Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193078 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiffany Theresia
"Migrasi adalah salah satu komponen yang mengubah populasi dunia di samping angka kematian dan angka kelahiran dan Indonesia tidak terkecuali. Indonesia, misalnya, diketahui banyak penduduknya sering bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain. Tujuan migrasi juga bervariasi antara tujuan internal dan internasional. Dengan menggunakan data dari Sensus Penduduk 2010, penelitian ini berharap untuk menganalisis karakteristik individu dan rumah tangga migran Indonesia dengan pilihan tujuan mereka. Ada dua model dalam penelitian ini, yang pertama adalah model logit multinomial untuk memahami migrasi keseluruhan dan yang kedua adalah model logit biner untuk menganalisis migrasi internal. Hasilnya menunjukkan ada korelasi yang signifikan antara karakteristik individu dan rumah tangga dengan pilihan tujuan migran. Studi ini menemukan bahwa migrasi berbeda antara kelompok usia yang berbeda. Perempuan juga ditemukan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk pindah baik migrasi secara internal maupun internasional. Temuan menarik lainnya dalam penelitian ini adalah kami menemukan Minagkabau dan Batak dibandingkan dengan orang Jawa memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk bermigrasi di Indonesia. Tidak hanya itu relatif terhadap Muslim, Kristen dan Budha memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk berpindah di dalam negeri dan di luar negeri. Implikasi dari temuan ini adalah ingin menggambarkan pola migrasi antara migran di Indonesia dan selanjutnya memperbaiki penyebaran penduduk.

Migration is one of the three components that change the world 39 s population beside death rate and birth rate and Indonesia is no exception. Indonesia, for example, is known to migrate from one place to another. The destination also varied between internal and international destination. Using data from Sensus Penduduk 2010, this study hopes to analyze the individual and household characteristics of Indonesian migrant with their choice of destination. There is two model purposed in this study, the first being multinomial logit model to understand the overall migration and the second one being binary logit model to further analyze internal migration. The results show there are significant correlations between individual and household characteristics to the migrant choice of destination. The study found that migration destination differs among different age groups. Female also found to have a higher probability to move both to internal and international migration. Another interesting finding in this study is I found Minangkabau and Bataknese compare to Javanese have a higher probability to migrate within Indonesia. Not only that relative to Muslim, Christians, and Buddhist have a higher probability to move within the country and outside the country. The implication of these findings is that it gives an insight of Indonesian migrant characteristics to help understand the migration pattern in Indonesia and further improve dissemination of population.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Novriawati
"Migrasi telah menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan taraf hidup, terutama di negara berkembang. Meskipun banyak penelitian telah menganalisis dampak migrasi pada berbagai aspek sosial ekonomi, hubungan migrasi dan ketahanan pangan masih menjadi penyelidikan empiris terbuka. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara pekerja migran internal dan kerawanan pangan rumah tangga di Indonesia. Kami menggunakan pendekatan variabel instrumental (IV) untuk mengatasi endogenitas status migran menggunakan data survei rumah tangga yang representatif di level nasional pada tahun 2019, 2020, dan 2021 dengan instrumen jaringan migrasi. Temuan kami menunjukkan bahwa pekerja migran internal memiliki efek positif yang signifikan secara statistik terhadap ketahanan pangan rumah tangga di Indonesia, dan dampak tersebut paling besar di Sumatra dan Kalimantan. Selain itu, kami menguraikan mekanisme bagaimana dampak pekerja migran internal terhadap ketahanan pangan rumah tangga beroperasi, dan kami menemukan bahwa pengetahuan tentang gizi dan kesehatan memiliki pengaruh terbesar, sedangkan pendapatan tidak signifikan untuk memediasi pengaruh tersebut. Namun, realokasi pengeluaran untuk pangan secara signifikan memediasi dampak migrasi terhadap ketahanan pangan rumah tangga, yang menunjukkan bahwa pendapatan migran hanya akan meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga jika dialokasikan untuk pangan. Selain itu, belum tentu suatu rumah tangga akan mengkonsumsi makanan yang beragam jika tidak dimediasi oleh pengetahuan tentang gizi. Temuan ini menunjukkan bahwa promosi atau program pendidikan gizi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan yang sehat, sehingga mengurangi kerawanan pangan.

Migration has become one of the strategies to improve life, especially in developing countries. Despite many studies analyzing migration's impact on various socioeconomic aspects, the migration and food security nexus remains an open empirical investigation. This research investigates the relationship between internal migrant workers and household food insecurity in Indonesia. We employ the instrumental variable (IV) approach to address the endogeneity of migrant status using representative household survey data at the national level in 2019, 2020, and 2021 utilizing the migration network instrument. Our findings show that internal migrant workers have a statistically significant positive effect on household food security in Indonesia, and the impact is greatest in Sumatra and Kalimantan. In addition, we describe the mechanism by which the impact of internal migrant workers on household food security operates, and we find that knowledge about nutrition and health has the greatest influence. In contrast, income is not significant in mediating the effect. However, spending reallocation for food significantly mediates the impact of migration on household food security, indicating that migrant income will only increase household food security if it is allocated for food. Moreover, it is not certain that a household will consume a variety of foods if it is not mediated by knowledge about nutrition. These findings suggest that promoting campaigns or conducting nutrition education programs is essential to enhance public awareness about the importance of a healthy diet, thus alleviating food insecurity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mera Diah Asri Suryaningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh karakteristik individu, rumah tangga, dan pasangan terhadap kontribusi perempuan pada anggaran rumah tangga dengan menggunakan data Susenas 2012. Hasil regresi Tobit menunjukkan bahwa perempuan yang berasal dari status ekonomi tingkat bawah berkontribusi lebih besar pada anggaran rumah tangga. Selain itu, preferensi pada perempuan dalam hal mengurus rumah tangga berhubungan positif dengan kontribusi perempuan pada anggaran rumah tangga. Sebaliknya, jumlah anak dalam rumah tangga berhubungan negatif dengan kontribusi perempuan pada anggaran rumah tangga. Ditemukan pula bahwa faktor terkuat yang memengaruhi kontribusi perempuan pada anggaran rumah tangga adalah status pekerjaan perempuan di sektor formal.

This study analyzes the effect of individual, household and spouse characteristics on women?s contribution on household expenditure. Applying Tobit regressions using 2012 Susenas data, it is found that female from low level of status economic contributes more to household expenditure. Preference for female in housework is positively related to female?s contribution on household expenditure. On the contrary, number of children in household negatively related to female's contribution on household expenditure. It is also found that women?s employment in formal sectors have the strongest effect on their contribution on household expenditure."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasaja Arifiyanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
kemiskinan pekerja dibayar di perkotaan dengan menggunakan data Susenas
2013. Berdasarkan analisis deskriptif dan regresi logistik biner diketahui bahwa
umur, jenis kelamin, status migrasi, status perkawinan, pendidikan, lapangan
usaha, status dalam pekerjaan, proporsi ART berumur > 15 tahun, proporsi ART
berumur > 64 tahun, dan proporsi ART lain bekerja dan berpenghasilan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap risiko pekerja dibayar di perkotaan berstatus
miskin. Faktor terkuat yang memengaruhi kemiskinan pekerja dibayar dengan
kriteria garis kemiskinan dalam penelitian ini adalah pendidikan, proporsi ART
lain bekerja dan berpenghasilan, dan proporsi ART berumur < 15 tahun. Dengan
kriteria Upah Minimum Provinsi, faktor terkuat yang menyebabkan pekerja
dibayar hidup di bawah standar adalah proporsi ART lain bekerja dan
berpenghasilan, pendidikan, dan status migrasi

ABSTRACT
This research aims at analyzing factors influence poverty status at paid workers
in urban area using 2013 Susenas. Descriptive analysis and result of binary
logistic regression indicate note that age, gender, migration status, marital status,
education, field of business, status in employment, the proportion of under 15 year
old household member, the proportion of above 64 year old household member,
and proportion of other household member?s work have significant effects on the
risk of paid workers in urban to be poors. The strongest factors affecting poverty
status of paid workers by poverty line criteria in this study are education, the
proportion of other hosehold member?s work, and the proportion of 15 year old
household member. Based on provincial minimum wage criteria, the strongest
factors that cause paid workers paid live below the standard are the proportion in
other hosehold member?s work, education, and the status of the migration;"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Fiorella Moreni
"Angka migrasi pekerja internasional meningkat setiap tahun, termasuk pekerja Indonesia. Migrasi keluar negeri sering diikuti dengan migrasi kembali. Banyak penelitian yang membahas migrasi internasional pekerja, namun sedikit yang berfokus pada migrasi kembali. Padahal, keuntungan finansial dan modal manusia dapat diperoleh dari migrasi kembali, seperti ide-ide baru dan keterampilan wirausaha. Namun, pekerja migran kembali bisa sulit terintegrasi dengan pasar tenaga kerja domestik karena ketidaksesuaian lapangan kerja atau hilangnya jaringan sosial. Penelitian ini menganalisis hubungan migrasi kembali dengan hasil pasar tenaga kerja domestik, yang diukur melalui tiga aspek, yaitu jabatan, sektor lapangan usaha, dan status pekerjaan utama. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat karakteristik individu para pekerja migran kembali dibandingkan dengan para pekerja non-migran. Hal ini menarik untuk diteliti karena pada dasarnya migrasi merupakan cara seseorang untuk mendapatkan pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan yang lebih baik, sehingga individu dengan karakteristik individu yang berbeda akan memiliki keputusan migrasi yang berbeda pula. Karakteristik individu yang diamati adalah umur, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan faktor keluarga. Dengan menggunakan model logistik multinomial dan data Sakernas 2019-2022 ditemukan bahwa pekerja berstatus migran kembali memiliki karakteristik tertentu. Peluang pekerja untuk berstatus migran kembali lebih besar dari kelompok umur 25-34 dan 35-44, pekerja pria, berstatus menikah atau bercerai, memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah, serta jumlah anggota rumah tangga yang lebih sedikit dibandingkan kelompok lainnya. Dari aspek hubungannya dengan hasil pasar tenaga kerja domestik, ditemukan bahwa para pekerja migran kembali dilihat dari jabatan probabilitasnya lebih besar untuk bekerja sebagai pekerja kasar, pekerja terampil pertanian, dan pekerja pengolahan. Kemudian, ditinjau dari sektor usaha, pekerja migran kembali meningkatkan probabilitas untuk bekerja di sektor konstruksi, industri pengolahan, dan komunikasi. Terakhir, dilihat dari status pekerjaan utama, dengan memiliki pengalaman kerja di luar negeri dan kemudian kembali, ini meningkatkan probabilitas mereka untuk bekerja sebagai wirausaha informal dan pekerja informal. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa pekerja dengan pengalaman kerja di luar negeri dan berstatus migran kembali tidak serta merta membuat mereka bekerja di jabatan, sektor, maupun berstatus pekerjaan yang lebih produktif dan bernilai tambah tinggi, walaupun hal ini tetap perlu mempertimbangkan aspek lain, seperti tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan di luar negeri.

The number of international migrant workers increases every year, including Indonesian workers. Migration abroad is often followed by return migration. Many studies discuss international labor migration, but few focus on return migration. Yet, financial and human capital benefits can be gained from return migration, such as new ideas and entrepreneurial skills. However, returning migrant workers may struggle to reintegrate into the domestic labor market due to job mismatch or loss of social networks. This study analyzes the relationship between return migration and domestic labor market outcomes, measured through three aspects: job position, business sector, and main employment status. Additionally, it examines the characteristics of return migrant workers compared to non-migrant workers. This topic is intriguing because migration is fundamentally a means to achieve better employment, education, and living conditions, meaning individuals with different characteristics will have varying migration decisions. The observed individual characteristics include age, gender, marital status, education level, and family factors. Using a multinomial logistic model and data from Sakernas 2019-2022, it was found that return migrant workers possess certain characteristics. They are more likely to be aged 25-44, male, married or divorced, have lower education levels, and have fewer household members than other groups. Regarding domestic labor market outcomes, return migrant workers are more likely to work as laborers, skilled agricultural workers, and processing workers. In terms of business sectors, they are more likely to work in construction, manufacturing, and communication sectors. Finally, in terms of main employment status, having overseas work experience increases their probability of becoming informal entrepreneurs and informal workers. The study's findings indicate that having overseas work experience and return migrant status does not necessarily lead to higher productivity and value-added jobs, although other aspects, such as education level and type of job abroad, should still be considered.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Sawita Murni
"Tesis ini disusun untuk melihat pengaruh kausal dari kredit usaha dan karakteristik rumah tangga terhadap kesejahteraan rumah tangga, yang direpresentasikan oleh pendapatan rumah tangga, pengeluaran makanan rumah tangga dan pengeluaran bukan-makanan rumah tangga. Metode yang digunakan dalam thesis ini adalah metode Fixed Effect dengan menggunakan data panel survey dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Indonesia tahun 2009 dan 2010. Hasil studi dari thesis ini menyatakan bahwa akses terhadap kredit usaha secara signifikan memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan rumah tangga. Namun, akses terhadap kredit usaha yang diperoleh dari program pemerintah memiliki nilai yang positif namun berdampak insignifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga.
Thesis ini juga menunjukkan bahwa pasangan dari kepala rumah tangga atau istri yang memiliki usaha sendiri atau menjadi wirausaha secara signifikan mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga, yang berarti bahwa akses terhadap kredit usaha dan kewirausahaan dalam rumah tangga perlu ditingkatkan untuk memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan di Indonesia. Dengan melihat dari hasil thesis ini dan menggabungkan informasi yang diperoleh mengenai pengaruh yang signifikan dari kredit usaha dan kewirausahaan istri (spouse-woman) terhadap pendapatan rumah tangga maka akses kredit usaha untuk istri (spouse-woman) penting untuk membantu mereka dalam memulai atau memperluas usaha mereka sehingga mereka dapat meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya.

This thesis estimates the causal impact of business credit and household characteristics on household welfare, which is represented by household income, food expenditure and non-food expenditure. I use the fixed effect method with the panel survey data of The Indonesian National Socio-Economic Survey (SUSENAS) from 2009 and 2010 and find that access to business credit significantly improves household welfare. However, the access to business credit from government program has a positive but insignificant impact on household welfare.
Moreover, this thesis shows that self-employment for spouse or spousewoman entrepreneurship also significantly increases household income, implying that access of business credit and household entrepreneurship need to be enhanced for improving welfare in Indonesia. Given the results of this thesis, by combining the information obtained from the significant impact of business credit and spouse-woman entrepreneurship on household income, the access to business credit to wife or spouse-woman is important in order to help them start or expand their business so that they can improve their household welfare.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrianti Suciramadhani Thamzil
"Tuberkulosis di Indonesia tercatat sebagai penyebab kematian urutan keempat setelah India, Cina dan Afrika. Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang menular melalui udara. Kondisi lingkungan yang buruk seperti daerah kumuh akan mempermudah penyebaran kuman tuberkulosis dengan berbagai faktor risiko. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi dan gambaran kejadian tuberkulosis paru berdasarkan faktor risikonya pada penduduk usia ≥15 tahun di daerah kumuh Indonesia. Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari data Riskesdas 2013 yang menggunakan desain studi Cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah penduduk yang tinggal di daerah kumuh di Indonesia berusia ≥15 tahun yang memiliki data variabel penelitian yang lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan, prevalensi tuberkulosis paru di daerah kumuh Indonesia tahun 2013 sebesar 0,7%. Prevalensi tuberkulosis tertinggi ditemukan pada penduduk berusia 65-74 tahun (1,0%); laki-laki (0,6%); tidak tamat sekolah dasar (0,7%); nelayan (0,7%); status gizi kurus (1,3%); tidak merokok (0,6%); ventilasi tidak memenuhi syarat (0,6%); pencahayaan alami tidak memenuhi syarat (0,6%); dan kepadatan hunian tidak memenuhi syarat (0,6%).

Tuberculosis in Indonesia islisted as the fourth leading cause of death after India, Cina and Africa. Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis which spread through the air. Poor environmental conditions such as the slums will facilitate the spread of germs of tuberculosis with various risk factors. This study aims to determine the prevalence and incidence of pulmonary tuberculosis description of risk factors based on the population aged ≥15 years in the slums of Indonesia. This study is a further analysis of the secondary data analysis of Riskesdas 2013 that uses design study Cross-sectional. The sample
was people living in slums in Indonesia aged ≥15 years who have a complete variable data research. Results of this study showed that the prevalence of pulmonary tuberculosis in the slums of Indonesia in 2013 amounted to 0.7%. The highest prevalence of tuberculosis was found in the population aged 65-74 years (1.0%); men (0.6%); not completed primary school (0.7%); fishing (0.7%); nutritional status of thin (1.3%); no smoking (0.6%); ventilation not qualify (0.6%); natural lighting are not eligible (0.6%); and population density do not
qualify (0.6%)."
2015
S59184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carolina Margaretha
"Studi ini membahas mengenai karakteristik rumah tangga miskin antar wilayah di Indonesia. Regresi dilakukan dalam 6 wilayah, yaitu di tingkat nasional, Jawa dan Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, serta Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Dengan melakukan regresi di 6 wilayah yang berbeda, studi ini berusaha mencari tahu apakah terdapat perbedaan pengaruh variabel independen terhadap kemiskinan rumah tangga di wilayah yang berbeda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa karakteristik rumah tangga, individu, serta wilayah secara signifikan mempengaruhi probabilita rumah tangga miskin. Beberapa variabel menunjukkan arah serta nilai yang cukup berbeda antar wilayah.

This research studied interregional household poverty characteristics in Indonesia. Regression analysis was conducted in six different regions, national, Java and Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, and Maluku, Nusa Tenggara, and Papua. The aim of this study is to determine characteristics of poor household and find out whether poor household in different region has different characteristics. The result shows that individual, household and regional characteristics significantly affect probability of poor household. Several variabele shows different sign and value among regions."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeti Lastuti
"Beberapa literatur terbaru mengungkapkan bahwa saat ini konsumsi conspicuous tidak hanya mencakup barang-barang terlihat (visible good) saja, melainkan juga barang-barang tak terlihat (invisible good), yang sebagian besar merupakan kebutuhan dasar individu. Konsumsi conspicuous sangat erat kaitannya dengan ketimpangan pendapatan dan karakteristik regional seperti etnis dan agama, namun penelitian antara ketiga variabel ini masih sangat terbatas, terutama di negara-negara berkembang. Indonesia memiliki ketimpangan pendapatan yang cukup tinggi serta keberagaman etnis dan agama yang sangat luas, sehingga akan sangat mempengaruhi bagaimana share dari konsumsi conspicuous rumah tangga. Penelitian ini menggunakan data pooled konsumsi rumah tangga yang disediakan oleh BPS dari tahun 2017 sampai dengan 2018. Dengan metode 2SLS, hasil penelitian ini menemukan bahwa (1) ketimpangan pendapatan tidak memiliki pengaruh, tetapi kedua variabel karakteristik regional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap share konsumsi conspicuous untuk visible good dan (2) ketimpangan pendapatan dan kedua variabel karakteristik regional berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap share konsumsi conspicuous untuk invisible good

The latest literature reveals that currently conspicuous consumption includes not only visible goods, but also invisible good, which are mostly basic individual needs. Conspicuous consumption is closely related to income inequality and regional characteristics such as ethnicity and religion, however research between these three variables is still very limited, especially in developing countries. Indonesia has a fairly high income inequality as well as a very wide ethnic and religious diversity, so that it will greatly affect how the share of conspicuous household consumption is. This study uses pooled household consumption data provided by BPS from 2017 to 2018.With the 2SLS method, the results of this study find that (1) income inequality has no effect, but the two regional characteristic variables have a positive and significant effect on consumption share conspicuous for visible good and (2) income inequality and the two regional characteristic variables have a negative and significant effect on the share of conspicuous consumption for invisible good."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zinka Septia Saputri
"Studi ini menganalisis korelasi karakteristik ekonomi dan sosial rumah tangga terhadap perilaku membuang sampah di Indonesia. Analisis yang dilakukan diharapkan dapat memberi gambaran awal tentang perilaku rumah tangga dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Data penelitian yang digunakan berasal dari The Indonesia Family Life Survey (IFLS) seri ke – 5 yang diterbitkan pada tahun 2014. Penelitian ini menggunakan model logit. Studi ini menemukan karakteristik rumah tangga yang meningkatkan peluang rumah tangga untuk membuang sampah pada tempatnya diantaranya adalah: jumlah konsumsi baik pangan dan non-pangan, pendapatan, tingkat pendidikan, serta status lokasi tempat tinggal rumah tangga, yaitu yang tinggal di kota dan Pulau Jawa. Sementara, karakteristik rumah tangga yang mengurangi peluang rumah tangga untuk membuang sampah pada tempatnya antara lain: jumlah anggota rumah tangga, kepala rumah tangga (laki-laki) bekerja, dan kondisi kebersihan lingkungan tempat tinggal yang terdapat tumpukan sampah/kotor. Hasil studi ini, menyimpulkan bahwa edukasi mengenai perilaku membuang sampah pada tempatnya wajib ditanamkan sejak dini dan sebaiknya masuk dalam kurikulum pendidikan formal, sehingga penerapan perilaku menjaga kebersihan dapat dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu rumah tangga.

This study aims to analyze the correlation between socio-economic characteristics of households and its related behaviour in disposing waste in Indonesia. The analysis of the research is expected to provide initial understanding on the awareness in maintaning cleanliness and environmental health. The data used comes from The Indonesian Family Life Survey (IFLS) series 5 published in 2014. This research using regresion analysis with Logit model. This study finds that households characteristics that improve the household’s opportunity to dispose waste on its place properly include: household consumptions both food and non-food consumption, households income, education level, and the status of the households location, i.e. households living in cities and Java Island. Meanwhile, households characteristics that reduce the household’s opportunity to dispose waste on its place properly include: household size, employment status of the male household head, and the condition of the cleanliness of the surrounding environment. The results conclude that education regarding the behavior of disposing waste in its place properly must be instilled from an early age and should be included in the formal education curriculum, so that the cleanlines and hygiene behavior can be started from the smallest unit, the household."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>