Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201827 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aicha Shavira Ashuryani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi tentang High Performance Work System HPWS terhadap perilaku kerja inovatif karyawan yang dimediasi oleh pembelajaran eksploratoris. HPWS merupakan serangkaian praktik sumberdaya manusia yang menjadi sebuah kesatuan sistem yang terdiri dari 6 praktik yaitu seleksi, pengambilan keputusan partisipatif, pelatihan dan pengembangan, pengembangan karier, keamanan kerja, dan penggajian berdasarkan kinerja.
Penelitian ini berusaha melihat HPWS sebagai sebuah kesatuan sistem yang dapat mempengaruhi kinerja suatu organisasi. Penelitian ini melibatkan 80 orang karyawan di PT LAN, sebuah perusahaan teknologi, informasi, dan komunikasi yang berbasis di Jakarta. Responden merupakan karyawan dengan level minimal staff yang tersebar di beberapa divisi dan memiliki masa kerja di perusahaan tersebut minimal 1 tahun. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Partial Least Square PLS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh persepsi tentang High Performance Work System HPWS terhadap perilaku kerja inovatif karyawan yang dimediasi penuh oleh pembelajaran eksploratoris. Pembelajaran eksploratoris merupakan sine qua non kondisi yang harus terpenuhi bagi munculnya perilaku kerja inovatif karyawan.

This research aims to analyze the mediating effect of exploratory learning on the relationship between employee rsquo s perception of High Performance Work System and Innovative Behaviour HPWS . HPWS is a bundle of strategic human resource practices that comprise of 6 elements selection, participative decision making, training and development, career development, job security, and pay for performance.
This research analyzed HPWS as a system of human resource which in turn could affect organizational performance. It conducted at PT LAN, a technology, information and communication company based in Jakarta. The respondents were 80 staffs from various divisions within the company who have been working for one year minimum. Partial Least Square PLS used as a method in this research.
The results showed that the effect of employee rsquo s perception of HPWS on innovative behaviour is fully mediated by exploratory learning. This indicated that company rsquo s HPWS will stimulate employee rsquo s innovative behaviour with the role of exploratory learning. Thus, exploratory learning is a sine qua non condition for innovative behaviour to take place.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sancka Stella Ganiasnda Sihura
"Perencanaan Pemulangan Pasien (P3) menjadi salah satu standar yang harus dipenuhi dalam standar nasional akreditasi rumah sakit. Namun, pelaksanaan dan pendokumentasian P3 belum optimal. Perlu adanya peningkatan pengetahuan terkait P3, yang salah satunya didapat dari aktivitas belajar mandiri dalam dunia kerja (workplace learning). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kesiapan penerapan self-directed learning dengan pengetahuan perawat pelaksana dalam P3 di RSUP Fatmawati Jakarta.
Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional pada 110 perawat yang dipilih dengan purposive sampling. Alat ukur menggunakan Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS) untuk mengukur kesiapan penerapan SDL, dan Kuesioner Pengetahuan Perawat Pelaksana dalam P3.
Hasil uji statistik menyatakan bahwa kesiapan penerapan SDL dengan pengetahuan perawat dalam P3 memiliki hubungan yang signifikan (p value 0.005). Perawat pelaksana yang mempunyai kesiapan SDL yang negatif berpeluang untuk berpengetahuan baik sebesar 6 kali dibandingkan dengan perawat yang memiliki kesiapan pembelajaran mandiri yang positif (95% CI OR 1.780;19,275). Besaran koefisien determinan diketahui bahwa kesiapan penerapan SDL berpengaruh sebesar 13.3% terhadap pengetahuan perawat pelaksana dalam P3, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Rekomendasi diberikan agar manajer keperawatan meyakini seorang perawat sebagai long-life learner, meningkatkan peran dan fungsi manajemen, serta menciptakan lingkungan, budaya dan iklim organisasi untuk melakukan pembelajaran mandiri di dalam dunia kerja.

Discharge Planning is one of the standard that must be found in hospital accreditation. However, the implementation and documentation of discharge planning is not optimal. There needs to be an increase in knowledge related to discharge planning, one of which is obtained from self-learning activities in the workplace (workplace learning). This study aims to identify the relationship of self-directed learning readiness with the knowledge of discharge planning at Fatmawati Hospital, Jakarta.
The study design used descriptive correlation with cross sectional approach on 110 nurses selected by purposive sampling. Instrument uses the Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS) and the Implementing Nurse Knowledge Questionnaire in discharge planning.
The results of the statistical test stated that the readiness to implement SDL with nurses knowledge in discharge planning had a significant relationship (p value 0.005). Implementing nurses who have negative SDLRS readiness have the opportunity to have good knowledge 6 times compared to nurses who have positive SDLRS (95% CI OR 1,780; 19,275). SDLRS has an effect of 13.3% on the knowledge of nurse implementers in discharge planning, and the remainder is influenced by other factors.
Recommendations are given so that nursing managers believe in a nurse as a long-life learner, enhance the role and function of management, and create an organizational environment, culture and climate to conduct independent learning in the world of work.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedicta Prihatin Dwi Riyanti
"Studi ini bertujuan mengkaji pekerjaan manajerial berdasarkan pada teori Mintzberg tentang peran manajerial. Dalam studinya tentang pekerjaan manajerial dari; 5 eksekutif kepala di Masachussets pada tahun 1973, Mintzberg menemukan IO peran yang harus dilaksanakan oleh manajer pada semua penekanan peran yang dipentingkan akibat perbedaan dalam diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok peran yaitu peran antarpribadi, peran informasional dan perna pembuat keputusan. Penemuan ini memberi suatu pemahaman baru tentang pekerjaan manajerial yang selama ini hanya dilihat sebagian kecil saja dari kerja manajer yang sebenarnya.
Berdasarkan pada konstruk teori dari Mintzberg, Shapira dan Dunbar (1980) menyusun alat in basket simulation untuk menguji peran manajerial pada 54 mahasiswa MBA di Israel. Dengan teknik smallest space analysis ditemukan adanya 10 peran manajerial. Kesepuluh peran tadi dikelompokkan menjadi dua kelompok beran yaitu kelompok peran informasiona dan kelompok peran pembuat keputusan. Dari penelitian mereka juga ditemukan pengaruh hierarki terhadap pelaksanaan manajerial.
Dengan menggunakan teknik in basket simulation yang sama, studi ini menguji peran manajerial di Indonesia. Penelitian ini melibatkan 220 manajer tingkat menengah dan tingkat bawah dari empat perusahaan yang berbeda-beda di Surabaya, kota terbesar kedua di Negara ini. Data dianalisis dengan dua teknik, yaitu teknik analisis factor dan teknik analisis varian.
Dari analisis factor ditemukan 10 peran manaerial dari Mintzberg. Kesepuluh peran tadi dikelompokkan dalam tiga kelompok peran yang juga terkelompok ke dalam tiga kelompok peran. Pertama ialah kelompok peran antar pribadi terdiri dari peran tokoh, peran penghubung, dan peran juru bicara. Kedua ialah kelompok peran informasional terdiri dari peran pemantau dan peran penyebar informasi. Ketiga ialah kelompok peran pembuat keputusan terdiri dari peran pemimpin, peran wiraswasta, peran pereda gangguan, peran pengalokasi sumberdaya, dan peran perunding.
Dari analisa varian ditemukan ada perbedaan yang signifikan dalam manjalankan peran pribadi antara manajer tingkat menengah dengan manajen tingkat bawah. Manajer menengah ditemuhan lebih banyak menjalankan penan antar pribadi. Bila melihat peran manajerial berdasarkan bidang tugasnya, ditemukan bahwa manajer administrasi paling banyak menjalankan peran pribadi daripada manajer produksi dan manajer mrketing. Untuk peran informasional manajer tingkat menangah bidang marketing paling banyak dalam menjalankan peran tersebut daripada manajer bidang tugas Lainnya. Sedangkan untuk manajer tingkat bawah, manajar administrasial yang paling banyak manjalankan peran informasional. Untuk peran pembuat keputusan, manajea produksi paling banyak menjalankan peran pembuat keputusan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cleland, David I.
New York: John Wiley & Sons, 1996
658.4 CLE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Salsabila Karim
"Ketika bertransisi dari kuliah ke dunia kerja, Generasi Z ditemukan mengalami kesenjangan soft skills, kurang mengetahui potensi diri dan minat karier, dan khawatir tidak bisa mendapat pekerjaan yang diinginkan. Fenomena tersebut mengindikasikan bahwa mereka belum memiliki adaptabilitas karier yang baik. Adaptabilitas karier adalah sumber daya psikososial yang dapat membantu Generasi Z untuk menghadapi masa transisi dan tantangan dalam berkarier. Kepribadian proaktif adalah faktor yang kritis dalam pembentukkan adaptabilitas karier dan dapat membantu Generasi Z untuk bertahan dalam lingkungan kerja yang tidak terprediksi. Selain itu, agar Generasi Z bisa terus memenuhi tuntutan dunia karier yang kompleks, kemampuan self-directed learning (SDL) menjadi penting untuk dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran SDL dalam memediasi hubungan antara kepribadian proaktif dan adaptabilitas karier. Partisipan penelitian adalah 131 lulusan baru Generasi Z yang sudah bekerja atau magang selama maksimal 1 tahun. Hasil analisis regresi dengan Hayes Macro PROCESS menunjukkan bahwa SDL memediasi parsial hubungan antara kepribadian proaktif dan adaptabilitas karier. Artinya, SDL tidak sepenuhnya menjelaskan hubungan antara kepribadian proaktif dan adaptabilitas karier. Penelitian ini merekomendasikan Generasi Z agar memanfaatkan kepribadian proaktifnya yang tinggi untuk mengoptimalkan adaptabilitas kariernya. Penyedia kerja dapat menyediakan mentoring karier atau coaching untuk memfasilitasi pengembangan adaptabilitas karier Generasi Z.

In transitioning from college to the workforce, Generation Z was found to experience soft skills gaps, lack of self-potential and career interests understanding, and worry about securing their desired job. This phenomenon indicates that they do not have good career adaptability. Career adaptability is a psychosocial resources that can help Generation Z to face transitions and challenges in their careers. Proactive personality is a critical factor affecting the formation of career adaptability and can help Generation Z to survive in an unpredictable work environment. In addition, self-directed learning (SDL) skills are important for Generation Z to meet the demands of a complex career world. This study aims to determine how SDL mediates the relationship between proactive personality and career adaptability. The participants of this study are 131 Generation Z fresh graduates with working or internship experience for a maximum of 1 year. The regression analysis result using Hayes Macro PROCESS shows that SDL partially mediates the relationship between proactive personality and career adaptability. In other words, SDL does not fully explain the relationship between proactive personality and career adaptability. This research recommends Generation Z utilize their proactive personality to continue optimizing their career adaptability. Job providers can facilitate Generation Z with career mentoring or coaching to advance their career adaptability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desita Ramadani
"[Dalam perjalanan di perkuliahan, mahasiswa akan menemukan masalah salah satunya masalah karir, yaitu merasa salah pada jurusan yang telah dipilihnya dan menyebabkan ketidakyakinan pada jurusan yang telah dipilihnya. Keyakinan mahasiswa untuk tetap persisten pada jurusan yang telah dipilih erat kaitannya dengan career decision self-efficacy. Salah satu faktor yang dapat membantu mahasiswa untuk dapat mencapai career decision self-efficacy adalah self-directed learning pada individu. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan self-directed learning terhadap career decision self-efficacy pada mahasiswa S1 Universitas Indonesia (UI). Responden penelitian ini terdiri dari 516 orang mahasiswa S1 UI tahun kedua atau semester 4. Self-directed learning diukur menggunakan Student Self-Directed Learning Questionnaire dari De Bruin (2008, dalam De Bruin dan Cornelius, 2011) dan career decision self-efficacy diukur dengan Career Decision Self-Efficacy Short-Form dari Betz dan Taylor (1983, dalam Betz & Taylor, 2006) yang telah diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self-directed learning dan career decision self-efficacy (r = 0.576; p < 0.05). Selain itu, hasil juga menunjukkan ada hubungan antara dimensi self-directed learning (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) dan career decision self-efficacy. Implikasi dari penelitian ini untuk perguruan tinggi diharapkan agar diadakan pelatihan terkait self-directed learning bagi mahasiswa agar memiliki pengarahan diri dalam pembelajarannya, agar mahasiswa lebih mandiri dalam belajar, menekuni dan mendalami pengetahuan dari jurusan yang dipilihnya sehingga dapat lebih yakin dengan keputusan karirnya.
;During their University years, students may encounter problems such as career problem, defined as feeling of mistakenly being in their own chosen study program which then causing hesitation for being in the program. Students? assuredness to be persistent in doing the chosen program is highly related with career decision self-efficacy. One factor that can help students to achieve career decision self-efficacy is by applying self-directed learning for each student. The main purpose of this research is to see the relationship between self-directed learning and career decision self-efficacy among undergraduates students in Universitas Indonesia (UI). A total of 516 students who are currently enrolled in the second or fourth semester participated in the research. Self-directed learning was measured using Student Self-Directed Learning Questionnaire proposed by De Bruin (2008; in De Bruin & Cornelius, 2011) and career decision self-efficacy was measured using Career Decision Self-Efficacy Short-Form designed by Betz and Taylor (1983; in Betz & Taylor, 2006). The two measures were adapted and modified by the researcher. The results indicate that there is a significant relationship between self-directed learning and career decision self-efficacy (r = 0.576; p < 0.05). Furthermore, the results also show that there is a relationship between the dimensions of self-directed learning (planning, implementing, and evaluating) and career decision self-efficacy. The implication of this research is that University is expected to organize training about self-directed learning for the students to have better direction in their studies, so that students more independent in learning, occupy, and steep the knowledge of the major that has been chosen as well as inducing their career decision self-efficacy.
, During their University years, students may encounter problems such as career problem, defined as feeling of mistakenly being in their own chosen study program which then causing hesitation for being in the program. Students’ assuredness to be persistent in doing the chosen program is highly related with career decision self-efficacy. One factor that can help students to achieve career decision self-efficacy is by applying self-directed learning for each student. The main purpose of this research is to see the relationship between self-directed learning and career decision self-efficacy among undergraduates students in Universitas Indonesia (UI). A total of 516 students who are currently enrolled in the second or fourth semester participated in the research. Self-directed learning was measured using Student Self-Directed Learning Questionnaire proposed by De Bruin (2008; in De Bruin & Cornelius, 2011) and career decision self-efficacy was measured using Career Decision Self-Efficacy Short-Form designed by Betz and Taylor (1983; in Betz & Taylor, 2006). The two measures were adapted and modified by the researcher. The results indicate that there is a significant relationship between self-directed learning and career decision self-efficacy (r = 0.576; p < 0.05). Furthermore, the results also show that there is a relationship between the dimensions of self-directed learning (planning, implementing, and evaluating) and career decision self-efficacy. The implication of this research is that University is expected to organize training about self-directed learning for the students to have better direction in their studies, so that students more independent in learning, occupy, and steep the knowledge of the major that has been chosen as well as inducing their career decision self-efficacy.
]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiati
"Energi fosil masih berperan sebagai sumber energy utama dalam aktifitas sehari-hari. Pemerintah Republik Indonesia menetapkan target untuk mencapai 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2023 sebagai bagian dari rencana strategis 4.0 yang menetapkan target yang sangat menantang bagi para pemain migas di Indonesia. 55% dari total tenaga kerja hulu migas di Indonesia adalah Gen Y dan mereka berniat untuk berhenti dari pekerjaannya juka terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan (Arora & Dhole, 2019). Hal ini akan menjadi tantangan bagi manajemen SDM untuk mempertahankan talenta di industri hulu migas. Penelitian ini fokus pada pengukuran Pengaruh Job Characteristic dan Job Satisfaction terhadap Job Performance dengan Mediator Employee Engagement dengan melibatkan Generasi Y di industri minyak dan gas bumi di Indonesia. Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah 300 responden dalam rentang kelahiran Generasi Y (tahun 1981 – 1996). Teknik pengumpulan data responden menggunakan kuesioner dan model analisis yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan program Lisrel untuk pengolahan data. Kuesioner menggunakan likert dengan 7 skala (sangat tidak setuju hingga sangat setuju sekali), namun demikian pada beberapa item juga tetap menggunakan 7 skala namun dengan kategori skala yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Job Characteristic memengaruhi Job Satisfaction secara langsung, namun demikian Job Satisfaction tidak secara signifikan memengaruhi Job Performance secara langsung. Employee Engagement berperan dalam pengaruh hubungan Job Characteristic dan Job Satisfaction terhadap Job Performance. Studi ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap literatur yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Hasil penelitian juga dapat menjadi referensi praktek Sumber Daya Manusia di industri Hulu Migas di Indonesia untuk mendukung pencapaian strategis migas 4.0 di tahun 2023.

Fossil energy still plays as the main energy source in daily activities. The government of the Republic of Indonesia set a target to reach 1 million BOPD and 12 BSCFD in the year 2030 as part of strategic plan 4.0 which very challenging target for the oil and gas player in Indonesia. 55% of the total workforce in the upstream oil and gas in Indonesia are Gen Y and they intend to quit their job if there is any uncomfortable things happened (Arora & Dhole, 2019). This will be a challenge for HR management to retain talent in the upstream oil and gas industry. This study focuses on measuring the influence of Job Characteristics and Job Satisfaction on Job Performance with Employee Engagement as the Mediator which involving Generation Y of the oil and gas industry in Indonesia. The number of samples used in this study were 300 respondents within Generation Y (born within 1981 – 1996). Respondents' data collection technique used a questionnaire and the analysis model used was the Structural Equation Model (SEM) through Lisrel program for data processing. The questionnaire uses Likert with 7 scales (strongly disagree to strongly agree), however, some items also use 7 scales but with different scale categories. The results of this study indicated that Job Characteristics directly affect Job Satisfaction, however Job Satisfaction does not significantly affect the Job Performance directly. Employee Engagement has a role in influencing the relationship between Job Characteristic and Job Satisfaction on Job Performance. This study is expected to give a contribution to the literature related to the studied variables. The research results can also be used as a reference for human resource practice in the upstream the oil and gas industry in Indonesia in order to support the achievement of the oil and gas strategy 4.0 in 2023.nt size 10."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachma Della Mertha
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran moderator iklim inovasi dalam hubungan antara tipe kepribadian narsisisme dan perilaku kerja inovatif. Data diperoleh dari 196 karyawan yang bekerja pada sektor industri kreatif dan dianalisis menggunakan teknik analisis statistik regresi pada program Macro Hayes SPSS version 22. Skala perilaku kerja inovatif dari Janssen 2000 ?=0.82 digunakan untuk mengukur perilaku inovatif di tempat kerja. Skala narcissism personality inventory 16 NPI-16 yang disusun oleh Ames, Rose, Anderson 2006 ? =0.69 , digunakan untuk mengukur kecenderungan narsisisme, dan skala climate for innovation measure yang disusun oleh Scott Bruce 1994 ?=0.85 digunakan untuk mengukur iklim inovasi. Hasil analisis regresi moderasi menunjukkan bahwa iklim inovasi tidak dapat berperan sebagai moderator yang dapat memperkuat hubungan antara narsisisme dan perilaku kerja inovatif r=-.0017, p >0.05 Implikasi secara teoritis dan praktis akan dibahas dalam penelitian ini.

Abstract This study aims to determine the moderating role of innovative climate on the relationship between narcissism personality and innovative work behavior. Data were collected among 196 employees from various creative industry companies and were analyzed using regression analyisis on Hayes Process Macro SPSS version 22. To measure innovative work behavior, innovative work behavior scale from Janssen 2000 was used with 0.82. narcissism Personality Inventory from Ames, Rose, Anderson 2006 was used to measure narcissism personality trait, and climate for innovation measure from Scott Bruce 1994 was used to measure innovative climate. The result showed that innovative climate have no significant role on enhancing the positive relationship between narcissism and innovative work behavior r .0017, p 0.05 . Theoretical and practical implications were discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Essi Permatasari
"High performance work practices merupakan salah satu alat yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan output karyawan yang terbagi menjadi dimensi training, reward dan empowerment. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh high performance work practice terhadap job performance dan organizational citizenship behavior dengan work engagement sebagai mediasi. Penelitian ini melibatkan 123 karyawan PT Pertamina Gas yang berstatus karyawan tetap. Hasil pengolahan data dengan menggunakan Path Analysis pada LISREL menunjukan bahwa work engagement memediasi secara penuh pengaruh antara high performance work practices terhadapjobperformance dan organizational citizenship behavior.

High performance workpractices is one of the tools used by a company to increasing employees' output that is divided into dimensions training, rewards and empowerment. This study aims to identify the effects of high performance work practice to job performance and organizational citizenship behavior with work engagement as mediation. This research involved 123 permanent workers at PT Pertamina Gas. The results of data processing by path analysis on LISREL showed that work engagement acts as full mediator of the effect of high performance work practices onjobperformance and organizational citizenship behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S65102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia R.R. Ibrahim
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S2252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>