEs play a vital role in a country's economy because of their significant contribution in terms of output, exports, and labor. The adoption of e-business in MSMEs should be easy to use, minimum customization, and not be charged with infrastructure procurement. However, each MSME has very diverse characteristics, so a one-size-fits-all system is not the right solution. To overcome these problems, this research produces an e-business platform architecture that is flexible and can be used optimally by all organizations, especially MSMEs in Indonesia, based on the organization characteristics. The e-business platform architecture is built using the Software Product Line Engineering (SPLE) Framework. E-business applications generated through the e-business platform architecture can be used optimally by all MSMEs that have very diverse characteristics. To facilitate the very diverse characteristics of the organization, machine learning approaches, namely clustering, and recommendation systems are used to determine the requirements of MSMEs for e-business applications. This study uses a quantitative approach for data collection, analysis, and evaluation. Data was collected through a survey of 115 MSMEs spread across several provinces in Indonesia. Based on the evaluation, the resulting e-business platform architecture is loosely coupling, high cohesion, and low complexity. Meanwhile, the accuracy of the recommendation for e-business applications is 0.8 from the maximum value of 1, which is considered quite good. Thus, it is hoped that MSMEs can use e-business applications that are in accordance with the characteristics of their organizations. The results of this study are expected to increase the adoption of e-business in organizations, especially MSMEs in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Charity
"Peramalan permintaan akurat merupakan salah satu tantangan terbesar bagi UMKM. Hal ini disebabkan kebanyakan dari pelaku usaha masih menggunakan metode peramalan tradisional seperti intuisi dan pengalaman masa lalu yang belum mampu menghasilkan estimasi akurat akan permintaan di pasar yang dinamis seperti e-commerce. Salah satu usaha yang mengalami tantangan serupa yaitu UKM Pink Fashion yang merupakan usaha online pakaian muslim asal Jakarta yang berkembang pesat pada platform e-commerce sejak tahun 2019. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penelitian dilakukan pada berbagai metode peramalan deret waktu sederhana seperti moving average (MA), weighted moving average (WMA), simple exponential smoothing (SES), holt’s model, dan seasonal index. Peramalan dilakukan selama satu tahun terakhir yakni sejak April 2021 hingga Maret 2022 menggunakan data tiga tahun terakhir yaitu data penjualan April 2019 hingga Maret 2022 pada dua produk terlaris, yaitu baju koko dan baju setelan olahraga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode SES dengan konstanta 0,7 dan WMA merupakan metode yang paling cocok untuk digunakan untuk peramalan baju koko karena memiliki nilai MAPE terkecil, yaitu 28,43% dan 28,44% secara berurutan. Metode yang sama serta holt’s model juga terpilih sebagai metode terbaik untuk peramalan permintaan baju setelan training karena menghasilkan nilai MAPE terendah, yaitu 30,85%, 30,91%, dan 30,95%. Ini menunjukkan bahwa metode terpilih paling cocok untuk digunakan dalam melakukan peramalan jangka pendek, khususnya dalam unit waktu harian produk pakaian di e-commerce. Dengan memanfaatkan metode peramalan terpilih, UKM Pink Fashion diprediksi akan mendapat 282 dan 283 permintaan baju koko dan 116 dan 115 permintaan baju setelan training pada 1 April 2022.

Accurate demand forecasting is one of the biggest challenge for SME in e-commerce, including for Pink Fashion which is an online muslim fashion store from Jakarta. Thus, this study is analysing various simple time series demand forecasting methods such as moving average (MA), weighted moving average (WMA), simple exponential smoothing (SES), holt’s model, and seasonal index. Forecasting is done for the last one year, April 2021 to March 2022 using the last three years data on two of the store’s most best selling products, baju koko and training set. The result shows that SES with constant of 0,7 and WMA are the most suitable methods to forecast baju koko since they have the smallest MAPE score, 28,43% and 28,44% consecutively. The same methods as well as holt’s model are also chosen as the best methods to forecast the training set because they have the lowest MAPE score of 30,85%, 30,91%, and 30,95%. This shows that these two methods are proven as the best methods to estimate daily demand of fashion product in e-commerce. Using the chosen forecasting methods, Pink Fashion is predicted to get 282 and 283 demand of baju koko and 116, 115 and 115 demand of the training set in 1 April 2022."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Elman H.
"Era Milenium ke-3 saat ini adalah era bagi Komunitas Bisnis di Internet, atau banyak orang menyebut sebagai komunitas e-business yang dipacu oleh perkembangan E-commerce. Indonesia dengan lebih dari 200 juta penduduk yang relatif telah berpendidikan dan kaya akan kekayaan alam adalah aset yang besar untuk berkompetisi dalam pasar global. Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan dalam meningkatkan aktifitas E-Commerce -nya. Salah satu sumber masalah adalah perkembangan infrastruktur telekomunikasi yang baru mencapai 6 juta sst line in service dan sekitar 300.000 hubungan Internet dengan ISP. Reformasi Undang-undang Telekomunikasi d?'l perbaikan kondisi ekonomi diharapkan dapat memperbaiki situasi ini. Undang-undang yang mengatur pemanfaatan bisnis di Internet masih dalam penyusunan dan harus segera ada untuk menjamin aspek legal dari transaksi bisnis di E-commerce. Arah manajemen dan Teknologi lnformasi harus berjalan selaras dan seimbang. Perusahaan dengan konsep tradisional akan menghadapi hambatan karena ketidaktahuan terhadap cara kerja teknologi dan manfaat Internet bagi bisnisnya. Saat ini aspek-aspek yang berkaitan dengan penjualan, pemasaran, fabrikasi, distribusi, inventory dan billing, harus sejalan dengan strategi Teknologi lnformasi. Kesempatan dalam penghematan biaya dan pertumbuhan pendapatan bagi banyak perusahaan terdapat dalam E-Commerce yang merupakan sarana pemasaran, penjualan dan pembelian berbagai produk melalui Internet. E-commerce berkaitan dengan penggunaan informasi elektronik untuk meningkatkan performansi, meningkatkan nilai dan membentuk hubungan yang baru antara kalangan bisnis dan kastemer. Tanpa infrastruktur yang baik yang tergelar antara semua bagian perusahaan adalah sulit untuk berkompetisi di era virtual economy. Suply Chain Management (SCM), Customer Relationship Management (CRM) & Enterprise Resources Planning (ERP) adalah beberapa faktor kunci sukses dalam E-Commerce, dan terkait tidak hanya mengenai aspek teknologi tetapi juga aspek penataan uryar1isasi yaitu strategi dan proses bisnis. Manajemen sekuriti (security policy & security audit) juga merupakan faktor kritis dalam implementasi sistem E-commerce. PT. Telkom Divisi Regional II sebagai Divisi Utama di perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, harus mendefinisikan kembali dan mereorganisasi bisnisnya untuk mengantisipasi lingkungan kompetisi E-Commerce. Lingkungan industri E-commerce adalah lingkungan bisnis yang penuh kompetisi, teknologi tinggi dan investasi beresiko tinggi, karena hampir tidak ada hambatan yang berarti bagi perusahaan baru maupun lama untuk terjun sebagai E-commerce Provider. Untuk menjadi pemimpin dalam E-commerce Service Provider PT. Telkom Divre II harus menyusun aliansi strategis dengan perusahaan lain sebagai partner strategis. Aliansi strategis yang meliputi usaha patungan atau akuisisi sangat penting untuk mempercepat penerapan sistem E-commerce dan untuk meminimalkan resiko investasi. PT. Telkom Divre II juga harus menerapkan sistem E-commerce pada aktifitas bisnis utamanya sebagai sarana pemasaran untuk meningkatkan pelayanan dan menjaga loyalitas kastamer. Tesis ini didedikasikan bagi kalangan akademik dan bisnis di Indonesia terutama bagi PT. Telkom Divre II agar diperoleh arah yang lebih tepat di masa mendatang dalam era e-business."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T40686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Litani Josephine Luhur
"Globalisasi membawa perubahan pada sektor teknologi dan ekonomi, membuat hubungan antar negara menjadi saling terintegrasi, serta memungkinkan adanya pasar bebas yang menjadikan arus transaksi jual-beli antar negara menembus batas negara. Hal tersebut memperluas jangkauan pemasaran berbagai produk dari luar wilayah Indonesia untuk masuk ke wilayah Indonesia yang dapat juga berlangsung melalui e-commerce. Saat ini masih banyak ditemukan pelaku usaha produk impor pada salah satu e-commerce yang beroperasi di Indonesia, yaitu Shopee. Namun keberadaan produk impor yang dijual oleh pelaku usaha pada Shopee memunculkan keresahan pelaku usaha produk lokal karena harga jual yang relatif lebih murah. Hasil survei menunjukkan bahwasanya salah satu alasan yang membuat produk impor terjual laris di kalangan konsumen e-commerce adalah karena harganya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan harga produk lokal. Dalam hal ini, penetapan harga produk impor oleh pelaku usaha pada e-commerce yang sangat rendah dan tidak wajar menimbulkan dugaan adanya praktik jual rugi. Oleh karena itu, penulis membahas fenomena tersebut dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat mengenai potensi adanya praktik jual rugi oleh pelaku usaha produk impor di Shopee yang dilarang oleh UU Anti Monopoli. Dalam menganalisis dugaan tersebut, penulis menggunakan bentuk penelitian yuridis normatif dengan tipe penelitian deskriptif analitis, di mana penulis akan mendeskripsikan dan memberikan gambaran mengenai dugaan yang terjadi pada penetapan harga yang sangat rendah dan tidak wajar oleh pelaku usaha produk impor di Shopee, kemudian menganalisisnya berdasarkan ketentuan hukum persaingan usaha melalui unsur-unsur pada Pasal 20 UU No. 5 Tahun 1999, (UU Anti Monopoli). Hasil dari penelitian adalah tidak terbukti adanya praktik jual rugi sebagaimana yang dilarang oleh Pasal 20 UU No. 5 Tahun 1999, (UU Anti Monopoli). Penulis juga memberikan saran agar dibuatnya pengaturan khusus dan lebih lanjut mengenai masuk dan penjualan produk impor, serta penetapan harga pada penjualan produk impor di dalam negeri, khususnya pada e-commerce.

Abstrak Berbahasa Inggris:
Globalization brings changes to the technology and economic sectors, that makes relations between countries integrated with each other, and allows a free market that makes transactions between countries across national borders possible. This expands various products from outside Indonesia to enter the territory of Indonesia, which can also take place through e-commerce. Currently, there are still many imported product business actors in one of the e-commerce operating in Indonesia, namely Shopee. However, the existence of imported products sold by business actors at Shopee raises concerns among local product business actors, because, as what the survey shows, the reason imported products sell well among e-commerce consumers is because their prices are relatively cheaper compared to local product prices. In this case, the very low and unreasonable price of imported products by business actors in Shopee raises suspicions that there is a practice of predatory pricing. Therefore, the author discusses this phenomenon to increase knowledge and insight to the public regarding the potential of a practice of predatory pricing by business actors of imported products at Shopee which are prohibited by the Anti-Monopoly Law. In analyzing these allegations, the author uses a form of normative juridical research with an analytical descriptive research type, where the author will describe and provide an overview of the allegations, then analyze them based on the provisions of business competition law through the elements in Article 20 of Law No. 5 of 1999, (Anti Monopoly Law). The result of the research is that it is not proven that there is a practice of predatory pricing as prohibited by Article 20 of Law No. 5 of 1999, (Anti Monopoly Law). The author also provides suggestions for making special and further arrangements regarding the entry, the sale, and the pricing of imported products, especially in e-commerce.
"
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joni Ero
"Beberapa tahun terakhir pertumbuhan jumlah pengguna Internet di Indonesia selalu mengalami peningkatan dan masyarakat mulai banyak memanfaatkan situs-situs e-commerce. Pemanfaatan e-commerce khususnya C2C memiliki risiko yang dapat mengurangi minat berbelanja online. Dari sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya transaksi, trust menjadi faktor kunci.
Dalam penelitian ini dibuat sebuah model untuk menjelaskan minat membeli di lingkungan e-commerce C2C. Dalam model tersebut trust kepada penjual menjadi faktor utama yang membentuk minat membeli. Cognitive trust yang terdiri dari persepsi akan ability, benevolence, integrity, dan adopsi terhadap informasi eWOM digunakan sebagai faktor yang menjelaskan bagaimana trust terbentuk. Data penelitian diperoleh dengan menyebarkan kuisioner online di forum kaskus. Simulasi dibuat untuk dijalankan oleh responden sebelum menjawab kuisioner, sehingga diharapkan responden dapat mempunyai gambaran yang lebih nyata tentang tawaran di situs e-commerce C2C.
Total didapatkan 114 jawaban kuisioner valid yang digunakan untuk analisis. Analisis dilakukan dengan metode Partial Least Square (PLS), dan menggunakan alat SmartPLS 2.0. Dari hasil analisis didapatkan bahwa trust kepada penjual mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap minat untuk membeli. Kemudian didapatkan bahwa dua variabel cognitive trust, yaitu persepsi akan kemampuan dan integritas penjual, bersama dengan adopsi terhadap informasi eWOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap trust kepada penjual.

In the last few years, the number of Internet users in Indonesia was growing rapidly as many people started to use e-commerce sites. Utilization of C2C e-commerce in particular has a risk that may reduce people interest in online shopping. Of the many factors that may influence online shopping intention, trust becomes the key.
This study create a model to explain the purchase intention in the C2C e-commerce environment. In the model, buyer?s trust to the seller is a major factor that influence the purchase intention. Cognitive trust and adoption of eWOM information is used as a factor that explains how trust is formed. Data were obtained by distributing online questionnaires in kaskus forum. Simulation were made to be run by the respondents before answering the questionnaire, so that respondents were expected to have a more realistic condition of the offer in C2C e-commerce site. Total 114 valid questionnaire responses were used for analysis.
The analysis was conducted using Partial Least Square (PLS) and SmartPLS 2.0 as the tool. We found that trust have a positive and significant effect to the purchase intention. Later it was found that two cognitive trust variables, the perception of ability and integrity of the seller, along with the adoption of eWOM information have a positive and significant impact on the trust to the seller.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>