Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178448 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Priska Emiliana
"ABSTRAK
Diabetes Melitus Tipe 1 DMT1 merupakan salah satu masalah utama pada anak karena terganggunya fungsi pankreas. Dibutuhkan manajemen diri dan tingkat kepatuhan yang baik dalam pengendalian glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan edukasi PRISMA terhadap manajemen diri dan tingkat kepatuhan anak DMT1. Penelitian ini menggunakan design quasi experiment without control. Pemberian edukasi PRISMA diberikan pada kelompok intervensi. Responden mengisi kuesioner manajemen diri dan tingkat kepatuhan pretest dan dievaluasi pada hari kedelapan posttest . Sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 anak di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Tangerang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian edukasi PRISMA terhadap manajemen diri

ABSTRACT
Type 1 Diabetes Mellitus T1DM is one of the main problems in children because of disruption of pancreatic function. It takes good self management and good adherence in blood glucose control. This study aims to examine the effect of PRISMA education on self management and compliance level of T1DM children. This research uses quasi experiment without control design. PRISMA education was given to the intervention group. Respondents filled out the self management questionnaire and the level of compliance pretest and were evaluated on the eighth day posttest . The sample in this study amounted to 31 children in Jakarta, Bogor, Depok and Tangerang. The results of this study indicate that there is influence of PRISMA education to self management p"
2018
T50383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himmatul Khaira
"Edukasi pada pasien DM merupakan salah satu bagian dari pilar DM, namun pada beberapa kondisi meskipun tenaga kesehatan telah memberikan edukasi, masih terdapat perilaku yang belum sesuai dengan manajemen diri pada diabetes. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara lebih mendalam mengenai pengalaman penyandang DM dalam penerapan manajemen diri diabetes melitus untuk menjaga kestabilan kadar glukosa darah. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dengan model purposive sampling dan metode wawancara semi-terstruktur pada 10 penyandang DM tipe 2. Hasil penelitian ini terangkum dalam lima tema yaitu gejala klinis menentukan penerapan manajemen diri diabetes, kurangnya motivasi dalam pelaksanaan manajemen diet dan aktivitas, peran keluarga dalam manajemen diet diabetes, capaian dari manajemen diri diabetes belum sesuai harapan, dan kondisi psikologis yang menghambat manajemen diri diabetes. Penerapan manajemen diri diabetes yang ada pada diri pasien perlu untuk diidentifikasi dan dievaluasi lebih lanjut dari segi fisik, psikologis, kesadaran, motivasi, dan peran keluarga, agar dapat membantu penyandang DM tipe 2 dalam mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi terbaik untuk mencapai kestabilan kadar glukosa darah

Education in DM patients is one part of the pillars of DM, but in some conditions even though health workers have provided education, there are still behaviors that are not in accordance with self-management in diabetes. Therefore, this study aims to explore the application of self-management in patients with diabetes mellitus to maintain stable blood glucose levels. This study uses a descriptive phenomenological approach with a purposive sampling model and semi-structured interview method on 10 people with type 2 diabetes. The results of this study are summarized in five themes, including clinical symptoms of diabetes management implementation, lack of motivation in implementing diet and activity management, family role in management diabetes diet, the achievement of diabetes self-management has not been as expected, and psychological conditions that hinder diabetes management. The application of patient diabetes self-management needs to be identified and evaluated in aspect of physical, psychological, awareness, motivation, and family roles in order to help people with type 2 to diabetes identify problems and find the best solution to achieve stable of blood glucose levels."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Wilson MCH Puar
"Latar belakang. Pengaruh Diabetes Melitus Tipe-1 (DMT1) terhadap massa dan fungsi ventrikel kiri pada anak masih menjadi perdebatan.
Tujuan. Untuk mengetahui gambaran massa dan fungsi ventrikel kiri pada anak DMT1.
Metode. Dilakukan penelitian potong lintang dengan membandingkan massa, fungsi diastolik dan sistolik ventrikel kiri 30 anak DMT1 berusia 4 sampai dengan 18 tahun dengan 30 anak sehat sebagai kontrol yang bersesuaian jenis kelamin dan umur. Massa dan fungsi ventrikel kiri diperiksa dengan ekokardiografi.
Hasil. Massa ventrikel kiri anak DMT1 lebih besar dari pada anak sehat, perbedaan ini bermakna. Faktor yang berhubungan dengan peningkatan massa tersebut adalah lama sakit dan tekanan darah. Fungsi diastolik pada anak dengan DMT1 berbeda bermakna dibanding anak sehat. Pola perubahan parameter fungsi diastolik anak DMT1 sesuai dengan gambaran disfungsi diastolik gangguan pola relaksasi. Faktor yang berhubungan dengan perubahan fungsi diastolik pada anak DMT1 adalah lama sakit. Untuk fungsi sistolik tidak ditemukan perbedaan yang bermakna.
Kesimpulan. Pada anak dengan DMT1 terdapat peningkatan massa ventrikel kiri dan gangguan diastolik pola relaksasi. Perubahan massa jantung dan gangguan fungsi diastolik tersebut berhubungan dengan lama sakit dan tekanan darah.

Background. The impact of Diabetes Mellitus type 1 (DMT1) on the left ventricular mass and functions in children remains controversial.
Objective: The aim of the study is to measure the left ventricular mass and function in children with DMT1.
Methods. A cross-sectional study was conducted to compare the mass and diastolicsystolic function of the left ventricle of 30 children with DMT1 and normal children aged 4 to 18 years that matched in sex and age. The left ventricular mass and diastolic-systolic function was assessed by echocardiography.
Results. Ventricular mass of children with DMT1 were significantly heavier than healthy ones. Factors associated with increased mass were the duration of illness and blood pressure. Diastolic functions in children with DMT1 were significantly different compared to healthy children. The patterns of changes were appropriate with the relaxation pattern of diastolic dysfunction. The factor associated with the change of diastolic parameters is the duration of illness. Significant differences were not found in the systolic function.
Conclusion. In children with DMT1 there was an increase of left ventricular mass and also diastolic dysfunction with the relaxation pattern. Changes in cardiac mass and diastolic dysfunction are associated with duration of illness and blood pressure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wella Yurisa
"Disfungsi otonom kardiovaskular (DOK) merupakan komplikasi diabetes melitus tipe 1 (DMT1) yang menjadi penyebab kematian tersering pada dewasa. Gejala subklinis dapat berawal sejak remaja tetapi deteksi dini melalui pemeriksaan fungsi otonom kardiovaskular belum rutin dilakukan. Studi terdahulu menunjukkan bahwa kontrol glikemik dan lama sakit berpengaruh terhadap progresivitas DOK. Data di Indonesia mengenai masalah ini belum ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalens DOK pada pasien DMT1 anak dan menilai hubungan DOK dengan rerata lama sakit dan kadar HbA1C. Tiga puluh delapan anak berusia 10-18 tahun dengan DMT1 yang terdiagnosis lebih dari 5 tahun menjalani 3 pemeriksaan uji refleks kardiovaskular (URK) di Poliklinik Endokrinologi Anak RSCM Kiara. Disfungsi otonom kardiovaskular dengan 1 nilai abnormal URK ditemukan pada 36,8% anak. Tidak ditemukan korelasi bermakna antara DOK dengan rerata lama sakit dan kadar HbA1C. Berdasarkan penelitian ini, prevalens DOK pada remaja cukup tinggi sehingga deteksi dini sebaiknya dilakukan secara rutin. Penelitian lanjutan dengan rentang sakit yang lebih panjang dan data HbA1C serial perlu dilakukan untuk mengevaluasi peran kontrol glikemik dan lama sakit terhadap kejadian DOK.

Cardiovascular autonomic dysfunction (CAD) is a type 1 diabetes mellitus (T1DM) complication which becomes the most common cause of death in adults. Subclinical symptoms may have occurred since adolescence, yet early detection using cardiovascular autonomic function examination has not been performed routinely. Previous studies showed that glycemic control and duration of illness affected CAD progressivity. However, there is still no data regarding this issue in Indonesia. This study aimed to determine the prevalence of CAD in pediatric T1DM patients and the correlation between CAD and average length of illness, as well as HbA1C levels. Thirty-eight children aged 10-18 years who had been diagnosed with T1DM for more than 5 years underwent a series of three cardiovascular reflex test (CRT) at the Pediatric Endocrinology Polyclinic RSCM Kiara. Cardiovascular autonomic dysfunction which was defined by one abnormal CRT value was found in 36.8% children. No significant correlation was found between CAD and the average length of illness and HbA1C levels. Based on the study, CAD prevalence in adolescents is substantially high, which emphasize the need of routine early detection. Further research with a longer duration of illness and serial HbA1C data need to be carried out to evaluate the role of glycemic control and illness duration in CAD occurrence."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnanto
"ABSTRAK
Pengetahuan sangat penting dalam mengembangkan diabetes self-management untuk mencegah resiko komplikasi jangka panjang dengan diet yang ketat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan diabetes self-management dengan tingkat stress pasien diabetes melitus yang menjalani diet. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Jumlah total sampel didapatkan sebesar 106 responden dengan multistage sampling, Kriteria inklusi meliputi pasien DM <5 tahun dengan rentang usia 35-55 tahun, tidak menggunakan insulin injeksi, Pasien DM masih berkeluarga dan tinggal dengan keluarganya. Data didapatkan dengan kuesioner Knowledge of Diabetic Diet Questionnaire, Self-Management Dietary Behaviors Questionnaire, dan tingkat stress menjalani diet. Kemudian dianalisis dengan uji Spearman test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan (p=0,049; r=-0,192) dan diabetes self-management (p=0,000; r=-0,341) memiliki hubungan terhadap tingkat stress saat menjalani diet. Diabetes self-management memiliki hubungan yang sangat kuat dari pada tingkat pengetahuan terhadap tingkat stress pasien diabetes yang menjalani diet. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa menggunakan responden dengan wilayah yang lebih luas dan serta mengembangkan intervensi yang lebih baik untuk meningkatkan pengetahuan tentang diet pada pasien diabetes melitus.
ABSTRACT
The correlation between knowledge level and diabetes self-management towards stress level of patients DM with diet. Knowledge is very important in developing diabetes self-management to prevent the risk of long-term complications with a strict diet. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and diabetes self-management with stress levels of people with diabetes mellitus who went on a diet. This study uses a cross-sectional design. The total samples obtained were 106 respondents with multistage sampling, inclusion criteria included patients with DM <5 years with a range of ages 35-55 years, did not use insulin injection, DM patients were still married and lived with their families. Data are obtained with questionnaire of Knowledge of Diabetic Diet Questionnaire (KDDQ), a Self-Management Dietary Behaviors Questionnaire (SMDBQ), and a stress level on a diet. Data analyzed by the Spearman Rho. The results showed that the level of knowledge (p=0.049; r=-0.192) and diabetes self-management (p=0,000; r=-0,341) had a relationship to stress levels while on a diet. Diabetes self-management has a very strong relationship to the level of knowledge of the stress level of diabetics with diet. Future studies are expected to be able to use respondents with a wider area and develop better interventions to increase knowledge about diets in people with diabetes mellitus."
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
610 JKI 22:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Laili Fitriana
"Latar Belakang: Buruknya manajemen diabetes melitus tipe 2 menyebabkan peningkatan komplikasi dan tingginya morbiditas sehingga diperlukan adanya pendampingan pasien berkelanjutan dalam menjalankan manajemen dirinya. Stres dapat berkaitan timbal balik dengan penurunan manajemen diri. Salah satu intervensi nonfarmakologis untuk menurunkan tingkat stres dan meningkatkan manajemen diri adalah edukasi pasien dengan metode blended menggunakan web apps "diabetacare". Edukasi ini terdiri dari beberapa pendekatan pembelajaran seperti video tutorial, pemantauan diri dan konsultasi, sehingga pasien dapat belajar dan menerapkan pendidikan berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh edukasi blended menggunakan web apps “diabetacare” terhadap tingkat stres dan manajemen diri pasien DM tipe 2. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan quasi eksperimental pretestposttest control group design terhadap 54 responden yang dibagi rata menjadi 2 kelompok. Program edukasi blended menggunakan web apps “Diabetacare” diberikan selama 3 minggu. Instrumen penelitian ini menggunakan DASS 21 (Depression Anxiety Stress Scale) untuk mengukur tingkat stres dan kuesioner M Tingkat stres dan manajemen diri responden telah diukur pada saat sebelum dan sesudah intervensi, kemudian dianalisis dengan uji wilcoxon dan mann-whitney. manajemen diri. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor tingkat stres dan manajemen diri antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah diberikan intervensi (p = 0,000 dan p=0,000 ). Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa edukasi blended menggunakan web apps “Diabetacare” berpengaruh terhadap penurunan tingkat stres dan peningkatan manajemen diri pada pasien DM tipe 2.

Background: Poor management of type 2 diabetes mellitus causes increased complications and high morbidity, so that ongoing patient assistance is needed in carrying out self-care. Stress can be reciprocally related to decreased self-care. One non-pharmacological intervention to reduce stress levels and increase selfcare is patient education using a blended method using the "diabetacare" web app. This education consists of several learning approaches such as video tutorials, selfmonitoring and consultation, so that patients can learn and apply continuing education in their daily lives. This study aims to test the effect of blended education using the "diabetacare" web app on the stress level and self-care of type 2 DM patients. Materials and Methods: This study used a quasi-experimental Pretest- Posttest Control Group Design approach with 54 respondents who were divided equally into 2 groups . The blended educational program using the "Diabetacare" web app is provided for 3 weeks. This research instrument uses the DASS 21 (Depression Anxiety Stress Scale) to measure stress levels and a self-care questionnaire. The respondents' levels of stress and self-care were measured before and after the intervention, then analyzed using the Wilcoxon and Mann-Whitney tests. Component scores were compared between the two groups. Results: There was a significant difference between the average stress and self-care level scores between the intervention group and the control group after being given the intervention (p = 0.000 and p = 0.000). Conclusion: The results of this study show that blended education using the "diabetacare" web app has an effect on reducing stress levels and increasing self-care in type 2 DM patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnasari Widayanti
"Pengetahuan dan sikap merupakan faktor kunci yang berdampak secara langsung ataupun tidak langsung pada pelaksanaan manajemen diri diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan praktik manajemen diri pada masyarakat dengan diabetes melitus tipe 2. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan responden sebanyak 107 penderita DM tipe 2 di wilayah Kota Depok yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster sampling. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari Diabetes Knowledge Test (DKT), modifikasi Diabetes Attitude Scale (DAS), dan Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ). Hasil analisis statistik menunjukan adanya korelasi positif yang signifikan antara pengetahuan (r = 0,549; p < 0,01) dan sikap (r = 0,465; p < 0,01) dengan manajemen diri DM. Temuan ini menekankan pentingnya pengembangan program edukasi kesehatan dan konseling mengenai manajemen diri diabetes dengan melakukan evaluasi awal terhadap karakterisitk diabetesi agar program yang akan dirancang dapat lebih efektif dan sesuai dengan tingkat pemahaman dan kebutuhan diabetesi.

Knowledge and attitudes are key factors that have a direct or indirect impact on the implementation of diabetes self-management. This study aims to identify the relationship between knowledge and attitudes toward self-management practices in communities with type 2 diabetes mellitus. The research design used in this study was cross-sectional with 107 respondents with type 2 diabetes in Depok who were selected using a cluster sampling technique. The research instruments used included the Diabetes Knowledge Test (DKT), modified Diabetes Attitude Scale (DAS), and Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ). The results of statistical analysis show that there is a significant positive correlation between knowledge (r = 0.549; p < 0.01) and attitude (r = 0.465; p < 0.01) toward diabetes mellitus self-management. These findings emphasize the importance of developing health education and counseling programs regarding diabetes self-management by conducting an initial evaluation of the characteristics of diabetics so that the program that will be designed can be more effective and appropriate to the level of understanding and needs of diabetics."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Latar Belakang: Diabetes melitus tipe 1 merupakan diabetes yang paling sering ditemui pada anak dan remaja. Diabetes melitus dapat menimbulkan komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular. Salah satu komplikasi mikrovaskular dari diabetes melitus adalah retinopati diabetik. Sampai saat ini, belum ada data mengenai prevalens dan faktor yang berhubungan dengan retinopati diabetik di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang menggunakan data sekunder. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebesar 68 pasien dan data subjek didapatkan melalui arsip rekam medis pasien diabetes melitus tipe 1 di Poliklinik Endokrinologi Anak RSCM. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia awitan DM tipe 1, durasi DM tipe 1, riwayat ketoasidosis diabetik, regimen insulin, kontrol glikemik, indeks massa tubuh, dan pubertas, sementara variabel terikatnya adalah kejadian retinopati diabetik.
Hasil: Prevalens retinopati diabetik pada pasien anak dengan DM tipe 1 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo adalah sebesar 7,4%. Dari seluruh variabel bebas yang diteliti, hanya variabel durasi DM tipe 1 yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik (nilai p=0,01).
Kesimpulan: Prevalens retinopati diabetik pada pasien anak dengan DM tipe 1 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo adalah 7,4%. Faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian retinopati diabetik adalah durasi DM tipe 1.
Saran: Penelitian ini dapat menjadi pilot study untuk penelitian mengenai retinopati diabetik kedepannya. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan secara kohort atau case control untuk memetakan faktor risiko retinopati diabetik secara jelas. Sistem pencatatan rekam medis harus terus diperbaiki untuk mendukung iklim penelitian di dunia kedokteran Indonesia, Background: Type 1 diabetes mellitus is the most common type of childhood and adolescent diabetes. There are several macrovascular and microvascular complications associated with diabetes mellitus. Diabetic retinopathy is one of the microvascular complications. Until now, there’s no information about prevalence and risk factor of diabetic retinopathy in Indonesia.
Methods: In this secondary data cross sectional study, we collected 68 subjects from Cipto Mangunkusmo Hospital. Subjects’ medical history is collected from Cipto Mangunkusumo Hospital patient’s medical record. Our independent variables are sex, age of DM onset, duration of DM, diabetic ketoacidosis history, insulin regiment, glycemic control, body mass index, and puberty, while the dependent variable is diabetic retinopathy.
Results: Prevalence of diabetic retinopathy among children with type 1 diabetes in Cipto Mangunkusumo Hospital is 7.4%. We found the factor associated with diabetic retinopathy in duration of DM (p=0,01).
Conclusion: Diabetic retinopathy affects about one tenth of type 1 DM patients in Cipto Mangunkusumo Hospital. Duration of DM is associated with diabetic retinopathy in type 1 DM.]"
[, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nurdiana
"Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit metabolik kronik dengan komplikasi yang dapat menyebabkan disabilitas hingga kematian. Upaya pencegahan komplikasi diabetes yaitu menerapkan perilaku self-management. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara kualitas edukasi yang dilakukan perawat terhadap perilaku self-management pasien diabetes melitus tipe 2. Data diperoleh dari 126 responden di Puskesmas Cimanggis, Tapos, Sukmajaya, dan Persadia Cabang Kota Depok dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan telah diuji untuk mengukur Kualitas Edukasi yang Dilakukan Perawat dan self-management diabetes (SDSCA). Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan positif yang bermakna antara kualitas edukasi yang dilakukan perawat terhadap perilaku self-management pasien diabetes melitus tipe 2 (p=0,000). Hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi bagi pelayanan keperawatan untuk meningkatkan kualitas edukasi dengan harapan meningkatkan self-management pasien diabetes melitus tipe 2.

Type 2 diabetes mellitus is a long-life chronic metabolic disease with  accompanying complications that could lead to disability or death. Diabetes self-management has been considered as an effort to reduce the complications. This study aimed to identify the correlation between the quality of nurse-led education with type 2 diabetes self-management behavior. A total  of 126 subjects with T2DM were recruited from Puskesmas Cimanggis, Tapos, Sukmajaya, and Persadia Cabang Kota Depok with purposive sampling. Previously validated scales were used to measure the quality of nurse-led education and diabetes self-management (SDSCA). The result of Pearson Correlation analysis showed that there is significantly-positive correlation between nurse-led education with self-management of type 2 diabetes mellitus patients (p=0,000; r=0,436). The result of this research could be a suggestion for further nursing care to educate diabetician to improve their self-management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Risczka Rosdianty
"Skripsi ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan manajemen diri penyakit diabetes melitus pada peserta JKN di wilayah Jakarta Selatan tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan studi observasional dengan tipe cross sectional. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dan lama menderita dengan manajemen diri penyakit diabetes melitus.

This study focuses on the factors that related to self management of type 2 diabetes mellitus on JKN patients in South Jakarta in 2019. This research is quantitative research with observational study and cross sectional type. The result of this study is the positive correlation between family supports and duration of patients in suffering from type 2 diabetes mellitus with self management diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>