Angka migrasi pekerja internasional meningkat setiap tahun, termasuk pekerja Indonesia. Migrasi keluar negeri sering diikuti dengan migrasi kembali. Banyak penelitian yang membahas migrasi internasional pekerja, namun sedikit yang berfokus pada migrasi kembali. Padahal, keuntungan finansial dan modal manusia dapat diperoleh dari migrasi kembali, seperti ide-ide baru dan keterampilan wirausaha. Namun, pekerja migran kembali bisa sulit terintegrasi dengan pasar tenaga kerja domestik karena ketidaksesuaian lapangan kerja atau hilangnya jaringan sosial. Penelitian ini menganalisis hubungan migrasi kembali dengan hasil pasar tenaga kerja domestik, yang diukur melalui tiga aspek, yaitu jabatan, sektor lapangan usaha, dan status pekerjaan utama. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat karakteristik individu para pekerja migran kembali dibandingkan dengan para pekerja non-migran. Hal ini menarik untuk diteliti karena pada dasarnya migrasi merupakan cara seseorang untuk mendapatkan pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan yang lebih baik, sehingga individu dengan karakteristik individu yang berbeda akan memiliki keputusan migrasi yang berbeda pula. Karakteristik individu yang diamati adalah umur, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan faktor keluarga. Dengan menggunakan model logistik multinomial dan data Sakernas 2019-2022 ditemukan bahwa pekerja berstatus migran kembali memiliki karakteristik tertentu. Peluang pekerja untuk berstatus migran kembali lebih besar dari kelompok umur 25-34 dan 35-44, pekerja pria, berstatus menikah atau bercerai, memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah, serta jumlah anggota rumah tangga yang lebih sedikit dibandingkan kelompok lainnya. Dari aspek hubungannya dengan hasil pasar tenaga kerja domestik, ditemukan bahwa para pekerja migran kembali dilihat dari jabatan probabilitasnya lebih besar untuk bekerja sebagai pekerja kasar, pekerja terampil pertanian, dan pekerja pengolahan. Kemudian, ditinjau dari sektor usaha, pekerja migran kembali meningkatkan probabilitas untuk bekerja di sektor konstruksi, industri pengolahan, dan komunikasi. Terakhir, dilihat dari status pekerjaan utama, dengan memiliki pengalaman kerja di luar negeri dan kemudian kembali, ini meningkatkan probabilitas mereka untuk bekerja sebagai wirausaha informal dan pekerja informal. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa pekerja dengan pengalaman kerja di luar negeri dan berstatus migran kembali tidak serta merta membuat mereka bekerja di jabatan, sektor, maupun berstatus pekerjaan yang lebih produktif dan bernilai tambah tinggi, walaupun hal ini tetap perlu mempertimbangkan aspek lain, seperti tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan di luar negeri.
The number of international migrant workers increases every year, including Indonesian workers. Migration abroad is often followed by return migration. Many studies discuss international labor migration, but few focus on return migration. Yet, financial and human capital benefits can be gained from return migration, such as new ideas and entrepreneurial skills. However, returning migrant workers may struggle to reintegrate into the domestic labor market due to job mismatch or loss of social networks. This study analyzes the relationship between return migration and domestic labor market outcomes, measured through three aspects: job position, business sector, and main employment status. Additionally, it examines the characteristics of return migrant workers compared to non-migrant workers. This topic is intriguing because migration is fundamentally a means to achieve better employment, education, and living conditions, meaning individuals with different characteristics will have varying migration decisions. The observed individual characteristics include age, gender, marital status, education level, and family factors. Using a multinomial logistic model and data from Sakernas 2019-2022, it was found that return migrant workers possess certain characteristics. They are more likely to be aged 25-44, male, married or divorced, have lower education levels, and have fewer household members than other groups. Regarding domestic labor market outcomes, return migrant workers are more likely to work as laborers, skilled agricultural workers, and processing workers. In terms of business sectors, they are more likely to work in construction, manufacturing, and communication sectors. Finally, in terms of main employment status, having overseas work experience increases their probability of becoming informal entrepreneurs and informal workers. The study's findings indicate that having overseas work experience and return migrant status does not necessarily lead to higher productivity and value-added jobs, although other aspects, such as education level and type of job abroad, should still be considered.