Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152089 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afif Dandy Adhityo
"ABSTRAK
Bandara merupakan kawasan infrastruktur publik yang dipergunakan dalam mengakomodir aktivitas penerbangan antar wilayah. Keberadaan bandara sebagai tempat terjadinya pergerakan penumpang, logistik, bisnis, dan lainnya dapat menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi dan nilai tambah suatu kawasan. Berdasarkan PDRB, kota Bandar Lampung merupakan salah satu kawasan yang tertinggal di Indonesia, untuk melakukan peningkatan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut, penelitian ini bermaksud untuk membuat desain konseptual dan menghitung biaya investasi awal initial cost Bandara Radin Inten II berbasis aerotropolis. Konsep aerotropolis bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas bandara dengan pusat-pusat pertumbuhan kota, merencanakan pembangunan pada tiap koridornya, sehingga menghasilkan bentuk integrasi yang tertata, efisien, dan efektif dalam memberikan manfaat. Untuk mengetahui persebaran sektor potensial yang akan dikembangkan maka penggunaan metode Location Qotient untuk permodelan kawasan dan analisis time value of money dalam melakukan estimasi biaya investasi awal. Hasil dari penelitian ini adalah pengembangan kawasan aerotropolis yang terdiri dari berbagai jenis industri pengolahan, kawasan mixed use, infrastruktur penunjang seperti pembangkit listrik, unit pengolahan air terpadu, dan penyediaan transportasi masal berupa bus rapid transit BRT dengan total biaya investasi awal sebesar Rp 180,028,903,958,327.

ABSTRACT
Airport is a public infrastructure area that used to accommodate inter regional activities. The existence of the airport for the passengers movement, logistical supply chain, business area, and etc can be the key driving factors for economic growth and added value to the region. Based on the regional rsquo s gross domestic product, Lampung Province is one of the lagging regions in indonesia, hence to increase economic growth in the region, this research is aimed to generate conceptual design and initial cost calculation of Raden Inten II airport based on aerotropolis. The concept of aerotropolis is aimed to improve airport rsquo s accessibility along with urban growth center, plan the development on each corridor, to make well developed, efficient, and effective. To identify the distribution of potential sector as the baseline for development purposes, hence the method of location quotient is applied to design the region and time value of money to estimate initial cost of investment. The result of this research is by developing Lampung Province that consist of industrial area, mixed use area, supporting infrastructure such as power plant, integrated water and waster water treatment plant, and massive public transport named bus rapid transit BRT with total of investment is Rp 180,028,903,958,327."
2017
S68853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Raka Sakti
"ABSTRAK
Pengembangan kawasan Aerotropolis di Provinsi Lampung dilakukan untuk meningkatkan perekonomian di Provinsi Lampung yang saat ini termasuk kedalam 10 terbawah peringkat daya saing dibanding provinsi lain di Indoneisa. Konsep aerotropolis sendiri secara sederhana merupakan membangun kota disekitaran bandara untuk terciptanya perpindahan manusia dan barang yang lebih cepat untuk menunjang aksesibilitas. Dalam penelitian ini dilakukan perhitungan biaya operasional pemeliharaan serta pendapatan dari pengembangan bandara, kawasan indutri, mixed use area, serta bus rapid trasnit yang saling menunjang di kawasan Aerotropolis. Biaya operasional pemelihraan memiliki niali yang berbeda untuk tiap fungsi, begantung pada tahun operasional masing-masing fungsi. Sebagai contoh, pada 2046 ketika bandara telah mencapai kapaistas maksimumnya, bandara menghabiskan Rp6.2 triliun untuk beroperasi. Sementara untuk nilai pendapatan yang dihasilkan dari simulasi/permodelan sistem dinamik dari keseluruhan kawasan Aerotropolis sebesar Rp1,807 triliun ditahun 2075.

ABSTRACT
Development of Aerotropolis district in Lampung Province is aimed to improving the economy in Lampung Province, which is currently holds the last 10 lowest competitiveness ratings compared to other provinces in Indonesia. The aerotropolis concept is simply by building the city around the airport to generate faster human and goods movement to buttress accessibility. This research performs calculation of operational maintenance cost and revenue from airport development, industrial estate, mixed use area, and bus rapid transit that support each other in Aerotropolis district. Operational maintenance cost has different amount for each function depends on it operational year. For example, by 2046 when the airport has reach it ultimate capacity, it spends Rp6.2 trillion to operating this function. While, for revenue generated from system dynamics simulation modeling of the entire Aerotropolis district is about Rp1,807 trillion by 2075."
2017
S67163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zafya Nadhira Affiandi
"ABSTRACT
onsep bandara aerotropolis diharapkan bisa membuat bentuk bandara yang terintegrasi, efektif dan efisien sehingga bisa menghilangkan permasalahan seperti fasilitas dan infrastruktur pada bandara yang belum memadai dikarenakan belum tertatanya perkembangan bandara. Sebelum merealisasikan proyek pengembangan kawasan bandara Radin Inten II Lampung, dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan investasi dari proyek tersebut, sehingga pihak investor akan tertarik dan dapat bergabung dalam pengembangan infrastruktur ini. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis kelayakan finansial dan kelembagaan berbasis Kerjasama Pemerintah Badan Usaha KPBU dengan menggunakan metode Life Cycle Cost LCC yang perhitungannya akan melibatkan komponen biaya investasi, operasional, perawatan, dan pendapatan yang akan diperoleh dari tahun 2022-2056. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa kelayakan investasi dari proyek pengembangan kawasan bandara Radin Inten II Lampung menghasilkan nilai IRR sebesar 8,80 yang masih berada dibawah nilai WACC. Dengan menggunakan sistem finansial dan kelembagaan berbasis Kerjasama Pemerintah Badan Usaha KPBU , didapatkan nilai IRR akhir sebesar 15,81 dengan pembagian biaya antara pihak pemerintah dan swasta dari komponen biaya investasi, operasional, perawatan, dan pendapatan.

ABSTRACT
The concept of aerotropolis airport is expected to create an integrated, effective and efficient airport form so that it can eliminate problems such as facilities and infrastructure at airports that have not been adequate due to the unfocused development of the airport. Before realizing the development project of Radin Inten II Airport in Lampung, a financial feasibility analysis is conducted to determine the investment feasibility of the project, so that the investor will be interested and can join in the development of this infrastructure. The purpose of this research is to analyze financial and institutional feasibility based on Public Private Partnership PPP using Life Cycle Cost LCC method which the calculation will involve a component of investment cost, operational, maintenance and income that will be obtained from year 2022 2056. From the research, it is found that the investment feasibility of airport development project of Radin Inten II Lampung Airport resulted IRR value of 8,80 which is still below WACC value. Using the financial and institutional system based on the Public Private Partnership PPP , a final IRR of 15,81 was obtained with cost sharing between the government and private sectors of the investment, operational, maintenance and revenue. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ega Religia Islamiah
"ABSTRAK
Sebagai negara kepulauan yang seharusnya dapat memanfaatkan potensi kemaritiman, sudah seharusnya Indonesia melakukan utilisasi pemanfaatan potensi dari aspek transportasi logistik, dalam konteks penelitian ini adalah Pelabuhan. Persebaran pelabuhan di indonesia belum merata jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB , dalam kasus ini adalah Kota Dumai yang memiliki pelabuhan yang terletak di alur laut kepulauan Indonesia ALKI 1, walaupun terletak dalam lokasi yang strategis, hal itu tidak tercermin dari PDRB kota Dumai yang bisa dikategorikan tertinggal dibanding kota-kota Pelabuhan lain di Indonesia. Untuk melakukan optimasi pemanfaatan pelabuhan yang ada dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Dumai, PT. Pelindo 1 perwilayahan Dumai berencana untuk melakukan pengembangan kapasitas pelabuhan dengan membangun segmen khusus kegiatan bongkar muat peti kemas yang didasari oleh semakin meningkatnya intensitas kapal bermuatan peti kemas yang berlabuh di Pelabuhan Dumai. Untuk menanggapi fenomena yang terjadi, maka penelitian ini bermaksud untuk melakukan analisis desain konseptual pengembangan pelabuhan berbasis Seatropolis dengan mempertimbangkan biaya operasional dan pemeliharaan serta proyeksi pendapatan menggunakan sistem dinamik. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, telah didapatkan estimasi biaya operasional dan pemeliharaan desain konseptual kawasan Seatropolis yaitu sebesar Rp 898.799.348.398,27 dan untuk proyeksi pendapatan sebesar Rp 21.298.015.775.555 pada tahun yang sama yaitu tahun 2027.

ABSTRAK
For an archipelago country that can exploit the maritime potential, Indonesia should be utilizing the potential of logistics transportation aspect, in this research context is Port. The distribution of ports in Indonesia is not evenly distributed if seen from Gross Regional Domestic Product PDRB , in this case is Dumai City which has a port in the Indonesian archipelagic sea lane ALKI 1, although it is in strategic location, it is not reflected from Dumai city PDRB that can be categorized as lagging compared to other Port cities in Indonesia. To optimize the utilization of existing ports and increase economic growth in Dumai City, PT. Pelindo 1 of Dumai territory plans to develop port capacity by building a special segment of container loading and unloading activities based on the increasingly cheap vessels of containers docked at Dumai Port. To add to the phenomenon that occurs, the research is intended to design the conceptual design of port development. By using dynamic system. Based on the results of analysis conducted in this study, has obtained estimation of operational cost and arrangement of conceptual design of Chair area amounting to Rp 898.799.348.398,27 and for profit and loss projection Rp 21.298.015.775.555 in the same year that is year 2027."
2017
S68693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Sari
"ABSTRAK
Konsep bangunan pintar adalah salah satu bentuk pengaplikasian teknologi yang telah dikembangkan pada industri konstruksi di dunia, namun masih belum diterapkan di Indonesia karena persepsi tingkat kebutuhan biayanya yang lebih besar daripada bangunan konvensional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain konseptual bangunan gedung dengan konsep bangunan pintar menggunakan pendekatan rekayasa nilai dalam rangka mendapatkan nilai tambah dari segi kualitas, efisiensi dan inovasi dengan mempertimbangkan nilai ekonominya. Survei kuesioner, studi rekayasa nilai, dan analisa life cycle cost dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui inovasi teknologi, fungsi ? fungsi pada bangunan gedung dapat ditingkatkan menjadi bangunan pintar sehingga memberikan nilai tambah serta efisiensi biaya siklup hidup bangunan sebesar 38% dari gedung konvensional.

ABSTRACT
Smart building concept is an implementation of technology developed in construction industry throughout the world, but yet to be implemented in Indonesia due to perception about the higher initial cost than the conventional one.
The objective of this research is to develop the conceptual design of building with intelligent building concept using value engineering approach in order to obtain added value in terms of quality, efficiency, and innovation regarding to its economic value. Questionnaire, value engineering study, and life cycle cost analysis are done to achieve that objective.
The result of this research shows that functions in building can be improved being intelligent through the technology innovation, hence it is able to add value and efficiency to its life cycle costing at about 38% compared to conventional building.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38417
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga Rizqi Fitriansyah
"Jembatan Selat Sunda (JSS) merupakan mega proyek dengan dana terbesar di Indonesia. Peran jembatan ini sangat penting sebagai fungsi transportasi penghubung Jawa dan Sumatra. Permasalahan baru timbul akibat rendahnya tingkat pengembalian investasi jembatan jika hanya mengandalkan dari pendapatan lalu-lintas. Sebuah gagasan untuk meningkatkan fungsi dari jembatan ini telah diteliti pada penelitian sebelumnya melalui penambahan fungsi energi dan pariwisata. Dari penelitian ini didapat desain konseptual struktur JSS dengan penambahan fungsi energi dan pariwisata serta estimasi Life Cycle Cost sebesar Rp 201,07 Trilyun di tahun 2017.

Sunda Strait Bridge (SSB) is a mega project with the largest funds in Indonesia. This has an important role as a bridge connecting Java and Sumatra. A new problems appears due to the low rate of return on investment if only rely on bridge traffic revenue. An idea to improve the function of the bridge has been investigated in previous research through the addition of energy and tourism functions. This research shows conceptual design SSB structure with the addition of energy and tourism functions and Life Cycle Cost estimated of Rp 201.07 trillion in 2017.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Indah Susilowati
"ABSTRAK
Penelitian ini akan membahas mengenai fungsi apa yang dapat diintegrasikan kedalam Proyek Soekarno-Hatta International Airport Rail Link untuk meningkatkan daya saing proyek, risiko utama apa yang paling mempengaruhi nilai investasi dari proyek tersebut serta cara memitigasi risiko utama tersebut. Fungsi yang dapat diintegrasikan pada proyek SHIARL adalah adanya integrasi dengan proyek MRT dan Tunnel pengendali banjir serta utility shaft yang akan mengurangi permasalahan perkotaan yaitu kurangnya aksesibilitas, kemacetan dan banjir. Fungsi-fungsi tersebut diilustrasikan pada FAST Diagram. Selanjutnya dicari risiko utama dari proyek tersebut akibat penambahan fungsi. Setelah didapatkan risiko utama maka selanjutnya dilakukan mitigasi terhadap risiko tersebut.Teknik pengumpulan data menggunakan metode survey kuisioner, survey kuesioner dilakukan sebanyak dua kali. Kuesioner pertama untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi tambahan apa yang dapat diintegrasikan pada proyek SHIARL. Kuesioner ke dua adalah untuk mencari risiko dominan pada proyek tersebut. Lalu dilakukan validasi pakar untuk mendapatkan rekomendasi mitigasi risiko tersebut.

ABSTRACT
This research will discuss about functions that can be integrated into Soekarno-Hatta International Airpor tRail Link project in order toenhance project competitiveness, the major risks that mostly affect the investment value of the project as well a show to mitigate these major risks. Functions that can be integrated on SHIARL project are the integration with MRT project and Tunnel flood contrlo,and also utility shafts that will reduce urban problems to include the lack of accessibility, congestion and flooding. The functions are illustrated in FAST Diagram. Subsequently, the major risk of this project due to the addition of functions will besought. Having obtained the major risks, the mitigation is done towards these risks. The data collection is done using questionnaire survey, where it was conducted twice. The first questionnaireis to identify what additional functions that can be integrated in the project SHIARL. The second questionnaire is to look for the dominant risk in the project. Expert validation is then conducted in order to get the risk mitigation recommendations."
2013
T38671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Erwin Ibor
"Skripsi ini adalah studi kelayakan dari konsep pembangunan kereta api cepat yang bertujuan menyambungkan Jakarta dengan Surabaya menggunakan rel. Analisis dari skripsi ini dimulai dengan merancang beberapa rute yang paling efektif dalam menyambungkan Jakarta dengan Surabaya, lalu memperkirakan biaya konstruksi awal dari pembangunan rel dengan cara benchmarking kepada harga pembangunan dari rel kereta api dari negara-negara lain. Perkiraan harga yang didapatkan lalu dibandingkan dengan rencana harga Argo Cahaya - konsep proyek kereta api Jakarta-Surabaya yang telah dibatalkan pada tahun 2012 karena terlalu mahal. Hasil dari analisis skripsi ini mengindikasikan bahwa rata-rata harga konstruksi yang telah di-benchmark dari negara-negara lain lebih rendah daripada estimasi harga Argo Cahaya. Ini mengatakan bahwa biaya konstruksi Argo Cahaya bisa dibuat lebih rendah. Konsep kereta api cepat Jakarta Surabaya dapat dinyatakan layak.

This thesis is a feasibility study of a conceptual project of which the purpose is to connect Jakarta and Surabaya using a high-speed railway that stretches across Java. The analysis starts by developing conceptual routes that are most effective in connecting Jakarta and Surabaya, and then estimating the initial construction cost of building a railway using those routes by benchmarking with past railway project costs from around the world. The estimated costs are compared to the budget of Argo Cahaya - a conceptual Jakarta-Surabaya Railway project that has been cancelled in 2012 due to its budget being considered unfeasible. The results of this analysis indicate that the average benchmarked costs of constructing a railway between Jakarta and Surabaya cost significantly less than what was budgeted in Argo Cahaya’s project, which means that constructing a railway should not have to cost as Argo Cahaya’s budget. The conceptual railway is feasible."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revaldo Agdhitya Pradipta
"Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki jalur sepanjang 142 km melewati 4 stasiun yaitu Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Dalam rangka meningkatkan revenue dan nilai kelayakan investasi, dilakukan penambahan fungsi berupa pengembangan wilayah Kota Baru Walini dengan luas area pengembangan sebesar 1126 ha. Pada penelitian ini pengembangan wilayah Kota Baru Walini dilakukan dengan mengkaji melalui 4 alternatif pengembangan kota sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat pertanian modern, dan pusat inovasi teknologi yang selanjutnya akan dipilih menggunakan metode paired comparison.
Di dalam rancangan pengembangan Walini sebagai pusat inovasi teknologi, akan dilakukan pembangunan kawasan residensial, komersial, perkantoran, industri berteknologi tinggi, pembangunan research universities, dan ruang terbuka dengan kelengkapan pembangunan infrastruktur publik seperti jalan, rel kereta, dan stasiun kereta api baru dengan biaya investasi diperkirakan mencapai Rp. 64,224,151.71.

High-Speed Train Jakarta Bandun Project has a path along 142 km through four stations; Halim, Karawang, Walini, and Tegalluar. In order to increase revenue and the feasibility of investement, the addition of function such as the regional development of Walini with an area of 1126 ha. In this research, the development of Walini done by examining four development alternatives, as a goverment centre, business centre, modern farming centre, and innovation of technology centre.
In the Walini develoment planning as a centre of technological innovation, there will be the construction of residential area, commercial area, office area, high-technological industries, research universities, open space, and the construction of public infrastructure sucs as roads, railways, train station and new train stations with the estimated of investment cost reach Rp. 64.224.151,71.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Setyawati
"Infrastruktur logistik memainkan peranan penting dalam memfasilitasi pergerakan angkutan barang perkotaan dan berkontribusi untuk mendorong pembangunan perkotaan. Namun, isu yang saat ini timbul di berbagai wilayah adalah kondisi infrastruktur logistik yang tidak memadai sehingga tidak dapat mengakomodir peningkatan pergerakan angkutan barang perkotaan yang berdampak negatif terhadap lingkungan perkotaan. Pengembangan infrastruktur logistik yang berpusat pada bandara dan integrasinya dengan infrastruktur fisik lainnya memberikan manfaat signifikan dalam hal aksesibilitas dan konektivitas di dalam kawasan bandara, serta meningkatkan efisiensi kualitas layanan logistik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan infrastruktur logistik dalam sebuah model kota bandara yang berkelanjutan melalui konsep Logistic Aerocity, dengan studi kasus pada Bandara Internasional Radin Inten II Lampung. Selain itu, penelitian ini juga memberikan rekomendasi rencana tata guna lahan, rencana jaringan transportasi dan arahan peraturan zonasi pada konsep Logistic Aerocity. Di sisi lain, pembiayaan pengembangan infrastruktur menghadapi kendala adanya financial gap dan keterbatasan anggaran pembiayaan sehingga skema pembiayaan berbasis Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) diharapkan dapat menjadi alternatif skema pembiayaan pada pengembangan konsep Logistic Aerocity. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus kualitatif dan kuantitatif. Data diolah dengan menggunakan simulasi 3d modeling, life cycle cost method dan simulasi skenario sharing pembiayaan antara publik dan swasta untuk mengevaluasi kelayakan finansial. Hasil penelitian ini memberikan alternatif model pengembangan infrastruktur logistik yang berpusat pada bandara (airport-centric development) melalui konsep Logistic Aerocity yang terdiri dari komponen pengembangan bandara berupa fasilitas kargo udara, integrated logistic hub, industrial park, kawasan komersial dan open space area. Dari hasil penelitian, juga didapatkan kelayakan investasi dari pengembangan konsep Logistic Aerocity menghasilkan nilai IRR sebesar 11,99% yang masih mendekati nilai WACC sehingga belum begitu menarik bagi investor. Dengan menggunakan skema pembiayaan berbasis Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), didapatkan nilai IRR akhir sebesar 15,86% dengan pembagian biaya antara pihak pemerintah dan swasta dari komponen biaya investasi, operasional & pemeliharaan serta pendapatan.

Logistics infrastructure plays a vital role in facilitating the movement of urban freight transport and contributes to promote urban development. However, current arising issue of inadequate logistics infrastructure that failed to accommodate the increased movement of urban freight transport due urban development has negatively impacted the urban environment. The development of airport-centric logistics infrastructure and the integration with other physical infrastructure can provide more significant benefits in terms of accessibility and connectivity within the airport area, as well as improving efficiency in the logistics service quality. Therefore, this study aims to develop logistics infrastructure in a sustainable airport city model through the concept of Logistic Aerocity, taking into account Radin Inten II International Airport as the case study. Furthermore, this study also provides recommendations for land use planning, transportation network planning and zoning regulation in the concept of Logistic Aerocity. On the other hand, the financing of infrastructure development faces financial gaps and budget constraints, so that Public Private Partnership (PPP)-based financing scheme is expected to be an alternative financing scheme for the development of Logistic Aerocity concept. The research method used is qualitative and quantitative case studies. The data is processed using 3d simulation modeling, life cycle cost method and scenario simulation of sharing financing between public and private to develop financial feasibility. The results of this study provide an alternative model of airport-centric logistics infrastructure development through the concept of Logistic Aerocity which consists of airport development in the form of air cargo facilities, integrated logistics hubs, industrial parks, commercial areas and open spaces. The results of the study also show that investment feasibility from the development of Logistic Aerocity concept resulted in an IRR value of 11.99%, which is still close to the WACC value so that it is not very attractive to investors. By using a financing scheme based on Public Private Partnership (PPP), a final IRR value of 15.86% was obtained with cost sharing between public and private sector from the components of initial costs, operational & maintenance costs and revenue."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>