Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136020 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meillyarni Primaroza
"Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan primer yang mengedepankan upaya promotif dan preventif yang bertujuan untuk mewujudkan kecamatan sehat. Dokter Umum, bidan dan perawat merupakan tenaga kesehatan penolong persalinan yang wajib tersedia di puskesmas. Provinsi Banten merupakan provinsi yang ada di Indonesia Barat yang puskesmas tanpa dokter umumnya paling banyak 34,63 . Salah satu Kabupaten di Provinsi Banten yang juga mengalami masalah minimnya dokter umum adalah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah tertinggal dan mempunyai indeks pembangunan manusia paling rendah di Provinsi Banten. Kabupaten Lebak mempunyai wilayah geografis paling luas sehingga membutuhkan densitas dokter umum lebih banyak tetapi densitas dokter umum di Lebak paling rendah dibandingkan densitas dokter umum di daerah lainnya di Provinsi Banten yang disebabkan minimnya dokter umum yang masuk ke Lebak. Selama tahun 2011-2016 terdapat 6 enam orang dokter umum yang pindah dari Lebak dan tidak ada satupun dokter umum yang masuk ke Lebak. Minimnya dokter umum tersebut harus diantisipasi oleh Pemerintah Kabupaten Lebak dengan cara meningkatkan upaya retensi kerja dokter umum di puskesmas terpencil di Lebak. Upaya-upaya retensi kerja yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Lebak antara lain dukungan akses ke pengembangan kapasitas profesional, bimbingan klinis bagi dokter baru, serta memberikan kebebasan dalam menjalankan pekerjaannya. Faktor determinan lainnya adalah faktor personal seperti tertarik gaya hidup rural, lingkungan yang baik untuk membesarkan anak, biaya hidup rendah dan keterikatan personal dengan masyarakat, pengakuan dari masyakarat setempat, serta keinginan membuat sesuatu hal yang beda Altruism .

A community health center puskesmas is a primary health service facility which provides promotive and preventive measures in creating a healthy subdistrict. General practitioner, midwive and nurse are medical workers who assist birth and whose existence are mandatory in puskesmas. Banten Province is a province in West Indonesia which has the highest prevalence of puskesmas without general practitioner 34.63 . One of the districts in Banten Province which also experiences the lack of general practitioner is the Lebak District, which is a least developed area, and which human development index is the lowest in the entire province. Lebak District has the widest geographic area, which therefore needs more density of general practitioner, and yet it has the lowest as compared to that of other areas in Banten Province due to the low rate of general practitioners coming into the area. Throughout 2011 2016, there were 6 six general practitioners moving out from Lebak, and none moved into the area. This condition of lack of general practitioner needs to be addressed by the Lebak District Government by increasing measures to retain general practitioners in remote puskesmas in the district. Work retention measures that can be conducted by the Lebak District Government may include providing access to professional capacity development, clinical coaching for new doctors, as well as granting some flexibility to the doctors in carrying out their duties. Other determinant factors include personal ones, such as interest in rural life, a good environment to raise children, low cost of living, and personal bond with the local community, recognition from the local community, as well as the desire to make something different altruism."
2017
T48128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambun, Sondang Whita Kristina
"Keberlangsungan pelayanan dokter di puskesmas kawasan sangat terpencil merupakan hal yang harus diupayakan dengan optimal dengan meningkatkan retensi dokter karena sulitnya melakukan rekrutmen dokter baru. Puskesmas kawasan sangat terpencil merupakan puskesmas tanpa dokter dengan proporsi terbesar karena tidak diminati. Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan provinsi kelima tertinggi puskesmas tanpa dokter di Indonesia pada tahun 2022 padahal terdapat fakultas kedokteran di provinsi tersebut. Berdasarkan data SISDMK tahun 2020 hingga 2022 dokter tidak retensi berada di puskesmas kawasan sangat terpencil Kabupaten Konawe Utara padahal kabupaten ini memiliki kapasitas fiskal sangat tinggi, memberikan insentif dokter puskesmas dan memberikan bantuan biaya pendidikan termasuk ke fakultas kedokteran. Seluruh puskesmas kawasan sangat terpencil selanjutnya memiliki dokter tahun 2023 hingga 2024. Penelitian ini bertujuan menganalisis retensi dokter di puskesmas kawasan sangat terpencil di Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara di tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi dokter retensi di puskesmas kawasan sangat terpencil Kabupaten Konawe Utara adalah fakor individu (karakter petualang, dapat membawa anak yang belum berusia sekolah ke tempat penugasan, dapat berkomunikasi dengan keluarga melalui telepon seluler dan bisa mengakses kota sebulan sekali); faktor pekerjaan (hubungan baik dengan rekan kerja dan atasan, memiliki tim, insentif finansial yang sangat memadai); faktor lingkungan tempat tinggal (kondisi geografis yang bisa diadaptasi, respon yang baik dari masyarakat, dan kondisi keamanan yang kondusif); dan faktor sistem kesehatan (distribusi dokter terkait Program Penugasan Khusus). Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan retensi dokter di puskesmas kawasan sangat terpencil di Kabupaten Konawe Utara dengan menyediakan tempat tinggal yang memadai, koordinasi untuk peningkatan sumber daya listrik, mengusulkan melalui Dana Desa untuk ketersediaan air bersih dan pembangunan kondisi jalan, memberikan peluang pekerjaan pasangan dokter, merekrut dokter di awal karir, mendukung pendidikan berkelanjutan, optimalisasi transportasi merujuk pasien, dukungan telehealth dan telemedicine, kebijakan afirmasi pemerintah kabupaten/ kota dengan kapasitas fiskal rendah atau sangat rendah dalam pemberian insentif dokter, kebijakan disinsentif pemerintah kabupaten yang tidak memenuhi kebutuhan dokter puskesmas, membangun puskesmas kawasan sangat terpencil sepaket dengan rumah dinas, melakukan wajib pengabdian program beasiswa pendidikan dokter dan mengembangkan sistem informasi kehadiran dokter.

The continuity of doctor services in very remote public health centers must be optimally pursued by increasing doctor retention due to the difficulty of recruiting new doctors. Very remote public health centers have the largest proportion of public health centers without doctors because they are not in demand. Sulawesi Selatan Province has the fifth highest number of public health centers without doctors in Indonesia in 2022, even though there is a medical faculty in the province. Based on SISDMK data from 2020 to 2022, doctors are not retained in very remote public health centers in Konawe Utara Regency even though this district has a very high fiscal capacity, provides incentives for public health center doctors, and provides tuition assistance to medical faculties. All very remote public health centers then have doctors from 2023 to 2024. This study aims to analyze doctor retention in very remote public health centers in Konawe Utara District, Sulawesi Selatan Province in 2024. This research is a non-experimental study with a qualitative approach. Data collection was conducted by in-depth interviews and document review. The results showed that the factors affecting the retention of doctors in very remote health public centers in Konawe Utara Regency are individual factors (adventurous character, can bring children who are not yet school age to the place of assignment, can communicate with family via cellular phone and can access the city once a month); work factors (good relationships with colleagues and had of the public health center, having a team, adequate financial incentives); environmental factors (adaptable geographical conditions, good response from the community, and conducive security conditions); and health system factors (distribution of doctors related to the Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Program). Strategies to improve the retention of doctors in very remote area health centers in Konawe Utara Regency by providing adequate housing, coordinating the improvement of electricity resources, proposing through the Dana Desa for the availability of clean water and the construction of road conditions, providing job opportunities for doctors' spouses, recruiting doctors early in their careers, supporting continuing education, optimizing transportation to refer patients, supporting telehealth and telemedicine, affirmative policies for district governments with low or very low fiscal capacity in providing doctor incentives, disincentive policies for district governments that do not meet the needs of community health center doctors, building very remote area public health centers in combination with official houses, conducting compulsory dedication of doctor education scholarship programs and developing doctor attendance information systems."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wati Sufiawati
"Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Cibadak masih rendah, karena ibu bersalin masih percaya pada dukun atau bukan tenaga kesehatan untuk menolong persalinannya yang seringkali menimbulkan berbagai masalah yang merupakan penyebab kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pemilihan tenaga penolong persalinan di Puskesmas Cibadak pada tahun 2012. Desain penelitian yang di gunakan adalah Cross sectional dengan total sampel 100 ibu yang telah bersalin dengan masa persalinan 0-3 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan rendahnya cakupan persalinan ke tenaga kesehatan yaitu 46%. Adapun hasil uji statistik terdapat faktor-faktor yang bermakna terhadap pemilihan tenaga penolong persalinan diantaranya adalah pendidikan, pengetahuan, persepsi terhadap jarak, persepsi terhadap biaya, riwayat persalinan keluarga, dan dukungan suami/keluarga. Maka sebaiknya tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan dan pendekatan pada ibu dan keluarganya melalui perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), meningkatkan kemitraan Bidan dengan paraji juga menjalin kerja sama lintas program dan lintas sektoral untuk mendukung persalinan ke tenaga kesehatan.

Scope of labor by health officers in public health center Cibadak is still low, because of expectants are more belief to traditional midwife or non medic officer as their labor support that often bring various problems regarding to mortality and morbidity of expectant and infant. Therefore, it needs to have a study which aims to find out factors related to election of labor support personnel in public health center Cibadak 2012. Study design used is cross sectional by 100 expectants with labor period 0-3 months as sample. Study result shows that small number of labor scope which using medic officers (46%).
Result of statistical test shows that there are significant factors in electing labor support that are education, knowledge, perception about distance, and cost, history of family delivery, and husband/family support. In order to improve their services, medic officers must give more counseling and more close to expectant and their family through labor planning and prevention of complication (P4K), develop partnership between midwife and traditional midwife, and also cooperating as cross-program and sector to effort expectant using medic officer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Nurlina
"ABSTRAK
Upaya peningkatan partisipasi pria dalam KB merupakan paradigma baru visi
program KB. Jumlah peserta Pria di wilayah kecamatan Cipanas 3,4% akseptor
Kondom, dan 1,4% akseptor vasektomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi pria sebagai
akseptor KB (kondom dan vasektomi) tahun 2011. Penelitian dengan desain cross
sectional dilakukan pada 120 orang pria pasangan usia subur di wilayah kecamatan
Cipanas kabupaten Lebak. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan
kuiseoner.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara umur, pekerjaan, jumlah anak hidup, dukungan isteri dengan penggunaan
kontrasepsi dan pengetahuan tentang kontrasepsi dengan partisipasi pria sebagai
akseptor KB. Disarankan untuk pengelola program KB kecamatan Cipanas untuk
memberikan penyuluhan yang lebih intensif, meningkatkan sosialisasi tentang
kesetaraan dan meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam
peningktan penggunaan kontrasepsi pria.

ABSTRACT
An effort to increase male participation in family planning programs is a new
paradigm in the vision of family planning programs. The number of male participants
in Cipanas sub district was 3.4% for acceptors of condoms and 1.4% for vasectomy
acceptors. This study aims to find a picture and factors - factors related to the
participation of men as family planning acceptors for the technique of using condoms
and vasectomy in 2011. Research in engineering design with cross sectional and
carried on at 120 men included in the class of couples of childbearing age in districts
Cipanas in Lebak regency. Data were collected through interviewing techniques with
quiz methods. The results of this study show that there is a significant relationship
between age, occupation, number of children living, support his wife against the use
of contraceptives and knowledge about contraception which is supported by the
participation of men as family planning acceptors. It is recommended for managers of
family planning programs in district Cipanas to be able to provide more intensive
counseling, increasing socialization of equality and improving cooperation across
sectors and programs in order to increase the use of male contraception."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ucu Yoanah
"Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Cipanas Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2010. Penelitian dengan rancangan cross sectional, dilakukan pada bulan Pebruari sampai Maret 2011. Responden adalah ibu bayi usia 7-12 bulan. Hasil penelitian mendapatkan, hanya 43,5 % ibu memberikan ASI ekslusif. Terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan lamanya pengeluaran ASI pertama dengan perilaku pemberian ASI ekslusif. ibu yang berpengetahuan baik, bersikap positif dan pengeluaran ASI pertamanya lebih cepat mempunyai kecenderungan untuk menyusui secara ekslusif masing-masing 3 kali lebih besar dibandingkan ibu yang berpengetahuan kurang, bersikap negatif dan pengeluaran ASI pertama lambat. Perlu ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam manajemen laktasi, meningkatkan frekwensi penyuluhan, perawatan payudara pada setiap pemeriksaan kehamilan trimester 3.

watchfulness aim to detect factors that gift ASI exclusive at work area puskesmas cipanas regency lebak provinsi banten year 2010. watchfulness with plan cross sectional, done in february until march 2011. respondent age baby mother 7-12 month. watchfulness result gets, only 43,5 % mother gives ASI exclusive. found connection between erudition, attitude and the long expenditure ASI first with gift behaviour ASI exclusive. good knowledgeable mother, posed positive and expenditure ASI the first has inclination to give suck exclusively eachly 3 bigger times is compared knowledgeable mother less, posed negative and expenditure asi slow first. necessary increased erudition and operator know-how in management laktasi, increase elucidation frequency, breast treatment in every pregnancy investigation trimester 3."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmalinda
"

Tugas dan tanggung jawab dari tenaga ahli teknologi laboratorium medik, melaksanakan pelayanan laboratorium medis, yang meliputi pengambilan dan analisis terhadap spesimen biologi. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 menyebutkan minimal 9 jenis tenaga di Puskesmas, salah satunya tenaga ATLM, berdasarkan data SISDMK terdapat 43 Puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, semantara Puskesmas yang memiliki tenaga ATLM hanya ada 15 Puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran ketersediaan tenaga ATLM dan upaya pemenuhan tenaga ATLM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus Analisis Ketersediaan tenaga ATLM dan upaya pemenuhan Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik (Atlm) Puskesmas di Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 Puskesmas di level Kabupaten ada 28 Puskesmas yang belum memiliki tenaga ATLM sehingga belum memenuhi kesesuaian standar PMK 43 tahun 2019, hanya 15 Puskesmas yang memiliki tenaga ATLM dan baru 7 Puskesmas yang memiliki 9 jenis tenaga. Perencanaan yang baik, insentif yang memadai, pengembangan karier yang jelas diharapakan mampu menjadi solusi terhadap ketersediaan dan pemenuhan tenaga ATLM di Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Provinsi Banten.


Duties and responsibilities of medical laboratory technology experts, carrying out medical laboratory services, which include taking and analyzing biological specimens. Minister of Health Regulation Number 43 of 2019 states that there are a minimum of 9 types of personnel in Puskesmas, one of which is ATLM personnel. Based on SISDMK data, there are 43 Puskesmas in the Lebak District Health Service, while there are only 15 Puskesmas that have ATLM personnel. The aim of this research is to see a picture of the availability of ATLM personnel and efforts to fulfill ATLM personnel. This research uses a qualitative research method with a case study design, analysis of the availability of ATLM personnel and efforts to fulfill medical laboratory technology experts (ATLM) for health centers in Lebak Regency, Banten Province in 2023. The results of the research show that of the 43 health centers at the district level, there are 28 health centers that do not yet have ATLM personnel therefore do not meet the standards of PMK 43 of 2019, only 15 Community Health Centers have ATLM personnel and only 7 Community Health Centers have 9 types of personnel. Good planning, adequate incentives, clear career development are expected to be a solution to the availability and fulfillment of ATLM personnel in the Lebak District Health Service, Banten Province.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lasning
"Penyakit diare merupakan penyakit yang terjadi hampir di seluruh belahan dunia, dengan tingkat dehidrasi berat dan angka kematian paling tinggi terjadi pada bayi dan balita. Angka kesakitan dan kematian pada balita akibat diare di Indonesia masih tinggi. Prevalensi diare pada balita di Kabupaten Temanggung tiga tahun terakhir terus meningkat, begitu pula di UPT Puskesmas Kandangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi dasar, lingkungan fisik rumah, faktor ibu, dan karakteristik balita dengan kejadian diare pada balita. Desain penelitian menggunakan studi kasus kontrol dengan sampel 100 kasus dan 100 kontrol, dengan populasi seluruh balita yang berusia 12 sampai 59 bulan. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara sarana air bersih (6,25; 3,04-12,83), sarana jamban keluarga (5,06; 2,76-9,27), sarana pembuangan air limbah (2,53;1,42-4,52), sarana pembuangan sampah (2,55; 1,27-5,09), perilaku ibu (4,32;2,39-7,81), jenis lantai rumah (3,45; 1,66-7,20), dan kepadatan lalat (2,71; 1,28- 5,73), dengan kejadian diare pada balita. Variabel yang diprediksi paling dominan berhubungan dengan kejadian diare pada balita adalah sarana air bersih (2,90;1,26-6,67).

Diarrheal disease is a disease that occurs in almost all parts of the world, with severe dehydration and the highest mortality rates occur in infants and children under five. Morbidity and mortality children under five caused by diarrhea in Indonesia are still high. The prevalence of diarrhea children under five in Temanggung Distric last three years continues to increase, so does in the Kandangan Community Health Center.
This study aims to determine the relationship of basic sanitation, the physical home environment, maternal factors, and characteristics of children under five with the incidence of diarrhea children under five. Research design using case-control study with a sample of 100 cases and 100 controls, with the entire population of children under five aged 12 to 59 months. Data analysis was performed by univariate, bivariate, and multivariate.
Study results showed there are significant relationship between clean water facilities (6.25: 3.04 to 12.83), household toilets (5.06: 2.76 to 9.27), means of disposal of waste water (2.53; 1.42 to 4.52), means of waste disposal (2.55: 1.27 to 5.09), maternal behavior (4.32; 2.39 to 7.81), type of floor (3.45; 1.66 to 7.20), and the density of flies (2.71: 1.28 to 5.73), with the incidence of diarrhea children under five. The most dominant variable that predicted events associated with diarrhea in children under five years infants is clean water facilities (2.90: 1.26 to 6.67).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Jayantini
"Dokter gigi memiliki risiko yang cukup tinggi untuk mengalami gangguan otot dan tulang rangka dikarenakan aktivitas pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja pada dokter gigi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – November 2022 yang melibatkan 111 dokter gigi yang bekerja di Puskesmas Wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data antara lain form Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF), Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ III) dan Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ). Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara; kebiasaan olahraga, faktor fisik pada tangan dan siku, serta tuntutan pekerjaan terhadap gejala gotrak akut dan kronis. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan intervensi lebih lanjut untuk mengurangi risiko keluhan gangguan otot dan tulang rangka pada dokter gigi.

Dentists are at risk for musculoskeletal disorders due to daily work activities. The purpose of this study was to analyze risk factors of work-related musculoskeletal disorder in dentist. This research was conducted in January to November 2022 involved 111 dentists working at the South Jakarta primary health care. This study used a cross sectional study design. The instruments used for data collection included the Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF) form, the Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ III) and the Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ). The results of this study indicated that there is a significant relationship among exercise habits, physical factors on the hands and elbows, as well as work demands on acute and chronic symptoms of musculoskeletal disorder. Therefore, it is necessary to carry out further control and intervention to reduce the risk of musculoskeletal disorders in dentist."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas ndonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cucu Sumintardi
"ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB) di Indonesia
masih masih cukup tinggi di banding dengan negara-negara di Asia Tenggara.
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan hasil Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007, di Indonesia masih rendah yaitu 73%, cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Sukabumi 77,9%
(Profil Dinas Kesehatan Kab. Sukabumi tahun 2009) dan di wilayah kerja
Puskesmas Kalibunder Kabupaten Sukabumi penolong persalinan oleh tenaga
kesehatan 77,1% (Profil Puskesmas Kalibunder tahun 2011), ini memperlihatkan
bahwa pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan masih di bawah Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yaitu pada tahun 2015 harus mencapai
95%.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan studi cross sectional. Data
dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap ibu yang melahirkan pada bulan
Meret 2011 sampai dengan bulan Februari 2012. Hasil penelitian mendapatkan
sikap terhadap penolong persalinan dan dukungan keluarga berhubungan dengan
pemilihan penolong persalinan, sikap merupakan faktor yang paling dominan
dimana ibu yang bersikap positif terhadap penolong persalinan 58,64 kali memilih
tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibanding yang bersikap negatif
setelah dikontrol oleh dukungan keluarga, umur, paritas, dan pengetahuan ibu
tentang persalinan.

ABSTRACT
Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant mortality rate (IMR) in
Indonesia is considered as high compared with other countries in Southeast Asia.
Coverage of deliveries by skilled medical personnel based on 2007 Indonesia
Demographic and Health Survey (IDHS) is still at 73%, the coverage of delivery
assistance by health personnel in the Sukabumi District is at 77.9% (2009
Sukabumi District Health Office Profile) and in the work area of Kalibunder
health center, Sukabumi district delivery helped by health personnel is at 77.1%
(2011 Kalibunder Health Center Profile), This shows that the delivery assistance
by medical personnel is still far below the Minimum Service Standard for the
Health Sector which is around 95% by the year 2015
The study was a cross section quantitative study. The data collected are the
primary data, obtained by interviewing mothers giving birth in March 2011 until
February 2012.The results obtained from this study concluded that the attitude and
family support factors were significantly associated with the selection of delivery
helper, Attitude is the most dominant factor where 58.64% of mother with
positive attitude with the delivery helper choose medical personnel as their
delivery helper compared with the negative one, followed by control and support
by family, age, parity, and knowledge about delivery."
2012
T31677
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lela Mustikawati
"Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dapat menjadi upaya untuk menurunkan kematian ibu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemilihan penolong persalinan dan determinannya di wilayah kerja Puskesmas Rumpin Kabupaten Bogor. Penelitian menggunakan disain cross sectional, pengumpulan data melalui wawancara menggunakan kuisioner pada 200 ibu yang melahirkan tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan 59,5% ibu memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Pendidikan, dukungan keluarga dan masalah pada kehamilan dan persalinan berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan. Dukungan keluarga merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan, ibu yang memiliki dukungan keluarga yang kuat mempunyai peluang 22 kali untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibanding ibu yang dukungan keluarganya kurang setelah dikontrol oleh masalah pada kehamilan dan persalinan, ANC dan pendidikan.

Deliveries attended by health workers may become an effort to reduce maternal mortality. The aim of this study is to analyze factors associated with the birth attendants selection in Rumpin Public Health Center. Cross sectional design, and interview using a questionnaire on 200 maternity mothers 2015 were used in this study. The results showed 59,9% were delivered by health workers. Education, family support and problem in pregnancy and delivery are associated with birth attendants selection. Family support was a dominant factor associated with birth attendants selection, mothers who are certain had 22 times opportunity for deliveries attended by health workers than mothers who uncertain, once controlled by problem in pregnacy and delivery, education and ANC.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T53724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>