Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rianta Widya Amalia
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis unit cost layanan ICU menggunakan metode distribusi berganda pada RSUD Pasar Rebo dan RSUD Cengkareng berdasarkan data laporan keuangan 2015 dan membandingkan unit cost tersebut terhadap tarif layanan ICU yang berlaku. Hasil perhitungan unit cost layanan ICU pada RSUD Pasar Rebo memperhitungkan seluruh biaya sebesar Rp5.765.575,00 dan menggunakan Permenkes Nomor 12 Tahun 2013 yaitu tidak memperhitungkan biaya yang dibiayai APBD maka unit cost layanan ICU sebesar Rp1.818.467,00. Hasil perhitungan unit cost layanan ICU pada RSUD Cengkareng jika memperhitungkan seluruh biaya sebesar Rp2.452.411,00 jika menggunakan Permenkes Nomor 12 Tahun 2013 maka unit cost layanan ICU sebesar Rp1.761.914,00. Unit cost layanan ICU lebih besar dari tarif yang berlaku Rp1.500.000,00 namun perlu tidaknya melakukan revisi tarif membutuhkan analisis lebih lanjut.

ABSTRACT
This research aims to analyze the unit cost of ICU service at local public hospital Pasar Rebo dan Cengkareng by applying the double distribution method using the data gained from the financial statements for the year 201, and to perfom comparison of the unit cost with the current ICU service rate. The result of analysis for at local public hospital Pasar Rebo when calculated using all cost incurred is Rp5,76 million. When calculated using Minister of Health Decree Number 12 2013 which exclude cost financed by the APBD, the unit cost would be Rp1,82 million. The result of analysis for at local public hospital Cengkareng when calculated using all cost incurred is Rp2,45 million. When calculated using Minister of Health Decree Number 12 2013 which exclude cost financed by the APBD, the unit cost would be Rp1,76 million. The unit cost of ICU service exceed the current ICU service rate Rp1,5 million, whether need to make rate revision need futher analysis.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Abigail Audity
"ABSTRAK
Dalam era kompetitif di masa kini, institusi pelayanan kesehatan pada umumnya dan rumah sakit pada khususnya, perlu menerapkan sistem akuntansi yang baik dengan menciptakan efisiensi biaya. Salah satu metode dalam penghitungan analisis biaya satuan yang dapat digunakan adalah Activity-based costing (ABC).
Penelitian ini merupakan studi kasus evaluative yang dikaji secara deskriptif. Metode analisis biaya yang dipakai adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Rujukan metodologi yang dipakai adalah Activity Based Costing.
Hasil perhitungan unit cost pemeriksaan CT Scan pada RSUD Pasar Rebo menunjukkan angka yang lebih rendah dibandingkan tarif standar layanan CT Scan sebagaimana ditetapkan melalui Pergub DKI Jakarta No. 117 Tahun 2012. Namun, pada RSUD Cengkareng, sebagian pemeriksaan menunjukkan angka yang lebih tinggi.

ABSTRACT
In the present competitive era, health care institutions in general and hospitals in particularly, need to implement a good accounting system. One method in calculating the unit cost analysis that can be used is Activity-Based Costing (ABC).
This study is an evaluative case study that assessed descriptively. The method used is the cost analysis of qualitative and quantitative methods. Reference methodology used is Activity Based Costing.
The results of the calculation of unit cost by activity based costing method for a CT Scan examination at Pasar Rebo Hospital showed a lower rate than the standard rate of CT Scan service as determined by regulation of Jakarta’s Governor No. 117 Year 2012. However, Cengkareng Hospital showed a higher rate in part of the CT Scan examination. "
[Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Indonesia], 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Ubai Sulistiani
"Rebranding adalah aktivitas di perusahaan atau institusi yang mempunyai tujuan untuk melakukan transformasi kedudukan brand dibenak pemilik kepentingan dan untuk menjadikan label serta personalitas pembeda dengan lembaga atau institusi lain. Upaya rebranding yang dilakukan RSUD DKI Jakarta bertujuan untuk memperbaharui posisi brand melalui perubahan nama, logo, meningkatkan kesan positif serta peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rebranding Rumah Sehat Untuk Jakarta terhadap persepsi masyarakat tentang pelayanan kesehatan poli rawat jalan di DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan di 5 lokus Rumah Sehat Untuk Jakarta yaitu RSUD Pasar Rebo, RSUD Jati Padang, RSUD Mampang Prapatan, RSUD Kebayoran Lama dan RSUD Kembangan. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Rumah Sehat Untuk Jakarta. Untuk menentukan sampel Rumah Sehat Untuk Jakarta menggunakan teknik simple random sampling dengan teknik lottery, sampel responden dalam penelitian ini adalah pasien lama poli rawat jalan berjumlah 96 orang ditentukan dengan teknik accidental sampling. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh karakteristik (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan) serta rebranding terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Sehat Untuk Jakarta. Persepsi baik terhadap pelayanan kesehatan akan meningkat sebesar 11 kali ketika dilakukannya rebranding menjadi Rumah Sehat Untuk Jakarta.

Rebranding is an activity in a company or institution that has the aim of transforming the position of the brand in the minds of stakeholders and to make labels and differentiating personalities with other institutions or institutions. This study aims to determine the effect of rebranding Rumah Sehat Untuk Jakarta on public perceptions of outpatient poly health services. This research was conducted in 5 loci of Rumah Sehat Untuk Jakarta, as Pasar Rebo Hospital, Jati Padang Hospital, Mampang Prapatan Hospital, Kebayoran Lama Hospital and Kembangan Hospital. The population in this study were users of Rumah Sehat Untuk Jakarta. To determine the sample using simple random sampling technique with lottery technique, the sample respondents in this study were old patients of outpatient clinic totalling 96 people determined by accidental sampling technique. Data were analysed univariate, bivariate and multivariate. The results showed that there was an influence of characteristics (gender, education, occupation, and income) and rebranding on health services at Rumah Sakit Sehat Untuk Jakarta. Good perception of health services will increase by 11 times when rebranding to Rumah Sehat Untuk Jakarta."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun Kuntoro Harjo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kepuasan pasien rawat inap kelas III khususnya pasien peserta jaminan kesehatan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSUD Pasar Rebo, untuk mengkaji bagaimana gambaran kualitas pelayanan di RSUD Pasar Rebo terhadap pasien rawat inap kelas III, dan untuk mengetahui kaitan kualitas pelayanan RSUD Pasar Rebo dengan Ketahanan Lembaga RSUD Pasar Rebo.
Penelitian ini dilakukan melalui metode survei secara kuantitatif untuk menghitung kualitas pelayanan RSUD Pasar Rebo dengan menggunakan rumus SERVQUAL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSUD Pasar Rebo telah sangat memuaskan Pasien Rawat Inap Kelas III khususnya pasien peserta jaminan kesehatan, hal ini didasarkan pada Nilai Aktual SERVQUAL pada masing ? masing indikator Kualitas Pelayanan RSUD Pasar Rebo yang rata ? rata berada diatas 89 persen dan berada pada rentang skala 84 < IKP ≤ 100. Namun masih adanya skor kesenjangan pada setiap indikator kualitas pelayanan menunjukkan adanya kualitas pelayanan yang diharapkan masih bisa lebih ditingkatkan lagi oleh pihak rumah sakit untuk lebih meningkatkan kepuasan pasien. Adapun skor kesenjangan tertinggi pada masing ? masing indikator kualitas pelayanan meliputi butir pertanyaan : kebersihan kamar mandi/toilet pasien, pelayanan adminstrasi, kesediaan dokter jaga, kemampuan dokter untuk mendiagnosa penyakit pasien, dan kesediaan petugas rumah sakit untuk meminta maaf saat terjadi kesalahan dalam pemberian pelayanan. Kepuasan pasien rawat inap kelas III khususnya pasien peserta jaminan kesehatan akan semakin meningkatkan rasa kepercayaan pasien terhadap kinerja dan kredibilitas rumah sakit didalam melayani masyarakat sehingga tentunya akan semakin meningkatkan Ketahanan Lembaga RSUD Pasar Rebo.

This study aims to assess patient satisfaction class III patients who has health insurance in particular the service quality provided by Pasar Rebo hospital, to examine how the image of service quality in Pasar Rebo hospital against class III-patients, and to determine the link of service quality of Pasar Rebo hospital with Resilience Institute of Pasar Rebo Hospital.
The research was carried out through a quantitative survey methods to quantify the service quality of Pasar Rebo hospital using SERVQUAL formula. The results show that the service quality which provided by hospitals has been satisfied Pasar Rebo Inpatient particularly Class III patients who has health insurance, this is based on Actual SERVQUAL on each indicator shows taht the average Pasar Rebo Hospital?s services quality are above 89 percent and were in the range scales 84 "
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Harjadi
"ABSTRAK
Keputusan Presiden nomor 38 tahun 1991 tentang unit
swadana dan tatacara pengelolaan keuangannya, yang merupakan
kebijaksanaan nasional dan berlaku umum untuk semua satuan kerja
Pemerintah, oleh Departemen Kesehatan ditindak lanjuti dalam
bentuk kebijaksanaan rumah sakit unit swadana. Pada tahun angga-
ran 1992/1993 Departemen Kesehatan mengusulkan empat rumah sakit
umum miliknya dan sebelas rumah sakit umum Daerah, dikonversi
menjadi unit swadana Pusat dan unit swadana Daerah. Satu diantara
rumah sakit umum Daerah yang diusulkan adalah RSUD Pasar Rebo
Jakarta.
Untuk rumah sakit yang diubah menjadi unit swadana
Pusat, sudah ada kebijaksanaan keuangan dari Menteri Keuangan
yang diatur melalui Keputusan Menteri Keuangan nomor 47 tahun
1992 tentang Penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan unit
swadana Pusat. Kebijaksanaan keuangan ini diharapkan bisa menjadi
pedoman dan menyelesaikan masalah keuangan rumah sakit sebagai unit swadana pusat.
Sampai dengan tesis ini diserahkan, belum ada kebijak-
sanaan keuanuan untuk unit swadana Daerah dari Departemen Dalam
Negeri, walaupun Departemen Keuangan sudah menyerahkan kewena
ngan untuk membuat kebijaksanaan keuangan unit swadana Daerah,
kepada Departemen Dalam Negeri.
Kebijaksanaan keuangan untuk RSUD sebagai unit swadana
Daerah, diharapkan dapat menyelesaikan masalah keuangan RSUD yang
dihadapi saat ini dan dapat mengantisipasi masalah keuangan
potensial yang akan datang.
Dari analisis masalah keuangan RSUD saat ini dihasilkan
: pertama, identifikasi duabelas masalah keuangan dan dua masalah
keuangan potensial ; kedua, sebagian besar penyebab dari masalah
keuangan RSUD bersumber dari kebijaksannan Pemerintah
Pusat/Daerah ; ketiga, sebagian besar masalah keuangan menjadi
selesai dengan berubahnya RSUD menjadi unit swadana Daerah,
sebagian lagi memerlukan dukungan kebijaksanaan lain baik dari
Pusat maupun Daerah dan keempat, masalah keuangan RSUD terkait
erat dengan aspek lain manajemen RSUD.
Berdasarkan analisis ini, disarankan dibuat beberapa
macam kebijaksanaan dari tingkat Pusat maupun Daerah , yang dapat
menyelesaikan masalah keuangan yang ada, melengkapi Keputusan
Presiden dan Menteri Keuangan yang sudah ada. Khusus untuk RSUD
Pasar Rebo disarankan, sambil menunggu kebijaksanaan keuangan
unit swadana Daerah dari Departemen Dalam Negeri, melaksanakan
ujicoba RSUD Pasar Rebo sebagai unit swadana Daerah dengan meng-
gunakan kewenangan Kepala Daerah. Kepala Daerah berdasarkan Undang undang nomor 5 tahun 1974 tentang pokok pokok Pemerintahan
di Daerah, dapat mengatur segala sesuatu kebijaksanaan Pusat yang
belum jelas. Disamping itu berdasarkan Undang undang nomor 11
tahun 1990 tentang susunan Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota
Negara Republik Indonesia Jakarta, dimungkinkan melakukan pengat-
uran tersendiri."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitria
"Diabetes melitus adalah penyakit yang perkembangan epideminya sangat cepat dan biaya perawatan diabetes pun sangat besar karena merupakan penyakit akut. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk melihat biaya rawat jalan tingkat lanjut diabetes pada peserta JPK PT Jamsostek (Persero) di empat rumah sakit pemerintah di Jakarta yang diteliti serta melihat perbandingan biaya RJTL diabetes pada keempat rumah sakit tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa biaya RJTL diabetes per oranproporsi biaya paling besar pada RJTL diabetes di rumah sakit adalah biaya farmasi (40%-60%) diikuti oleh biaya pemeriksaan diagnostik (24%-36%), dan biaya konsultasi dokter spesialis (10%-12%). Rata-rata biaya RJTL diabetes adalah Rp 400,280-Rp 1,141,372 per orang per tahun. Beban biaya RJTL diabetes di rumah sakit adalah 2.2%-6.2% dari pendapatan per bulan. Beban tersebut dapat dikurangi dengan melakukan pencegahan diabetes, deteksi dini, serta reduksi komordibitas dan komplikasi dengan meningkatkan layanan perawatan diabetes. Dalam skala nasional, program pencegahan yang costeffective harus dimulai untuk memaksimalkan peningkatan kesehatan.

Diabetes mellitus (DM) is a growing epidemic and the cost of treating diabetes is largely increasing. The objective of this study was to know cost of diabetes among member of JPK PT Jamasostek (Persero) whom attends at out-patient care hospitals in Jakarta, and to know cost comparison of diabetes at out-patient hospital. This study use quantitative research that has descriptive characteristic. From the total diabetes cost components, the cost for medicine represents the largest share (40%-60%), followed by laboratory cost (24%-36%), and consultation cost (10%-12%). The annual mean outpatient cost for each person with diabetes was Rp 400,280-Rp 1,141,372. The cost burden of DM at outpatient care hospitals is 2.2%-6.2% from income per month. That burden could be saved by prevention, earlier detection, and a reduction in diabetes co-morbidities and complications through improved diabetes care. Large scale and cost-effective prevention programs need to be initiated to maximize health gains and to reverse the advance of this epidemic.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoserizal
"Predikat status swadana yang telah disandang sejak akhir tahun 1992 oleh Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo DKI Jakarta akan bergeser menjadi BUMD pada awal tahun 2005. Seiring dengan Keputusan Presiden Nomor 40 tahun 2001 mengenai kelembagaan rumah sakit BUMD, maka pengelolaan rumah sakit akan mengarah kepada operasional pelayanan secara mandiri dan otonom. Dengan adanya issue kemandirian, rumah sakit terus didorong untuk melakukan upaya pembenahan dan peningkatan kinerja di setiap unitnya. Untuk dapat mengukur kinerja pada setiap instalasi di rumah sakit, diperlukan suatu tolak ukur yang tidak hanya bertumpu pada kinerja aspek keuangan, tetapi juga non keuangan. Balanced Scorecard merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur secara seimbang aspek keuangan dan non keuangan, melalui 4 perspektif yaitu : keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan design metode penelitian deskriptif, yang bertujuan memotret kinerja instalasi rawat jalan pada kurun waktu tertentu. Untuk pengambilan data primer, dilakukan wawancara dan survey kepada pasien rawat jalan dan karyawan dengan sample masing-masing sebanyak 100 orang. Data sekunder diambil dari laporan keuangan dan protap rumah sakit.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa dari aspek keuangan, terjadi pertumbuhan tingkat pendapatan di instalasi rawat jalan seiring dengan peningkatan biayanya pada periode tahun 2001 - 2003. Dari aspek pelanggan diketahui bahwa tingkat kepuasan pasien dengan batas median adalah sebesar 97 %, pangsa pasar rawat jalan selama 3 tahun sebesar 29 %, dan retensi pelanggan meningkat dari tahun 2001 - 2003. dari aspek proses bisnis internal diketahui bahwa inovasi yang telah dilakukan terhadap pengembangan pelayanan rawat jalan, adalah dengan menambah pelayanan Medical Check Up (MCU). Rencana kedepan akan mengadakan kerjasama dengan perusahaan - perusahaan dalam pelayanan rawat jalan. Kinerja pelayanan yang dilihat dari angka indikator pelayanan menunjukan jumlah kunjungan pasien lama selama 3 tahun mengalami peningkatan. Jumlah komplain pasien belum tercatat dan layanan purna jual dilakukan sebatas keringanan pembayaran berupa pembayaran cicilan. Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diketahui kapabilitas karyawan dari tingkat kepuasan karyawan di instalasi rawat jalan 74 % Puas, retensi karyawan tinggi, turn over rendah. Kapabilitas informasi di instalasi rawat jalan dalam hal kecepatan penyebaran informasi dan sosialisasi informasi ke karyawan dirasakan masih kurang baik oleh karyawan.
Keempat perspektif kienerja keuangan, kinerja pelanggan, kinerja proses bisnis internal dan pertumbuhan pembelajaran pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Pasar Rebo secara keseluruhan menunjukan nilai positif yang bagi kemajuan rumah sakit.

Pasar Rebo Jakarta District Hospital fund autonomy status which had been gained since 1992 will be changed to District Owned Enterprise in the beginning of 2005. In line with the presidential decree No.40 / 2001 concerning District Owned Hospital, then the hospital management will tend to be autonomy and independent service operation. In the raise of the independency issue, hospital has been urged to undertake the restructuring and the performance enhancement in each unit. In order to measure the performance of each hospital unit, it is need to have a benchmark which not only relies on the financial performance aspect but also non financial aspect. Balanced Scorecard is a tool which could be used to measure both financial and non financial aspects in balance through 4 perspectives; finance , customer, internal business process, and learning and growth. This study is using descriptive research methodology, which aimed to portrait the polyclinic performance during the specific period. Primary data was taken by interview and survey to the polyclinic patients and employees by sample 100 person respectively. Secondary data was taken from the hospital financial report and hospital manual procedures.
The result from this study pinpoints that from the financial aspect, there is a growth in the revenue in the polyclinic installation in line with the increase in its cost during the period of 2001-2003 , from the customers aspect, it is known that patient satisfaction degree with the median border of 97 %, polyclinic market share during 3 years is 28-29 %, and customers retention increase from the years 2001-2003. From the internal business process , it is discovered that the innovation had been done in term of the polyclinic development,The Medical Check Up service. The next plan is making cooperation with the company in polyclinic service. Service performance have seen from number of service indicator depict the old patient visit amount during 3 year experience of improvement The amount of Patients complaints had not yet been recorded and after sales service was done limited to the installment payment. From the learning and growth perspective , it was found that employee capability, from the employee satisfaction in the inpatient unit was 74 % satisfied, employee retention was high, low turn over. Information capability in the polyclinic unit in terms of the speed of information spread and informing the employees, need to be improved.
The four perspective performance consists of finance , customer, internal business process and learning and growth in the polyclinic unit of Pasar Rebo Jakarta District Hospital in general shows the positive value for development of the hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Retno Ariani
"Tenaga keperawatan merupakan salah satu tenaga kesehatan di baris terdepan dalam menangani pasien Covid-19, di mana meningkatnya jumlah kasus mempengaruhi beban kerja perawat. Tujuan penelitian mendeskripsikan dan mengidentifikasi beban kerja perawat di ruang ICU Covid-19 RSUD Cengkareng yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan observasi, data penelitian diambil melalui pengamatan langsung yang dilakukan selama kurun waktu 3 hari di ruang ICU Covid-19. Perhitungan beban kerja dan kebutuhan tenaga perawat menggunakan metode Ilyas dan Douglas. Pada penelitian ini didapatkan beban kerja perawat ICU Covid-19 sebesar 370,5159 jam dengan perhitungan kebutuhan tenaga perawat mencapai 68 orang yang menggunakan metode Ilyas, sedangkan dengan metode Douglas didapatkan kebutuhan perawat sebesar 48 orang. Dengan menghitung beban kerja dan kebutuhan tenaga perawat dapat digunakan dalam merencanakan sumber daya manusia.

Nurses are among health workers who are fighting on the front lines against the prolonged Covid-19 pandemic. The growing number of Covid-19 patients have undeniably affected their workload. This research aims to describe and identify nurses’ workload at ICU rooms for Covid-19 patients at Cengkareng Regional General Hospital (RSUD Cengkareng) in West Jakarta, which is one of Covid-19 referral hospitals. This is a quantitative observation research. The data was obtained through direct observation that were conducted for three days at the hospital’s ICU rooms for Covid-19 patients. The workload quantification uses the Ilyas method and Douglas method. In this study, the workload of Covid-19 ICU nurses was 370,5159 hours with the calculation of the need for nurses reaching 68 people using the Ilyas method, while with the Douglas method, the need for nurses was 48 people. By calculating the workload and the need for nurses can be used in planning human resources."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Dini Agustine
"Penelitian ini membahas mengenai Analisis Kebutuhan Tenaga di Bagian Pemasaran Sub Unit Jaminan RSUD Pasar Rebo Tahun 2013 dengan Metode Workload Indicator Staffing Need (WISN).Metode ini digunakan untuk menghitung jumlah optimal tenaga berdasarkan beban kerja pegawai.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan selama enam hari kerja dengan melakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh dari observasi dan indepth interview.Data sekunder diperoleh dari telaah dokumen data kepegawaian rumah sakit, data Bagian Pemasaran Rumah Sakit, dan data sistem informasi Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan Metode WISN, dibutuhkan penambahan tenaga di Bagian Pemasaran Sub Unit Jaminan yaitu Pelaksana Administrasi sebanyak 2 (dua) orang, Penanggung Jawab Pemasaran sebanyak 3 (tiga) orang, Pelaksana Verifikasi sebanyak 1 (satu) orang dan Pelaksana Administrasi Rawat Inap dan Rawat Jalan sebanyak 2 (dua) orang. Untuk itu, penelitian ini dapat menjadi dasar pertimbangan untuk penambahan tenaga di Bagian Pemasaran Sub Unit Jaminan RSUD Pasar Rebo.

This study discuss about analysis staffing needs at Sub- Section Marketing Collateral Pasar Rebo Public Hospital 2013 with Workload Indicator Staffing Need (WISN). This method is used to calculating staff optimal amount of based on staff workload. This study using observational research with cross -sectional performed during the six working days by collecting primary data and the secondary data obtained from observation.
Based on calculations with WISN method requires the addition of people in Sub- Section Marketing Collateral that is Executive Administrative Unit 2 (two) people , Person in Charge of Marketing for three (3) persons , perform verification needed 1 (one) and the Executive Administration Inpatient and Outpatient 2 (two) persons. From all reason, this study could be the basis for the consideration of additional people in the Sub- Section Marketing Collateral Pasar Rebo Public Hospital."
Universitas Indonesia, 2014
S53487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Agtasari
"Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKN) masih menjadi salah satu fokus pembangunan kesehatan di Indonesia. Pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020 – 2024 menargetkan AKI sebesar 183 dari 305 per 100.000 kelahiran hidup dan AKN sebesar 16 dari 24 per 1.000 kelahiran hidup. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu di tingkat rumah sakit yang diselenggarakan selama 24 jam setiap harinya yang berperan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu. Instalasi Gawat Darurat (IGD) PONEK merupakan garis depan dalam pelayanan kegawatdaruratan untuk pasien obstetri. IGD PONEK di RSUD Pasar Rebo mengalami perpindahan dikarenakan IGD sebelumnya digunakan untuk melayani pasien Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif metode studi kasus yang berlokasi di IGD PONEK RSUD Pasar Rebo Jakarta pada bulan September hingga November 2020. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumen, observasi lapangan dan wawancara mendalam (in-depth interview). Informan penelitian yaitu Kepala Bidang Pelayanan, Kepala Ruangan, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter IGD, bidan, petugas administrasi, dan pasien. Variabel penelitian berdasarkan Standar Kriteria Khusus Manajemen yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), Sarana dan Prasarana, Alat Kesehatan dan Perlengkapan, Farmasi (obat-obatan, bahan habis pakai dan linen), Manajemen, dan Sistem Infomasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesiapan variable yang dapat menjadi hambatan dalam proses pelayanan sehingga waktu throughput menjadi panjang dan menyebabkan Length of Stay pasien di IGD PONEK juga menjadi panjang. Data yang didapatkan, petugas yang berjaga secara 24 jam adalah bidan. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dan dokter spesialis anastesi bertugas secara on-call di luar jam kerja. Masing-masing dokter kebidanan dan kandungan mendapatkan tugas sebagai dokter penanggung jawab pasien sesuai jadwal per hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan SDM yang berpengaruh banyak yaitu waktu respon DPJP di luar jam kerja lama, begitu pula dengan respon dokter spesialis anastesi, yang menyebabkan proses persiapan operasi menjadi panjang. Lama waktu proses laboratorium untuk pemeriksaan darah dan Rapid-test Covid-19 serta konfirmasi hasil radiologi ke dokter spesialis paru cukup panjang. Variabel lain menunjukkan kesiapan IGD PONEK di masa pandemi. Manajemen sebaiknya mempertimbangkan untuk menerapkan kebijakan dokter spesialis kebidanan dan kandungan dan dokter spesialis anastesi secara on-site, melakukan kajian lebih lanjut proses di laboratorium, kajian atas studi kelayakan terhadap zonasi dan master plan secara keseluruhan, serta menerapkan sistem informasi terintegrasi di IGD PONEK untuk menunjang kecepatan dan akurasi dalam proses pelayanan.

Indonesia’s health development is focusing on the reduction of the Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). Ministry of Health’s Strategic Plan for 2020-2024 sets 183 from 305 per 100.000 live births and IMR at 16 from 24 per 1.000 live births. Comprehensive Emergency Maternal Obstetric and Neonatal Care (CEMONeC, in Indonesia is known as PONEK) is a program to provide integrated services for mothers and newborns at hospital level which is held 24 hours. PONEK plays role to reduce Maternal Mortality Rate in Indonesia. PONEK Emergency Departments (ED) is as the forefront of maternal emergency care. The previous ED is used for Covid-19 patients services, so PONEK ED has been moved. This research is qualitative research using case study method located at the PONEK ED Pasar Rebo Regional Public Hospital Jakarta from September 2020 to November 2020. Data collection was carried out through document reviews, field observations and in-depth interview. The informants were Heads of Medical Services, Head of Unit Room, obstetric ang gynecologist, ED doctor, midwive, administrative officer, and patient. Reasearch variables based on Management Criteria Standards, are Human Resources, Facilities and Infrastructure, Medical Devices and Equipment, Pharmacy (drugs, consumables, and linens), Management and Information Systems. This study aims to look at the preparedness of the variables that can become bottlenecks in the service process so that the throughput time in PONEK ED become longer and so does the patient Length of Stay (LoS). As the data obtained, midwives are 24 hours in duty. Obstetric and gynecologist and anesthesiologist works on-call outside of working hours. Each obstetric and gynecologist is in charge of the patient according to the schedule per day. The results shows that the Human Resources variables that impact the most such as the obstetric and gynecologists have long response and so do the anesthesiologists have long response to the call outside the working hours which led to long process of preparation for surgery. The length of time for laboratory process for blood test and Covid-19 rapid test and confirmation of pulmonologist are quite longer. Another variables show the preparedness of the PONEK ED during this pandemic. Management should considering a policy of on-site obstetric and gynecologist and anesthesiologist, conducting further studies in the laboratory process, conducting feasibility study of zoning and hospital master plan and implementing an integrated information systems in the PONEK ED to support speed and accuracy in the services process."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>