Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100839 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Choirunnisa
"ABSTRAK
Makrozoobentos memiliki peran penting sebagai detritivor dalam ekosistem perairan. Komunitas makrozoobentos juga dapat dijadikan sebagai instrumen biomonitoring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, kepadatan, keanekaragaman, kemerataan, dan dominansi makrozoobentos di kawasan tambak Blanakan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2018. Sampel makrozoobentos diambil dari 3 stasiun yang masing-masing terdiri atas 3 tambak. Pengambilan sampel di setiap tambak dilakukan dengan metode purposive random sampling pada 3 titik dengan 2 kali pengulangan di setiap titik. Pengukuran faktor abiotik perairan dilakukan di setiap titik. Sampel makrozoobentos diidentifikasi dan dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks kemerataan Pielou, indeks dominansi Simpson, indeks similaritas Sorensen, dan uji-t. Hasil penelitian diperoleh enam spesies makrozoobentos dari 3 kelas yaitu Melanoides tuberculata, Brotia costula, Cerithidea cingulata, Nephtys inornata, Cossura sp., dan Erpobdella sp. Kepadatan spesies tertinggi di kawasan tambak Blanakan dimiliki oleh Brotia costula yaitu sebesar 10907 ind./m3. Keanekaragaman dan kemerataan makrozoobentos di tambak Blanakan tergolong rendah dan ada spesies yang mendominansi di tambak Blanakan. Tidak ada perbedaan keanekaragaman makrozoobentos pada ketiga stasiun.

ABSTRACT
Macrozoobenthos has an important role as detritivore in water ecosystem. Macrozoobenthos community also act as a biomonitoring instrument. The purpose of this study is to know the composition, density, diversity, evenness, and dominance of macrozoobenthos at Blanakan Fish Pond. This study was done from February to June 2018. Macrozoobenthos samples were collected from 3 stations and each station consist of 3 fish ponds. Sampling on each ponds was done by purposive random sampling on 3 sampling points with twice repetition on each point. Water abiotic factors sampling was done on each points. Macrozoobenthos samples were identified and analyzed using Shannon Wiener diversity index, Pielou evenness index, Simpson 39 s dominance index, Sorensen similarity index, and t test. The results showed that there are six species of macrozoobenthos from 3 classes found, which are Melanoides tuberculata, Brotia costula, Cerithidea cingulata, Nephtys inornata, Cossura sp., and Erpobdella sp. Highest species density at Blanakan Fish Ponds is Brotia costula, amounting to 10907 ind. m3. The diversity and evenness of macrozoobenthos at Blanakan Fish Ponds classified as low and there is a dominant species at Blanakan Fish Ponds. There is no difference between macrozoobenthos diversity on 3 stations."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Octavia
"ABSTRACT
Kabupaten Subang merupakan salah satu sentra perikanan di Provinsi Jawa Barat. Sebagai salah satu kawasan tambak terbesar, penting untuk menjaga kualitas perairan tambak di Blanakan, Kabupaten Subang. Produktivitas Primer dapaat digunakan untuk mengetahui kualitas suatu ekosistem, termasuk perairan tambak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai produktivitas primer serta kandungan unsur hara dan kelimpahan fitoplankton pad perairan tambak di Blanakan. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga stasiun penelitian dan masing-masing terdiri dari 3 titik kedalaman, yaitu 0,5 m, 1 m, dan 1,5 m. Pembagian stasiun didasari pada vegetasi mangrove masing masing tambak, stasiun I memiliki vegetasi Avicennia marina, stasiun II Rhizopora mucronata, dan stasiun III memiliki vegetasi campuran kedua jenis dalam 1 tambak. Nilai produktivitas primer dilakukan menggunakan metode botol gelap-terang. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai produktivitas primer yang berkisar antara 152,083 ndash; 260,417 mgC/m3/hari dengan rata-rata tertinggi diperoleh pada stasiun I dan terendah pada stasiun III. Dari hasil uji statistik diketahui bahwa nilai produktivitas primer antar stasiun tidak berbeda signifikan. Berdasarkan hasil analisis korelasi pearsondiketahui bahwa produktivitas primer berkorelasi sangat kuat terhadap unsur hara nitrat, fosfat, klorofil-a dan kelimpahan fitoplankton.

ABSTRACT
Subang regency is one of the largest fisheries area in West Java. As one of the largest fishpond area in West Java, it is important to maintain the quality of fishpond area in Blanakan, Subang. Primary productivity can be used to defined the quality of an ecosystem include fishpond. The aim of this research was to measure the value of primary productivity in Blanakan fishpond, know the correlation among phytoplankton abundance, nitrate, phosphate, and chlorophyl a with primary productivity, and analyze the significance differences of primary productivity among three stations. The samples were collected from three sampling station based on its mangrove vegetation, station I consists of Avicennia marina, station II Rhizopora mucronata, while station III is a mixed mangrove vegetation fishpond consists of Avicennia marina and Rhizopora mucronata. Each of the stations were divided into three points based on different depth which consist of 0,5 meters, 1 meters, and 1,5 meters. The measurement of primary productivity was done by light dark bottle method. Meanwhile, the concentration of nitrate, phosphate and chloropyl a were measured by spectrophotometer method. The result showed that the value of primary productivity ranged from 152,083 to 260,417 mgC m3 day with the highest value obtained at station I and the lowest value at station III. According to statistical test, there is no significance differences of primary productivity value among three stations. Correlation analysis also showed that primary productivity was correlated strongly with niitrate, phosphate, chloropyl a and phytoplankton abundance. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research develops model for optimalization of the coastal zone for brackish water fishponds. the research has been conducted in gresik, East Java by using the survey method and collecting secondary data from the other reseachers and related instutions...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khorimatun
"Penelitian struktur komunitas mangrove asosiasi di kawasan tambak silvofishery Blanakan telah dilakukan sejak Februari hingga Agustus 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan struktur komunitas mangrove asosiasi yang dekat dan jauh dari sumber polutan logam berat di kawasan tambak silvofishery Blanakan, Subang, Jawa Barat, meliputi komposisi jenis, keanekaragaman, kemerataan, dominansi, kerapatan relatif, frekuensi relatif, penutupan relatif, dan Indeks Nilai Penting (INP). Data komunitas mangrove asosiasi diambil dari 3 stasiun, yang masing-masing terdiri atas 3 tambak. Pengambilan data di setiap tambak dilakukan dengan metode belt transect berukuran 1m × 100m sejumlah 4 belt transect. Pengukuran faktor abiotik dilakukan di setiap tambak. Mangrove asosiasi diidentifikasi dan dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks kemerataan Pielou, indeks dominansi Simpson, Kerapatan Relatif jenis, Frekuensi Relatif jenis, Penutupan Relatif jenis, dan Indeks Nilai Penting. Hasil penelitian diperoleh 19 jenis mangrove asosiasi dari 12 suku. Komposisi jenis komunitas mangrove asosiasi di stasiun II yang berada jauh dari sumber polutan logam berat, lebih banyak dibandingkan di stasiun I dan III yang berada dekat dengan sumber polutan logam berat. Keanekaragaman jenis mangrove asosisasi tinggi sementara penyebaran jenis hampir merata di setiap stasiun. Namun, tidak terdapat jenis yang mendominasi komunitas tersebut. Komunitas mangrove asosiasi dalam keadaan stabil dan faktor abiotik masih mendukung keberadaan komunitas tersebut. Chloris barbata Sw. (vide Bor) memiliki kerapatan relatif tertinggi sebesar 41,13% pada stasiun I. Ischaemum muticum memiliki frekuensi relatif tertinggi sebesar 28,59% pada stasiun I. Pluchea indica L. memiliki INP sebesar 73,65% pada stasiun II. Sesuvium portulacastrum L. memiliki penutupan relatif tertinggi sebesar 50,12% dan INP tertinggi sebesar 99,81% pada stasiun III.

Community structure study of associated mangrove at Blanakan Silvofishery Pond was done from February until August 2019. The purpose of this study is to know and compare the community structure of associated mangrove near and far from the source of heavy metal pollutants in the Blanakan silvofishery pond area, Subang, West Java, including species composition, diversity, evenness, dominance, relative density, relative frequency, relative closure, and Important Value Index (IVI). Data of associated mangrove community were collected from 3 stations and each station consist of 3 ponds. The sampling community data on each pond was done using belt transect method with 1 × 100 square meter as many as 4 belt transects. Measurement of abiotic factors was done on each pond. Associated mangrove were identified and analyzed using the Shannon-Wiener diversity index, Pielou evenness index, Simpson dominance index, Species Relative Density, Species Relative Frequency, Species Relative Closure, and Important Value Index. The results showed that there were 19 species of associated mangrove from 12 families. The species composition of the associated mangrove community at station II which far from the sources of heavy metal pollutants, more than in station I and III which are close to the sources of heavy metal pollutants. Species diversity of associated mangrove is high while species distribution is almost evenly distributed at each station. However, there is no dominant species in community. The associated mangrove community was in stable condition and the abiotic factors still support the existence of the community. Chloris barbata Sw. (vide Bor) has the highest relative density, as many as 41,13% at station I. Ischaemum muticum has highest relative frequency, as many as 28,59% at station I. Pluchea indica L. has IVI as many as 73,65% at stasion II. Sesuvium portulacastrum L. has the highest relative closure as many as 50,12% and the highest IVI as many as 99,81% at station III.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1981
S20260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efranandi Abi Rafdi
"Budidaya ikan membutuhkan pemantauan parameter pH, suhu air, ketinggian air, dan kekeruhan air untuk memastikan keberlangsungan hidup dan kesehatan ikan serta menjaga tingkat stres ikan. Pada cuaca ekstrim, parameter air menjadi tidak terkendali, sehingga ikan berpotensi untuk sakit dan mati jika tidak ditangani dengan cepat. Jenis ikan yang berbeda membutuhkan nilai parameter yang berbeda juga, oleh karena itu dibutuhkan pengendalian parameter kualitas yang berkelanjutan untuk menjaga kualitas air sebagai tindakan preventif. Dalam skripsi ini didesain sistem untuk mengendalikan parameter kualitas air secara otomatis berbasis Internet of Things (IoT) dan sistem pemberian pakan ikan otomatis. Ikan lele sangkuriang digunakan sebagai objek penelitian selama satu bulan. Dari hasil uji coba didapatkan peningkatan massa ikan sebesar 4,55% dalam satu minggu untuk ikan yang dibudidayakan pada kolam yang terintegrasi sistem otomasi.

Fish cultivation requires monitoring pH, water temperature, water level, and water turbidity parameters to ensure fish’s survival and fish’s health also affect fish’s stress level. On an extreme weather, water parameters became uncontrollable, increasing fish’s stress level and giving potential for sickness dan death if not handled quickly. Different types of fish need different parameter value, therefore, a sustainable parameter quality control to maintain water quality is needed as a preventive action. In this final project, a system designed to control water quality automatically based on Internet of Things (IoT) and has an automatic feeding system. Sangkuriang catfish used as the research object for one month total duration. The result yields 4.55% fish’s mass increase in one week for fish cultivated in the automated system integrated pond."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Mutha Selina
"Penelitian tentang struktur komunitas makrozoobentos dalam ekosistem mangrove telah dilakukan di Cilamaya Wetan, Karawang, Jawa Barat pada Mei 2019. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan struktur komunitas makrozoobentos seperti komposisi, kepadatan, keanekaragaman, kerataan, kerataan, dominansi, dan frekuensi kehadiran. . Tujuan lain adalah untuk menentukan hubungan antara kepadatan bakau dengan kepadatan dan keanekaragaman makrozoobentos di daerah tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan menggunakan metode transek kuadrat di tiga stasiun, yaitu Desa Muara Baru, Desa Tangkolak Barat, dan Desa Tangkolak Timur. Studi ini menemukan 16 jenis makrozoobentos dan 7 jenis bakau dengan kepadatan yang sangat padat (0,23-0,32 ind / m2). Kepadatan makrozoobentos tertinggi di Desa Tangkolak Barat (8 ind / m2) dan terendah di Desa Muara Baru (2 ind / m2). Keragaman makrozoobentos tergolong tinggi di Desa Tangkolak Barat dengan indeks 1,58 dan Desa Tangkolak Timur dengan indeks 2,05, sedangkan keragaman tergolong rendah di Desa Muara Baru dengan indeks 0,28. Distribusi makrozoobentos diklasifikasikan hampir terdistribusi secara merata di Desa Tangkolak Barat dan Desa Tangkolak Timur dengan indeks kegagangan masing-masing 0,88 dan 0,85, sementara itu didistribusikan secara merata di Desa Muara Baru dengan indeks kegagahan 0,59. Data menunjukkan tidak ada spesies yang mendominasi di Desa Tangkolak Barat dan Desa Tangkolak Timur, kecuali di Desa Muara Baru. Episesarma palawanense adalah macrozoobenthos yang memiliki frekuensi kehadiran tertinggi di Desa Muara Baru dengan frekuensi 27,7%. Parameter lingkungan termasuk suhu, pH, dan salinitas dianggap sebagai kategori normal untuk makrozoobentos dan kehidupan bakau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan bakau berhubungan dengan kepadatan dan keanekaragaman makrozoobentos.

Research on the structure of macrozoobenthos communities in mangrove ecosystems has been conducted in Cilamaya Wetan, Karawang, West Java in May 2019. This study aims to determine the structure of macrozoobenthos community such as composition, density, diversity, flatness, flatness, dominance, and frequency of attendance. . Another goal is to determine the relationship between mangrove density and the density and diversity of macrozoobenthos in the area. Sampling was carried out by purposive sampling and using the quadratic transect method at three stations, namely Muara Baru Village, West Tangkolak Village, and East Tangkolak Village. This study found 16 types of macrozoobenthos and 7 types of mangrove with very dense density (0.23-0.32 ind / m2). The highest density of macrozoobenthos is in West Tangkolak Village (8 ind / m2) and the lowest in Muara Baru Village (2 ind / m2). The diversity of macrozoobenthos is relatively high in the village of West Tangkolak with an index of 1.58 and the village of East Tangkolak with an index of 2.05, while the diversity is relatively low in the village of Muara Baru with an index of 0.28. The distribution of macrozoobenthos is classified almost evenly in the Village of West Tangkolak and the Village of East Tangkolak with a trade index of 0.88 and 0.85 respectively, while it is distributed equally in the Muara Baru Village with a pride index of 0.59. Data shows that there are no species that dominate in the villages of West Tangkolak and East Tangkolak, except in Muara Baru Village. Palawanense Episesarma is macrozoobenthos which has the highest attendance frequency in Muara Baru Village with a frequency of 27.7%. Environmental parameters including temperature, pH, and salinity are considered normal categories for macrozoobenthos and mangrove life. The results showed that mangrove density was related to macrozoobenthos density and diversity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Khalisya Soraya
"Mangrove asosiasi merupakan daerah vegetasi yang tumbuh di daerah pesisir dibelakang zona mangrove sejati. Mangrove asosiasi jenis Pluchea indica dan Sesuvium portulacastrum dapat digunakan sebagai bioindikator pencemaran logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan logam berat pada akar, batang, dan daun dari Pluchea indica dan Sesuvium portulacastrum. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Juli 2018 di tambak Blanakan, Subang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive random sampling. Kandungan logam berat dianalisis menggunakan Shimadzu 6300 Atomic Absorption Spectrophotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pluchea indica dan Sesuvium portulacastrum mampu menyerap logam berat. Kandungan Cu, Zn dan Pb tertinggi pada Pluchea indica, dengan konsentrasi masing-masing sebesar 18,61mg/kg di stasiun tiga, 27,40 mg/kg, dan 15,70 mg/kg di stasiun satu. Konsentrasi Cu, Zn, dan Pb pada organ Sesuvium portulacastrum dengan konsentrasi masing-masing sebesar,  8,88 mg/kg, 18,41 mg/kg, dan 14,55 mg/kg di stasiun 1, dengan konsentrasi tertinggi ditemukan pada akar. Sementara itu, pada sedimen kandungan Zn (101,27 mg/kg) > Pb (31,27) > Cu (10,88) pada stasiun 1. Berdasarkan uji manova 3 arah diperoleh bahwa organ tumbuhan, jenis tumbuhan, dan lokasi (stasiun) berpengaruh terhadap nilai Cu, Zn, dan Pb. Pluchea indica memiliki faktor biokonsentrasi Cu lebih dari 1 di semua stasiun pada semua organ (akar, batang, dan daun), sedangkan di Sesuvium portulacastrum pada akar. Faktor-faktor translokasi yang lebih dari 1 ditemukan pada Pluchea indica yaitu pada Cu, Zn, dan Pb masing-masing di stasiun 1 dan 3 daripada Sesuvium portulacastrum hanya pada Zn di stasiun 3. Penting untuk mempelajari kemungkinan Pluchea indica dan Sesuvium portulacastrum sebagai bioindikator dan akumulator logam berat.

Mangrove-associated plants is an area of vegetation that grows in the coastal area behind the true mangrove zone. Mangrove-associated plant are Pluchea indica and Sesuvium portulacastrum can be used as bioindicators of heavy metals pollution in the aquatic environment such as brackish water ponds. The purpose of this research was to analyze the heavy metals content in roots, stems, and leaves (Pluchea indica and Sesuvium portulacastrum). This research was conducted on January to Juli 2018 in Blanakan Ponds, Subang. Sampling was done using purposive random sampling method. Heavy metals content were analyzed using the Shimadzu 6300 Atomic Absorption Spectrophotometer. Result showed that Pluchea indica and Sesuvium portulacastrum were able to absorb heavy metals. The highest Content of Cu, Zn, and Pb in Pluchea indica, respectively 18,61 mg/kg at station 3, 27,40 mg/kg and 15,70 mg/kg at station 1. Concentration of Cu, Zn and Pb in organ Sesuvium portulacastrum, respectively 8,88 mg/kg, 18,41 mg/kg and 14,55 mg/kg at station 1, with highest concentration were found in roots. Meanwhile, sediments of Zn content (101.27 mg / kg)> Pb (31.27)> Cu (10.88) at station 1. Based on manova test showed that plant organs, plant species, and location (station) affected the values of Cu, Zn, and Pb. Pluchea indica had bioconcentration factor of Cu more than 1 at all stations in all organs (roots, stems, and leaves), while in Sesuvium portulacastrum in roots. Translocation factors more than 1 were found in Pluchea indica for Cu, Zn, and Pb at station 1 and 3 respectively than Sesuvium portulacastrum only Zn at station 3. It is important to study the possibility of Pluchea indica and Sesuvium portulacastrum as bioindicator and accumulator of heavy metals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T51762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Wahyularassati
"ABSTRAK
Kabupaten Indramayu merupakan wilayah yang sangat berpotensi untuk kegiatan budidaya tambak. Wilayah yang memiliki potensi produksi terbesar budidaya tambak berada di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan dan Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi. Produksi yang besar di Kabupaten Indramayu ternyata tidak diikuti dengan daya beli dan tingkat konsumsi perikanan oleh masyarakat setempat sehingga pembudidaya butuh memasarkan produknya ke luar daerah Indramayu. Dalam kegiatan pemasarannya, produk perikanan tambak di Kabupaten Indramayu dihadapkan oleh masalah yaitu lemahnya posisi tawar karena adanya hubungan Patron-Klien dan hambatan dalam kegiatan pemasaran terkait dengan kurang baiknya infrastruktur jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana alur pemasaran dan pertambahan nilai yang terjadi pada tiap simpul mata rantai serta pengaruhnya pada keuntungan yang didapat. Metode pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam ke tiap pelaku pemasaran dan institusi terkait di Kabupaten Indramayu. Data dianalisis secara kualitatif deskriptif dan analisis keruangan. Hasil dari penelitian ini adalah wilayah yang memiliki hubungan patron klien rendah memiliki variasi pemasaran lebih banyak yaitu 4 rantai pemasaran dan keuntungan tertinggi dibandingkan dengan wilayah dengan patron klien rendah Rantai terpanjang terbentuk dari pemasaran ke luar wilayah produksi dan rantai terpendek dari pemasaran di wilayah produksi. Semakin jauh lokasi pasar dan panjang rantai maka keuntungan yang diterima semakin kecil dan harga jual semakin tinggi.

ABSTRACT
Indramayu Regency is a region that is very potential for aquaculture activities. Areas that have the greatest production potential for pond aquaculture are in Karanganyar Village, Pasekan District and Cangkring Village, Cantigi District. The large production of Aquaculture product in Indramayu Regency was apparently not followed by purchasing power and the level of fisheries consumption by the local community. Because of that farmers need to sell their products to area other than Indramayu. In its marketing activities, aquaculture fisheries products in Indramayu Regency are faced with the problem of weak bargaining position due to Patron-Client relationships and obstacles in marketing activities related to poor road infrastructure. This study aims to analyze how marketing channels and value added occur in each chain node and its effect on the benefits obtained. The method of data collection is done by in-depth interviews with each marketing agent and related institutions in Indramayu Regency. Data were analyzed qualitatively descriptive and spatial analysis. The results of this study are regions that have a low patron client relationship bring more marketing variations, namely 4 marketing chains and higher profits compared to areas with low client patrons. The longest chain is formed from marketing outside the production area and the shortest chain of marketing in the production area. The farther the market location and the length of the chain, the lower the profit received and the higher the selling price."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Puspitarini
"Studi struktur komunitas ikan di Situ Salam Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, telah dilakukan untuk mengetahui struktur komunitas ikan dengan mengacu pada komposisi, dominasi, kegelapan, dan keanekaragamannya. Sampel ikan diambil di empat titik yaitu Salam inlet, Salam midlet, zikon pond, dan Salam toko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 spesies ikan ditemukan, yaitu Amphilopus citrinellus, Barbodes binotatus, Clarias batrachus, Channa striata, Oreochromis mossambicus, Oreochromis niloticus, Poecilia reticulata, Pterygoplichthys pardalis, Trichopodus pectoralis, dan Trichopodus trichopterus. Komposisi ikan tertinggi dari danau Salam adalah Pterygoplichthys pardalis itu Senyawa sekitar 54%. Outlet Salam memiliki total spesies tertinggi dengan 9 spesies. Zikon tambak adalah lokasi dengan indeks keanekaragaman tertinggi dengan nilai 1,34.

A study of fish community structure at Situ Salam Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, has been conducted to know the structure community of fish with reference to composition, domination, eveness, and its diversity. Fish samples were taken at four spots that is Salam inlet, Salam midlet, zikon pond, and Salam outlet. Result of research showed that 10 species of fish were found, those are Amphilopus citrinellus, Barbodes binotatus, Clarias batrachus, Channa striata, Oreochromis mossambicus, Oreochromis niloticus, Poecilia reticulata, Pterygoplichthys pardalis, Trichopodus pectoralis, and Trichopodus trichopterus. Highest fishes composition of Salam lakes are Pterygoplichthys pardalis that compound about 54%. Salam outlet has highest species total with9 species. Zikon pond were the location with the highest diversity index with value1.34."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>