Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165497 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinni Rahmawati
"Penelitian sebelumnya menemukan bahwa welas asih berperan sebagai mediator dalam hubungan antara penundaan dan stres. Di sisi lain, munculnya konsep prokrastinasi aktif yang melihat prokrastinasi dari sudut pandang yang lebih positif menimbulkan pertanyaan baru, apakah welas asih secara konsisten berperan sebagai mediator dalam konteks hubungan prokrastinasi yang aktif dan penuh tekanan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran welas asih sebagai mediator dalam hubungan antara prokrastinasi aktif dan stres. Partisipan dalam penelitian ini adalah 221 mahasiswa aktif dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang terdiri dari 63 laki-laki (28,51%) dan 158 perempuan (71,49%). Pengukuran ketiga variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan kuesioner self report yaitu Tuckman Procrastination Scale (TPS) untuk menyaring partisipan yang prokrastinasi, Active Procrastination Scale (APS) untuk mengukur prokrastinasi aktif, Perceived Stress Scale (PSS) untuk mengukur tingkat stres, dan Skala Cinta Kasih. (SCS) untuk mengukur belas kasihan diri. Hasil penelitian menemukan bahwa prokrastinasi aktif berpengaruh langsung negatif dan signifikan terhadap stres. Namun, hasil uji hubungan mediasi (efek tidak langsung) menunjukkan bahwa welas asih tidak berperan sebagai mediator dalam hubungan antara prokrastinasi aktif dan stres.

Previous research has found that compassion acts as a mediator in the relationship between procrastination and stress. On the other hand, the emergence of the concept of active procrastination which sees procrastination from a more positive point of view raises new questions, whether compassion consistently acts as a mediator in the context of an active and stressful procrastination relationship. Therefore, this study aims to determine the role of compassion as a mediator in the relationship between active procrastination and stress. Participants in this study were 221 active students from various universities in Indonesia consisting of 63 men (28.51%) and 158 women (71.49%). Measurement of these three variables was carried out using a self-report questionnaire, namely the Tuckman Procrastination Scale (TPS) to screen for procrastination participants, the Active Procrastination Scale (APS) to measure active procrastination, the Perceived Stress Scale (PSS) to measure stress levels, and the Loving Kindness Scale. (SCS) to measure self-compassion. The results found that active procrastination had a negative and significant direct effect on stress. However, the results of the mediation relationship test (indirect effect) show that compassion does not act as a mediator in the relationship between active procrastination and stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Andriani
"Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk melihat pengaruh self-compassion sebagai mediator dalam hubungan antara peer relatedness dan efikasi diri dalam keputusan karier. Peneliti menggunakan adaptasi Bahasa Indonesia dari alat ukur The Youth Relatedness Scale untuk mengukur peer relatedness, Self-Compassion Scale untuk mengukur self-compassion, dan Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form untuk mengukur efikasi diri dalam keputusan karier. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 650 orang siswa SMA kelas XI dan XII dari berbagai area di Jabodetabek. Hasil analisis menunjukkan bahwa self-compassion memiliki pengaruh yang signifikan dalam memediasi hubungan antara peer relatedness dan efikasi diri dalam keputusan karier siswa SMA (p < 0.05). Hasil dari penelitian ini dapat memberikan implikasi praktis bagi sekolah agar dapat menciptakan iklim kelas dan sekolah yang kompak dan suportif, serta lebih melatih keterampilan sosial siswa agar dapat membangun hubungan pertemanan yang positif yang dapat mendukung perkembangan kariernya.

This quantitative research aims to see the effect of self-compassion as a mediator in the relationship between peer relatedness and career decision self-efficacy. Researcher used Indonesian adaptation from The Youth Relatedness Scale to measure peer relatedness, Self-Compassion Scale to measure self-compassion, and Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form to measure self-efficacy in career decisions. The sample in this study are 650 high school students in 11th and 12th grade from various areas in Greater Jakarta. The results of the analysis showed that self-compassion had a significant influence in mediating the relationship between high school students peer relatedness and career decision self-efficacy (p <0.05). The results of this study can have practical implications for schools to create a unified and supportive classroom and school climate, and train students social skills better so they could build positive friendships with peers that can support their career development."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Arviandy
"Dalam kehidupan perkuliahan di universitas, stres akademik senantiasa menjadi faktor penghalang bagi mahasiswa untuk mencapai subjective well being yang tinggi. Self compassion diperkenalkan sebagai salah satu variabel yang berpotensi dapat melindungi mahasiwa dari stres akademik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana efek self compassion dalam memoderasi hubungan antara stres akademik dan subjective well being. Partisipan penelitian ini adalah 251 mahasiswa dengan rentang usia berkisar antara 18-23 tahun (M=21,18, SD=1.33). Hasil analisis korelasi Pearson menunjukan bahwa stres akademik secara signfikan berkorelasi negatif dengan subjective well being. Hasil analisis moderasi menggunakan PROCESS Macro Hayes menunjukan bahwa self compassion tidak berkontribusi secara signifikan terhadap hubungan antara stres akademik dan subjective well being. Hasil penelitian, implikasi, limitasi, serta saran untuk penelitian kedepannya didiskusikan.

In university life, academic stress is always become a major obstacle for students to achieve high subjective well-being. Self-compassion is introduced as a variable that has the potential to protect students from academic stress. This study aims to see how the effect of self- compassion in moderating the relationship between academic stress and subjective well-being. The participants of this study were 251 students with an age range ranging from 18-23 years (M=21.18, SD=1.33). The results of Pearson correlation analysis shows that academic stress is significantly negatively correlated with subjective well being. The results of the moderating analysis using PROCESS Macro Hayes show that self-compassion does not contribute significantly to the relationship between academic stress and subjective well-being. The research results, implications, limitations, and suggestions for future research are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izza Auzan Ilma
"Tingginya tuntutan akademik akibat Revolusi Industri 4.0 mempengaruhi stres akademik yang dimiliki oleh mahasiswa sarjana saat ini. Salah satu kemampuan yang dapat membantu mahasiswa menghadapi stres akademik adalah learned resourcefulness Terkait dengan situasi sulit, kehadiran self-compassion diprediksi berperan dalam menjelaskan kekuatan hubungan antara learned resourcefulness dan stres akademik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara learned resourcefulness dan stres akademik pada mahasiswa sarjana di Indonesia dengan self-compassion sebagai moderator. Pengambilan data pada penelitian dilakukan secara daring melalui penyebaran kuesioner yang memuat alat ukur Perception of Academic Stress Scale (PASS), Self Control Schedule (SCS), dan Self Compassion Scale (SCS). Berdasarkan hasil analisis terhadap 151 partisipan, self-compassion tidak memberikan peran signifikan pada hubungan antara learned resourcefulness dan stres akademik, F(3,147) = 14.712, p > .05. Namun demikian, hasil analisis juga menemukan adanya hubungan langsung dari  variabel learned resourcefulness (b = -.073, p < .05) dan self-compassion (b = -3.3984, p < .05) terhadap stres akademik. Diskusi mengenai hasil dan implikasi penelitian ini akan dibahas lebih lanjut.

The high academic demands due to the Industrial Revolution 4.0 affect the academic stress experienced by undergraduate students. Learned resourcefulness is one of the skills that can help students deal with academic stress. Related to difficult situations, the presence of self-compassion is predicted to play a role in explaining the strength of the relationship between learned resourcefulness and academic stress. The purpose of this study is to investigate the relationship between learned resourcefulness and academic stress in Indonesian undergraduate students, with self-compassion as a moderator. The data used for the research was collected online through the distribution of questionnaires containing Perception of Academic Stress Scale (PASS), Self Control Schedule (SCS), dan Self Compassion Scale (SCS). Based on the analysis of 151 participants, self-compassion did not significantly influence the relationship between learned resourcefulness and academic stress, F(3,147) = 14.712, p > .05. However, the results of the analysis also found a direct relationship between learned resourcefulness (b = -.073, p < .05) and self-compassion (b = -3.3984, p < .05) on academic stress. The research's findings and implications will be discussed further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larissa Amira Giyani
"Menjalin hubungan romantis adalah salah satu tugas perkembangan yang khas dari
dewasa muda. Hubungan romantis yang memuaskan, berkaitan dengan berbagai dampak
positif dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya pola attachment. Berbagai
penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk menjelaskan mekanisme yang mendasari
hubungan yang kuat antara pola attachment dan kepuasan hubungan. Selain dipengaruhi
oleh attachment, kepuasan hubungan juga dipengaruhi oleh self-compassion yang dapat
memfasilitasi individu untuk bersikap positif di dalam hubungan romantisnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah self-compassion memediasi hubungan
antara pola attachment (avoidant dan anxious attachment) dengan kepuasan hubungan
romantis pada dewasa muda yang berpacaran. Penelitian kuantitatif ini memiliki sampel
partisipan sebanyak 441 dewasa muda (18-30 tahun). Pola attachment diukur
menggunakan Experiences in Close Relationships-Revised; self-compassion dengan Self-
Compassion Scale; dan kepuasan hubungan dengan Relationship Assessment Scale. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa self-compassion berperan sebagai mediator bagi
hubungan antara avoidant attachment dan kepuasan hubungan, namun bukan sebagai
mediator antara anxious attachment dan kepuasan hubungan. Implikasi penelitian ini
adalah pola insecure attachment memiliki dampak yang kuat pada rendahnya kepuasan
hubungan romantis.

Having a romantic relationship is one of the developmental task characteristics of young
adults. Forming a satisfying romantic relationship is related to numerous positive effects
and influence by several factors, one of them is attachment style. Previous studies have
investigated the underlying mechanism between the strong association of attachment and
relationship satisfaction. Apart from being influenced by attachment, relationship
satisfaction is also influenced by self-compassion, which facilitates individuals to act
positively in their romantic relationships. The purpose of this study is to investigate
whether self-compassion mediates the association between attachment style (avoidant
and anxious attachment) and romantic relationship satisfaction among dating young
adults. This quantitative research has 441 sample of young adults age 18-30. Attachment
style is measured with Experiences in Close Relationships-Revised; self-compassion with
Self-Compassion Scale; and relationship satisfaction with Relationship Assessment
Scale. The result of this study shows that self-compassion act as a mediator for the
association between avoidant attachment and relationship satisfaction, while not as a
mediator between anxious attachment and relationship satisfaction. The implication of
this study is that insecure attachment style has a strong negative effect towards
relationship satisfaction
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Zunuraina
"Mahasiswa (undergraduate students) mengalami tuntutan yang tinggi untuk sukses di bidang akademik dan menjadi orang yang sukses di masa depan. Hal ini membuat mahasiswa cenderung menetapkan standar yang tinggi bagi dirinya dan berisiko tinggi untuk mengembangkan perfeksionisme maladaptif. Perfeksionisme maladaptif berhubungan dengan berbagai gangguan psikologis, salah satunya adalah gejala gangguan makan. Self-compassion diduga memiliki peran sebagai mediator terhadap hubungan antara perfeksionisme maladaptif dan gejala gangguan makan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah perfeksionisme maladaptif mampu memprediksi gejala gangguan makan dan melihat peran self-compassion dalam memediasi hubungan antara perfeksionisme maladaptif dan gejala gangguan makan pada mahasiswa. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berusia 18-25 tahun. Data penelitian dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji statistik deskriptif, korelasi, regresi sederhana, dan mediasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eating Attitudes Test-26 (EAT-26) (Garner et al., 1982) untuk mengukur gejala gangguan makan, Almost Perfect Scale-Revised (APS-R) (Slaney et al., 2001) untuk mengukur perfeksionisme maladaptif, dan Self-Compasssion Scale (SCS) (Neff, 2003) untuk mengukur self-compassion. Penelitian ini dilakukan pada 203 partisipan mahasiswa yang tergolong perfeksionis maladaptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perfeksionisme maladaptif dapat memprediksi gejala gangguan makan. Selain itu, self-compassion memediasi secara penuh hubungan antara perfeksionisme maladaptif dan gejala gangguan makan pada mahasiswa.

Undergraduate students experience high demands to succeed in academics and become successful people in the future. This makes undergraduate students tend to set high standards for themselves and are at high risk for developing maladaptive perfectionism. Maladaptive perfectionism is associated with various psychological disorders, one of them is the symptoms of eating disorders. Self-compassion is thought to have a role as a mediator in the relationship between maladaptive perfectionism and eating disorder symptoms. The purpose of this study was to see if maladaptive perfectionism was able to predict eating disorder symptoms and to examine the role of self-compassion in mediating the relationship between maladaptive perfectionism and eating disorder symptoms in undergraduate students. Participants in this study were undergraduate students aged 18-25 years. Research data were analyzed quantitatively using descriptive, correlation, simple regression, and mediation statistical tests. The measuring instrument used in this study were the Eating Attitudes Test-26 (EAT-26) (Garner et al., 1982) to measure symptoms of eating disorders, Almost Perfect Scale-Revised (APS-R) (Slaney et al., 2001) to measure maladaptive perfectionism, and the Self-Compassion Scale (SCS) (Neff, 2003) to measure self-compassion. This study was conducted on 203 undergraduate student participants who were classified as maladaptive perfectionists. The results showed that maladaptive perfectionism could predict eating disorder symptoms. In addition, self-compassion was proven to fully mediate the relationship between maladaptive perfectionism and eating disorder symptoms in undergraduate students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ain Rahmiati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah atribusi berperan sebagai mediator dalam hubungan persepsi siswa terhadap penilaian guru dengan self-efficacy siswa dalam pelajaran matematika. Terdapat empat penyebab dalam atribusi yang akan dilihat dalam penelitian ini, yaitu kemampuan, usaha, keberuntungan, dan derajat kesulitan tugas. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner yang terdiri dari persepsi siswa terhadap penilaian guru, atribusi, dan self-efficacy dalam pelajaran matematika. Kuesioner diisi oleh 330 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 7 tiga SMP Negeri di Pontianak dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribusi siswa pada kemampuan dan usaha pada saat sukses, serta kemampuan saat gagal berperan sebagai partial mediator dalam hubungan persepsi siswa terhadap penilaian guru dengan self-efficacy siswa dalam pelajaran matematika. Hal ini menunjukkan pentingnya pembentukan atribusi yang adaptif untuk meningkatkan self-efficacy siswa.

The aim of this study is to explore the role of attribution as mediator in the relationship between student's perception of teacher ability evaluation and self-efficacy in mathematics. The causes stem from four attribution categories, namely ability, effort, luck, and task difficulty. The data was collected through self-report questionnaire about student's perception of teacher ability evaluation, self-efficacy in mathematics, and causal ascription for success and failure. The questionnaire is filled by 330 of 7th-grade Junior High School students from three Public Junior High Schools in Pontianak.
Results show that the effect of student's perception of teacher ability evaluation on self-efficacy in mathematics was mediated partially by the ability attribution of success, effort attribution of success and ability attribution of failure. The results indicate the the important role of adaptive attribution to increase self-efficacy.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Fatikha
"Bagi penyintas kanker remaja-dewasa muda, mengidap kanker adalah peristiwa yang sangat menantang dan mengubah hidup. Walaupun dapat membawa dampak negatif, kanker sebaliknya dapat menjadi pemicu dialaminya posttraumatic growth (PTG) pada penyintas kanker remaja-dewasa muda. Salah satu faktor protektif yang berhubungan dengan kemunculan PTG adalah persepsi dukungan sosial. Kemudian, diduga bahwa mekanisme yang dapat menjelaskan terdapatnya hubungan antara persepsi dukungan sosial dan PTG pada penyintas kanker remaja-dewasa muda adalah kemunculan self- compassion. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara persepsi dukungan sosial dan PTG pada penyintas kanker remaja-dewasa muda dengan self-compassion sebagai mediator. Penelitian korelasional ini melibatkan 55 penyintas kanker di Indonesia dengan usia diagnosis 15—39 tahun yang saat ini berusia 18—39 tahun (Musia = 27,64; SD usia = 5,74; 78,18% perempuan). Alat ukur yang digunakan adalah PTGI-SF (Posttraumatic Growth Inventory-Short Form), MSPSS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support), dan SWD-SF (Skala Welas Diri-Short Form). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dukungan sosial dan self-compassion berkorelasi positif signifikan dengan PTG pada penyintas kanker remaja-dewasa muda. Akan tetapi, self-compassion tidak terbukti menjadi mediator pada hubungan antara persepsi dukungan sosial dan PTG pada penyintas kanker remaja-dewasa muda. 

For adolescent and young adult (AYA) cancer survivors, living with cancer is a challenging and life-changing experience. Although it causes several negative impacts, cancer can induce the process of experiencing posttraumatic growth (PTG) in AYA cancer survivors. One of the protective factors associated with PTG is perceived social support. Furthermore, it hypothesized that a mechanism that can explain the relationship between perceived social support and PTG is the emergence ofself-compassion. Therefore, this study explores the relationship between perceived social support and PTG in AYA cancer survivors with self-compassion as a mediator. This correlational study involved 55 cancer survivors with the age of diagnosis of 15—39 years old who currently is 18—39 years old (Mage = 27,64; SDage = 5,74; 78,18% female). The instruments used in this study are PTGI-SF (Posttraumatic Growth Inventory-Short Form), MSPSS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support), and SWD-SF (Skala Welas Diri- Short Form). This study shows that perceived social support and self- compassion correlate positively and significantly with PTG in AYA cancer survivors. However, self-compassion is not mediating the relationship between perceived social support and PTG in AYA cancer survivors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Tsamara Rustiadi
"Mahasiswa yang merantau harus menghadapi lebih banyak penyesuaian dalam kehidupan perkuliahannya, terlebih setelah adanya perubahan global yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Dalam situasi yang sulit tersebut, kedekatan dengan alam dan resiliensi dapat memiliki peran penting agar mahasiswa tidak mempersepsi situasi secara negatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran resiliensi sebagai mediator pada hubungan kedekatan dengan alam dan persepsi stres mahasiswa perantau. Data diambil menggunakan survei daring pada mahasiswa perantau di seluruh Indonesia (N = 123). Pengukuran variabel pada penelitian ini menggunakan adaptasi 21-Item Nature Relatedness Scale (NR21), Resilience Scale (RS), dan Perceived Stress Scale (PSS). Data penelitian dianalisis dengan model mediasi pada perangkat PROCESS dari Hayes di SPSS. Penemuan yang didapatkan dari penelitian ini antara lain kedekatan dengan alam berpengaruh positif terhadap resiliensi, resiliensi berpengaruh negatif terhadap persepsi stres, dan terdapat indirect-only mediation dari resiliensi terhadap hubungan kedekatan dengan alam dan persepsi stres mahasiswa perantau.

Sojourner college students have to face more adaptation in their college life, especially now after there are global changes all around the world because of COVID-19 pandemic. In this stressful situation, nature relatedness and resilience have an important role in reducing college students’ negative perception of the situation. This research’s objective is to see the role of resilience as mediator between nature relatedness and perceived stress. Data were taken using online survey from sojourner students all over Indonesia (N = 123). Variables were measured using the adaptations of 21-Item Nature Relatedness Scale (NR21), Resilience Scale (RS), and Perceived Stress Scale (PSS). The data that have already been collected were analyzed using mediation model on Hayes’ PROCESS tool on SPSS. Results from this research is nature relatedness can positively predict resilience, resilience can negatively predict perceived stress, and there is an indirect-only mediation from resilience to the relationship between nature relatedness and perceived stress of sojourner college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Bayutama Wibisono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dan kecemasan pada dewasa muda yang mengalami perceraian kedua orang tua. Total partisipan berjumlah 66 orang dan merupakan dewasa muda pada rentang usia 18-25 tahun. Self-compassion diukur menggunakan Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), sedangkan diukur menggunakan State-Trait anxiety Inventory Skala Trait (STAI-T). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-compassion dengan kecemasan pada dewasa muda yang mengalami perceraian kedua orang tua. Kemudian ditemukan juga kecemasan yang lebih tinggi pada partisipan yang telah menempuh pendidikan S1 atau Diploma dibandingkan dengan partisipan yang baru menempuh pendidikan SMA sederajat.

This study aims to find out the relationship between self-compassion and editors on young adults
who experience divorce from both parents. The total number of participants was 66 people and young adults aged 18-25 years. Compassion is measured using the Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), while anxiety is measured using the State-Trait anxiety Inventory Trait Scale (STAI-T). The results showed that there was a significant negative relationship between selfcompassion and anxiety in young adults who experienced divorce from both parents.. Then it was also found that anxiety was higher in participants who had taken an undergraduate or diploma education compared to participants who had just taken high school education and equivalent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>