Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137578 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Cynthia Aulia
"ABSTRAK
Investment decision menjadi kegiatan dalam keuangan yang penting untuk dilakukan bagi para pelaku investasi karena memiliki keterlibatan langsung dalam membuat benefit untuk masa depan dari sumber daya yang dimiliki oleh investor saat ini. Investment decision dapat membantu dalam mengalokasikan modal investasi dengan cara yang paling efektif dan memastikan bahwa pengembalian yang didapat adalah pengembalian terbaik. Namun, pada praktiknya seringkali investor terpengaruh oleh bias psikologis sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan investasi yang dipilih. Hal itu disebabkan adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap preferensi investor, sehingga seringkali menentukan keberhasilan maupun kegagalan dalam berinvestasi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis preferensi investor dalam alokasi aset investasi mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian eksplanatif, teknik Analytical Hierarchy Process (AHP), metode survei, dengan menyebarkan kuesioner ke 100 responden yakni investor individu yang melakukan kegiatan investasi dalam jangka waktu investasi minimal satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi sebagian besar responen memilih saham sebagai alternatif investasi mereka saat mengalokasikan aset.

ABSTRACT
Investment decision is an important financial activity to be carried out for investment actors because it has direct involvement in making benefits for the future of the resources owned by investors nowadays. Investment decisions can help in allocating investment capital in the most effective way and ensuring that the returns obtained are the best returns. However, the facts showed that investors are often affected by psychological bias that influences their investment decisions. The psychological bias caused by the factors which also influence investor preferences, and that things mostly determine investors success in investing. This research was conducted with the aim to analyze at investor preferences in the allocation of their investment assets. This study uses a quantitative approach, types of explanatory research, Analytical Hierarchy Process (AHP) techniques, survey methods, by distributing questionnaires to 100 respondents to the technique of taking samples of non-probability sampling. The results of the study shows that most respondents prefer stocks as their investment alternative when allocating assets."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafisah Ghaisani Adi Pertiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor kepercayaan yang mempengaruhi Generasi Z (Gen Z) ninvestor dalam proses pengambilan keputusan investasi mereka saat memanfaatkan fitur Robo-advisor. Dengan meningkatnya adopsi layanan penasehat Robo di kalangan investor muda, pengertian dinamika kepercayaan yang terlibat sangat penting bagi investor dan industri teknologi finansial. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor utama yang membentuk persepsi kepercayaan di kalangan investor Gen Z dan mengeksplorasi dampaknya terhadap keputusan investasi yang dibuat melalui roboadvisors. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh enam variabel independen utama, termasuk Reputasi, Kualitas Informasi, Kualitas Layanan, Komitmen Layanan, Peraturan Pemerintah, dan Sikap terhadap Kecerdasan Buatan, pada variabel dependen Kepercayaan pada Vendor dan Kepercayaan pada Teknologi terhadap Kepercayaan pada Robo-advisor. Peneliti menggunakan teknik Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk menguji hubungan antar variabel dan mengevaluasi hipotesis yang diajukan. Di antara 228 responden yang dikumpulkan, temuan mengungkapkan bahwa Reputasi, Kualitas Informasi dan Kualitas Layanan secara positif mempengaruhi kepercayaan pelanggan pada vendor Robo-advisor. Selanjutnya, Komitmen Layanan, Peraturan Pemerintah, dan Sikap terhadap Kecerdasan Buatan berpengaruh positif terhadap kepercayaan pelanggan terhadap Teknologi Roboadvisor. Kemudian sebagai variabel mediasi, Kepercayaan pada Vendor dan Kepercayaan pada Teknologi berpengaruh positif terhadap kepercayaan pelanggan pada Robo-advisor. Dengan mengeksplorasi faktor kepercayaan ini, penelitian ini berupaya untuk meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana investor Generasi Z memandang dan mengevaluasi layanan Robo-advisory, yang pada akhirnya membantu investor dan industri teknologi finansial dalam membuat keputusan berdasarkan
informasi.

The purpose of this research study is to analyze the trust factors that influence Generation (GenZ) investors in their investment decision-making process when utilizing the robo advisor feature. With the increasing adoption of Robo-advisory services among younger investors, understanding the trust dynamics involved is crucial for both investors and the fintech industry. This research aims to shed light on the key factors that shape trust perceptions among Gen Z investors and explore their impact on investment decisions made through robo-advisors. Specifically, this study aims to examine the impact of six main independent variables, including Reputation, Information Quality, Service Quality, Service Commitment, Government Regulation, and Attitude toward Al, on the dependent variables of Trust in Vendor and Trust in Technology towards Trust in Robo-advisor. The researcher employed the Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) technique to examine the connections among variables and evaluate the proposed hypotheses. Among the collected 228 respondents, the findings revealed that Reputation, Informatin Quality and Service Quality positively affects customer's trust in robo-advisor vendors. Furthermore, Service Commitment, Government Regulation dan Attitude toward AI positively affects customer's trust in robo-advisor technology. Afterwards as a mediating variable, Trust in vendors and Trust in Technologies positively affects customer's trust in robo-advisors. By exploring these trust factors, this research seeks to enhance our understanding of how Gen Z investors perceive and evaluate robo-advisory services, ultimately aiding investors and the fintech industry in making informed decisions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Sri Dutima
"Penelitian ini menggunakan pooled ordinary least square dengan menggunakan fixed effect model untuk menganalisis hubungan antara sentimen investor terhadap price earning ratio selama periode penelitian. Sampel penelitian adalah perusahaan non-keuangan yang membagikan dividen setiap tahun. Penelitian dilakukan pada 21 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2008 s.d 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum sentimen investor memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap price earning ratio.

This study uses pooled ordinary least square using fixed effect model to analyze the relationship between investor sentiment with price earning ratio during the study period. The research sample is a non financial company that distributes dividends every year. The study was conducted on 21 non financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period of 2008 until 2017. The results showed that investor sentiment in general does not significantly affect the price earning ratio."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta
"Konsep nominee diakui keberadaannya di negara-negara bertradisi hukum Common Law seperti di Singapura, nominee shareholders dan nominee director diperbolehkan berdasarkan undang-undang trustee dan undang-undang perusahaan Singapura. Sementara di negara-negara bertradisi hukum Civil Law seperti di Indonesia tidak mengakui keberadaan nominee. Bahkan di Indonesia, diatur secara tegas larangan nominee shareholders dan akibatnya adalah perjanjian batal demi hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 33 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Penanaman Modal. Larangan ini tidak terlepas dari tujuan ekonomi nasional yaitu melindungi pengusaha lokal agar sektor-sektor ekonomi tidak dikuasai dan/atau dieksploitasi oleh pihak asing.
Adanya pembatasan bidang usaha yang tertutup bagi pihak asing dan bidang usaha yang terbuka dengan batasan kepemilikan saham bagi pihak asing sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden nomor 44 Tahun 2016 dan persyaratan paling sedikit perseroan terbatas didirikan oleh 2 (dua) orang sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Perseroan Terbatas, menyebabkan pihak-pihak tidak dapat menguasai atau memiliki perusahaan sepenuhnya. Hal tersebut mendorong penggunaan nominee shareholders di Indonesia, baik dengan mengadakan perjanjian nominee secara langsung maupun secara tidak langsung untuk menyiasati larangan nominee shareholders.

Nominee concept is recognized in Common Law countries such as Singapore, nominee shareholders and nominee directors are allowed under the Trustee Act and Company Act of Singapore. While, in Civil Law countries such as Indonesia does not recognize nominee concept. In addition, Indonesia prohibit nominee shareholders and consequently the agreement is null and void as stipulated in Article 33 paragraph 1 and paragraph 2 of the Investment Act. This prohibition cannot be separated from the nation?s economic purpose which is protecting local entrepreneurs so that economy sectors are not controlled and / or exploited by foreign investor.
The restrictions on business sectors, whether totally closed or limited share ownership for foreign investor as stipulated in Presidential Regulation number 44 Year 2016, as well as the requirement of at least two (2) people in creating a limited liability company as stipulated in Article 7 of Law Limited Liability company, causes a party to not able to fully own the company. It encourages the use of nominee shareholders in Indonesia, either by entering a nominee agreement, directly or indirectly to circumvent the prohibition of nominee shareholders.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
T45876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Haryanto
"ABSTRAK
Era Kesejagatan (globalisasi) diwarnai oleh pergerakan arus uang (flow of fund) dan arus modal (flow of capital) melintasi batas negara menuju kepada negara yang iklim investasinya menjanjikan penghasilan (expected rate of return) yang paling tinggi dengan tingkat resiko yang relatif sama atau lebih kecil. Salah satu instrumen investasi yang akan diburu oleh investor adalah portofolio investasi melalui pasar modal (capital market). Peluang internasionalisasi keuangan tersebut, berusaha ditangkap oleh semua negara didunia dengan terus berusaha memperbaiki iklim investasi yang antara lain dengan pemberlakuan kebijakan-kebijakan yang tepat.
Kondisi ini juga diantisipasi oleh pemerintah Indonesia dengan mengeluarkan berbagai kebijaksanaan, yang antara lain mengizinkan investor asing memiliki maksimum 49 % dari saham yang beredar. Kebijakan ini diberlakukan karena sumber-sumber di dalam negeri tidak cukup memenuhi kebutuhan dana pembangunan yang besar.
Implikasi peran serta investor asing menjadi menarik untuk disimak, seperti jenis industri yang diminatinya maupun kriteria pemilihan saham berdasarkan karakteristik keuangan perusahaan emiten, yang berdampak pada sekelompok saham diminati sedang kelompok lain diabaikan investor asing.
Dalam kaitannya dengan jenis industri, hasil penelitian memperlihatkan kelompok industri infrastruktur, utilitas dan transportasi menjadi industri paling diminati oleh investor asing, dibuktikan dengan tingginya rata-rata prosentase kepemilikan saham oleh investor asing.
Mengenai karakteristik keuangan yang menjadi perhatian investor asing, dilakukan analisa diskriminan atas 30 ratio keuangan dalam 3 tahun pengamatan pada 30 perusahaan yang dijadikan sampel, dengan batasan kepemilikan asing 15 % atau kurang masuk kelompok saham diabaikan dan 40 % atau lebih masuk kelompok saham diminati oleh investor asing.
Hasil penganalisaan diskriminan menunjukan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan, merupakan diskriminator paling baik yang dapat membedakan antara saham diminati dan diabaikan. Disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan ternyata menjadi pokok perhatian investor asing dalam membeli sahain di Bursa Efek Jakarta, meskipun hasil analisa regresi memperlihatkan kernungkinan adanya faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap minat investor asing pada saham-saham di Bursa Efek Jakarta."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hira Riga
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat investor attention, dengan menggunakan proksi Google search volume (GSV), terhadap aktivitas, tingkat likuiditas, dan volatilitas pasar modal Indonesia khususnya perusahaan LQ- 45 pada periode 2010 hingga 2016. Hasil yang diperoleh yaitu pada kebanyakan kasus ditemukan bahwa tingkat investor attention yang tinggi berpengaruh ada tingkat likuiditas dan volatilitas yang tinggi. Kemudian, tren yang terjadi pada perusahaan Indonesia tidak memiliki pola yang khusus pada sektor tertentu. Sementara itu, model penelitian yang mengacu pada penelitian di Perancis ditemukan bahwa model untuk perusahaan di Indonesia perlu ditambahkan untuk menjelaskan likuiditas, karena kebanyakan variabel tidak signifikan mempengaruhi.

This study aims to analyze the influence of investor attention, using Google search volume (GSV) as the proxy, against the activity, liquidity, and volatility of capital markets in Indonesia, especially those included in LQ-45 from 2010 to 2016. The results obtained are in most cases found that the high level of investor attention affect high level of liquidity and volatility. Then, a trend that occurred in the Indonesian company does not have a particular pattern in a particular sector. Meanwhile, the research model which refers to a French study found that the model for companies in Indonesia need to be added to explain liquidity, since most variables are not significantly affecting.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Tsara Dhuha
"ABSTRAK
Teori behavioral finance menyatakan hal yang kontradiktif dengan teori yang dikemukakan oleh Fama and French mengenai efficient market hypothesis bahwa investor selalu berlaku rasional dalam menentukan keputusan investasi. Adanya kontradiksi ini kmemunculkan adanya perbedapat antara behavioral finance dengan neoclassical finance. Penelitian ini mencoba menganalisis antara hubungan sentiment investor terhadap penilaian harga saham menggunakan model pooled ordinary least square dengan fixed effect model dengan periode penelitian selama delapan tahun yaitu 2008 -2015. Penelitian ini menggunakan sampel penelitian 56 perusahaan non finansial yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sentiment investor tidak mempengaruhi penilaian harga saham di Bursa Efek Indonesia.

ABSTRACT
Recent literature in behavioral finance has contradicted the notion of efficiency of markets. Greate emphasis on how psychological biases influence both the behavioral of investors and asset prices has led a strong debat among proponents of behavioral finance and neoclassical finance. This study conducts a pooled ordinary least squares model using the fixed effects estimator to investigate the linkage between investor sentiment an stock prices for 56 firms over a tome period of 8 years, from 2008 ndash 2015. The findings suggest that investor sentiment does not significantly affecr the stock prices in this sample.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Johnson
"Pada karya akhir ini, kami mencoba untuk membahas cara yang baik untuk melakukan penilaian perusahaan. Tujuan penilaian ini adalah untuk mengurangi kemungkinan investor akan menanamkan modalnya di perusahaan yang salah sehingga tidak memberikan hasil yang diharapkan. Untuk menjamin keberhasilan dari suatu investasi searang investor harus melakukan penilaian terhadap perusahaan yang akan dipilihnya. Dalam menilai suatu perusahaan, beberapa aspek penting untuk dianalisa. Aspek-aspek tersebut adalah : aspek persaingan dalam industri, lingkungan makro, kondisi pasar, kondisi keuangan dan potensi manajemen puncak.
Analisa keadaan industri diperlukan karena keberhasilan perusahaan tergantung pada kemampuannya bersaing dalam industri. Secara terperinci kondisi-kondisi berikut membuat keadaan industri perlu untuk dianalisa: Industri yang mudah dimasuki oleh pendatang baru akan menyebabkan persaingan semakin tajam, industri yang produknya mudah diganti dengan produk substitusi akan menyebabkan produknya tidak mudah untuk dijual, industri yang bahan bakunya sulit diperoleh dapat mengakibatkan operasi perusahaan terhambat karena sulitnya memperoleh bahan baku, industri yang bargaining power berada di tangan konsumen akan menyebabkan pasar perusahaan tergantung pada perilaku konsumen, dan industri dengan jumlah pesaing yang besar membuat persaingan semakin tajam. Seperti juga keadaan industri, analisa lingkungan makro sangat penting karena perubahan lingkungan makro, seperti teknologi, ekonomi, politik dan peraturan pemerintah~ dapat mempengaruhi kesuksesan perusahaan.
Dari analisa mengenai industri farmasi dapat ditarik kesimpulan berikut: Industri farmasi relatif mudah dimasuki oleh pendatang baru. Pengaruh produk susbtitusi untuk perusahaan farmasi relatif kecil. Lebih dari 95% bahan baku perusahaan farmasi masih merupakan barang impor sehingga menimbulkan beberapa resiko seperti: resiko kenaikan riilai tukar kurs valuta asing, ketergantungan pada hubungan politik (diplomatik) dan perdagangan dengan negara sumber bahan baku, dan resiko adanya nilai transfer price yang tidak wajar. Bargaining power penjualan berada di apotik dan dokter. Kondisi persaingan ant~r perusahaan dalam industri farmasi saat ini sangat ketat.
Dampak lingkungan makro terhadap industri farmasi cukup besar. Beberapa faktor lingkungan makro yang sangat mempengaruhi adalah: teknologi obat berkembang sangat pesat sehingga peranan R&D di perusahaan farmasi sangat penting. Ada korelasi yang kuat antara keadaan akonomi dan pertumbuhan penduduk dengan penjualan obat, dan obat adalah kebutuhan pokok masyarakat sehingga sering mengundang campur tangan pemerintah. Prospek pasar perusahaan obat secara keseluruhan cukup cerah namun untuk perusahaan yang memproduksi obat paten terancam oleh obat generik. Diperkirakan dapat terjadi pergeseran pangsa pasar dari produsen obat paten ke produsen obat generik.
Produk ketiga perusahaan yang kami pilih untuk dianalisa adalah obat paten yang dapat terancam oleh obat generik. Keadaan ketiga perusahaan yang dianalisa ini cukup baik tetapi yang terbaik adalah PT. Squib Indonesia. Analisa harga saham menunjukkan bahwa harga saham tiga perusahaan ini pada bulan maret 1989 dinilai lebih (overvalued) kecuali untuk PT. Squibb Indonesia. Dalam menilai perusahaan tidak boleh hanya menilai berdasarkan laporan keuangannya saja atau dengan kata lain tidak boleh mengkeramatkan laporan keuangan tetapi juga harus menilai aspek lainnya. Metode Altman tidak dapat digunakan sebagai alat untuk meramalkan kebangkrutan perusahaan. Untuk menentukan apakah perusahaan akan bangkrut adalah tergantung pada berbagai macam faktor, bukan hanya didasarkan pada laporan keuangan saja.
Berdasarkan hasil analisa diatas, kami mengajukan saran-saran berikut: dalam membeli saham sebaiknya para investor tidak terpengaruh oleh gejolak harga saham di bursa karena seringkali harga saham di bursa tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya, tetapi djpengaruhi oleh spekulasi. Bagi investor yang penting adalah melakukan penilaian yang baik terhadap perusahaan. Walaupun harga saham jatuh di bursa, tetapi kalau perusahaan tersebut dinilai ctikup sehat, maka keadaan ini dapat dimanfaatkan untuk membeli saham dengan harga murah. Sebaliknya walaupun harga saham naik kalau perusahaan tersebut dinilai tidak sehat maka sebaiknya saham tersebut dijual. Disamping itu sebaiknya para investor tidak membeli satu jenis saham saja tetapi melakukan diversifikasi (portfolio) dengan cara membeli saham dari beberapa· industri untuk menghindari kerugian. Namun demikian saran ini hanya ditujukan untuk para investor yang tidak mau berspekulasi dengan mengikuti trend harga saham saja, bukan mereka yang bertujuan untuk spekulasi."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1989
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chaerul Anwar
"Salah satu ciri khusus Undang-undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas adalah perlindungan kepentingan atau hak-hak pemegang saham minoritas. Salah satu ketentuan dalam undang-undang tersebut menegaskan bahwa setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap perseroan ke Pengadilan Negeri, apabila dirugikan karena tindakan perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan yang wajar sebagai akibat keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi atau Komisaris.
Salah satu alasan mengapa hak-hak pemegang saham minoritas perlu dilindungi adalah karena putusan oleh mayoritas dalam RUPS yang tidak selamanya fair bagi pemegang saham minoritas, meskipun cara pengambilan putusan tersebut dianggap yang paling demokratis. Dalam kaitannya dengan perusahaan terbuka atau perusahaan publik, maka perlindungan hukum terhadap hak-hak pemegang saham minoritas mendapat perhatian yang sangat serius bagi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
Hal ini dapat dilihat dengan beberapa ketentuan yang dikeluarkan oleh Bapepam tersebut seperti Keputusan Ketua Bapepam Tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu tanggal 22 Agustus 2000 Nomor REP-32/PM/2000 dan, Keputusan Ketua Bapepam Tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik,tanggal 24 Januari 1996 Nomor KEP-86/PM/1996.
Dalam hal terjadi transaksi atau tindakan perusahaan (corporate action) yang dilakukan oleh perusahaan terbuka atau perusahaan publik yang mempunyai benturan kepentingan yaitu adanya perbedaan antara kepentingan ekonomis Perseroan dengan kepentingan ekonomis pribadi Direktur, Komisaris, Pemegang Saham Utama Perseroan atau Pihak Terafiliasi dari Direktur, Komisaris atau Pemegang Saham Utama, maka transaksi tersebut harus disetujui oleh pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan atau pemegang saham independen."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T15520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natania Rosalina
"Rapat Umum Pemegang Saham adalah suatu organ Perseroan Terbatas yang mempunyai kewenangan untuk memutuskan hal-hal tertentu mengenai jalannya Perseroan, termasuk untuk perubahan Anggaran Dasar. Rapat Umum Pemegang Saham ini merupakan bentuk keikutsertaan para pemegang saham Perseroan yang notabene merupakan para pemilik dari Perseroan Tersebut, namun demikian terdapat prosedur yang harus diikuti untuk menyelenggarakan Rapat tersebut yang salah satunya adalah mengenai kuorum Rapat. Untuk keabsahan suatu Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham maka harus dipenuhi kuorum yang berkaitan dengan Agenda Rapat yang akan dibahas. Dalam hal kuorum pada Rapat Umum Pemegang Saham Pertama dan Kedua tidak dapat dipenuhi, maka dibuka kesempatan bagi Perseroan untuk memohon Penetapan Pengadilan Negeri yang Daerah Hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan mengenai kuorum Rapat Umum Pemegang Saham Ketiga. Namun demikian, harus diperhatikan bahwa dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham Ketiga dihadiri oleh seluruh Pemegang Saham Perseroan maka kuorum dihitung berdasarkan jumlah kehadiran 100% (seratus persen) Pemegang Saham tersebut. Juga harus diingat bahwa Penetapan kuorum Rapat Umum Pemegang Saham oleh Pengadilan Negeri ini adalah untuk Rapat Umum Pemegang Saham Ketiga, tidak untuk Rapat Umum Pemegang Saham Pertama ataupun Kedua. Hal ini perlu diperhatikan sebab Rapat Umum Pemegang Saham harus diselenggarakan menurut ketentuan yang mengaturnya termasuk penentuan kuorumnya. Kesalahan dalam menetapakan kuorum Rapat akan berakibat terhadap keabsahan Keputusan suatu Rapat Umum Pemegang Saham.

General Shareholders Meeting is an organ of a Limited Liability Company that has the authority to make certain decisions regarding directions of Company, in which includes changes on Article Association. General Shareholders Meeting is also a form for all of the shareholders to participate (body that governs all the shareholders) as they are the owner of the Company, yet in order to organize this meeting, there are certain procedures that must be obliged, include the quorum for the meeting. For this General Shareholder Meeting of to be considered valid, there must be a majority agreement (quorum) of the shareholders to the Agenda of the meeting. In the cases that majority is not agreed (quorum is not reached) in the First and Second General Shareholder Meetings, then there is an opportunity for the Limited Liability Company to request ruling by the Lower Court in which its jurisdiction area covers the place where the Limited Liability Company located for quorum of Third General Shareholders Meeting. However, consideration must be taken if in this Third General Shareholders Meeting, all Shareholders attend the meeting, quorum is counted based on this 100% (one hundred per cent) attendance. In addition, the ruling of quorum made by the Lower Court is solely for the purpose of the Third General Shareholders Meeting, neither for the First nor the Second General Shareholders Meetings. This is very important to note since every General Shareholders Meetings must be held accordance to rulings made which include determining the Meeting’s quorum. A mistake on determining the Meeting’s quorum may result to the validity of any General Shareholders Meeting's agreement or decision."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T35306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>