Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160022 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Rahmah Rezki Elvika
"Tesis ini menelusuri tentang kontribusi stres eksternal, stres internal, dan identitas budaya sebagai faktor yang berperan dalam pembentukan resiliensi keluarga. Lebih lanjut, penelitian ini juga ingin menguji tentang peran identitas budaya sebagai moderator dalam hubungan antara stres eksternal dan stres internal dengan resiliensi keluarga pada keluarga matrilineal Minangkabau yang menetap serumah dengan orang tua pihak perempuan setelah menikah. Melalui teknik convenience sampling diperoleh 110 isteri bersuku bangsa Minangkabau dari keluarga yang menetap serumah dengan orang tua pihak perempuan setelah menikah sebagai sampel pada penelitian ini. Data dari masing-masing variabel pada penelitian ini diperoleh melalui instrumen penelitian berupa kuesioner. Pengukuran tingkat resiliensi keluarga dilakukan dengan menggunakan Walsh Family Resilience Questionnaire, pengukuran tingkat stres dilakukan dengan menggunakan Multidimensional Stres Questionnaire for Couple, dan pengukuran tingkat identitas budaya dilakukan dengan menggunakan alat ukur Identitas Budaya Keluarga Minangkabau. Regresi sederhana (simple regression), regresi berganda (multiple regression), dan analisis moderasi template 1 Program PROCESS dari Hayes melalui SPSS digunakan untuk menganalisis data penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa stres yang semakin tinggi akan memengaruhi penurunan resiliensi keluarga ((t(108) = -2,79; p<0,05, untuk stres eksternal dan (t(108) = -3,13; p<0,05, untuk stres internal). Kedua stres ini merupakan faktor risiko yang berkontribusi secara negatif signifikan dalam pembentukan resiliensi keluarga baik ketika dianalisis secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dengan nilai p<0,05. Selanjutnya, identitas budaya merupakan faktor protektif yang berkontribusi secara positif signifikan dalam pembentukan resiliensi keluarga pada keluarga matrilineal Minangkabau yang menetap serumah dengan orang tua pihak perempuan setelah menikah dengan nilai t(108) = 4,12; p<0,05. Akan tetapi, identitas budaya tidak berperan sebagai moderator yang memperkuat atau memperlemah pengaruh stres (baik stres eksternal maupun stres internal) terhadap pembentukan resiliensi keluarga dengan nilai p>0,05. Hasil penelitian dibahas lebih lanjut pada bagian diskusi.

This study investigated the contribution of three variables (external stress, internal stress, and cultural identity) as predictors in building family resilience. Then, we examined cultural identity as possible moderator of the relation between stres and family resilience in Minangkabau`s matrilineal family who coresiding with parents (wives) after marriage. Participants of this study were 110 wives. Participants were selected based on convenience sampling technique. Data were collected through three questionnaires. Walsh Family Resilience Questionnaire used to assess the level of family resilience, Multidimensional Stres Questionnaire for Couple used to assess the level of stress, and Identitas Budaya Keluarga Minangkabau questionnaire used to assess the level of cultural identity. The data were analyzed using simple regression, multiple regression, and Hayes PROCESS program with template 1 for moderator analysis. The result of this study shown that external stress and internal stress are risk factors because these stresses have negative significant effect on family resilience (t(108) = -2,79; p<0,05 for external stress, t(108) = -3,13; p<0,05 for internal stress, p<0,05 for both of stresses when analyzed together). Then, cultural identity have positive significant contribution on family resilience t(108) = 4,12; p<0,05. Also, the study found that there are no interaction effect between stresses (external stress, internal stress) and cultural identity in building family resilience. Result discussed in the last of this study."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifah Halim
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan budaya dan pengasuhan terhadap perkembangan theory of mind (ToM) anak di Sumatera Barat yang memiliki sistem kekerabatan matrilineal atau garis keturunan dari Ibu. Perolehan ToM diukur dengan menggunakan theory of mind scale, budaya orang tua diukur dengan skala pengasuhan individualis-kolektvis, dan pengasuhan orang tua diukur dengan Parenting Attitude Inventory (PAI). Skala ToM diberikan pada 80 anak (35 laki-laki, 45 perempuan) dengan usia 5-6 tahun. Kuesioner budaya dan pengasuhan diberikan kepada orang tua anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dari budaya dan pengasuhan terhadap ToM. Selain itu pola perkembangan ToM anak di Sumatera Barat mengikuti pola eastern yaitu DD>KA>DB>FB>HE.

ABSTRACT
This study aims to determine whether there is a cultural and nurturing relationship to the development of the theory of mind (ToM) of children in West Sumatra who have a matrilineal kinship system or lineage from their mother. ToM acquisition is measured using the theory of mind scale, parental culture is measured by the individualist-collectivist parenting scale, and parenting is measured by the Parenting Attitude Inventory (PAI). The ToM scale was given to 80 children (35 boys, 45 girls) aged 5-6 years. Culture and parenting questionnaires were administered to the childs parents. The results showed that there was no significant relationship between culture and care for ToM. In addition, the development pattern of childrens ToM in West Sumatra follows the eastern pattern, namely DD>KA>DB>FB>HE. "
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Agroli
"ABSTRACT
Sistem matrilineal adalah suatu sistem pada masyarakat Sumatera Barat yang mengatur garis keturunan berasal dari pihak ibu, sebuah sistem yang dapat dikatakan unik karena pada umumnya di Indonesia menempatkan kaum laki-laki lebih tinggi ketimbang perempuan. Sistem matrilineal menjadikan seorang perempuan dapat memegang kekuasaan atas suatu keputusan yang semestinya dipecahkan. Seiring berjalannya waktu timbul permasalahan adanya konsep patokah yang menjadikan peran perempuan menjadi tergeser dengan sendirinya, hal ini menjadi paradoks dalam sistem matrilineal yang menyebabkan peran perempuan menjadi nomor dua karena pada hakekatnya perempuan sudah ditentukan kodratnya sejak lahir. Ini menjadikan adanya gangguan secara kejiwaan terkait neurosis. Permasalahan  neurosis pada sistem matrilineal dapat dipecahkan melalui pemikiran dari Karen Horney. Neurosis ini tampak pada psikoanalisis yang dialami perempuan di Minangkabau, sehingga menyerang psike yang kemudian terbentuknya konsep patoka, yang menyebabkan perempuan menjadi kaum minoritas yang derajatnya di bawah laki-laki dan segala sesuatunya yang berhak mengatur adalah laki-laki.

ABSTRACT
The matrilineal system is a system in West Sumatera society that regulates lineage originating from mother side, a system which can be said unique because in general in Indonesia place men higher than woman. The matrilineal system makes a woman able to hold power over a decision that should be solved. Over time the problem arises the concept of patokah which makes the role of women become displaced by itself, this becomes paradox in the matrilineal system that causes the role of women to be number two because essentially women have been determined kodrat from birth. This makes a psychiatric disorder associated with neurosis. The problems of neurosis in the matrilineal system can be solved through the thought of Karen Horney. This neurosis appears in the psychoanalysis experienced by women in Minangkabau, thus attacking the psyche, which then form the concept of patokah, which causes women to become a minority under the men and everything that is entitled to regulate is male."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Popy Dwi Patrojani
"ABSTRAK
Skripsi ini menyajikan dinamika perlawanan yang dilakukan oleh petani terhadap pembangun Daerah Irigasi Batang Sinamar di Nagari Pangian. Perlawanan ini terjadi karena petani tidak dapat mengolah sawah sehingga mengalami kerugian semenjak akhir tahun 2015 akibat timbunan dari galian pembangunan irigasi di daerah tersebut. Perlawanan ini sebenarnya telah ditanggapi pihak pemerintah nagari dan kontraktor, namun tidak ditangani dengan baik sehingga membuat sawah petani terbengkalai hingga tahun 2018. Akibatnya petani pun bekerjasama dengan para aktivis dan media untuk menemani masyarakat menyampaikan protes terkait kerugian yang mereka alami. Tindakan ini ternyata membuat petani semakin mengalami tekanan terutama dari pihak pemerintah nagari dan kontraktor yang menggunakan kekuasaan niniak mamak untuk menghambat protes yang dilakukan petani. Tekanan dari niniak mamak tersebut tidak dapat dihindari oleh petani sebab antara petani dengan petinggi adat memiliki hubungan patron-klien yang saling mempengaruhi antara satu sama lain. Adanya relasi patron-client ini membuat petani terpaksa sulit menuntut karena harus menjaga hubungan baik dengan petinggi adat dan mengikuti setiap saran dan arahan yang diberikan oleh petinggi adat tersebut termasuk saran terkait tindakan perlawanan yang tengah mereka lakukan. Dengan menggunakan observasi terlibat dalam penelitian ini ditemukan bahwa bentuk relasi kekerabatan yang biasanya dianggap sebagai agen yang mampu menjadi identitas perlawanan ternyata juga mampu menghambat tindakan perlawanan itu sendiri.

ABSTRACT
This thesis presents the dynamics of resistance carried out by farmers towards Batang Sinamar Irrigation construction in Nagari Pangian. This resistance occurred because farmers were unable to cultivate rice fields so that they suffered losses since the end of 2015 due to heaps from the excavation of irrigation construction in the area. This resistance has actually been responded by the nagari government and contractors, but it has not been handled properly so that farmers' fields have been abandoned until 2018. As a result, the farmers have collaborated with activists and the media to accompany the community to protest their losses. This action turned out to make farmers increasingly under pressure, especially from the nagari government and contractors who used the niniak mamak's power to inhibit protests by farmers. The pressure from niniak mamak cannot be avoided by farmers because between farmers and niniak mamak as traditional leaders have patron-client relations that influence each other. The presence of patron-client relations has made it difficult for farmers because they have to maintain good relations with traditional leaders and follow every suggestion and direction given by the traditional leaders including suggestions regarding the acts of resistance that they are carrying out. By using the participation observation in this study it was found that the form of kinship relations which are usually considered as capable agents of making a successful resistance action was also able to inhibit the act of resistance itself."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1986
306.83 DAM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Padang: Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Sumatera Barat, 1996
305.859 81 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Neffy Indra Y
"Transportasi merupakan sarana dan prasarana yang penting dalam aktivitas manusia, digunakan oleh penduduk untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain atau dani tempat asal ke tempat tujuan, dalam usahanya untuk memperkecil kendala jarak, biaya dan waktu tempuh peranan Transportasi bagi suatu kota sangat penting., kelancaran lalulintasnya merupakan faktor pendorong terjadinya arus pergerakan penduduk , sekaligus juga memperluas jarak jangkau suatu kota terhadap wilayah pengaruhnya terutama dalam proses produksi, konsümsi dan distribusi barang dan jasa. Demikian juga halnya dengan Kotamadya Solok, walaupun Kotamadya Solok baru terbentuk pada tahun 1971, tetapi sebelumnya telah menjadi pusat pelayanan bagi Daerah Kabupaten Solok, terutama dalam pelayanan transportasi. Dilihat dari letaknya yang strategis di persimpangan jaringan transportasi baik regional, maupun lokal, sehingga peranan transportasi sangat penting bagi kota ini, karena faktor transportasi dapat mempengaruhi intensitas interaksi manusia antar ruang, antara pusat kota dengan wilayah pengaruhnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, permasalahan yang saya kedepankan adalah
1. Bagaimana Pola Jaringan Transportasi di Kotamadya
2. Bagaimana Tingkat Pengaruh Pelayanan Transportasi Kota Solok terhadap Kabupaten Solok sebagai wilayah pengaruh."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mestika Zed, 1955-
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998
959.813 MES s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995
303.37 PEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>