Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158570 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Audadi Ilham
"ABSTRAK
Oksidasi amonia dalam lingkungan dikenal sebagai proses nitrifikasi terdiri atas dua tahap, yaitu proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan selanjutnya nitrat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi rasio C/N terhadap kemampuan sedimen Muara Karang dalam mengoksidasi amonia. Parameter yang diukur adalah konsentrasi amonia, nitrit, nitrat, nilai pH, suhu, dan kadar oksigen terlarut. Identifikasi isolat bakteri nitrifikasi dari sedimen dilakukan menggunakan VITEK 2. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan rasio C/N memberikan perbedaan signifikan pada penurunan konsentrasi amonia antar kelompok perlakuan ? = 0,05, sementara tidak ada pengaruh terhadap konsentrasi nitrit ? = 0,05 dan nitrat ? = 0,001. Proses oksidasi tercatat terjadi pada suhu 26.6 mdash;28.9 C, dalam rentang pH 6,8-7,2 dan kadar oksigen terlarut 5,2 mdash;8,6 mg/L. Tiga isolat telah berhasil diidentifikasi menggunakan VITEK 2 sebagai Acinetobacter ursingii, Shewanella putrefaciens dan Pseudomonas aeruginosa dengan probabilitas 88, 91, dan 99.

ABSTRACT
Oxidation of ammonia in the environment is known as nitrification. The process itself is a two step process which oxidizes ammonia into nitrite then nitrate. Research was conducted to figure out the effect of C/N ratio variation in oxidizing ammonia by sediments collected from Muara Karang. Parameters measured during the research are ammonia, nitrite, and nitrate concentration using colorimetric method, pH, temperature, and dissolved oxygen DO. Identification of the isolate from sediments was done by using VITEK 2. The results revealed a significant difference 0,05 in ammonia concentration between treated groups, whilst no differences are noted in nitrite 0,05 and nitrate 0,001 concentration. The oxidation of ammonia recorded in the systems occurred at 26.6-28.9 C, with pH value 6,8-7,2 and 5,2-8,6 mg L of dissolved oxygen noted in the system. Isolates identified using VITEK 2 are described as Acinetobacter ursingii 88, Pseudomonas aeruginosa 99, and Shewanella putrefaciens 91. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifa Marla Widadri
"Gas merupakan salah satu bentuk produk hasil metabolisme mikroorganisme, dapat disebut sebagai biogas. Biogas berupa gas metana diketahui dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Produksi gas metana oleh bakteri terjadi pada siklus metanogenesis dengan tiga tahap yaitu, hidrolisis, asetogenesis, dan metanogenesis. Proses ini umumnya dilakukan oleh bakteri dalam lingkungan dengan kondisi anaerob. Sedimen Sungai Muara Karang dengan kondisi tercemar materi organik dan rendah oksigen berpotensi sebagai habitat mikroba anaerob dengan kemampuan metanogenesis. Kemampuan mikroba sedimen dalam produksi biogas diuji dengan menginokulasi sedimen Muara Karang pada medium Methanogen Enrichment Barker broth dengan variasi rasio C/N sumber karbon glukosa untuk mengetahui kemampuan produksi biogas. Parameter kemampuan produksi biogas oleh mikroba sedimen Muara Karang dilakukan dengan perhitungan total karbon, total nitrogen, volume biogas, chemical oxygen demand COD, dan pH. Diperoleh dua isolat yaitu, isolat I dan isolat II. Identifikasi dilakukan menggunakan VITEK 2 compact. Hasil penelitian menunjukkan rasio C/N 25:1 menghasilkan biogas terbesar, namun tidak menurunkan kadar COD dengan baik. Isolat I diidentifikasi sebagai Methylobacterium spp. dan isolat II diidentifikasi sebagai Dermacoccus nishinomiyaensis.

Gas is one form of metabolism microorganisms products, it can be identified as biogas. Biogas in the form of methane gas can be utilized as a renewable energy source. The production of methane gas by bacteria occurs through methanogenesis with three stages namely, hydrolysis, acetogenesis, and metanogenesis. This process is generally performed by bacteria in anaerobic environment. The Muara Karang River Sediments contaminated with organic matter and low oxygen potential as anaerobic microbial habitat with metanogenesis ability. The ability of sediment microbes in biogas production is tested by inoculating Muara Karang sediment in Methanogen Enrichment Barker broth medium with variation of C N ratio with glucose as carbon source to analyze biogas production. The parameter of biogas production by Muara Karang sediment microbe is performed by calculating total carbon, total nitrogen, biogas volume, chemical oxygen demand COD, and pH. Two isolates were obtained, namely isolate I and isolate II. Isolates identified by VITEK 2 compact. The result showed that C/N 25:1 ratio produced the largest biogas, but did not lower COD level well. Isolate I was identified as Methylobacterium spp. and isolate II was identified as Dermacoccus nishinomiyaensis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matualaga, Evani Gloria Riska
"Bekatul merupakan produk samping dari proses penggilingan padi yang dimanfaatkan dalam bentuk minyak bekatul karena mengandung senyawa bioaktif yang baik untuk kesehatan, salah satunya tokotrienol. Tokotrienol merupakan salah satu komponen vitamin E yang larut dalam lemak serta memiliki sifat antioksidan yang sangat kuat. Peningkatan kandungan tokotrienol pada minyak bekatul dapat dilakukan dengan proses fermentasi menggunakan kapang Aspergillus terreus. Faktor yang memengaruhi proses fermentasi bekatul di antaranya waktu inkubasi dan rasio C/N. Penelitian ini memvariasikan waktu inkubasi pada proses fermentasi selama 3, 4, 5, 6, dan 7 hari, serta rasio C/N sebesar 25, 30, 35, 40, dan 45 melalui penambahan glukosa dan pepton. Bekatul hasil fermentasi diekstraksikan dengan menggunakan metode Green Bligh-Dyer untuk memperoleh minyak bekatul. Bekatul diekstraksikan dengan pelarut etil asetat, etanol, dan KCl 0,58% dalam aquades dengan rasio 48:17:35 (v/v/v). Kandungan tokotrienol pada minyak bekatul dianalisis menggunakan instrumen High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu inkubasi terbaik untuk meningkatkan kadar tokotrienol dalam minyak bekatul adalah selama 5 hari, dengan peningkatan sebesar 421,74% (b/v). Sementara itu, variasi rasio C/N tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar tokotrienol dalam minyak bekatul.

Rice bran is a by-product of the rice milling process which is utilized in the form of rice bran oil, because it contains bioactive compounds that are good for health. One of the bioactive ingredients in bran oil is tocotrienols. Tocotrienols are a component of fat-soluble vitamin E and have very strong antioxidant properties. Enhancement of the tocotrienol content in rice bran oil can be carried out by a fermentation process using Aspergillus terreus. Some factors that affect the rice bran fermentation process are incubation time and ratio of C/N. This study varied the incubation time in the fermentation process for 3, 4, 5, 6, and 7 days, as well as a C/N ratio of 25, 30, 35, 40, and 45 through the addition of glucose and peptone. Fermented rice bran was extracted through the Green Bligh-Dyer method to obtain rice bran oil. Rice bran was extracted by ethyl acetate, ethanol and KCl 0,58% in aquades with the ratio of 48:17:35 (v/v/v). Tocotrienol content in rice bran oil was analyzed using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) instruments. The results of this study indicated that the best incubation time for increasing tocotrienol levels was 5 days, with an increase of 421,71% (w/v). Meanwhile, variation of C/N ratio did not affect the increase in tocotrienol levels in rice bran oil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
S30677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Raditya Rasyid
"Berdasarkan data yang diperoleh dari trace metal analysis diketahui bahwa daerah dengan kandungan konsentrasi logam Cu paling tinggi adalah Muara Kamal pada lokasi titik Mka2 sebesar 157 ppm, sedangkan kandungan logam Zn paling tinggi juga terdapat di Mka2 yaitu sebesar 468 ppm. Distribusi kandungan logam berat di teluk Jakarta diperoleh konsentrasi yang sangat tinggi di bandingkan dengan kandungan logam berat pada sungai pembanding yaitu hulu Ciliwung dan Penjaliran yang menunjukkan bahwa perairan teluk Jakarta mengalami pencemaran logam berat yang tinggi. Sedangkan persentase fraksinasi logam Cu dominan berada pada fraksi 5 yaitu berkisar sebesar 76-94%. Persentase fraksinasi logam Zn tidak terlalu dominan pada satu fraksi saja, namun fraksi 5 tetap dominan yaitu sebesar 37-50 %. Dengan demikian logam Zn memiliki potensi yang besar untuk terlepas kembali ke perairan dan berpotensi sebagai bioavalibilitas."
2007
S30676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggito Abimanyu Arifin
"Penelitian ini menganalisis kandungan logam berat seng (Zn) pada mikroplastik yang ditemukan pada air, sedimen, dan ikan kembung Rastrelliger kanagurta di perairan Muara Angke dan Muara Karang, Teluk Jakarta. Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan pada 3 titik di tiap perairan. Sampel ikan diambil sebanyak 5 ekor pada tiap perairan dengan bobot ±259 gr dengan panjang ±27 cm. Saluran pencernaan di ekstraksi dari tiap ikan dan dihancurkan menggunakan reagen asam nitrat kuat (HNO3 65%). Sampel mikroplastik dilakukan dengan metode floating menggunakan NaCl jenuh dan diamati diatas kertas Whatman Cellulose Nitrate 0.47μm. Sampel mikroplastik dianalisis polimer menggunakan uji Micro-raman spectroscopic dan kandungan logam berat dengan uji AAS. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroplastik pada sampel air berkisar 175.56—466.67 partikel L-1, pada sampel sedimen berkisar 494.22—790.76 partikel Kg-1, dan pada sampel ikan berkisar 98.5—159 partikel individu-1. Polimer mikroplastik yang teridentifikasi antara lain polyethylene (PE), polypropylene (PP), dan polystyrene (PS). Kandungan logam berat Zn pada mikroplastik pada sampel air memiliki rata–rata 79.47 mg Kg-1, pada sampel sedimen 153.09 mg Kg-1, dan pada sampel ikan 7.20 mg Kg-1. Uji korelasi Spearman menunjukan bahwa tidak adanya korelasi antara kelimpahan mikroplastik dengan kandungan logam berat Zn pada mikroplastik yang ditemukan.

This study analyzed the content of heavy metal zinc (Zn) in microplastics found in water, sediment, and mackerel Rastrelliger kanagurta in the waters of Muara Angke and Muara Karang, Jakarta Bay. Sampling of water and sediment was carried out at 3 points in each waters. Mackerel were taken 5 in each waters with a weight of ±259g and a length of ±27cm. The digestive tract was extracted from each fish and crushed using strong nitric acid reagent (HNO3 65%). Microplastics were carried out using the floating method using saturated NaCl and observed on 0.47μm Whatman Cellulose Nitrate paper. The microplastics were analyzed by polymer using Micro-raman spectroscopic test and heavy metal content by AAS test. The results showed that the abundance of microplastics in water ranged from 175.56-466.67 particles L-1, in sediment ranging from 494.22-790.76 particles Kg-1, and in mackerel ranging from 98.5-159 individual particles-1. The identified microplastic polymers are polyethylene (PE), polypropylene (PP), and polystyrene (PS). The heavy metal content in water has an average of 79.47 mg Kg-1, in sediment 153.09 mg Kg-1, and in mackerel 7.20 mg Kg-1. The Spearman correlation test showed that there was no correlation between the abundance of microplastics and the heavy metal content."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Roy Charles
"ABSTRAK
Pengolahan sampah organik, dapat berjalan dengan baik apabila sampah tersebut mempunyai kadar air dan komponen organik besar. Karakteristik sampah di kawasan PT. Bumi Serpong Damai yang terbanyak adalah sampah organik, yaitu mencapai 80 % dari seluruh sampah yang dihasilkan.
Dengan adanya pengolahan sampah organik sistem composting di PT. Bumi Serpong Damai, maka sampah-sampah yang seharusnya di buang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dapat dimanfaatkan kembali untuk dijadikan kompos.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai C/N rasio dalam sampah organik dan proses pengomposan yang optimal agar proses pengomposan dapat berjalan dengan baik serta kompos yang dihasilkan mengandung unsur hara yang besar.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampah organik yang ada di kawasan Bumi Serpong Damai, dengan perlakuan sebagai berikut : sampah organik C/N.rasio maksimal (> 20-40 : 1) dengan terowongan bambu (PSO.BSD-1), sampah organik C/N rasio optimal (20-40 : 1) dengan terowongan bambu (PSO.BSD-2), sampah organik C/N rasio minimal (< 20-40 : 1) dengan terowongan bambu (PSO.BSD-3), sampah organik C/N rasio maksimai (> 20-40 1) tanpa terowongan bambu (PSO.BSD-4), sampah organik C/N rasio optimal (20-40 : 1) tanpa terowongan bambu (PSO.BSD-5), sampah organik C/N rasio minimal (< 20--40 : 1) tanpa terowongan bambu (PSO.BSD-6). Kemudian diulang sebanyak lima kali.
Sampah organik yang telah berubah menjadi kompos, berwarna kehitaman setelah mengalami pembusukan secara aerob sulit dikenali lagi dari bahan asal dan terjadi perubahan sifat kimianya.
Komposisi sampah organik (perbandingan C/N rasio) berpengaruh positif dengan lama proses pengomposan dan kandungan unsur hara dalam kompos (N, P, K, Ca, Mg, C, C/N). Sedang proses pengomposan berpengaruh negatif dengan lama proses pengomposan.
Kandungan logam berat dalam kompos menunjukkan bahwa pada semua perlakuan menghasilkan kompos yang mengandung logam berat jauh di bawah standar US Environmental Protection Agency (EPA).
Menerapkan pengolahan sampah organik dengan sistem komposting dengan bahan baku yang mempunyai perbandingan C/N rasio optimal (sampah buah-buahan), di PT. Bumi Serpong Damai.
ABSTRACT
The Effect of Organic Waste Variation C/N Ratio by This organic processing plant runs well only when the waste contains water and main organic component. The organic waste at PT. Bumi Serpong Damai reaches as high as 80 percent of the total garbage.
With the existence of this compost system organic waste processing plant, PT. Bumi Serpong Damai can recycle the organic waste and make use of the resulted compost. And such an advantage prevents the waste from being disposed at the final garbage dump.
Specific study had been conducted to figure out the C/N ratio contained in the organic waste and in the optimal compost process so that the compost process ran in order and the compost had sufficient fertile substances.
The raw material used in such a specific study was the organic waste found at PT. Bumi Serpong Damai. This organic waste had certain characteristics and went through the following treatment : organic waste having maximum C/N ratio of being > 20 - 40 : 1 with bamboo tunnel (PSO.BSD-1), organic waste having optimum C/N ratio of being 20 - 40 : 1 with bamboo tunnel (PSO.BSD-2), organic waste having minimum C/N ratio of being < 20 - 40 : 1 with bamboo tunnel (PSO.BSD-3), organic waste having maximum C/N ratio of being > 20 - 40 : 1 without bamboo tunnel (PSO.BSD-4), organic waste having optimum C/N ratio of being 20 - 40 : 1 without bamboo tunnel (PSO.BSD-5), organic waste having minimum C/N ratio of being c 20 - 40 : 1 without bamboo tunnel (PSO.BSD-B). This treatment is subject to a five-time repetition.
The resulted compost has dark and blackish color after going through the decaying process and its origin becomes unidentifiable, due to the chemical characteristic changes.
Organic waste composition, or the C/N ratio, influences the length of the compost process and the fertile substances contained in the resulted compost such as N, P, K, Ca, Mg, c, and C/N. On the other hand, the compost process negatively affects its length.
The treatment applied in the processing plant has produced compost in which the amount of heavy metal substances contained in the compost is lower than the EPA standard.
The use of compost system organic waste processing plant with raw material of having optimum C/N ratio (disposed fruits) at PT. Bumi Serpong Damai.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Marssada Biorata
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi operasi optimum
dalam memproduksi Selulase dengan response surface methodology
menggunakan Bacillus sp. BPPT CC RK 2. Optimasi ini memakai substrat alam
yang banyak terdapat di Indonesia dan murah sebagai sumber karbon dan sumber
nitrogen yang digunakan sebagai media produksi enzim untuk mengganti
Carboxylmethyl cellulose (sumber karbon) dan Yeast Extract (sumber nitrogen)
yang masih mahal. Proses penelitian ini dilakukan 4 tahap, yaitu: (1) pembuatan
serta pemilihan komposisi medium dan produksi enzim (2) proses fermentasi (3)
penggunaan response surface methodology dengan menggunakan software design
expert dalam menentukan titik optimum Selulase (4) serta uji aktivitas dan kadar
enzim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat Bacillus sp. BPPT CC RK 2
optimum menghasilkan selulase selama 12 jam pada media dengan konsentrasi
dedak padi 50% (b/v), dan konsentrasi air kelapa 20% (v/v).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi operasi optimum
dalam memproduksi Selulase dengan response surface methodology
menggunakan Bacillus sp. BPPT CC RK 2. Optimasi ini memakai substrat alam
yang banyak terdapat di Indonesia dan murah sebagai sumber karbon dan sumber
nitrogen yang digunakan sebagai media produksi enzim untuk mengganti
Carboxylmethyl cellulose (sumber karbon) dan Yeast Extract (sumber nitrogen)
yang masih mahal. Proses penelitian ini dilakukan 4 tahap, yaitu: (1) pembuatan
serta pemilihan komposisi medium dan produksi enzim (2) proses fermentasi (3)
penggunaan response surface methodology dengan menggunakan software design
expert dalam menentukan titik optimum Selulase (4) serta uji aktivitas dan kadar
enzim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat Bacillus sp. BPPT CC RK 2
optimum menghasilkan selulase selama 12 jam pada media dengan konsentrasi
dedak padi 50% (b/v), dan konsentrasi air kelapa 20% (v/v).

ABSTRACT
This study aims to obtain optimum operating conditions in the production of
cellulase by response surface methodology using Bacillus sp. BPPT CC RK 2.
This optimization using the natural substrate that is widely available in Indonesia
dan cheap as a source of carbon dan nitrogen sources are used as a medium for
enzyme production to replace Carboxylmethyl cellulose (carbon source) and
Yeast Extract (nitrogen source) that still expensive. The research process is done
by 4 stages, namely: (1) the production and selection of medium composition and
enzyme production (2) the fermentation process (3) the use of response surface
methodology using design expert software in determining the optimum cellulase
(4) activity assay and protein levels. The results showed that Bacillus sp. BPPT
CC RK 2 isolates produce optimum cellulase for 12 hours in media with
concentrations of rice husk 50% (w/v), and coconut water consentration of 20%
(v/v).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42409
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reinhat
"Skripsi ini membahas pengaruh antara gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner untuk mengukur gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian dilakukan kepada karyawan PT PJB UP Muara Karang. Setelah dilakukan uji regresi berganda, diketahui bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Untuk dapat terus maju dan berkembang, pemimpin PT PJB UP Muara Karang perlu terus menerapkan gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional, sehingga kepuasan kerja karyawan PT PJB Muara Karang dapat terus ditingkatkan.

This study discusses the influence between transformational leadership style and transactional leadership style about employee job satisfaction. This study is a quantitative study that used questionnaires to measure the transformational leadership style, transactional leadership style on employee job satisfaction. This study was conducted to employee of PT. PJB UP Muara Karang. After regression measurement, it is known that the transformational leadership and transactional leadership style has a significant impact on job satisfaction. The Management of PT. PJB UP Muara Karang must apply the transformational and transactional leadership style so the satisfaction of employee of Pt. PJB UP Muara Karang can be improved."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S43963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vitriana
"Sampah makanan memiliki kecenderungan timbulan semakin besar dan apabila tidak dikelola dengan tepat maka menimbulkan masalah kesehatan masyarakat dan kebersihan lingkungan. Salah satu upaya mengolah dan menambah nilai sampah tersebut yaitu pengomposan. Dengan campuran daun kering dari halaman Fakultas Teknik Universitas Indonesia, sampah makanan yang berasal dari kantin fakultas tersebut dikomposkan secara in vessel. Karena rasio C/N bahan baku kompos penting maka didisain 18, 20, dan 22, dengan perbandingan sampah makanan terhadap daun berturut-turut sebesar 3:1, 1:1, dan 1:3. Pengomposan selama 60 hari menunjukkan rasio C/N memengaruhi salinitas, konduktivitas, kadar air, volatile solids, karbon, nitrogen, volume lindi, dan warna kompos, secara signifikan. Berdasarkan kualitas kompos pada SNI 19-7030-2004, rasio C/N sebesar 20 optimal digunakan.

Food waste has an increasing trend line in generation and if it is not managed properly, it will make problem in public health and environment clean. One of action to treat and add its value is composting. By mixing dry leaves from yard in Engineering Faculty Universitas Indonesia and food waste from canteen in the same faculty, they were composted in vessel. Because of ratio C/N feedstock is important, so it was designed into 18, 20, and 22, with ratio of the food waste to dry leaves in a path were 3:1, 1:1, and 1:3. Composting during 60 days showed that the ratio C/N affected salinity, electric conductivity, water content, volatile solids, carbon, nitrogen, leachate volume, and colour of compost, significantly. Based on compost quality in SNI 19-7030-2004, ratio C/N feedstock in 20 is optimal to use."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>