Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurinwa Ki S. Hendrowinoto
Jakarta: Puspa Swara, 1993
899.232 NUR k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurinwa Ki S. Hendrowinoto
Jakarta: Puspa Swara, 1993
899.232 NUR k
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Setyarini
"Pada abad ke-19, perdagangan candu marak terjadi di Nusantara. Konsumen candu sendiri berasal dari berbagai golongan, mulai dari kaum/clan Tionghoa hingga kaum pribumi. Dalam mengatur perdagangan candu di masyarakat, Pemerintah Kolonial Belanda yang berkuasa di Nusantara pada masa tersebut menerapkan sistem pacht. Sistem pacht memberikan keuntungan bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya, terutama kaum Tionghoa. Dalam lelang pacht, kaum Tionghoa banyak yang memenangkan lelang tersebut dan mendapatkan hak sebagai pachter/ penyewa tanah usaha dalam sistem pacht. Potret kehidupan kaum Tionghoa sebagai pachter telah dituangkan dalam berbagai literatur, salah satunya dalam novel karya Gouw Peng Liang yang berjudul Lo Fen Koei. Novel yang ditulis pada tahun 1903 tersebut menyoroti sisi lain kehidupan pachter bernama Lo Fen Koei yang menyalahgunakan kekuasaannya demi memuaskan segala keinginannya. Selain menyajikan kisah tentang karakter Lo Fen Koei, novel ini juga menyajikan interaksi antara tokoh-tokoh Tionghoa dan tokoh-tokoh pribumi. Dengan penggambaran yang dibuat semirip mungkin dengan peristiwa di kehidupan nyata (baik penggambaran karakter pachter dalam tokoh Lo Fen Koei dan penggambaran interaksi sosial antara kaum Tionghoa dan pribumi dalam novel ini), pembaca dapat memperoleh informasi mengenai gambaran sosial dan interaksi antar-golongan masyarakat yang terjadi di Nusantara pada masa tersebut.

On nineteenth century, opium business became widely promised business in Nusantara. Opium consumers came from any social class, from aristocrate to poor, from Chinese people to local people called pribumi. To managed opium trade in Nusantara, Colonial Dutch Government that ruled Nusantara (on that time) applied opium-pacht system. This system promised big profit for everyone who took a part on it, especially for Chinese people. On opium-pacht auction, Chinese people often became the winner and have a right to be an opium-pachter/ land renter on opiumpacht system. The life of Chinese opium-pachter has been illustrated on any works and written, for example the novel Lo Fen Koei. This novel written by Tionghoa’s author named Gouw Peng Liang. Written on 1903, this novel potrayed the life of Lo Fen Koei, a fictitious Chinese opium-pachter that manipulated his power to get anything he wants. This novel not only tells about Lo Fen Koei’s character, but also described about the interaction of people from any social class in Nusantara, especially interaction between Chinese people and pribumi. With the resemblances between Lo Fen Koei’s story and real events (such as the portrayal of opium-pachter that illustrated on Lo Fen Koei’s character and interaction between the Chinese and the pribumi), the readers could get a lot of information about social interaction and any events that happened in Nusantara on that time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antaressa Pritadevi
"Setiap bahasa di dunia memiliki kekhasan sendiri tetapi salah satu ciri dari bahsa yang sifatnya sangat universal adalah manfaatnya sebagai alat untuk berkomunikasi. Manfaat ini sangat menguntungkan, ia memberi peluang bagi seseorang untuk dapat menggali berbagai aspek kebudayaan dari berbagai bangsa untuk dapat disebarluaskan dan dinikmati secara merata. Penelitian karya puisi Prancis sebagai obyek penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan sebagian kecil segi kebudayaan Perancis yang sangat terkenal yaitu seni kesusastraannya. Penelitian ini difokuskan pada masalah tema tentang dua sifat cinta yang berbeda: sensual dan spiritual. karya yang dipilih merupakan dua puisi karya Baudelaire yang berjudul Parfum Exotique dan l'aube Spirituelle. Dalam pembahasannya, penelitian ini didasari oleh metode struktural yaitu metode yang berkonsep bahwa setiap unsur dalam suatu karya sastra saling berkait dalam membentuk suatu kesatuan yang utuh. Dalam sebuah puisi, unsur-unsur yang diamksud adalah unsur yang membentuk puisi dari segi penyajian maupun isinya yaitu segi-segi metrik, bunyi, sintaksis dan semantik. apakah segi-segi itu mencerminkan tema cinta dengan dua sifat yang berbeda itu? Hal itu terjawab dengan melakukan analisis terhadap masing-masing segi tersebut. Hasil penelitian terhadap struktur puisi menunjukkan bahwa masing-masing segi disajikan secara khas sekali dan penyajian struktur kalimat, penyajian ritme serta penyajian bunyi turut menggambarkan sifat kegairahan dan sensualitas dalam Parfum Exotique serta sifat spiritual yang lembut menggugah dalam l'Aube Spirituelle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Saptawati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai unsur kibun dan kanketsu dalam dua novel karya Shiga Naoya telah dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Agustus 1989. Tujuannya adalah untuk lebih mengetahui lagi kekhasan gaya penulisan dari pengarang Shiga Naoya.
Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan pada perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan perpustakaan The Japan Foundation, Jakarta.
Hasilnya menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara latar belakang kehidupan pengarang dengan karya-karya yang dihasilkannya. Disamping itu ditemukannya gaya penulisan yang khas dari pengarang Shiga Naoya, khususnya dalam pemakaian unsur kibun (perasaan) dan kanketsu (singkat dan padat).

"
1989
S13730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjijanti Sutarno
"ABSTRAK
Hubungan antar kelompok etnik ini kemudian berkembang ke arah pembentukan satu kebudayaan campuran - artinya seluruh anggota masyarakat dari berbagai kelompok etnik meleburkan kebudayaan lamanya dan membentuk satu kebudayaan baru, kebudayaan 'Amerika'. Masyarakat Amerika dengan kebudayaan campuran dari berbagai kelompok etnik ini disebut the Melting Pot (pola kedua). Bentuk pembauran ini bisa terjadi di kota-kota besar (Gordon, 1964: 115-121). Pada kenyataannya, penyebaran penduduk di negara ini, termasuk para imigran yang berdiam di daerah barunya yang luas dan asing ini, dipengaruhi oleh usaha mereka untuk hidup bersama dengan orang yang mempunyai kesamaan, misalnya dalam hal agama (Protestan, Katolik, Yahudi), tanah asal (racial groups), dan sebagainya. Dengan demikian terjadilah kelompok-kelompok atau 'pots' yang tersebar di seluruh negara. Gordon menyebut masyarakat demikian sebagai "a multiple melting pot". Dari sini timbul masyarakat pluralistik (Gordon, 1964: 130-131).
Sehubungan dengan itu maka pembauran kelompok-kelompok etnik minoritas dengan mayoritas dalam kenyataannya tidak dapat seperti yang diharapkan dalam pola Anglo-con formity mengikuti kebudayaan Anglo-Saxon, mau pun the Melting pot karena tidak melebur dalam satu kebudayaan baru. Tiap kelompok etnik berusaha menyesuaikan diri dengan masyarakat yang telah mapan di sana tetapi mereka juga masih mempertahankan nilai, tradisi dan kebiasaan mereka yang tertentu. Dengan begitu tiap kelompok etnik ini tetap memiliki beberapa ciri khas mereka.. Maka dari itu masyarakat Amerika ini dapat dikatakan berpola Cultural pluralism.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasus Budhyono
"Tesis ini berusaha menjabarkan bagaimana tradisi dan modernitas mengonstruksi identitas tokoh utama novel The Bonesetter's Daughter Karya Amy Tan. Metode yang digunakan adalah metode Strukturalisme yang dipadukan dengan pendekatan yang berfokus pada isu identitas, tradisi, dan modernitas. Ruth, tokoh utama novel ini, melewati beberapa tahapan konstruksi identitas. Di setiap tahap tersebut identitas ini diposisikan oleh dirinya sendiri, tokoh lain, dan narator serta teknik narasi yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi-posisi identitas yang diambil Ruth di tahapan-tahapan tersebut mencerminkan bahwa ada variasi sikap dalam memandang tradisi dan modernitas.

This thesis attempts to describe the ways in which tradition and modernity affect the identity construction of the main character of the novel The Bonesetter's Daughter by Amy Tan. The method employed in this research is the Structuralist method, which is combined with an approach that focuses on the issues of identity, tradition, and modernity. Ruth, the main character of the novel, undergoes several phases of identity construction. In each phase, her identity is positioned not only by herself, but also by other characters, the narrator, and the narrative techniques used. The results of the analysis show that the identity position assumed in each phase reflects the presence of variations in the attitude towards tradition and modernity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T37537
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Fatia
"Stereotip merupakan salah satu bentuk prasangka antar etnik/ras. Orang cenderung membuat kategori atas tampilan karakteristik perilaku orang lain berdasarkan kategori, ras, jenis kelamin, kebangsaan, dan tampilan komunikasi verbal maupun non verbal. Dalam stereotip ada pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori yang bersifat subjektif, hanya karena dia berasal dari kelompok tersebut. Novel Ca-Bau-Kan: Hanya Sebuah Dosa adalah novel yang berisikan bantahan atau perlawanan mengenai wacana stereotip yang memojokkan dan mengeneralisir Tionghoa--bahwa semua Tionghoa adalah sama, yaitu korup, jahat, kolutif, dan tidak nasionalis. Tan Peng Liang merupakan tokoh utama di dalam novel yang menjadi alat pembantah akan stereotip-stereotip Tionghoa yang selama ini beredar di kalangan masyarakat. Perlawanan atas stereotip etnis Tionghoa di dalam Ca-Bau-Kan akan dianalisis dari sudut pandang sosio-kultural.
Stereotyping is one form of prejudice between ethnic racial. People tend to create a category on the display characteristics of the behavior of others based on category, race, gender, nationality, and appearance of verbal an non verbal communication. In stereotypes, there is the provision of certain properties of an individual based categories are subjectives, just because he comes from the group. The novel Ca Bau Kan Hanya Sebuah Dosa is a novel that contains a denial or resistance on the discourse stereotype the Chinese cornered and generalize that all Chinese are the same, corrupt, evil, collusive, and not nationalist. Tan Peng Liang is the main character in the novel that became the tool exceptant of Chinese stereotypes that had been circulating among people. Resistance to Chinese ethnic stereotypes in the novel Ca Bau Kan will be analyzed from the socio cultural 39 s point of view."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hidayanti
"ABSTRAK
Dalam skripsi ini saya membandingkan perilaku berbahasa tokoh utama perempuan pada novel Der geteille Himmel karya Christa Wolf dan Pada Sebuah Kapal karya N.H. Dini. Fokus penelitian saya adalah menganalisis perilaku berbahasa tokoh perempuan pada saat mengungkapkan cinta dari aspek sintaksis, semantis, dan pragmatis.
Skripsi ini terdiri dari empat bab. Teori-teori yang tersaji dalam Bab II terdiri dari teori perilaku berbahasa laki-laki dan perempuan, teori tindak tutur Austin, realisaasi sintaksis bahasa Jerman menurut Engel dan bahasa Indonesia menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, serta teori maknanva Blanke.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa ciri-ciri ragam bahasa perempuan masih terlihat pada kedua novel tersebut. Pada novel Pada Sebuah Kapal ciri-ciri itu didominasi oleh penggunaan tindak ilokusi verdiktif yang banyak mengandung keraguan dan ketidaktegasan perrempuan (dengan cukup banyaknya kata mungkin dan kalau), pemilihan kata yang banyak berasal dari ranah cinta dan lebih halus, serta banyaknya penggunaan bentuk-bentuk pengecilan. Sedangkan pada karya Christa Wolf, keraguan dan ketidaktegasan serta penggunaan bentuk-bentuk pengecilan tersebut tidak terlihat. Hal ini menunjukkan, bahwa gerakan feminis memiliki pengaruh dengan gradasi yang berbeda pada kedua novel itu. Perbedaan ini tentu saja tidak lepas dari faktor-faklor lain, seperti faktor biografis, sosio-kultural, dan historis yang melingkupi masyarakat Jerman dan masyarakat Indonesia.

"
2001
S14666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>