Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29431 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Paramaditha
"Dewasa ini banyak media massa cetak diterbitkan oleh dan untuk perempuan. Majalah yang demikian lazim disebut majalah wanita. Sebagian besar majalah wanita diterbitkan oleh orang Indonesia (majalah wanita Indonesia); sebagian yang lain merupakan majalah asing yang diterbitkan di Indonesia (edisi Indonesia). Dalam tulisan ini dimuat perbanfingan isi kedua kelompok majalah wanita tersebut, yang dikaitkan dengan isu tentang perempuan. dari perbandingan, tampak bahwa isu modernitas, yang terutama diusung majalah wanita asing edisi Indonesia, mempengaruhi tampilan isi majalah wanita Indonesia. "
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
London: Sage Publications, 1997
;302.23 MED (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Kirana Fardiansyah
"Kehadiran subkultur dalam kehidupan masyarakat perkotaan merupakan salah satu dampak dari mobilitas yang dinamis dan heterogenitas budaya dalam suatu waktu. Dalam masyarakat secara keseluruhan ada budaya yang diterima dan dipahami, namun ada juga bagian lain dari budaya yang menyimpang dari budaya normatif kemudian menyatu sebagai suatu kelompok masyarakat yaitu subkultur. Salah satu subkultur yang dapat diamati pada media sosial di Indonesia adalah “Jamet”. “Jamet” merupakan singkatan dari “Jawa metal” yang artinya seseorang yang ingin bertingkah keren dengan menggunakan atribut musik metal dan memiliki tampilan visual seperti orang Jawa. Salah satu alasan keberadaan kata “Jamet” adalah video “Badinding” oleh akun @yusuf.shikuyus di platform TikTok yang sukses menghibur penonton. Di sosial media TikTok, “Jamet” ditandai dengan penampilan yang dianggap berbeda dari yang lain; memiliki gaya rambut "lempar poni" yang diwarnai dengan cat cerah, mengenakan kemeja yang berukuran besar, dan celana pensil. Alhasil, istilah “Jamet” kini menjadi sebuah stereotip. Studi ini berusaha memotret penggunaan kata tersebut di TikTok, khususnya bila ditujukan kepada seseorang yang menimbulkan rasisme dan diskriminasi, terutama bagi etnis Jawa.

The presence of subcultures in the life of urban communities is one of the impacts of dynamic mobility and cultural heterogeneity at a time. In a society as a whole, there is a culture that is accepted and understood. Still, other parts of the culture deviate from the normative culture and then unite as a community group, namely subculture. One of the subcultures that can be observed on social media in Indonesia is “Jamet”. “Jamet” is an abbreviation of “Jawa metal”, which means someone who wants to be cool by using metal music attributes and has a visual appearance like the Javanese. One of the reasons for the existence of the word “Jamet” is because of “Badinding” video posted by @yusuf.shikuyus on TikTok platform. On TikTok, “Jamet” is characterized by an appearance that is considered different from the others; has a "throw bang" hairstyle dyed brightly, and wears an oversized shirt and pencil pants. As a result, the term “Jamet” has become a stereotype. This study attempts to portray the use of the word on TikTok, especially when it is directed to someone who causes racism and discrimination, especially the Javanese Ethnic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anisatun Khasanah
"merupakan rukun Islam yang kelima, dan merupakan salah satu ibadah yang memiliki nilai khusus bagi umat muslim Indonesia, terutama umat muslim di Samarinda. Pengaruh sosial budaya yang melekat dalam kehidupan masyarakat Samarinda diyakini memiliki andil besar terhadap jumlah pendaftar jamaah haji di kota tersebut. Budaya tersebut telah menjadi salah satu penyebab tingginya angka daftar tunggu jamaah haji di Samarinda. Ibadah haji telah mengalami fluiditas cenderung mistis, dan kontemplatif. Fenomena ini dapat diteliti melalui kajian budaya semiotika. Penelitian ini bermaksud untuk mengungkap makna-makna tersembunyi di balik simbol-simbol semiotik berhaji yang terjadi pada masyarakat Samarinda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam kepada 12 narasumber yang sudah pernah berhaji di wilayah Samarinda Seberang, Sungai Pinang dan Samarinda kota. Hasil yang ditemukan yaitu adanya 5 budaya yang melatarbelakangi masyarakat Samarinda berlomba-lomba naik haji dan 5 hubungan status haji dalam status sosial di masyarakat Samarinda."
Samarinda: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman, 2017
400 CLLS 3:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Eka Wirawan
"ABSTRAK
Artikel ini membahas konstruksi identitas imigran Maroko di Prancis dalam kesusastraan Frankofon. Kesusastraan Frankofon biasanya mengangkat masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Salah satu isu sosial yang terjadi adalah identitas. Hal ini juga diangkat dalam cerpen Le P re No l N rsquo;est Pas Musulman karya Tahar Ben Jelloun. Dalam karyanya ini, Ben Jelloun menceritakan mengenai kehidupan imigran Maroko yang mendapatkan dua pengaruh budaya dalam konstruksi identitas mereka di Prancis. Metode yang akan digunakan dalam analisis adalah metode kualitatif. Dengan metode ini, penulis akan melakukan analisis secara fokus dan mendalam dengan menggunakan pendekatan struktural dan semiotik. Analisis teks ini memperlihatkan konstruksi identitas anak-anak imigran Maroko di Prancis yang dipengaruhi oleh budaya Maroko dan Prancis berdampak pada hubungan mereka dengan ayahnya.

ABSTRACT
This article discusses the construction of the immigrant identity of Moroccan in France in francophone rsquo s literature. One of the social problems that often occurred is the identity of immigrant in the french society. This theme is also brought up in the short story Le P re No l N rsquo est Pas Musulman by Tahar Ben Jelloun. Ben Jelloun tells that the intersection of two different cultures in Moroccan immigrants affects their concept of identity in France. This article uses the structural and semiotic approach of qualitative method to analyze this case. The analysis reveals the identity construction that occurs in children of Moroccan immigrants in France as influenced by both Moroccan and French culture, differentiate them with their elders, in this case father."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur: University of Malaya, 2011
305.8 BRI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hartley, John
New York: Cambridge University Press, 2006
302.23 HAR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hartley, John
New York: Routledge, 2002
302.23 HAR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syifanie
"[ ABSTRAK
Sebagai sebuah medium komunikasi, film tidak terpisahkan dari konteks masyarakatnya. Sang Penari adalah salah satu film yang menyajikan konteks budaya Jawa yang kental. Sebuah film yang terinspirasi dari novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk tahun 1982 karya Ahmad Tohari ini tidak hanya menceritakan kisah cinta Rasus dan Srintil, Sang Penari bicara mengenai tekad untuk menjalankan dharma dalam kehidupan, sebuah nilai-nilai religius yang dipercayai masyarakat Jawa. Tulisan ini membahas mengenai bagaimana religiusitas masyarakat Jawa dalam film Sang Penari. Pembahasan difokuskan pada konsepsi religi dalam pandangan masyarakat Jawa yang direpresentasikan dalam film Sang Penari melalui Semiotik de Saussure. Dengan menganalisis tanda-tanda (baik gambar ataupun teks) di dalam film, terlihat bagaimana pandangan dan sikap hidup jawa yang dilandasi oleh kepercayaan religius. Orang Jawa selalu berusaha menjaga keselarasan diri dengan lingkungan hidup. Begitu pula masyarakat Jawa abangan yang direpresentasikan didalam film, tiap tokohnya menggambarkan sikap dan pandangan hidup jawa yang berusaha mencapai tujuan hidupnya dengan menjaga tradisi. Hal ini menunjukan bahwa film Sang Penari merepresentasikan religiusitas di dalam masyarakat Jawa.

ABSTRACT
As a communication medium, film is inseparable from society context. The Dancer is one film that presents the context of Javanese culture.. A film is inspired by the novel trilogy Ronggeng Dukuh Paruk in 1982 by Ahmad Tohari, not only tells the love story Rasus and Srintil, “The Dancer” talk about the determination of dharma in life, a religious values believed by Javanese society. This paper discussed on how Javanese society religiosity in the film The Dancer. Discussions focused on the conception of religion in the view of Javanese society that is represented in the film The Dancer through Semiotics de Saussure. By analyzing the signs (either image or text) in films, seen that how the viewpoint and attitudes of Java is based on religious beliefs. Javanese people always try to maintain harmony with the nature . Likewise, abangan of Javanese society represented in the film, each character describes the attitude and viewpoints on life Javanese, who trying to reach his purpose of life by keep the tradition. This shows that films The Dancer represent religiosity in the Javanese society., As a communication medium, film is inseparable from society context. The Dancer is one film that presents the context of Javanese culture.. A film is inspired by the novel trilogy Ronggeng Dukuh Paruk in 1982 by Ahmad Tohari, not only tells the love story Rasus and Srintil, “The Dancer” talk about the determination of dharma in life, a religious values believed by Javanese society. This paper discussed on how Javanese society religiosity in the film The Dancer. Discussions focused on the conception of religion in the view of Javanese society that is represented in the film The Dancer through Semiotics de Saussure. By analyzing the signs (either image or text) in films, seen that how the viewpoint and attitudes of Java is based on religious beliefs. Javanese people always try to maintain harmony with the nature . Likewise, abangan of Javanese society represented in the film, each character describes the attitude and viewpoints on life Javanese, who trying to reach his purpose of life by keep the tradition. This shows that films The Dancer represent religiosity in the Javanese society.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Arianto
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan program intervensi untuk
mengatasi masalah konflik lintas budaya antara karyawan yang terjadi di
organisasi. Penelitian ini mengunakan metode action research dalam melakukan
diagnosis dan rencana tindakan/intervensi. Hasil penelitian membuktikan bahwa
konflik terjadi disebabkan karena rendahnya kecerdasan budaya karyawan.
Berdasarkan hal tersebut maka dirancang intervensi berupa program pelatihan dan
pengembangan kecerdasan budaya karyawan baik melalui pelatihan di kelas
maupun pengembangan melalui proses belajar dari pengalaman (experiential
learning).

ABSTRACT
The aim of the study is to develop an intervention program to manage intercultural
conflict among staff within organization. This study using action research model
to diagnosis problem and propose an intervention. The study prove that the
conflict happened resulted from the gaps of staff's cultural intelligence. Based on
that we develop a training and development program to improve staff cultural
intelligence both by class room training and experiential learning program."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>