Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65809 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Temmy Febriarto S, Author
"ABSTRAK
Pembahasan dalam karya akhir ini adalah kualitas layanan Bank Mandiri. Analisis kualitas layanan ini untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan. Hal ini diperlukan, karena strategi Bank mandiri untuk menjadi consumer banking memerlukan peningkatkan kualitas layanan agar mampu bersaing dengan bank lainnya.
Permasalahannya adalah adanya gap 5 (kesenjangan) antara persepsi pelanggan dan ekspektasi (harapan) pelanggan yang mempengaruhi kualitas layanan. Dimana kualitas layanan terdiri dari atribut- atribut, seperti misalnya reliability, responsiveness, courtesy dan lain sebagainya. Seberapa besar kesenjangan yang ada pada atribut - atribut dalam kualitas layanan. Kesenjangan tersebut dapat menghasilkan kepuasan maupun ketidakpuasan tergantung dari besamya persepsi dan ekspektasi dari tiap - tiap atribut.
Bank Mandiri berairi pada tanggal 2 Oktober 1998 berdasarkan peraturan peerintah No. 75 tahun 1998 dan Keputusan Menteri Keuangan No 448/KMK.Ol/1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Dan secara efektif beroperasi pada tanggal 31 Juli 1999, em pat bank milik Pemerintah yai tu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat Bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank tersebut telah turut. membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia.
Bank Mandiri saat ini dalam pengoperasian praktek perbankan berusaha untuk dapat bersaing dalam skala domestik dan unutk jangka panjang dengan menerapkan prinsip perbankan yang baik akan menuju kearah intemasional, dan manajemen akan menjadikan Bank Mandiri sebagai "The World Class Bank" dalam jangka panjangnya. Segmen pasar yang dikelola adalah segmen retail. Sebagai bank yang bergerak dalam sektor retail, saat ini Bank Mandiri sedang mengadakan pembentukan dan pembenahan dalam rangka penyempurnaan sebgai dasar penunjang yang memperkuat bank dalam mengahadapi persamgan.
Produk - produk perbankan yang dimiliki oleh Bank Mandiri pada garis besarnya terdiri dari simpanan, jasa layanan, kredit dan treasury & internasional. Pengolongan fasilitas layanan produk ini bertujuan untuk dapat memberikan kemudahan - kemudahan dalam melaksanakan transaksi perbankan bagi pelanggan. Dengan banyaknya produk yang dimiliki maka diharapkan keinginan pelanggan dapat terpenuhi.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara penelitian lapangan melalui penyebaran kuisoner terhadap target populasi dengan metode judgmental sampling (non probability sampling). Metode ini dipilih dengan harapan responden dapat mewakili populasi serta menjawab apa adanya untuk menghasilkan respon yang bisa meminimalisasi bias.
Analisis kualitas layanan dengan menggunakan metode SERVQUAL. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Zeitham:l, Parasuraman & Berry peneliti dalam masalah kualitas layanan. Penilaian kualitas layanan dengan metode ini diperoleh dengan jalan menghitung selisih yang timbul dari rating yang diperoleh atas kelompok daftar pertanyaan yang diberikan pada responden, yaitu selisih antara kelompok pertanyaan yang menyatakan harapan pelanggan dan kelompok pertanyaan yang menyatakan mengenai persepsi pelanggan. Dimana nilai servqual (gap5) tersebut untuk masing-masing pelanggan dihitung melalui rumus sebagai berikut: servqua/ score= perception score- expectation score
Untuk mendapatkan servqual score terlebih dahulu harus dihitung perception score dan expectation score. Score ini dapat diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner itu sendiri terdiri dari dua bagian. Satu bagian digunakan untuk mengungkap persepsi responden (28 pertanyaan), sedangkan bagian pertanyaan yang lain digunaka:il untuk mengungkap harapan responden (28 pertanyaan). Pertanyaan yang berjumlah 28 untuk masing-masing merupakan penjabaran dari sepuluh dimensi yang digunakan dalam penelitian SERVQUAL ini dimana kesepuluh dimensi tersebut adalah responsiveness, Reliability, Security, Communication, Tangible, Courtesy, Competence, Access, dan Understanding the customer.
Penilaian kualitas layanan Bank Mandiri untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan. Hal ini diperlukan, karena strategi Bank mandiri untuk menjadi consumer banking memerlukan peningkatkan kualitas layanan agar mampu bersaing dengan bank lainnya.
Kualitas layanan yang diberikan oleh Bank Mandiri dinilai masih belum memenuhi ekspektasi pelanggan. Ketidakpuasan pelanggan dua terbesar yang bemilai lebih dari minus satu yaitu -1 ,26 ada pada dimensi competence dengan variabel "penyelesaian masalah dengan cepat" dan nilai -1,05 pada dimensi reliability dengan variabel "biaya sesuai dengan layanan".
Sedangkan untuk dimensi lainnya bemilai dibawah satu adalah sudah lebih baik walaupun juga tidak memuaskan pelanggan.
Bisa dikatakan Bank Mandiri kurang memuaskan dalam memberikan layanan kepada pelanggannya. Hal ini dapat menghambat Bank Mandiri untuk mendapatkan loyalitas pelanggannya dan menghambat pencapaian visi perusahaan untuk menjadi bank pilihan.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir
"ABSTRAK
Eksistensi Bank Muamalat lambat Iaun semakin dapat dipercaya para
nasabahnya. Akan tetapi, yang patut menjadi pertanyaan apakah tingkat
kepercayaan nasabah Bank Muamalat sudah dibarengi dengan tingkat
pelayanan yang memadai atau memuaskan? Apakah terjadi kesenjangan
persepsi maupun harapan antara nasabah dengan Bank Muamalat?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas maka dilakukan
penelitian terhadap 150 nasabah Bank Muamalat Cabang Kalimalang dengan
menggunakan teknik simple random sampling. Dibanding cabang-cabang
lainnya Bank Muamalat Cabang Kalimalang yang memiliki jumlah nasabah
sekitar 25.000 orang per Juni 1999 belum pernah dilakukan penelitian serupa.
Maka dari itu, penelitian pun dilakukan di cabang ini.
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
Servqual yang terdiri dari lima dimensi kualitas pelayanan yang harus diukur Lima dimensi tersebut yaitu: Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance,
dan Empathy. Metode Servqual dikembangkan oleh Valerie A. Zeithaml, A.
Parasuraman dan Leonaad L. Berry dalam bukunya yang berjudul Delivery
Service; Balancing Customer Perceptions and Expectations.
Berdasarkan kelima dimensi di atas, dan dari hasil penelitian terhadap
persepsi responden, dapat diketahui bahwa kepuasan nasabah terhadap kualitas
layanan BMI Cabang Kalimalang sebagian besar responden menilai puas atas
Iayanan yang selama ini diberikan. Banyaknya ketidakpuasan responden yang
muncul terletak pada dimensi jaminan layanan yang diberikan (assurance)
terutama pada aspek penjelasan customer service tentang sistem bagi hasil
serta penjelasan soal manfaat dan keuntungan produk dan jasa BMI. Dalam
konteks ini, tentu bisa dinilai bahwa penjelasan customer service tentang kedua
aspek ini masih belum dimengerti para nasabah. Untuk itu, harus ada
kesadaran dan upaya peningkatan hal ini.
Secara keseluruhan kualitas layanan yang diberikan BMI Cabang
Kalimalang masuk dalam klasifikasi puas. Demikian juga hasil pengukuran
tingkat kepuasan nasabah ternyata masuk dalam klasifikasi puas. Kedua hasil
ini menunjukkan bahwa baik kualitas layanan maupun tingkat kepuasan
nasabah masih perlu segera mendapat perhatian dari manajemen bank agar
lebih ditingkatkan. Hal ini misalnya dapat dilakukan melalui program pelatihan
dan pengembangan kepada setiap karyawan BMI.

"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Unggul Kustiawan
"Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek dari self-service technology quality setelah terjadi kegagalan dan pemulihan nya pada pengalaman pelanggan, kepuasan dan intensi untuk membeli kembali pada saat melakukan online shopping.
Metode penelitian. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok pelanggan, pelanggan yang mempersepsikan kegagalan adalah tanggung jawab mereka serta yang mempersepsikan kegagalan adalah tanggungjawab online shopping website. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan survei pada konteks jasa online shopping. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner pada 200 responden, diambil dengan metode mall intercept. Metode analisis yang digunakan adalah partial least squares structural equation modeling.
Temuan - Hasil penelitian menjelaskan bahwa self-service technology setelah terjadi kegagalan dan pemulihan nya mempengaruhi pengalaman dan kepuasan pelanggan. Kemudian, pengalaman pelanggan mempengaruhi kepuasan berbelanja online dan kepuasan berbelanja online mempengaruhi intensi untuk membeli kembali.
Implikasi - Hasil penelitian berimplikasi pada perusahaan yang membuka website belanja online untuk membangun strategi pemulihan dari kegagalan, meningkatkan kualitas dari self-service technology dan meningkatkan kualitas dari pengalaman pelanggan.
Orisinalitas/Nilai - Penelitian ini menggunakan expectation confirmation theory dan attribution theory pada efek dari self-service technology setelah terjadi kegagalan dan pemulihan nya pada dua kelompok pelanggan, dimana dasar dari atribusi yang dilakukan adalah locus of failure responsibility.

Purpose - The purpose of this study is to examine the effect of self-service technology quality after failure and its recovery on online shopping experience, satisfaction, and repurchase intention.
Design/Methodology/Approach - This study involves two customer groups, a group who perceives the failure to be their own responsibility and the online shopping website responsibility. This study uses quantitative methods through surveys in the context of online shopping services. The research data were collected by self-administered questionnaires, which involved 200 respondents, taken with mall intercept method. The analytical method used is a model of partial least squares structural equation modeling.
Findings - The key findings of this research is self-service technology quality after failure and self-service technology recovery influence the online shopping experience and its satisfaction. Other findings are online shopping experience effect online shopping satisfaction, and online shopping satisfaction influence on its repurchase intention.
Practical implications - The findings of this research have implications for online shopping website companies such as to develop a service failure recovery strategy, to improve the quality of self-service technology and customer experience.
Originality/Value - This study used expectation confirmation theory and attribution theory on the effect of self-service technology quality after failure and its recovery on two customer group, which based on attribution of the locus of failure responsibility.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D2642
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarwasti Paramitra
"ABSTRAK
SARWASTI PARAMITA
8398150416
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS
LAYANAN PADA 5 CABANG LABORATORIUM KLINIK PRODIA JAKARTA
xii + 308 halaman + 31 Iampiran
Daftar Pustaka : 30 buku literatur, 7 artikel (1990 - 2000)
Kepuasan pelanggan merupakan faktor yang sangat panting dan
turut berperan da1am kelangsungan perusahaan. Mengingat pentingnya
kepuasan pelanggan tersebut, khususnya pada bidang jasa pemeriksaan
Iaboratorium, maka tesis ini mengulas mengenai kepuasan pelanggan terhadap
kualitas Iayanan di 5 cabang Laboratorium Klinik Prodia Jakarta yaitu
Laboratoriurn Klinik Prodia cabang Kramat, Kelapa Gading, Gunawarman, Pluit,
dan Kedoya. Kualitas layanan di sini ditinjau dari 5 faktor utama yaitu tangible,
reliabiliiy, responsiveness, assurance dan emphaty (Zeithaml et all, 1990),
Nletode pene|itian yang digunakan adalah survei - deskriptif
dengan menyebarkan kuesioner pada pelanggan di 5 cabang Prodia di Jakarta
tersebut Kuesioner disusun dengan menggunakan metode SERVQUAL
(Zeithaml et a|l,p_26) dari 5 falctor utama dari kualitas layanan di atas, yang
dijabarkan dalam 25 butir pertanyaan. Dari kuesioner yang dikembalikan ejumlah 620 kuesioner, kemudian diseleksi yang memiliki isian Iengkap, dan
terseleksi 530 kuesioner. Kuesioner ditabulasi, dihitung prosentase, dan
dianalisis untuk mengetahui tingkat kepuasan, tingkat kesesuaian dan
kesenjangan antara pengaiaman dan harapan pelanggan, serta dibuat diagram
kartesius untuk mengetahui skala prioritas antara faktor-faktor tersebut, baik di
tiap-tiap cabang maupun secara total 5 cabang.
Dari analisis data didapatkan hasii tingkat kepuasan secara
keseluruhan bervariasi diantara 25 faktor tersebut, yaitu antara 42,9896 sampai
67,81%, sedangkan tiap cabang antara 36,60% sampai 77,23%. Sedangkan
hasil tingkat kesesuaian antara 77,23% .sampai 97,08%, dan kesenjangan antara
-0,12 sampai -0,98.
Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa kondisi tingkat kepuasan
pelanggan dan tingkat kesesuaian antara pengalaman dan harapan, masih
beium mencapai 100 %_ Kesenjangan antara pengaiaman dan harapan juga
masih bernilai negatif. Ha!-hal ini menunjukkan kepuasan pelanggan terhadap
kualitas pelayanan di 5 cabang Laboratorium Klinik Prodia seiama ini belum
mencapai hasil yang optimal dan s?esuai dengan harapan peInggan_ Sehingga
diperlukan upaya-upeya perbaikanldan peningkatan kualitas layanan. Perbaikan
dan peningkatan tersebut tentunya memertukan peran serta dari semua pihak,
baik pegawai sebagai aset utama dari proses jasa, maupun pihak manajemen
sebagai pendukung dalam menciptakan sishem dan menyediakan fasilitas, dan
sarana pendukung, sehingga kepuasan pelanggan di masa datang, dapat
mencapai hasil yang optimal dan memenuhi harapan pelanggan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T 5939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dame, Ramsey
"Penelitian ini mencoba untuk mengetahui kepuasaan/ketidakpuasan konsumen terhadap kualitas layanan yang disebabkan timbulnya kesenjangan antara pelayanan yang diharapkan konsumen dan pelayanan yang telah diterima konsumen. Kedua pelayanan tersebut dipengaruhi oleh kualitas jasa. Obyek yang digunakan dalam penelitian adalah Bank BNI. Responden dalam penelitian adalah nasabah Bank BNI cabang Jakarta Kota dan Bank BNI cabang Fatmawati dengan jumlah sample sebanyak 165 responden. Desain studi yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan potong lintang. Dalam penelitian ini analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa faktor dan regresi linier. yang didukung dengan software statistik SPSS 10.0.
Tujuan penelitian meliputi:
1. Mengidentifikasi indikator-indikator penelitian yang berhubungan dengan konsep Komunikasi dari mulut ke mulut, Kebutuhan, Pengalaman masa lalu, dimensi kualitas pelayanan, pelayanan yang diharapkan, pelayanan yang diterima dan kepuasaan/ketidakpuasan.
2. Mengetahui dan memahami bagaimana kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan terbentuk oleh persepsi atas pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang diterima.
3. Mengetahui dan memahami berbagai dimensi kualitas yang berpengaruh terhadap persepsi pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang diterima.
4. Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang dominan terhadap pembentukan persepsi pelayanan yang diharapkan yang berasal dari Komunikasi dari mulut ke mulut, Kebutuhan, dan Pengalaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dari mulut ke mulut berpengaruh terhadap pelayanan yang diharapkan, dimensi kualitas jasa yang signifikan berpengaruh terhadap pelayanan yang diharapkan adalah kepastian, empati, dan ketanggapan, dimensi kualitas jasa yang signifikan berpengaruh terhadap pelayanan yang diterima adalah kepastian, tampilan fisik, dan esnpati, sedangkan kepuasan/ketidakpuasan dipengaruhi secara signifikan oleh pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang diterima.
Implikasi manajerial yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa Bank BNI harus meningkatkan kelima dimensi kualitas jasa, khususnya dimensi kehandalan dan ketanggapan. Hasil penelitian menunjukkan dimensi kehandalan merupakan dimensi kualitas jasa terlemah pada Bank BNI, pihak Bank BNI harus memperbaikinya yang dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas kinerja teknologi sehingga dapat memenuhi harapan nasabah terhadap pelayanan yang telah Bank BNI janjikan. Hasil penelitian juga menunjukkkan bahwa dimensi ketanggapan pada kualitas jasa Bank BNI tidak signifikan sehingga Bank BNI hams meningkatkan kemampuan petugas khususnya petugas front liner dan menyatukan persepsi kepada seluruh karyawan bahwa nasabah harus diberikan pelayanan yang terbaik. Perbaikan dan peningkatan dimensi kualitas jasa ini pada akhirnya akan memperkecil kesenjangan antara pelayanan yang diharapkan nasabah dan pelayanan yang diterima nasabah sehingga dapat tercipta tingkat kepuasan yang lebih baik.

The objective of this research is to know the level of costumers satisfaction on the service quality which affected by the gap between the expected service and received service. Each of bank service influenced by the service quality. The object of this research is Bank BNI, The respondents in this research are the customers of Bank BNI Jakarta Kota and Bank BNI Fatmawati, with the sample quantity of 165. The method used is survey method with linear approach. Factor analysis and linear regression are applied on collected data using the statistic of software called SPSS 10.0.
The research objectives include :
1. To identify the indicators of research that related to word of mouth communication, needs, past experience, dimension of service quality, the expected service, received serviced, and satisfaction/dissatisfaction.
2. To know and understand how the costumer satisfaction shaped by the perception of expected service and received service.
3. To know and understand various quality dimension that affect the perception of expected service and received service.
4. To know and understand the dominant factors which shaped of the expected service perception that come from word of mouth communication, needs, and past experience.
The result show that the word of mouth communication affects the customer expected service. The dimensions of service quality that significantly affect the expected service are employee assurance, employee empathy, and employee responsive, while the dimensions of service quality that significantly affect customer received service include employee assurance, tangible facilities, and employee empathy. The customer expected service and customer received service significantly affect customer satisfactionldissatisfaction.
Managerial implication from this research is that Bank BNI have to improve the five dimensions of service quality, especially reliability and responsiveness The result of this research shows that reliability dimension is the weakest dimension of service in Bank BNI, therefore Bank BNI have to change it by improving the quality of technology performance to fulfill the customers expectation of the service that Bank BNI promise to give to their customers. The result also indicates that dimension of responsiveness on Bank BNI's quality service is not significant, that Bank BNI have to improve the officers capability, especially front liner officers and standardize the perception about quality service to every employee that customer should get the best quality of service. The improvement of the dimension of service quality will finally decrease the gap between the expected service and received service, in order to bring a better satisfaction level.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Pradityo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji layanan mandiri perbankan berbasis kualitas layanan dan loyalitas pelanggan perbankan seluler daring BNI di Jakarta. Pada penelitian ini Dimensi yang diukur untuk kualitas layanan yang digunakan adalah kenyamanan, keandalan & keamanan, daya tanggap, dan personalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana data dan informasi yang dikumpulkan melalui survei dengan membagikan kuisioner pada responden. Sampel dari penelitian ini adalah 107 responden pelanggan BNI yang berdomisili di Jakarta, dan pernah menggunakan minimal 1 kali melakukan transaksi di perbankan seluler daring BNI. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas layanan memiliki pengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Dari ke-empat dimensi kualitas layanan yang paling mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah dimensi kenyamanan.

ABSTRACT
This study aims to test independent banking services based on service quality and customer loyalty of BNI online mobile banking in Jakarta. In this study, the dimensions measured for service quality used are convenience, reliability & security, responsiveness, and personalization. This study uses a quantitative approach, where data and information are collected through a survey by distributing questionnaires to respondents. The sample of this study was 107 BNI customer respondents who live in Jakarta, and have used at least 1 time to conduct transactions in BNI online mobile banking. The results showed that service quality has an influence on customer loyalty. Of the four dimensions of service quality that most influence customer loyalty is the dimension of convenience."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Aryani
"Abstract. The aim of the research is to analyze how the service quality can affect customer’s satisfaction
in shaping costumer’s loyalty. The research is quantitative and uses non-probability purposive sampling
technique. The instrument of the research uses questionnaires which were analyzed with Structural Equation
Modeling. The result of the research shows that the five dimensions, i.e. physical evidence, empathy, reliability,
quickness, and guaranty positively affect the service quality. The other results show that customer’s satisfaction
is a preceding factor of customer’s loyalty. The direct effect of service quality on customer’s loyalty does not
sustain the research, since the researcher did not find any significant direct relation between service quality
and customer’s loyalty."
Human Resource Development Institute, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Ahmad
"PT PLN (Persero) (PLN) diamanatkan pemerintah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dan masyarakat. Untuk mewujudkan amanat pemerintah tersebut, PLN membangun sebuah kanal pelayanan maya berupa contact center yang disebut PLN 123 sebagai pintu utama pelayanan pelanggan. Namun pada kenyataannya pelayanan yang diberikan oleh PLN 123 tidak seperti yang diharapkan. Banyak keluhan-keluhan yang disampaikan pelanggan dan masyarakat atas pelayanan yang diberikan PLN 123 melalui berbagai media. Karena itu perlu dilakukan evaluasi pada kepuasan pelanggan dan masyarakat terhadap pelayanan PLN 123 serta peranan teknologi informasi dan komunikasi di PLN 123 karena contact center tidak dapat dipisahkan dari peranan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk mengukur kualitas pelayanan PLN 123, metodologi yang digunakan adalah SERVQUAL yang mengukur melalui lima dimensi yaitu tangible, empathy, reliability, responsiveness, dan assurance. Sedangkan COPC CSP standard 5.1 digunakan untuk mengukur dan menganalisis pengelolaan PLN 123 secara holistik melalui empat kategori, yaitu kategori 1.0 Leadership and Planning, kategori 2.0 Process, kategori 3.0 People, dan kategori 4.0 Performance. Rekomendasi dapat dihasilkan dari penilaian COPC CSP standard 5.1 termasuk didalamnya mengarahkan peran teknologi informasi untuk mencapai kepuasan pelanggan pada layanan PLN 123.

PT PLN (Persero) (PLN) mandated by government to serves its customers and society in the best way. As the answer of the duty, PLN built customer service channel named PLN 123 as primary gateway of PLN’s services. In the fact, there are many complaint addressed to PLN 123’s services. Facing this condition, evaluate customers satisfaction of the services is a must. Because of contact center industry has a tight relationship with IT, evaluate IT role in PLN 123 is also necessary. PLN 123’s service quality is assessed by SERVQUAL which assessing in five dimensions; they are tangible, empathy, reliability, responsiveness, and assurance. COPC CSP standard 5.1 is used to assess PLN 123’s operation and governance in four categories: 1.0 Leadership and Planning, 2.0 Process, 3.0 People, and 4.0 Performance. The result of COPC CSP standard 5.1 can be used to create recommendations to improve the operation and governance of PLN 123, and also to evaluate role of IT in PLN 123 as the backbone in contact center to achieve customer satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman Saleh
"Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional adalah perpustakaan yang mengkhususkan diri dalam melayani pemustaka yang membutuhkan informasi standardisasi. Dalam melayani pemustakanya Perpustakaan BSN tentu dapat memuaskan atau tidak memuaskan pemustakanya. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pemustakanya maka dilakukan kajian ini. Kajian ini menggunakan metode servqual. Indeks harapan pemustaka terhadap layanan perpustakaan BSN adalah sebesar 4,38 pada skala 1-5 atau 87,61 pada skala 1-100 yang berarti sangat baik. Sedangkan Indeks Persepsi (kepuasan) terhadap layanan perpustakaan BSN adalah sebesar 3,93 pada skala 1-5 atau 78,41 pada skala 1-100 yang berarti baik. Ada nilai kesenjangan sebesar 0,45 pada skala 1-5 atau 9,20pada skala 1-100. Kesimpulannya Perpustakaan BSN harus meningkatkan kinerjanya agar mencapai skor sangat baik."
Bogor: Perpustakaan IPB, 2014
020 JPI 13:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>