Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15299 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edi Suhendra
"Di kehidupan sosial, masalah ketombe menjadi penting karena memengaruhi kondisi psikologis seseorang. Teknologi fotokatalisis dengan berbagai kelebihan dapat digunakan sebagai solusi masalah ketombe tersebut. Desinfeksi jamur ketombe secara fotokatalitik menggunakan TiC>2 termodifikasi telah dilakukan. TEOS sebagai prekursor SiC>2 dan urea sebagai sumber N ditambahkan ke TiC>2 Degussa P25. Kalsinasi pada suhu 500°C selama satu.jam tidak mengubah bentuk kristal TiC>2 (anatase dan rutile) menurut hasil karakterisasi XRD. Loading urea 0%, 5%, 10%, dan 15% menurunkan band gap fotokatalis dengan band gap masing-masing 3,2; 3,19; 3,15; dan 3,2. Persentase desinfeksi pada iradiasi sinar UY selama 60 menit tanpa fotokatalis (41%), sedangkan dengan adanya TiC>2 (100%) dan TiC>2 dengan loading urea 0% (73%), 5% (21%), 10% (37%), dan (100%). Di bawah sinar tampak, % desinfeksi tanpa fotokatalis (8%), sedangkan dengan TiC>2 (35%) dan TiC>2 termodifikasi dengan loading urea 0% (50%), 5% (26%), 10% (64%), dan 15% (33%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa loading urea optimal untuk meningkatkan kinerja TiC>2 di bawah sinar tampak sebanyak 10%."
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Suhendra
"Desinfeksi Malassezia globosa (M. globosa) secara fotokatalitik menggunakan TiO2 termodifikasi telah dilakukan. Tetraetilortosilikat (TEOS) sebagai prekursor silika dan urea sebagai sumber nitrogen ditambahkan ke TiO2 Degussa P25. Loading urea dengan persen berat 0%, 5%, 10%, dan 15% tidak menurunkan band gap secara signifikan. Kinerja fotokatalis TiO2 dalam mendesinfeksi M. gobosa secara fotokatalitik dengan iradiasi sinar UV 3,3 kali lebih baik dibandingkan dengan kinerja TiO2 di bawah sinar tampak. Sebagai loading optimal, urea 10% berhasil meningkatkan kinerja TiO2 di bawah sinar tampak menjadi 2,1 kali lebih baik dibandingkan dengan TiO2 murni. Dari hasil percobaan, waktu desinfeksi M. gl obosa yang paling efektif di bawah sinar tampak adalah selama 60 menit.

Photocatalytic disinfection of Malassezia globosa (M. globosa) using modified TiO2 was investigated. Tetraethylortosilicate (TEOS) as silica precursor and urea as nitrogen source was loaded to Degussa P25 TiO2. Urea was loaded by adjusting its % weight (0%, 5%, 10%, and 15%) and did not give any significant impact to band gap. Photoactivity of TiO2 in M. globosa disinfection under UV light was 3.3 times better than visible light. As the optimum loading, 10% urea had successfully enhanced the photoactivity of TiO2 under visible light became 2.1 times better than neat TiO2. Based on this research results, the most effective time to disinfect M. globosa under visible light is 60 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S832
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahudin
"This research studies the issuance of Dana Investasi Real Estat (DIRE) in Indonesia. DIRE in the form of collective investment scheme is a Real Estate Investment Trust (REIT) implementation form in Indonesia. REIT only invests in real estate or asset related to real estate. REIT is designed as a passive and longterm investment vehicle. A company that qualifies as a REIT is permitted to deduct dividends paid to its shareholders from its corporate taxable income. As a passive and long-term investment vehicle, REIT has restrictions on its operations and investments to differentiate it from other real estate corporations. The regulation of DIRE has same characteristic with REIT rules in other countries such as one time income taxation and restriction on its assets, activities, income distribution, and leverage. The prospect of DIRE issuance viewed from potential supply of real estate, potential demand of DIRE, and return projection is very strong while the risk of invest in DIRE mostly come from its restriction on its operations such as investment restriction on real estate which is lack of liquidity and restriction on leverage that could reduce growth potential. The issuance of DIRE has potential to become an alternative new investment vehicle for investors with its return and its risk.

Tesis ini membahas mengenai penerbitan Dana Investasi Real Estat (DIRE) di Indonesia. DIRE berbentuk kontrak investasi kolektif merupakan bentuk penerapan Real Estate Investment Trust (REIT) di Indonesia. REIT hanya berinvestasi pada aset real estat atau aset yang terkait dengan real estat dan didisain sebagai wahana investasi pasif dan jangka panjang. Perusahaan yang memenuhi ketentuan sebagai REIT dapat mengurangkan dividen yang dibagikan kepada investor sebagai pengurang pajak. Sebagai wahana investasi pasif dan jangka panjang, REIT memiliki batasan-batasan dalam kegiatan operasi dan investasi untuk membedakan dari perusahaan real estat lainnya. Pengaturan DIRE memiliki karakteristik yang sama dengan dengan pengaturan REIT di negara lain diantaranya pengenaan pajak yang hanya satu kali dan adanya ketentuan pembatasan seperti pembatasan aset, pembatasan kegiatan pengelolaan, pembatasan distribusi pendapatan, dan pembatasan hutang. Prospek penerbitan DIRE dilihat dari potensi pasokan real estat, potensi permintaan DIRE, dan perkiraan imbal hasil cukup besar sedangkan risiko berinvestasi pada DIRE umumnya disebabkan oleh adanya ketentuan pembatasan dalam operasi DIRE seperti pembatasan investasi pada aset real estat yang tidak likuid serta pembatasan hutang yang dapat menghambat pertumbuhan DIRE. Penerbitan DIRE dapat menjadi alternatif wahana investasi baru bagi investor dengan imbal hasil dan risikonya."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T40182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Valentina
"Telah diteliti pengaruh modifikasi fotokatalis TiC>2 Degussa P-25 dalam memproduksi hidrogen dari gliserol dan air. Modifikasi yang dilakukan antara lain perubahan morfologi menjadi nanotubes, pemberian dopan Pt dan N, masingmasing melalui perlakuan hidrothermal (130°C, 12 jam), photo-assisted deposition dan impregnasi. Analisa SEM-EDS dan XRD menunjukkan bahwa katalis Pt-N-TiC>2 nanotubes berhasil diperoleh dan memiliki fasa kristalin yang baik setelah melalui tahapan kalsinasi 500°C selama 1 jam. Pengaruh konsentrasi gliserol dan air dalam produksi hidrogen juga diamati. Diperoleh bahwa konsentrasi gliserol 50% adalah yang paling optimal. Berdasarkan pengamatan, katalis Pt-N-TiC>2 nanotubes memiliki performa yang paling baik dalam memproduksi hidrogen."
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abigail Shekinah Glory
"Penggunaan fotokatalis TiO2 dan modifikasinya dalam produksi hidrogen secara fotokatalitik merupakan salah satu teknologi yang ramah lingkungan. Salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan TiO2 dalam pemanfaatan sinar tampak adalah penambahan g-C3N4 dan grafena yang memiliki kesamaan struktur 2D dengan peran yang berbeda dalam meningkatkan aktivitas fotokatalis. Penelitian ini mengkaji pengaruh loading g-C3N4 dan grafena pada TiO2 serta kombinasinya terhadap kinerja produksi hidrogen secara fotokatalitik. Sintesis katalis pada penelitian ini dilakukan dengan metode impregnasi. Karakterisasi fotokatalis dilakukan pada TiO2 P25, g-C3N4, variasi dari g-C3N4/TiO2 dan G/TiO2, serta g-C3N4/G/TiO2 dengan karakterisasi XRD, UV-Vis, dan FTIR. Uji produksi Hidrogen dilakukan dalam reaktor dengan pencahayaan internal yang dilengkapi lampu UV 20W, dan buret dengan karakterisasi produk H2 menggunakan GC. Akumulasi hidrogen yang diperoleh dengan katalis TiO2 P25, 1% g-C3N4/TiO2, 0,3% G/TiO2, dan g-C3N4/G/TiO2 secara berturut-turut sebesar 327,22 µmol, 661,43 µmol, 727,99 µmol, dan 491,2 µmol mengindikasikan bahwa 0,3% G/TiO2 adalah katalis dengan efektivitas tertinggi dengan band gap 2,97 eV yang dapat meningkatkan produksi hidrogen hingga 2,22 kali lebih tinggi dari TiO2 P25. Kombinasi g-C3N4/G/TiO2 tidak menunjukkan performa maksimal karena keberadaan g-C3N4 dan grafena secara bersamaan diduga menyebabkan adanya efek yang menghambat peran dari masing-masing promotor tersebut dalam memperbaiki performa TiO2 dalam memproduksi H2 secara fotokatalitik.

The modification of TiO2 as a photocatalyst in photocatalytic hydrogen production is one of the environmentally friendly technologies. One of the solutions to resolve its limitation in utilizing visible light efficiently of TiO2 is the addition of Graphitic Nitride and Graphene that have a similar 2D structure with different role to improve the photocatalytic activity. This study examines the effect of loading g-C3N4 and Graphene in TiO2 along with the combination of those materials to the performance of photocatalytic hydrogen production. The synthesis process on this study was done by an impregnation method. The photocatalyst characterization was conducted on TiO2 P25, g-C3N4, variations of g-C3N4/TiO2 and G/TiO2, also g-C3N4/G/TiO2 with the method of XRD, UV-Vis, and FTIR. Hydrogen production experiment was carried out in a reactor with with 20W UV lamp, and burette with the GC analysis for the product’s characterization. The accumulation of hydrogen products for TiO2 P25, 1% g-C3N4/TiO2, 0,3% G/TiO2, and g-C3N4/G/TiO2 were 327,22 µmol, 661,43 µmol, 727,99 µmol, dan 491,2 µmol, respectively, indicating that 0.3% G/TiO2 is the most effective catalyst with a band gap of 2.97 eV that can improve the hydrogen production up to 2.22 times of TiO2 P25. The g-C3N4/G/TiO2 was not performed maximally because of the presence of g-C3N4 and Graphene simultaneously suspected could block the roles of each promoter to improve the photocatalytic performance of TiO2 in producing H2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Asria
"Telah dilakukan degradasi zat warna azo Congo red dalam air melalui proses fotokatalisis dengan TiO2 Degussa P25 yang diimobilisasi/dilapiskan pada dinding bagian dalam kolom gelas. Karakterisasi lapisan TiO2 dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan adanya awal serapan yang mengindi-kasikan keberadaan celah pita (band gap) yang sesuai dengan struktur kristal anatase dari TiO2. Larutan sampel disirkulasikan dari reservoir melalui kolom gelas dengan menggunakan pompa sirkulasi secara kontinyu. Absorbsi foton oleh TiO2 akan menghasilkan pasangan elektron dan hole positif (e-/h+) pada permukaan yang kontak dengan larutan dan memicu reaksi degradasi zat organik yang terdapat dalam larutan. Dipelajari pengaruh variasi laju alir, kon-sentrasi awal dan adanya anion terlarut. Pengamatan yang dilakukan adalah perubahan UV-Vis spektrum serapan larutan sebelum dan sesudah diiradiasi, nilai pH, daya hantar listrik dalam selang waktu tertentu, dan keberadaan se-nyawa intermediet, molekul organik sederhana, yang ditentukan dengan HPLC. Terjadinya degradasi zat warna azo Congo red ditunjukkan dengan penurunan serapan dari puncak serapan spesifik pada spektra serapan la-rutan Congo red, penurunan pH, kenaikan nilai daya hantar listrik, dan ter-bentuknya asam oksalat sebagai senyawa intermediet. Penguraian molekul zat warna meningkat dengan semakin tingginya laju alir dan tingginya kon-sentrasi awal sampai pada batas konsentrasi optimum. Keberadaan ion sulfat dan ion klorida dalam larutan menyebabkan penurunan laju degradasi. Sebagai kontrol percobaan, dilakukan iradiasi sinar UV tanpa lapisan TiO2 (fotolisis) dan dengan TiO2 tetapi tanpa sinar UV. Hasil dari kedua kontrol percobaan ini tidak menunjukkan berkurangnya konsentrasi Congo red secara signifikan. Dari perhitungan kinetika Langmuir-Hinshelwood diperoleh tetapan laju reaksi, kr, sebesar 0,206 ppm/menit dan tetapan adsorpsi, K, sebesar 0,292/ppm. Efisiensi reaktor sebagai quantum yield adalah 0,24 %.

Azo dyes Congo red in water that have been degradated by photoca-talysis using TiO2 Degussa P25, which immobilized on inner wall of a glass column. Characterization of TiO2 film with UV-Vis spectrophotometer shown an initial absorption indicating the presence of band gap that fits the crystal structure of anatase TiO2. Sample solution was circulated from reservoir throught out glass column by circulating pump continuously. TiO2 absorps some amount of photons and releases a pair of electron and positive hole on the TiO2 surface, which then contact with the solution and trigger the degra-dation of organic compound in solution. The influence of flow rate variations, initial concentration and dissolved anions were studied. The observation was performed on the change of absorption UV-Vis spectra before and after irra-diation, pH value, conductivity in certain period of time, and the presence of intermediate compound, simple organic compounds, determined by HPLC. Degradation of azo dyes Congo red was shown by the decrease of Congo red absorption as well as pH solution, the increase of conductivity, and the forma-tion of oxalic acid as intermediate the compound. Decomposition of dye mole-cules would be increased with the increasing of the flow rate and initial con-centration until optimum concentration. The presence of sulphate and chloride ions in the solution would decrease the rate of Congo red degradation. As controls, UV irradiation without TiO2 film; and with TiO2 film but without UV were also performed on the samples. As results, the decrease of Congo red concentration was not shown significantly in both experimens. From the calculation of Langmuir-Hinshelwood kinetics equation, the rate reaction constant (kr) 0,206 ppm/min, and the adsorption constant (K) 0,292/ppm were obtained. The reactor efficiency as quantum yield was 0,24%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T40171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian studi fotokatalitik untuk proses reduksi CO, semakin berkembang. Namun tinjauan dari aspek mekanismenya masih sangat sedikit dibahas oleh peneliti. Metode spektroskopi JR dengan FTJR (Fourier Transform Infrared) in situ dapat
digunakan untuk melakukan reduksi CO, dalam mempelajari aspek mekanismenya
karena metode ini potensia1 untuk mengamati interaksi antar molekuJ terserap dan produk yang terbentuk. Metode in situ FTJR digunakan karena dapat mengamati perubahan dalam selang waktu singkat disamping dalam segi teknisnya metode in situ FTJR memiliki kelebihan dalam kondisi analisis yang dilakukan karena reaktor yang berisi katalis akan tetap berada da!am keadaan vakum sehingga tidak tercemar oleh udara luar.
Fotokatalis yang digunakan ada!ah TiO, serbuk yang dibentuk menjadi pelet yang sangat tipis dengan ketebalan sekitar 0,2 mm di dalam peletizer sehingga memiliki transparansi yang baik. Kemudian katalis dimasukkan dalam reaktor sel IR
dengan perlah..llan awal Degassing untuk membersihkan pengotor di dalam kataUs:.
Katalls serbuk tersebut akan diuji aktlvitasnya dengan FTIR in situ d1serta1 anallsis hasil produk secara kuantitatif dengan GC-FID. Uji in situ FTIR untuk reduksi CO, dan H20 dilakukan dengan variasi jenis katalis TiO;: yang dipreparasi dari bahan awal
TiCI4 dan TiO, Degussa P-25 dan kedua untuk uji in situ FTIR reduksi C0 2 yang menggunakan jenis reduktor metanol sebagai pengganti reduktor air. Untuk mengetahui sifat atau karakteristik katalisnya, maka dilakukan karakterisasi SEM, XRD,BET dan FTIR.
Hasil karakterisasi XRD rnenunjukkan bahwa katalis Ti0 memiliki struktur
menghasilkan produk aseton, propanol, metana, dan etilen yang diduga diparo!eh dari
mekanisme reaksi CH,OW(CH30H) dan C02'(metanal) yang menghasilkan radika! CH20H dan CHQ,, !alu terjadi reaksi antara kedua radikal tersebut menghasilkan ikatan H-C dan 0=0. Dalam hal ini, metano! berfungsi untuk memberikan elektron kepada o· dan C02 menerima elektron dari Ti" sehingga menghasilkan CH30H+ dan COi seda.ngkan air berfungsi untuk memberikan proton kepada elektron yang dihasilkan oleh TiO, Degussa P-25. Seeara kese!uruhan dari kedua katalis, kata!is Degussa P-25 memiliki tingkat transparan yang lebih baik dan didukung oleh keaktifan yang tinggi untuk proses reduksi C02.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jenny Azzahra
"Salah satu teknologi produksi hidrogen yang ramah lingkungan adalah pemisahan air secara fotokatalitik dengan TiO2. Modifikasi TiO2 dengan dopan logam transisi Ni memerlukan bantuan promotor untuk memaksimalkan produksi hidrogen. Grafena dan g-C3N4 dapat berperan sebagai promotor bagi TiO2 karena memiliki kesamaan struktur 2D namun memiliki peran yang berbeda dalam produksi hidrogen secara fotokatalitik. Pada penelitian ini, loading Ni divariasikan pada Ni-G/TiO2 hingga diperoleh loading Ni terbaik dengan produksi hidrogen tertinggi, kemudian akan digunakan pada Ni-g-C3N4/TiO2 untuk membandingkan pengaruh promotor grafena dan g-C3N4. Karakterisasi fotokatalis dilakukan dengan analisis XRD, UV-Vis, dan FTIR. Uji produksi hidrogen dilakukan selama 4 jam dalam reaktor menggunakan lampu UV 20W dengan pencahayaan internal. Hasil uji produksi hidrogen untuk variasi loading Ni (0%, 0,5%, 1%, 2%, dan 4%) pada Ni-G/TiO2 berturut-turut sebesar 407,95 μmol, 450,62 μmol, 418,87 μmol, 477,89 μmol, dan 507,38 μmol. Sementara hasil uji produksi hidrogen pada TiO2 P25, g-C3N4, dan 4% Ni-g-C3N4/TiO2 berturut-turut sebesar 327,02 μmol, 291,93 μmol, dan 358,81 μmol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposit 4% Ni-G/TiO2 merupakan alternatif yang menjanjikan untuk produksi hidrogen secara fotokatalitik karena menghasilkan hidrogen hingga 55% lebih tinggi dari TiO2 P25.

One of environmentally friendly hydrogen production technologies is photocatalytic water-splitting with TiO2. Modification of TiO2 with transition metal Ni requires the help of promoter to maximize hydrogen production. Graphene and g-C3N4 can act as promoters for TiO2 because they have the same 2D structure but have different roles in photocatalytic hydrogen production. In this study, Ni loading was varied on Ni-G/TiO2 to obtain the best Ni loading with the highest hydrogen production, then it would be used on Ni-g-C3N4/TiO2 to compare the effect of graphene and g-C3N4 promoters. Photocatalyst characterization was carried out by XRD, UV-Vis, and FTIR analysis. Hydrogen production test was carried out for 4 hours in a reactor using 20W UV lamp with internal lighting. The results of the hydrogen production test for variations in Ni loading (0%, 0.5%, 1%, 2%, and 4%) on Ni-G/TiO2 were 407.95 μmol, 450.62 μmol, 418.87 μmol, 477.89 μmol, and 507.38 μmol. Meanwhile, the results of the hydrogen production test on TiO2 P25, g-C3N4 and 4% Ni-g-C3N4/TiO2 were 327.02 μmol, 291.93 μmol, and 358.81 μmol. The results of this study indicate that 4% Ni-G/TiO2 is a promising alternative for photocatalytic hydrogen production because it produces up to 55% higher than TiO2 P25.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>