Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90925 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Antonius Hendro Agung Laksono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tarif yang diinginkan serta potensi perpindahan bagi pengguna sepeda motor dan angkutan umum akibat pengoperasian layanan rel terintegrasi di Jakarta, dimana dalam analisisnya berbasis pada model pemilihan diskrit logit binomial. Sebelum membuat model, perlu dibangun fungsi utilitas dengan menggunakan pendekatan regresi logistik berdasarkan karakteristik sosio ekonomi, karakteristik perjalanan, dan karakteristik layanan. Data penelitian didapatkan menggunakan metode survei Stated Preference (SP) untuk mengetahui preferensi responden dari kondisi yang sifatnya hipotetikal dan metode survei Revealed Preference (RP) untuk mengetahui karakteristik perjalanan responden. Data penelitian akan dilakukan uji korelasi spearman, lalu dibentuk fungsi utilitas dan diuji kelayakan menggunakan nilai Chi-Square dengan uji Hosmer & Lemmeshow dan uji Omnibus. Model lalu diuji validasi dengan menggunakan metode Root Mean Square Error (RMSE). Model dipilih berdasarkan uji statistik kelayakan dan validasi model yang terbaik. Selanjutnya model terpilih dilakukan uji sensitifitas untuk mengetahui variabel mana yang paling sensitif pada perpindahan moda seseorang. Hasil dari analisis tersebut adalah variabel yang berpengaruh terhadap pilihan responden, model terbaik, dan potensi perpindahan moda. Variabel yang berpengaruh pada penelitian ini adalah biaya perjalanan dan penghematan waktu untuk pengguna sepeda motor dan Transjakarta sedangkan untuk pengguna kereta komuter adalah biaya perjalanan, penghematan waktu, dan tarif yang ditetapkan. Potensi perpindahan pengguna sepeda motor adalah 70% untuk penghematan waktu 10 menit dan 84% untuk penghematan waktu 40 menit; pengguna TransJakarta memiliki potensi perpindahan sebesar 62% untuk penghematan waktu 10 menit dan 83% untuk penghematan waktu 40 menit; dan pengguna kereta komuter memiliki potensi perpindahan sebesar 55.4% untuk penghematan waktu 10 menit dan 73.8% untuk penghematan waktu 40 menit jika tarif sebesar Rp 10.000. Dimana jika menggunakan tarif termahal Rp 15.000, pengguna kereta komuter memiliki potensi perpindahan sebesar 25.4% untuk penghematan waktu 10 menit dan 43.5% untuk penghematan waktu 40 menit.

This study aims to find out the desired rates and shift mode potential for motorcycle and public transportation users due to the operation of integrated rail services in Jakarta. The study was based on a binomial logit discrete selection models. To use the binomial logit model, it is necessary to build utility functions using a logistic regression approach based on socioeconomic characteristics, travel characteristics, and service characteristics. Data research was obtained using Stated Preference (SP) survey method to find out respondents' preferences from hypothetical conditions and Revealed Preference (RP) survey method to find out the respondent's travel characteristics. After that, the analysis of Willingness to Shift (WTS) of a person or the potential displacement of transportation users is commonly used to switch to an integrated rail network. The fare that best suits the choice of prospective passengers integrated rail network is based by Willingness to Pay (WTP). The potential for displacement is obtained through the design of the binary logit model of choice mode using logistic regression analysis. The research data will be done spearman correlation test, then formed utility function and tested feasibility using chi-square value with Hosmer & Lemmeshow test and Omnibus test. The resulting model will be validated using the Root Mean Square Error (RMSE) method. Models are selected based on the best feasibility statistics and validation tests. Furthermore, the selected model will be tested for sensitivity to find out which variables are most sensitive to a person's mode shift. The results of the analysis are variables that affect respondents' choice, best model, and potential mode displacement.The variables that influenced this study were expenses, saving time, and set fares. The potential mode-change of motorcycle users is 70% for time savings of 10 minutes and 84% for 40-minute time savings; TransJakarta users have a transfer potential of 62% for 10-minute time savings and 83% for 40-minute time savings; and commuter train users have a transfer potential of 55.4% for time savings of 10 minutes and 73.8% for a 40-minute time saving if the fare is Rp 10,000. Where if using the highest fare Rp 15.000, commuter train users have the potential to move by 25.4% for a time saving of 10 minutes and 43.5% for a time saving of 40 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almaurizka Verninda
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui potensi penggunaan fasilitas pejalan kaki sebagai penunjang proses transfer antarmoda angkutan umum berbasis rel berdasarkan kondisi hipotetikal fasilitas pejalan kaki sebagai moda yang dapat dipilih masyarakat untuk melakukan transfer dibandingkan dengan atribut waktu dan biaya moda kompetitor (mikrotrans) dengan pedekatan choice model. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan model logit biner yang dibuat berdasarkan data primer hasil survei. Survei dilakukan dengan metode stated preference. Fungsi utilitas dibuat dengan metode regresi logistik dengan variabel hasil uji korelasi Spearman berdasarkan kelompok data pendapatan dan jenis kelamin diikuti dengan uji kelayakan menggunakan parameter uji Omnibus Test of Model Coefficients, Hosmer and Lameshow Test, Overall Percentage, -2 Log Likelihood, dan Nagelkerke R Square. Kemudian dilakukan uji validasi dengan membandingkan data hasil model dan data real menggunakan metode Root Mean Square Error. Selanjutnya dilakukan uji komparasi dengan metode Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis untuk mengetahui signifikansi perbedaan dari model untuk setiap kelompok. Berdasarkan hasil analisis, model – model yang diuji dapat digabungkan dan diwakilkan oleh satu model. Probabilitas potensi penggunaan fasilitas transfer pejalan kaki adalah sebesar 70,74%. Keluaran lainnya dari penelitian ini adalah besaran value of time proses transfer antarmoda angkutan umum berbasis rel melalui jembatan pejalan kaki yaitu Rp586,52/menit (pendapatan rendah-sedang), Rp761,90/menit (pendapatan tinggi), Rp666,67/menit (perempuan) dan Rp577,64/menit (laki-laki).

The research was conducted to determine the potential use of pedestrian facilities as support for the intermodal transfer process of rail-based public transportation based on the hypothetical condition of pedestrian facilities as a mode that can be chosen by the public for transfer compared to the attributes of time and cost of competitor modes (mikrotrans) using a choice model approach. The analysis method in this study uses a binary logit model based on primary data from surveys. The survey was conducted using the stated preference method. The utility function was created using logistic regression methods with variables resulting from the Spearman correlation test based on income and gender data groups followed by feasibility test using the parameters of the Omnibus Test of Model Coefficients, Hosmer and Lameshow Test, Overall Percentage, -2 Log Likelihood, and Nagelkerke R Square. Then proceed with conducting validation test by comparing the model data and real data using the Root Mean Square Error method. Afterward, a comparative tests with the Mann-Whitney and Kruskal-Wallis methods were performed to determine the significance of differences in the model for each group. As the result, models tested can be combined and represented by a single model. The calculated probability for potential use of pedestrian transfer facility is 70,74%. Another output of this research is the value of time for the transfer process between rail-based public transportation through pedestrian bridge are Rp586,52/minute (low-medium income group), Rp761,90/minute (high income group), Rp666,67/minute (female gender group) and Rp577,64/minute (male gender group)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luky Ariningrum
"Jakarta sebagai kota megapolitan, dengan beragam aktivitas dan berkembangnya
mobilitas mengakibatkan permasalahan transportasi. Salah satu terobosan untuk
mengatasi masalah tersebut dengan dibangunnya sistem transit cepat berskala
massal atau Mass Rapid Transit (MRT). Untuk meningkatkan aksesibilitas MRT
sebagai sistem utama yaitu dengan disediakannya layanan feeder. Data yang
diperoleh dari website jakartamrt.co.id yaitu selama 6 bulan (bulan April-
September 2019) rata-rata jumlah penumpang MRT per hari adalah 83.473 orang,
sedangkan perusahaan memperkirakan akan mengangkut lebih dari 174.000 orang
setiap harinya. Dalam hal ini penumpang yang diharapkan untuk menaiki MRT
masih kurang dari kapasitas yang disediakan. Tarif terintegrasi dimaksudkan untuk
mengurangi biaya transfer sehingga menarik bagi penumpang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis kemampuan dan kesediaan penumpang terhadap tarif
terintegrasi feeder service dengan MRT. Sehingga dilakukan analisis Ability To
Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP), dengan faktor yang dianggap
berpengaruh dalam penelitian ini adalah biaya, waktu dan kenyamanan berpindah
moda. Pengolahan data hasil survey stated preference dilakukan dengan analisis
Model Logit Biner. Dari hasil penelitian adalah nilai ATP diatas nilai WTP, maka
masyarakat dianggap mampu untuk membayar tarif terintegrasi yang diikuti
peningkatan pelayanan seperti kemudahan berpindah moda, sedangkan untuk tarif
saat ini berada dibawah nilai WTP dan ATP sehingga terdapat keleluasaan dalam
perhitungan/ pengajuan nilai tarif baru (Tamin et.al., 1999), untuk itu perlu
dilakukan evaluasi tarif lebih lanjut

Jakarta as a megapolitan city with a variety of activities and growing mobility has
problems. One of the breakthroughs to overcome this problem is the construction
of a mass-scale rapid transit system or Mass Rapid Transit (MRT). To increase the
accessibility of the MRT as the main system by providing feeder services. The data
obtained from the jakartamrt.co.id website is that for 6 months (April-September
2019) the average number of MRT passengers per day is 83,473 people, while the
company estimates that it will carry more than 174,000 people every day. In this
case the passengers expected to ride the MRT are still less than the capacity
provided. Integrated fares are intended to reduce transfer costs so that they are
attractive to passengers. The purpose of this research is to analyse the ability and
willingness of passengers to the integrated fare of feeder service with MRT. So that
analysis of Ability To Pay (ATP) and willingness To Pay (WTP) is carried out, with
factors that are considered influential in this study are cost, time and convenience
of changing modes. Stated preference survey data processing was performed using
The Binary Logit Model analysis. From the results of the research, the ATP value
is above the WTP value, so the community is considered capable of paying
integrated rates which are followed by service improvements such as ease of
transferring modes, while the current rates are below the WTP and ATP values so
that there is flexibility in calculating / submitting new tariff rates (Tamin et.al.,
1999), it is necessary to evaluate further rates.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Farhani Ramadhan
"Guna menyediakan layanan yang dapat mempermudah mobilisasi untuk warga Kota Depok serta mengurangi kemacetan di kota tersebut, pemerintah Kota Depok merencanakan untuk menyediakan layanan berbasis rel Cibubur-Pondok Cina (LRT Cibubur-Pondok Cina). Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan potensi permintaan, menganalisis tarif yang paling sesuai, membuat model yang paling sesuai, dan menganalisis tingkat potensi permintaan dari penyelenggaraan LRT Cibubur-Pondok Cina. Metode analisis yng digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan model logit binomial dengan pembangunan fungsi utilitas melalui pendekatan analisis regresi logistik. Proses pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dengan menggunakan metode survei Revealed Preference dan Stated Preference. Kuesioner tersebut kemudian diuji menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Data yang didapatkan dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok data. Setiap kelompok data dilakukan uji korelasi dengan metode Rank Spearman dan dilakukan pula metode Stepwise untuk menentukkan variabel bebas yang masuk ke dalam pemodelan. Setelah itu, dilakukan proses pembentukan fungsi utilitas, uji kelayakan, dan uji validasi serta dilakukan pemilihan model terbaik. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap potensi perminataan LRT Cibubur-Pondok Cina adalah Biaya 1 Kali Perjalanan, Tarif LRT, dan Penghematan Waktu, dengan tarif yang paling sesuai menurut preferensi responden adalah sebesar Rp10.000,00. Model yang digunakan dalam menentukan potensi permintaan diantaranya U = -0.472 + 0.289X11, U = 5.944 - 1.503X16, dan U = 1.328 - 0.309X17. Potensi permintaan penyelenggaraan LRT Cibubur-Pondok Cina berdasarkan preferensi tarif sebesar Rp10.000,00 adalah 80.77%.

In order to provide services that can facilitate mobilization for Depok City residents and reduce congestion in the city, the Depok City government plans to provide Cibubur-Pondok Cina rail-based services (Cibubur-Pondok Cina LRT). This study aims to analyze the most influential factors in determining potential demand, analyze the most suitable tariff, create the most suitable model, and analyze the level of potential demand for the implementation of the Cibubur-Pondok Cina LRT. The analytical method used in this study is to use a binomial logit model with the construction of a utility function through a logistic regression analysis approach. The data collection process was carried out by distributing questionnaires using the Revealed Preference and Stated Preference survey methods. The questionnaire was then tested using validity and reliability tests. The data obtained were grouped into several data groups. Each group of data was tested using the Rank Spearman method and the Stepwise method was also used to determine the independent variables included in the modeling. After that, the process of forming a utility function, feasibility test, and validation test is carried out and the best model is selected. Based on the data processing that has been done, it is known that the variables that have the most influence on the potential demand for the Cibubur-Pondok Cina LRT are the Cost of 1 Trip, LRT Tarrifs, and Time Savings, with the most suitable tariff according to respondents' preferences being IDR 10,000.00. The models used in determining potential demand include U = -0.472+0.289X11, U = 5.944-1.503X16, and U = 1.328-0.309X17. The potential demand for the implementation of the Cibubur-Pondok Cina LRT based on tariff preferences of Rp10,000.00 is 80.77%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Edy Suryana
"Pada tahun 2009, Pemerintah Indonesia melalui Bappenas mengeluarkan blue book private partnership infrastructure project in Indonesia, yang di dalamnya mencantumkan proyek pembangunan rel kereta api angkutan batubara jalur Purukcahu- Bangkuang di Propinsi Kalimantan Tengah sepanjang 185 kilometer, dan telah masuk dalam kategori project ready for offer, yaitu sudah siap ditawarkan ke investor dengan telah dilengkapi kajian. Hal ini adalah sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah produksi batubara Kalimantan Tengah.
Besarnya biaya angkut batubara, dimana untuk jarak 185 km maka setiap ton batubara akan dikenakan US$ 22, atau sama dengan Rp. 1.117/ton.kilometer, sebagaimana yang terdapat dalam dokumen hasil kajian kelayakan pembangunan rel kereta api tersebut, jika dibandingkan dengan biaya angkut perton kilometer pada angkutan rel kereta api di Sumatera Selatan oleh PT. Bukit Asam yaitu hanya Rp. 300/ton kilometer. Hal ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan antara lain, yaitu: apakah perusahaan pertambangan batubara yang ada di wilayah Kalimantan Tengah bersedia menggunakan rel kereta api jalur Purukcahu-Bangkuang sebagai angkutan batubaranya? Dan berapa besar biaya angkut batubara perkilometer yang bersedia dibayar oleh perusahaan pertambangan calon pengguna rel kereta api angkutan batubara jalur Purukcahu-Bangkuang tersebut?
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesediaan dari perusahaan pertambangan batubara di Kalimantan Tengah sebagai pengguna (user) dari proyek tersebut, serta untuk mengetahui besarnya biaya yang bersedia dibayarkan oleh perusahaan. Metode yang digunakan adalah dengan contingent valuation method, untuk mengetahui willingness to pay (WTP) dari perusahaan pertambangan batubara di Kalimantan Tengah.
Data survey dan pengolahannya memberikan hasil bahwa seluruh perusahaan telah mengetahui mengenai rencana pembangunan proyek tersebut, dan menyatakan bersedia sebagai pengguna, serta mengatakan bahwa kereta api angkutan batubara diperlukan dan akan berpengaruh terhadap pengembangan pertambangan di Kalimantan Tengah. Sedangkan untuk nilai WTPnya yaitu, WTP tertinggi adalah Rp. 705/ton.kilometer, dan nilai terendah Rp. 100/ton.kilometer, dengan rata-ratanya adalah Rp. 504,43/ton.kilometer. Nilai rata-rata WTP jika dibandingkan dengan nilai biaya angkut yang ditawarkan sebesar US$ 22 untuk setiap ton sepanjang 185 Km, atau Rp. 1.117/ton.kilometer, terdapat perbedaan sebesar Rp. 613,6/ton.kilometer.
Dari sisi kebijakan dan nilai ekonomi proyek, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 67/2005, mengenai kerjasama Pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur, maka skema pengerjaan dan pembiayaan pembangunan rel kereta api Purukcahu - Bangkuang yang menggunakan model public private partnership (PPP), adalah tepat disamping untuk mengatasi keterbatasan dana proyek infrastruktur Pemerintah, hal ini juga termasuk sebagai upaya untuk memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk turut serta dalam pengembangan infrastruktur. Sedangkan dari sisi economic evaluation yang telah dilakukan pengkajian oleh tim perencana pembangunan rel kereta api ini, terdapat beberapa keuntungan yang akan diperoleh negara dengan pendirian kereta api Purukcahu?Bangkuang ini, antara lain adalah dengan meningkatnya produksi maka akan meningkatkan royalti batubara serta pajak-pajaknya. Sedangkan dari aspek ketenagakerjaan, ini akan menambah penyerapan tenaga kerja.

In 2009, the Government of Indonesia through The National Development Planning Agency issued a blue book-private partnership infrastructure projects in Indonesia, in which the project includes the construction of railway transport for coal, named Purukcahu-Bangkuang, in the Central Kalimantan Province, along 185 kilometers, and has been included in the category of projects ready for offer, which is ready to be offered to investors. This is an effort to increase the amount of coal production in Central Kalimantan.
The amount of coal transportation costs, which for a distance of 185 km, each ton of coal will be charged U.S. $ 22, or equal to Rp. 1.117/ton.kilometer, as contained in documents the results of the feasibility study of railway development, if compared with the cost of transport perton kilometers on rail transportation in South Sumatra by PT. Bukit Asam is only Rp. 300/tonne kilometers. This raises questions, such as: whether the existing coal mining companies in Central Kalimantan are willing to use Purukcahu ? Bangkuang railway as coal transportation? And how much the coal transportation costs of perton kilometer are willing to be paid by mining companies?
The purpose of this study are to determine the willingness of coal mining companies in Central Kalimantan as a user of the project, and to know the costs will be paid by the company. The method used is the contingent valuation method, to find out Willingness to Pay (WTP) of coal mining companies in Central Kalimantan.
Survey data and its processing give the result that all companies have known about the project development plan, and indicated its willingness as a user, and also said that the railway transportation of coal is required and will affect the development of mining in Central Kalimantan. As for the value WTP, the highest WTP is Rp. 705 /ton.kilometer, and the lowest is Rp. 100/ton.kilometer, with the average is Rp. 504.43 /ton.kilometer. When the average value of WTP compared with the value offered, US $ 22 for every ton over 185 km, or Rp. 1.117/ton.kilometer, there is a difference of Rp. 613.6/ton.kilometer.
In terms of policy and economic value of the project, in accordance with Presidential Decree No. 67/2005, concerning cooperation with government entities in the provision of infrastructure, the construction and development financing schemes Purukcahu ? Bangkuang railway that uses a model public private partnership (PPP), is appropriate in addition to overcoming the limitations of government funding of infrastructure projects, and it also including an effort to provide opportunities to the private sector to participate in infrastructure development. In terms of economic evaluations conducted by a team assessment of railway development planners, there are some advantages to be gained by establishing Purukcahu ? Bangkuang coal railway, especialy for the Government, among others, is to increase production it will increase coal royalties and taxes. While from the aspect of employment, this will increase employment.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30542
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rezki Mulyono
"ABSTRAK
Pemilihan moda adalah satu bagian paling penting dari proses permodelan permintaan dalam perencanaan transportasi perkotaan. Pada pemilihan moda terdapat berbagai faktor pengaruh yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, salah satunya faktor kenyamanan berkendara. Faktor kenyamanan berkendara yang didefinisikan pada penelitian ini lebih kepada pengaruh guncangan akibat dari perkerasan dan pengaruh pengemudi.
Penelitian ini untuk mencari kemauan membayar lebih mahal terhadap kenyamanan berkendara untuk kereta dibandingkan dengan bus yang didefinisikan sebagai nilai Willingness to pay (WTP). Nilai WTP diperoleh melalui desain penelitian eksperimental dengan memberikan hypothetical situation kepada responden yang mementingkan kenyamanan ketika seluruh atribut yang membedakan antara bus dan kereta adalah sama kecuali faktor kenyamanan berkendara. Pemilahan data sahih untuk mendapatkan nilai WTP menggunakan statistik deskriptif. Kemudian dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui jenis statistik inferensial. Setelah itu dilakukan uji hipotesis deksriptif untuk mengetahui homogenitas populasi. Karena populasi heterogen dilakukan uji hipotesis hubungan dan perbandingan antara nilai WTP terhadap karakteristik responden dan didapatkan karakteristik responden yang mempengaruhi nilai WTP adalah terhadap tingkat pendapatan.
Hasil dari analisa menunjukkan responden Jakarta dan Pekanbaru merupakan populasi yang heterogen sehingga didapatkan nilai WTP responden Jakarta untuk pendapatan rendah adalah Rp 2.200,- dan Rp 4.700,- untuk pendapatan tinggi sedangkan nilai WTP untuk responden Pekanbaru untuk pendapatan rendah adalah Rp 2.600,- dan 5.300,- untuk pendapatan tinggi. Dan hasil uji hipotesis komparatif perbedaan nilai WTP antara responden Jakarta dengan responden Pekanbaru berbeda secara signifikan.

ABSTRACT
Modal choice is one of the most important parts of demand model in urban transportation planning. There are several factors that influence the decision, both quantitatively and qualitatively. One of them is riding comfort, which in this research defined as bumpy effect of pavement and driving behavior.
This research is aimed at analyzing the comparison of riding comfort of rail-based and road-based mass transportation which is expressed in willingness to pay (WTP) value. WTP value is obtained from experimental design with hypothetical situation given to respondents who prioritize riding comfort over other similar differentiating factors of trains and buses. Data selection to obtain valid WTP values is carried out by using descriptive statistic test. Normality test is used to determine what kind of inferential statistic to be applied, followed by descriptive hypothetical test for population homogeneity. As the population heterogeneous, correlative and comparative hypothetical test are required to obtain between WTP value toward the respondent characteristic which influence the WTP value, and this results income level.
The results show that WTP value for Jakarta respondent is Rp 2.200,- for low income and Rp 4.700,- for high income while for Pekanbaru respondent is Rp 2.600,- for low income and Rp 5.300,- for high income. The result of comparative hypothetical test of difference WTP value between Jakarta and Pekanbaru respondents is found to be significant.
"
2016
T45116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darys Imandar
"

Angka perjalanan di Jakarta mencapai 47,5 juta perjalanan per hari di tahun 2015 dan berasal dari kota satelit Jakarta (Jabodetabek), namun hanya 29,9% menggunakan jasa transportasi umum. Terdapat dua proyek pembangunan angkutan umum rel di Jabodetabek, yaitu:  Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. Sedangkan, Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek sudah beroperasi sejak 2008 sampai sekarang. Diperlukan sistem terintegrasi untuk menunjang pengguna yang perlu menggunakan multimoda dalam pemenuhan transportasi sehari-hari, salah satunya dengan tarif integrasi. Penelitian ini menghitung potensi perpindahan moda yang terjadi dengan rute jaringan angkutan umum rel di Jabodetabek yang telah selesai. Metode survei yang digunakan adalah metode Revealed Preference (RP) dan Stated Preference (SP). Metode RP digunakan untuk mengetahui latar belakang sosio-ekonomi dan informasi perjalanan dari responden. Metode SP digunakan untuk mengetahui willingness to pay (WTP) untuk tarif integrasi dalam angkutan umum rel di Jabodetabek. Survei RP digunakan untuk menguji variabel bebas yang berhubungan dengan pilihan moda responden. Jawaban pada survei SP akan digunakan untuk merancang model logit biner pilihan moda menggunakan analisa regresi logistik, sehingga menghasilkan fungsi utilitas atau model. Data yang didapat akan dilakukan uji korelasi & uji signifikansi Spearman, selain itu dilakukan uji kelayakan model Hosmer & Lemmeshow dan uji Omnibus. Selanjutnya,  model yang dihasilkan akan divalidasi dengan metode Root Mean Square Error (RMSE) dan  mendapatkan hasil di bawah 10%. Hasil dari penelitian ini adalah tarif integrasi yang diinginkan responden dengan mempertimbangkan kelas pendapatan, pengeluaran untuk transportasi, dan lama perjalanan transportasi sehari-hari adalah pada rentang Rp 12.000,00- Rp 18.000,00 dengan persentase perpindahan 51,32% - 29,65% pada pengguna motor pribadi, 40,43% - 27,58% pada pengguna mobil pribadi, dan 57,16% - 44,67% pada pengguna angkutan umum. Variabel yang paling berpengaruh untuk meningkatkan persentase penggunaan adalah tarif angkutan umum rel.


Trip generated in Jakarta reached 47.5 million trips per day in 2015 and came from the satellite city of Jakarta (Jabodetabek), but only 29.9% used public transportation services. There are two construction projects for rail public transportation in Jabodetabek, namely: Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Meanwhile, Jabodetabek Commuter Line Electric Rail (KRL) has been operating since 2008 until now. An integrated system is needed to support users who need to use multimodal in fulfilling daily transportation, one of them is the integration tariff. This study calculates the potential for modal displacement that occurs with the route of the railroad public transport network in Jabodetabek that has been completed. The survey method used is the Revealed Preference (RP) and Stated Preference (SP) methods. The RP method is used to determine the socio-economic background and travel information of the respondents. The SP method is used to determine willingness to pay (WTP) for integration rates in rail public transport in Jabodetabek. The RP survey is used to test the independent variables related to the choice of respondents modes. The answers to the SP survey will be used to design a binary choice logit model using logistic regression analysis, resulting in a utility or model function. The data obtained will be carried out correlation test & Spearman significance test, in addition to the feasibility test of the Hosmer & Lemmeshow model and Omnibus test. Furthermore, the resulting model will be validated with the Root Mean Square Error (RMSE) method and get results below 10%. The results of this study are the integration rates desired by respondents considering the income class, expenditure for transportation, and the duration of daily transportation trips are in the range of Rp. 12,000-Rp. 18,000.00 with a percentage of displacement of 51.32% - 29.65% in private motorbike users, 40.43% - 27.58% in private car users, and 57.16%-44.67% in public transport users. The most influential variable to increase the percentage of use is rail public transport rates.

 

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elyis Sontikasyah
"Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum. Salah satu upaya yang dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kota Bogor adalah penggantian secara bertahap dan terprogram penggunaan angkutan kota dengan kapasitas lebih besar yaitu Bus Trans Pakuan dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 5 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Jasa Transportasi yang bertujuan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang transportasi.
Keberlangsungan operasional Bus Trans Pakuan tergantung kepada jumlah pengguna jasanya oleh karena itu tesis ini mengkaji kesediaan dan kerelaan pengguna jasa dalam membayar tarif (willingness to pay (WTP)) Bus Trans Pakuan dan apakah produksi jasa angkutan yang disediakan oleh pengusaha, kualitas dan kuantitas pelayanan, maksud perjalanan dan pendapatan pengguna jasa berhubungan terhadap nilai WTP yang dipilih oleh pengguna jasa Bus Trans Pakuan.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi Metode Valuasi Kontingensi yang secara langsung menanyakan kesediaan dan kerelaan pengguna jasa dalam membayar tarif (WTP) dengan metode tawar menawar (bidding game) Dalam penelitian ini, digunakan metode analisis deskriptif dan analisis crosstab (tabulasi silang) untuk mengetahui hubungan pengguna jasa dalam menentukan besaran nilai WTP yang dipilih.
Setelah metode analisis tersebut dilaksanakan, maka diperoleh hasil penelitian bahwa ada hubungan antara maksud perjalanan, kualitas dan kuantitas pelayanan dan pendapatan responden yang dilakukan responden dengan menggunakan Bus Trans Pakuan dengan pilihan dalam menetapkan besaran WTP dan didapatkan hasil bahwa rata-rata estimasi nilai WTP pengguna jasa adalah Rp. 3.675 dengan WTP yang dipilih paling banyak pada WTP1 dengan nilai Rp.2000 sampai Rp.4000 yaitu sebanyak 80%.

Based on the mandate of the Constitution of the Republic of Indonesia year 1945, road transport plays a strategic role to support the development and national integration of efforts to promote the general welfare. One of the efforts undertaken to resolve problems of traffic and road transport in the city of Bogor, gradually replaces the use of urban transport programmed with larger transportation (Bus Trans Pakuan) with the stipulation of Regulation Bogor City Number 5 of 2007 on the Perusahaan Daerah Jasa Transportasi aimed aimed at improving service in the field of public transportation.
Trans Pakuan operational continuity depends on the number of service users, this thesis will examine the readiness and willingness to pay for the Trans Pakuan service user rates and whether the production of transport services provided by the company, the quality and quantity of service, purpose travel and income related to the WTP values of the service users selected by the Trans Pakuan user service.
Method of data collection be done through the study of the contingency valuation method that directly ask for willingness and readiness of service users to pay tariff (WTP) by the method of bidding games.
In this study, used methods of descriptive analysis and crosstab analysis (cross tabulation) to determine the service user relationships in determining the value of the selected WTP.
After the method of analysis has been implemented, results that there is a relationship between the income of the respondents, quality and quantity of services and travel would mean that respondents made using buses Trans Pakuan with options to determine the amount of the WTP, and found that the average estimated value of WTP service user is Rp. 3675 with the selected WTP at least WTP1 value Rp.2000 until Rp.4000 in the amount of 80% of Respondent.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28763
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan Maulana Syifa
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kesediaan warga untuk membayar uang sewa Rusunawa Jatinegara Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui basar perubahan pendapatan dan pengeluaran warga saat sebelum dan sesudah relokasi ke rusunawa, selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kesediaan membayar warga, dan kemudian untuk membandingkan harga sewa yang diberikan terhadap biaya operasional dan pemeliharaan rusunawa. Metode yang digunakan untuk mengetahui perubahan pendapatan dan pengeluaran adalah dengan metode Paired Samples Test, sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kesediaan membayar warga adalah dengan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan pendapatan dan pengeluaran warga rusunawa saat sebelum dan sesudah relokasi, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi nilai kesediaan membayar yaitu pendapatan total keluarga, jenis kelamin dan kebijakan relokasi. Kemudian harga sewa yang harus dibayarkan untuk dapat menutupi biaya operasional dan pemeliharaan adalah sebesar Rp 937.757,23/bulan.

ABSTRACT
This study discusses about the willingness of citizens to pay Rental Flats of West Jatinegara. The purpose of this research is to know about income and expenditure change of people before and after relocation to rusunawa, then to know the factors that influence the value of willingness to pay, and then to compare the rent price given to operational cost and maintenance of rusunawa. The method used to determine the change of income and expenditure is by Paired Samples Test method, while to know the factors that influence the value of willingness to pay is by multiple linier regression analysis method. The results showed that there was an increase in income and expenditure of Rusunawa residents before and after the relocation, there are three factors that affect the value of the willingness to pay that are the total family income, gender and relocation policy. Then the rental price to be paid to cover operational and maintenance costs is Rp 937,757.23 month."
2018
T49563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifat Naufal Adnan
"Fokus dari riset ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk membayar (WTP) layanan streaming musik dan untuk menganalisa besarnya nilai WTP. Dengan menggunakan metode Contingent Valuation Method (CVM), rata – rata kesediaan membayar adalah Rp, 49.000 per bulan. Sedangkan, dengan menggunakan analisa logit, diketahui bahwa harga, kesediaan aplikasi di telepon genggam, kualitas audio dan tidak adanya gangguan dari iklan adalah faktor yang signigikan mempengaruhi WTP.

This study aims to identify factors that influencing willingness to pay (WTP) for music streaming service’s tariffs and to analyze the rates of consumer’s WTP in IUP FEB UI. Through Contingent Valuation Method (CVM), the average price is IDR 49,000 per month. Meanwhile, by using logit analysis, it is known that price, the presence of applications on mobile phones , the audio quality and the absence of interference such as advertisement are the significant factors influencing the WTP."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>