Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144457 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasmin Ramadhani
"Kontribusi UMKM terhadapa PDB Nasional Indonesia tinggi, namun dalam hal daya saing terutama pada industri makanan masih rendah. Untuk meningkatkan daya saing yang tinggi maka diperlukan manajemen rantai pasok yang efektif. Pemilihan pemasok merupakan pengambilan keputusan yang penting dalam dunia perindustrian untuk membuat manajemen rantai pasok yang lebih efektif. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan model pemilihan pemasok yang bisa digunakan oleh UMKM makanan.
Pengembangan model pemilihan pemasok menggunakan metode DEMATEL-Based ANP untuk menentukan bobot kepentingan kriteria pemilihan pemasok. Bobot kepentingan pemasok akan digunakan untuk pengembangan model menggunakan Zero-One Goal Programming untuk mendapatkan pemasok yang terbaik.
Hasil perhitungan ini berupa terpilihnya pemasok diantara tiga pilihan pemasok untuk lima UMKM di Jabodetabek. Terjadi perubahan dalam pemilihan pemasok dalam tiga kondisi, yaitu saat terjadi kenaikan harga minyak dunia, saat bulan Ramadan serta Idul Fitri, dan saat melakukan promosi dengan metode endorse.

SMEs contribution Indonesia GDP is high, but in terms of competitiveness, especially in the food industry is still low. In order to improve the competitiveness, it needs effective supply chain management. Supplier selection is one of important decision making in industry to make supply chain management more effective. The purpose of this study is to develop a supplier selection model that can be used by food SMEs.
Model development of supplier selection model using DEMATEL Based ANP method to determine the weight of interest of supplier selection criteria. The weight of the supplier 39 s interest will be used for model development using Zero One Goal Programming to get the best supplier.
The result of this calculation is the selection of suppliers among the three supplier choices for the five SMEs in Jabodetabek. There are changes in supplier supplier selection within three conditions, when world oil price is rising, when demand is rising during Ramadan and Eid Al Fitr, and when doing promotion with endorse method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Nabila Hadi
"Ketersediaan industri pendukung di Indonesia sebagai pemasok bahan baku sepatu belum memadai, sehingga sebagian besar industri sepatu mendapatkan bahan baku sepatu dengan cara impor. Hal ini mengakibatkan biaya produksi yang besar pada industri sepatu di Indonesia. Selain tantangan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan, terdapat tantangan yang dialami secara internal pada kegiatan pengadaan bahan baku yaitu perusahaan sepatu sering kali mendapatkan kualitas barang yang tidak sesuai dengan standar perusahaan dan terdapatnya keterlambatan pengiriman barang dari pemasok yang dapat berakibat pada tertundanya proses produksi sepatu. Oleh karena itu, diperlukannya metode pendukung keputusan untuk melakukan penilaian performa pemasok secara menyeluruh sehingga didapatkan pemasok yang terbaik. Metode yang digunakan yaitu Klasifikasi ABC, Analytic Network Process ANP dan Zero One Goal Programming ZOGP. Klasifikasi ABC digunakan untuk mendapatkan bahan baku yang dijadikan penelitian. Melalui ANP diperoleh bobot subkriteria penilaian performa pemasok. Output dari ANP dimodelkan dalam Zero One Goal Programming ZOGP untuk didapatkan keputusan pemilihan pemasok yang optimal. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat enam bahan baku yang dijadikan objek penelitian, diperoleh 20 subkriteria penilaian performa pemasok dan satu pemasok terbaik untuk masing-masing bahan baku.

The availability of supporting industries in Indonesia as a supplier of raw materials of shoes is not sufficient, so most of footwear industry buy raw materials from abroad. This condition has caused in high production costs in the footwear industry in Indonesia. In addition to the challenges that are generated from external factors of the company, there are some challenges that are generated from internal factors of the company. First, The Footwear Company often gets goods which are not in accordance with the company standards. Second, there is the delay shipments from suppliers that resulted in delays in the production process. Therefore, the need for decision support methods to conduct a performance assessment thoroughly. The methods used are ABC Classification, Analytic Network Process and Zero One Goal Programming. ABC Classification is used to get the raw materials as a research sample. The output of ANP is modeled in Zero One Goal Programming to get an optimal decision of supplier selection. The result of this research are six raw materials that is used as a research sample, obtained seven criteria and 20 subcriteria of supplier selection and one best supplier for each raw material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Alya Zahra
"Internet of Things dipercaya dapat membawa kemudahan pada Rumah Sakit dalam hal pengumpulan serta manajemen informasi yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Namun penerapan IoT memiliki risiko dan tantangan yang patut diwaspadai. RS perlu memikirkan bagaimana meminimalisasi terjadinya risiko dan tantangan dalam menerapkan IoT.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu model untuk meminimalisasi terjadinya risiko dan tantangan dalam penerapan IoT di rumah sakit dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Zero-one Goal Programming (ZOGP).
Pemberian bobot prioritas penerapan IoT di rumah sakit berdasarkan faktor tantangan dilakukan dengan metode AHP. Penilaian risiko dengan skala probability dan severity juga dilakukan untuk menilai penerapan IoT yang memiliki risiko terkecil. Bobot prioritas dan nilai risiko penerapan IoT di rumah sakit, digunakan untuk pengembangan model menggunakan ZOGP.
Hasil akhir dari model didapatkan bahwa Sistem Pengelola Antrian Pasien terpilih pada semua skenario yang ada dengan pengurangan risiko teknis sebesar 38,5%, risiko personnel sebesar 46,2% dan tantangan sebesar 69,3%.

Internet of Things (IoT) is innovation believed to bring convenience to Hospital in terms of gathering & managing the information which could improve the healthcare service quality. Nevertheless, IoT implementation followed by its risks & challenges that need to be watched out. Hospital management needs to figure out how to minimized the risks and challenges in implementing IoT.
The aim of this study is to obtain a model to minimize the risks and challenges of IoT Implementation in the hospital using Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Zero-one Goal Programming (ZOGP) method. AHP method is used to calculate the priority weight of IoT implementation in hospitals based on challenge factors.
The IoT implementation assessed with probability and severity scale to get the risk value. The priority weight and risk value of IoT implementation in the hospital are used for the development of models using AHP-ZOGP.
The final results from the model showed that Patient Queue Management System is chosen in every scenarios in this research that would decrease 38,5% Technical risk, 46,2% Personnel risk and 69,3% challenge.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beby Lexa Rezqianita
"ABSTRAK
Industri 4.0, revolusi industri keempat, telah menjadi tren global dalam industri manufaktur karena mampu
menghasilkan "pabrik pintar" dengan cyber-physical systems (CPS). CPS mengintegrasikan dunia fisik
dengan dunia digital dengan memantau proses fisik, membuat salinan digital dari dunia fisik, dan membuat
sistem produksi yang terdesentralisasi. Industri 4.0 dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan, daya saing
bisnis, pelayanan untuk pelanggan, dan mengoptimalkan proses manufaktur. Penerapan Industri 4.0 di
industri manufaktur Indonesia diamati mampu meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kualitas
produk. Hal ini berdampak pada pertumbuhan PDB, peningkatan adopsi teknologi, dan pembukaan lapangan
kerja baru sehingga menjadi game-changer untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, berdasarkan
Indonesia Industry 4.0 Readiness Index, industri manufaktur Indonesia masih dalam tahap kesiapan sedang.
Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan ANP berbasis DEMATEL untuk memprioritaskan faktor
pendorong dan penghambat adopsi Industri 4.0 di industri manufaktur Indonesia. Penelitian ini juga bertujuan
untuk menentukan model hierarki strategi adopsi Industri 4.0 menggunakan metode ISM.

ABSTRACT
Industry 4.0, the fourth revolution Industry, has become a global trend in the manufacturing industry because
it is able to produce a "smart factory" with cyber-physical systems (CPS). CPS integrate the physical world
with digital by monitoring physical processes, making digital copies of the physical world, and making
decentralized production systems. Industry 4.0 can increase productivity, revenue, business competitiveness,
customer service, and optimize manufacturing processes. Implementing Industry 4.0 in the Indonesian
manufacturing industry is observed to be able to increase productivity and improve product quality. As a
result, it has an impact on GDP growth, increased technology adoption, and new employment opportunities so
that it becomes a game-changer for national economic growth. However, based on the Indonesia Industry 4.0
Readiness Index, the Indonesian manufacturing industry is still in the medium readiness stage. Therefore, this
study used DEMATEL-based ANP to prioritize the drivers and barriers of Industry 4.0 adoption in the Indonesian manufacturing industry. This study also aims to determine the hierarchy model of strategy of
Industry 4.0 adoption in the Indonesian manufacturing industry using ISM method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ezrania Julia
"Pelayanan makanan dalam penerbangan mempengaruhi keputusan pembelian kembali oleh penumpang. Permasalahan pada pemasok katering makanan penerbangan dapat menyebabkan kerugian perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pemasok serta melakukan pemeringkatan pemasok katering makanan penerbangan dengan mempertimbangkan kriteria penilaian pemasok pada suatu maskapai penerbangan berbiaya murah di Indonesia. Metode DEMATEL-Based ANP digunakan untuk menghasilkan bobot kepentingan tiap kriteria dan hubungan keterkaitan antar kriteria melalui pembentukan Influence Network Relation Map (INRM). Metode Simple Additive Weighting digunakan untuk mendapatkan peringkat pemasok berdasarkan bobot DANP.
Hasil pengolahan data DANP menunjukkan bahwa harga (18,54%), sertifikasi dan penghargaan (10,20%), pengembangan produk (9,52%), citra perusahaan (7,03%), dan cita rasa (6,7%) merupakan kriteria yang memiliki bobot kepentingan terbesar terhadap penilaian pemasok. Berdasarkan INRM dapat dilihat bahwa dimensi kompatibilitas (0,2548) merupakan dimensi yang paling cenderung mempengaruhi dimensi lain, dan dimensi biaya (-0,2051) merupakan dimensi yang paling cenderung dipengaruhi dimensi lain. Hasil penilaian pemasok dengan metode SAW menunjukkan bahwa S2 memiliki nilai terbaik yang diikuti oleh S3, S4, dan S1. Usulan perbaikan diberikan untuk meningkatkan kinerja pemasok.

In-flight meal services are considered a significant factor in repurchase decisions. Hence, issues correlating to flight catering providers may prove detrimental to a company. This study aims to evaluate catering suppliers performance and prioritize suppliers based on supplier selection criteria at a low-cost carrier company in Indonesia. DEMATEL-Based ANP (DANP) method is used to obtain importance weight of each criteria and corresponding interdependencies through Influence Network Relation Map (INRM) construct. Overall performance rank based on the weight from DANP is calculated using Simple Additive Weighting (SAW) method.
The findings show that price (18,54%), certification and acknowledgement (10,20%), product development (9,52%), company image (7,03%), dan taste of meal (6,7%) are considered most important criteria in-flight catering supplier selection. Based on INRM, it can be seen that the Compatibility Dimension (0.2548) has the highest tendency to influence other dimensions, and the Dost Dimension (-0.2051) has the highest tendency to be influenced by other dimensions. The results of supplier assessment using the SAW method show that S2 has the best value followed by S3, S4, and S1. Implications for improvement are made through the study to enhance suppliers performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Azizia
"Internet of Things (IoT) dapat menjadi salah satu solusi bagi rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan operasional. Akan tetapi, dengan adanya hambatan teknis dan non-teknis seperti biaya, organisasi, dan pengalaman pengguna menyebabkan penerapan IoT tidak bisa dilakukan secara langsung di semua bagian di rumah sakit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat prioritaspemilihanunit di rumah sakit dalam rangka penerapan Internet of Things (IoT) berdasarkan performa unit saat ini untuk meningkatkan kualitas layanan operasional kesehatan.
Penelitian ini menggunakan metode DEMATEL (Decision-Making Trial And Evaluation Laboratory) berbasis ANP (Analytic Network Process) untuk melihat secara detail pengaruh dan bobot dari faktor yang mempengaruhi penerapan Internet of Things di rumah sakit. Selain itu, metode VIKORRUG (VlseKriterijumska Optimizacija I Kompromisno Resenje for Ranking Unimproved Gap) juga digunakan untuk melihat kesenjangan kinerja pada 9 unit rumah sakit di Jakarta.Pada hasil akhir, ditemukan bahwa unit One-Day-Care adalah unit yang menjadi prioritas pertama dalam penerapan teknologi IoT di rumah sakit.

Internet of Things (IoT) can be a solution for hospitals to improve the efficiency and quality of operational services. However, with technical and non-technical barriers such as costs, organization, and experience of users using IoT, it cannot be done directly in all parts of the hospital. For this reason, this study aimsto make a framework to prioritize hospital units to implementthe Internet of Things (IoT) based on current performance.
This research using the DEMATEL (Decision-Making Trial And Evaluation Laboratory) based ANP(Analytical Network Process) methodto see more about detail and calculate the influence weight between factors. In addition, the VIKORRUG method (VlseKriterijumska Optimizacija I Kompromisno Resenje for Ranking Unimproved Gap) was also used to look at performance gaps in 9 units in hospitalat Jakarta. As a final results, it was found that the One-Day-Care unit was the unit that was the first priority in the application of technology in hospitals.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harits Ahmad Fauzan
"Kewajiban melakukan sertifikasi halal untuk produk yang dijual di Indonesia merupakan salah satu poin penting yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Lima tahun setelah berlakunya undang-undang tersebut, kurang dari 1% dari 26.073.819 unit UKM di Indonesia sudah memiliki sertifikasi halal. Untuk meningkatkan sertifikasi halal dari sektor UKM, diperlukan penelitian untuk mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat bagi pelaku usaha UKM untuk mendapatkan sertifikat halal. Dengan menggunakan metode Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) berbasis Analytic Network Process (ANP), penelitian ini menggunakan pendapat ahli sebagai dasar penelitian dan menghasilkan faktor pendorong dan penghambat yang paling berpengaruh dan strategi untuk meningkatkan adopsi halal. sertifikat untuk UKM. Faktor Pengetahuan Standardisasi Halal merupakan faktor penghambat terbesar dengan bobot 0,924 dan Faktor Pengembangan Pasar Halal sebagai faktor pendukung terbesar dengan bobot 0,157. Peningkatan adopsi sertifikasi halal dapat dilakukan dengan memanfaatkan perguruan tinggi negeri sebagai Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), disertai dengan insentif dan fasilitas finansial bagi pelaku usaha UKM.
The obligation to carry out halal certification for products sold in Indonesia is one of the important points regulated in Law Number 33 of 2014 concerning Halal Product Guarantee. Five years after the enactment of the law, less than 1% of the 26,073,819 SME units in Indonesia already have halal certification. To increase halal certification from the SME sector, research is needed to identify the driving and inhibiting factors for SME business actors to obtain halal certificates. By using the Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) based on the Analytic Network Process (ANP), this study uses expert opinion as the basis for research and produces the most influential driving and inhibiting factors and strategies to increase halal adoption. certificate for SMEs. The Knowledge of Halal Standardization Factor is the biggest inhibiting factor with a weight of 0.924 and the Halal Market Development Factor as the largest supporting factor with a weight of 0.157. Increasing adoption of halal certification can be done by utilizing state universities as Halal Inspection Institutions (LPH), accompanied by incentives and financial facilities for SME business actors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Atika Putri
"Saat ini tren penggunaan kosmetik di Indonesia tidak untuk wanita saja, namun telah berinovasi pada produk kosmetik bagi pria maupun anak-anak. Hingga tahun 2019, pemerintah Indonesia mencatat terdapat sebanyak 797 perusahaan kosmetik dalam negeri baik dari skala kecil, menengah maupun besar dimana angka tersebut meningkat dari jumlah pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 760 perusahaan. Kinerja industri kosmetik juga mengalami pertumbuhan sebesar 5.59% pada tahun 2020 dan berhasil menyumbang devisa negara dengan nilai ekspor mencapai USD 317 juta atau mengalami kenaikan sebesar 15.2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Aliran rantai pasok dalam akivitas bisnis tentunya merupakan hal yang rumit untuk dibicarakan karena aktivitas, koneksi dan keterkaitan antar elemen dari hulu ke hilir penuh dengan risiko dan ketidakpastian. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model risiko rantai pasok pada industri kosmetik di Indonesia, sehingga pengelolaan risiko dan ketidakpastian dalam jaringan rantai pasok dapat dieksplor lebih lanjut sehingga dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan mitigasi risiko yang tepat. Terdapat 3 metode yang digunakan pada penelitian ini, pertama adalah literature review untuk mengumpulkan indikator risiko rantai pasok di industri kosmetik dari penelitian sebelumnya, kedua adalah metode CVI untuk melakukan validasi dari indikator yang telah diperoleh dari hasil literature review serta terakhir adalah DEMATEL berbasis ANP untuk mengetahui bobot dan pengaruh antar dimensi. 20 indikator dalam 6 dimensi telah berhasil tervalidasi dari 36 indikator oleh 5 expert di bidang industri kosmetik dengan rata-rata nilai I-CVI sebesar 0,91. Dimensi pada risiko rantai pasok di industri kosmetik yang paling kuat pengaruhnya adalah dimensi pasokan dan logistik, sementara dimensi keuangan dinilai sebagai dimensi yang paling mudah terpengaruh.

The trend of using cosmetic products in Indonesia is not only exclusively for women but also has expanded for men and children. Until 2019, the Indonesian government recorded 797 domestic cosmetic companies from small, medium, and large scale, which increased compared to 760 companies in the previous year. The cosmetics industry's performance also grew by 5.59% in 2020 and contributed to foreign exchange for export with USD 317 million, increasing 15.2% compared to the previous year. Supply chain flow in business activities is undoubtedly a complicated issue to discuss because the activities, connections, and interrelationships between elements from upstream to downstream are full of risks and uncertainties. This study aims to conceptualize a supply chain risk model in the Indonesian cosmetics industry to ensure the development of appropriate risk mitigation strategy. This research used qualitative data in a questionnaire assessment by experts, processed using a Content Validity Index (CVI) approach. This research used 3 methods, literature review for collecting supply chain risk indicators, CVI method for validating the indicators collected from literature review, and DEMATEL based ANP for find the weight and relation between each indicator and dimension. A total of 20 indicators in 6 dimensions have been successfully validated from 36 indicators by five experts in the cosmetics industry with an average I-CVI value of 0.91. The highest influence dimension in supply chain risk in cosmetic industry is the supply and logistic indicator, meanwhile the finance dimension is rated as the most easily affected dimension."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisna Pratiwi
"

Indonesia terus mengalami peningkatan masalah sampah di setiap tahunnya. Timbulan sampah yang terus meningkat tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang ada. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru menjadi solusi dan memicu adanya startup pengelola sampah. Namun tidak sedikit startup yang gagal, dibanding dengan startup lain, startup pengelola sampah dinilai masih kurang berkembang. Dengan demikian perlu untuk menganalisis Critical Success Factors (CSF) yang mempengaruhi keberhasilan startup pengelolaan sampah dalam mengembangkan bisnisnya. Penelitian ini menggunakan metode DEMATEL based ANP (DANP) untuk melihat bobot pengaruh antar faktor dan tingkat kepentingan faktor yang digambarkan pada Network Relation Map (NRM), dihasilkan faktor Strong legislation adalah faktor yang perlu diprioritaskan karena memiliki bobot global sebesar 0.590.


Indonesia has an increasing waste problem every year. Increased waste accumulation is not matched with waste management carried out. Waste management with a new paradigm is a solution and triggers a waste management startup. However, many startups fail, compared to other startups, waste management startups are still not growing. Thus, it is necessary to analyze the Critical Success Factors (CSF) that affect the success of waste management startups in developing their business. This study uses the DEMATEL based ANP (DANP) method to see the weight of the influence between factors and the level of importance of the factors described by the Network Relation Map (NRM), the resulting “Strong legislation” factor is a factor that needs to be prioritized because it has a global weight of 0.590.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Chairani Sudarmin
"ABSTRAK
Penyebaran penyakit menular di Indonesia masih meningkat setiap tahunnya. Maka dari itu pemerintah mengeluarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang salah satu isinya adalah pengendalian penyakit menular. Vaksin diperlukan dalam pengendalian penyakit menular. Vaksin sensitif terhadap suhu tertentu, sehingga suhu penyimpanan yang tidak tepat akan merusak vaksin dan menghilangkan efektivitasnya. Vaksin membutuhkan cold chain di dalam rantai pasoknya yang dapat memastikan bahwa vaksin disimpan pada suhu yang sesuai. Kelalaian yang terjadi dalam rantai pasok dapat merusak vaksin dan dapat membahayakan pasien. Kendala yang dialami rantai pasok vaksin dapat menghambat pemberian vaksin kepada yang membutuhkannya dan menghambat upaya pengendalian penyakit. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prioritasi risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok vaksin di Indonesia serta mengembangkan strategi mitigasi risiko untuk membantu anggota rantai pasok dalam mengelola risiko yang ada. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah MCDM (Multi-criteria Decision Making) DEMATEL-Based ANP. Risiko yang didapat dari identifikasi sebanyak 32 risiko dengan lima dimensi yaitu pasokan dan pemasok, operasional, finansial, pemerintahan & permintaan pasar dan logistik. Hasil prioritasi dengan DANP menunjukkan bahwa terdapat 19 risiko yang perlu diprioritaskan. Selanjutnya dikembangkan strategi mitigasi risiko yang divalidasi oleh ahli. Hasil yang didapat adalah 23 strategi mitigasi risiko.

ABSTRACT
The spread of infectious diseases in Indonesia is still increasing every year. Therefore, the government issued a National Medium-Term Development Plan, one of which is the control of infectious diseases. Vaccines are needed in controlling infectious diseases. Vaccines are sensitive to certain temperatures, so improper storage temperatures will damage the vaccine and eliminate its effectiveness. Vaccines require cold chains in their supply chain that could ensure that vaccines are stored at the appropriate temperature. Negligence that occurs in the supply chain could damage the vaccine and could endanger the patient. Obstacles experienced by the vaccine supply chain can inhibit vaccine delivery to those who need it and hinder disease control efforts. Therefore this study aims to analyze the risk prioritization that might occur in the vaccine supply chain in Indonesia and develop a risk mitigation strategy to help supply chain members manage existing risks. The method used in this study is MCDM (Multi-criteria Decision Making) DEMATEL Based ANP. Risks obtained from the identification of 32 risks with five dimensions, namely supply and supplier, operational, financial, government & market demand, and logistics. The results of prioritization with DANP indicate that 19 risks need to be prioritized. Furthermore, risk mitigation strategies are validated by experts. The results obtained are 23 risk mitigation strategies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>