Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204439 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hera Agustina
"Penyakit infeksi amuba di keiurahan Kampung Melayu menempati urutan 9 dari I0 besar penyakit di wilayah tersebut, diduga disana banyak terdapar kasus infeksi amuba asimptomatik yang dapat menular ke orang lain. Selain itu kondisi sanitasi Iingklmgan dan higiene yang buruk juga mempakan faktor risiko unruk penyakit infcksi amuba.
Penelitian ini hertujuan untuk mendapatkan ganmbanm hubungan kontanninasi air oleh Iihistobftica dcngan kejadian infcksi amuba asimptcmatik pada anak usia sekolah. Desain penelitiau case comrol, jumlah sampel 92 terdiri dari 46 kasus dan 46 kontrol. Pengumpulan data melalui pemeriksaan laboratorium , wawancara dan observasi. Analisa data dengan disuibusi fnekuensi, uji chi square dan regresi logistik.
Prevalensi kejadian infcksi amuba asimptomatik dengan pemeriksaan antigen Elhistolyrica pada tinja anak usia sekolah adalah 9,6 %. Faktor yang bcrhubungan dengan kejadian infeksi amuba asimptomatik pada anak usia sekolah adalah sarana sanitasi (jamban) dengan OR=5,27l (95% CI: 1,753 - IS,855) dan kebiasaan cuci tangan dengan OR=2,438 (95% CI: 1.051 » 5,654). Faklor risiko dorninan yang b¢rpenga.ruh terhadap kcjadian infcksi amuba asimptomatik pada anak usia sekolah adalah sarana sanicasi (iamban).
Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian infeksi amuba asimptomatik pada anak usia sekolah adalah sarana sanitasi (iamban) dan kcbiasaan cuci tangan anak. Membangzm sarana jamban umum dan sarana jamban pribadi yang mcmenuhi syarat. Meningkatkan penyuluhan pada orang tua., anak usia sekolah, guru SD, kadcr dan tokoh masyarakat tentang pcnyakit infeksi amuba dan faktor-faktor yang mempcngaruhinya. Juga memberi pengobatan pada anak usia sekolah yang antigen E. histobdica positif pada tinja.

Amoeba infection disease in Kampung Mclayu chief village placed 9"` grade from l0"? highest disease in that area. estimated that in the area tbund many asymptomatic amoeba infections that contagious to others. Besides, bad condition of environment sanitation and bad hygiene also become risk factor for amoeba infection disease.
This research purpose is to obtain description of relation between water contaminations by Iihislogwxica and asymptomatic amoeba infection cases in school age children _ Research design is case controI,.total samples are 92 people that consist of 46 cases and 46 controls. Data gathering are through laboratory check-up, interview and observation. Data analysis is frequency distribution, chi-square test and logistic regression.
Case prevalence of asymptomatic amoeba infection with examination of lihiszolvrica antigen feces of school age children is 9_6 %_ Factor that related with asymptomatic amoeba infection cases in school age children is sanitation medium (toilet) with OR=5,27l and 95 % C|:l.753-15.855 and children rinse habit with OR=2,438 and 95% CI:l,05l-5,654 Dominant risk factor that affecting asymptomatic amoeba infection cases in school age children is sanitation medium (toilet).
Risk factor that affecting asymptomatic amoeba infection cases in school age children is sanitation medium (toilet) and children rinse habit. The building general toilet medium and building qualified toilet medium. Increase counseling to parents, school age children, SD teacher, cadre and public figure toward amoeba infection disease and affecting factors. Give medication to school age children that have positive histolytica antigen feces.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32100
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Agustawan Nugroho
"Latar belakang: Otitis media efusi adalah penyebab tersering gangguan pendengaran pada anak-anak di negara berkembang. Diagnosis dan penatalaksanaan OME pada anak sering terlambat karena jarang dikeluhkan. OME merupakan penyakit yang memiliki banyak faktor risiko. Salah satu faktor risiko OME yang saat ini banyak dihubungkan dengan kelainan di telinga tengah adalah refluks laringofaring.
Tujuan: Mengetahui peran refluks laringofaring sebagai faktor risiko OME pada anak-anak.
Metode:Pemeriksaan penapisan 396 anak pada tahap pertama dan 1620 anak pada tahap kedua untuk mencari 46 anak yang masukkategori OME sebagai kelompok kasus, kemudian pemilihan 46 anakkelompok non OME sebagaikontrol secara acak, menyepadankan usia dan jenis kelamin. Pada kedua kelompok dilakukan wawancara, pengisian kuesioner, pemeriksaan THT dan pemeriksaan laring dengan nasofaringoskopi serat lentur untuk mendiagnosis refluks laringofaring.
Hasil: Proporsi refluks laringofaring pada kelompok OME lebih tinggi dibandingkan non OME, yaitu sebesar 78,3% dan 52,2%.Terdapat hubungan bermakna antara refluks laringofaring dan OMEdengan nilai odds ratio (OR)3,3 dan interval kepercayaan (IK) 95% antara 1,33 sampai 8,187; p=0,01).
Kesimpulan:Refluks laringofaring merupakan faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan terjadinya otitis media efusi.

Background: Otitis media with effusion (OME) is the most cause of hearing impairment in children of developing countries. OME is usually late in diagnosis and management due to the lack of patient’s complaints. OME is a disease that has many risks factor. One of the risk factor in developing OME, that is currently being studied, is its relationship with laryngopharyngeal reflux.
Purpose: To know the role of laryngopharyngeal reflux as a risk factor for OME.
Methods: Examination of the first stage was performed to 396 children and the second stage was performed to 1620 children. Using the exclusion and inclusion criteria, 46 children were accounted as the case group. Forty six children for control group was randomly taken from non OME patients whichmatched with age and sex from the case group. Both groups were treated equally with history taking, questionnaire filling, ENT examination and larynx examination using fiberoptic flexible laryngoscope to diagnose whether there is laryngopharyngeal reflux or not.
Results: The proportional of laryngopharyngeal reflux in OME group is higher compared to non OME group, with 78,3% and 52,2%. There is a significant relationship between laryngopharyngeal reflux and OME with an odds ratio (OR) 3,3 and confidence interval (CI) 95% of 1,33-8,187 (p=0,01).
Conclusion: Laryngopharyngeal reflux is a risk factor that has significant relationship with OME.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Astridianingwati
"ABSTRAK
Anak merupakan generasi penerus bangsa, dan merupakan tanggung
jawab orang tua untuk membimbing anak-anak mereka agar menjadi
anggota masyarakat yang berguna. Namun dengan semakin berkembangnya
dunia, tak dapat dipungkiri berbagai hal turut mempengaruhi
perkembangan anak, misalnya dengan kehadiran televisi Sebagai suatu
media, televisi membawa berbagai pengaruh, baik yang buruk maupun
bermanfaat Hal yang patut diwaspadai dari televisi adalah adanya jenis
tayangan yang kiranya dapat membawa pengaruh kurang baik pada anakanak.
Salah satu tayangan yang mengundang banyak pendapat pro dan
kontra akhir-akhir ini adalah film animasi Crayon Shinchan.
Film Crayon Shinchan sering kali menayangkan cerita yang
menampilkan hal-hal kurang baik, misalnya yang bersifat kurang ajar,
porno hingga yang membahayakan nyawa. Melihat bagaimana tayangan
yang ditujukkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak ini, peneliti ingin
mengetahui bagaimana sikap ibu yang memiliki anak usia prasekolah dan
usia sekolah terhadap film animasi Crayon Shinchan ini. Penelitian
ditujukan untuk melihat perbandingan sikap antara dua kelompok ibu-ibu
tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai
sumber informasi bagi para ibu untuk lebih memahami tayangan animasi
ini dan menentukan anak usia berapakah yang boleh menontonnya.
Subyek dalam penelitian adalah 83 ibu yang terbagi menjadi dua
kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok ibu-ibu dari anak usia
sekolah, sedangkan kelompok kedua merupakan ibu-ibu dari anak usia
prasekolah. Kedua kelompok ini, kecuali dalam hal usia anak yang dimiliki,
disamakan karakteristiknya, yaitu merupakan ibu rumah tangga (tidak
bekeija), pendidikan minimal tamat SMP dan memiliki anak yang tidak
buta, bisu serta tuli Untuk mendapatkan gambaran sikap para ibu dalam penelitian
kuantitatif ini, digunakan alat skala Likert dengan 6 pilihan jawaban,
berkisar antara sangat setuju hingga sangat tidak setuju.
Jawaban yang diperoleh atas 33 pernyataan, diolah dengan
menggunakan SPSS 10.0. Pengolahan dengan SPSS tersebut memberikan
nilai 2,8995 untuk rata-rata sikap subyek kelompok usia prasekolah dan
nilai 3,5714 untuk subyek kelompok sekolah. Pengujian perbandingan sikap
antara kedua kelompok subyek menghasilkan nilai t yang signifikan yang
berarti terdapat perbedaan signifikan antara sikap ibu dari anak usia
prasekolah dengan sikap ibu dari anak usia sekolah terhadap film animasi
Crayon Shinchan. Dimana dalam penelitian ini ibu dari anak usia
prasekolah memiliki sikap lebih negatif terhadap film animasi Crayon
Shichan bila dibandingkan dengan ibu dari anak usia sekolah.
Mengetahui bagaimana sikap para ibu dalam penelitian ini, ibu-ibu
yang belum memiliki informasi cukup tentang film Crayon Shinchan dapat
. menggunakan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan layak tidaknya film animasi ini ditonton oleh anak-anak
mereka."
2002
S3169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Rizki Ariani
"ABSTRAK
Perilaku merokok masyarakat Indonesia meningkat dan dapat mengakibatkan masalah kesehatan bagi pengguna rokok bahkan menyerang kematian. Perilaku merokok saat ini mengalami pergeseran usia lebih muda bahkan cenderung anak-anak. Hal ini menjadi prihatin pada kondisi kesehatan anak usia sekolah yang sudah berperilaku merokok. tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor risiko dengan perilaku dan persepsi merokok pada anak usia sekolah dasar di Kabupaten Karawang. Metode penelitian deskriptif korelatif dengan desain cross-sectional. Sampel sebanyak 356 responden rentang usia 9-12 tahun menggunakan teknik random sampling. Data dianalisis menggunakan korelasi, ada hubungan faktor risiko usia pertama kali merokok, ajakan teman sebaya, keluarga perokok, dan ekonomi dengan perilaku merokok anak usia sekolah dasar, dan terdapat hubungan faktor risiko mengikuti tren dan ingin keren, keluarga perokok dengan persepsi merokok anak usia sekolah dasar. Analisis multivariat regresi linier ganda menunjukan faktor paling dominan berhubungan dengan perilaku merokok yaitu usia pertama kali merokok. sedangkan faktor paling dominan berhubungan dengan persepsi merokok yaitu keluarga perokok. Temuan dalam penelitian ini menyarankan pemberian pendidikan kesehatan pada anak usia sekolah tentang bahaya merokok.

ABSTRACT
Smoking behavior of Indonesians is increasing and can lead to health problems for cigarette users and even death. Smoking behavior is currently experiencing a shift in younger age even tends to children. This becomes concerned with the health condition of school aged children who have already behaved in smoking. the purpose of this study is to know the relationship of risk factors with smoking behavior and perception in elementary school age children in Kabupaten Karawang. The research method is descriptive correlative with cross sectional design. The sample of 356 respondents ranged from 9 12 years old using random sampling technique. The data were analyzed using correlation, there were correlation of age first risk factor of smoking, invitation of peers, family of smoker, and economy with smoking behavior of elementary school age children, and there was correlation of risk factor following trend and wanted cool, smoker family with smoker perception basic. Multiple linear regression multivariate analysis showed the most dominant factor related to smoking behavior that is first age of smoking. while the most dominant factor is related to smoking perception that is family of smoker. The findings in this study suggest providing health education to school aged children about the dangers of smoking."
2018
T50467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Warastuti
"Penelitian tentang prevafensi clan derajat intensitas infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah pada anak-anak usia sekolah dasar di Desa Gandawesi, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat telah
dilakukan di Laboratorium Parasitologi U.S. NAMRU-2, Jakarta, pada bulan Agustus-September 1996.
Pemeriksaan sampel tinja dilakukan dengan meggunakan teknik Kato yang dimodifikasi (modifikasi baru) clan penyebaran kuesioner pada seluruh
responden yang diperiksa.
Dan penelitian mi diperoleh hasH 90 anak positif mengandung telur cacing usus dari 216 sampel tinja yang diperiksa. Prevalensi cacing gelang (Ascaris Iumbncoides) 4,63%; cacing cambuk (Trichuris trichiura) 33,8%; clan cacing
tambang (Necator americanus clan Ancylostoma duodenale) 11,1 %. Derajat intensitas infeksi cacing usus adalah cacing cambuk 22050 telur/gram, cacing gelang 11550 telur/gram, clan cacing tambang 5550 telur/gram.
Uji Khi-kuadrat ( ) pada taraf nyata a=0,05 menunjukkan bahwa jenis kelamin clan umur anak tidak mempengaruhi distribusi infeksi cacing usus.
Prevalensi infeksi cacing usus menurut jenis kelamin anak clan umur anak adalah relatif rendah (ringan) sementara derajat intensitas infeksi cacing usus
pada masing-masing jenis kelamin anak clan tingkatan umur anak secara umum termasuk dalam kategori berat (tinggi)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Th. Ratih Sawitridjati
2007
T38300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Anggraini Tagor
"Penelitian ini mencoba mencermati perilaku mengkonsumsi majalah dan atau tabloid anak pada anak-anak usia sekolah (middle childhood, school age) Sampel populasi adalah murid-murid Sekolah Dasar (SD) di tiga lingkungan sosial di Jakarta yang diasumsikan SD di lingkungan bawah, menengah dan atas yang ditarik secara purposive. Responden adalah murid-murid SD berusia 7 - 12 tahun (kelas 2 - kelas 6 SD) yang membaca majalah dan atau tabloid anak sebanyak 439 anak, termasuk 3 anak sebagai informan.
Penelitian ini merupakan kombinasi studi kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama studi kuantitatif, dan tahap selanjutnya studi kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif melalui survei menggunakan kuesioner. Sedangkan studi kualititatif secara in-depth interviews. Hasil pengumpulan data kuantitatif diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Dalam analisa hasil penelitian, data kualitatif disampirkan pada data kuantitatif sebagai gambaran pelengkap. Penuturan lengkap para informan disusun tersendiri dalam bentuk narasi.
Hasil uji statistik chi-square menunjukkan lingkungan sosial berpengaruh terhadap inisiatif membaca, cara memperoleh majalah atau tabloid anak, dan waktu membaca anak. Sementara lingkungan sosial tidak berpengaruh terhadap lama dan cara membaca. Lingkungan sosial berpengaruh terhadap motivasi membaca untuk memenuhi kebutuhan afektif, integratif personal dan pelepasan tekanan. Anakanak dari sekolah di lingkungan menengah dan atas cenderung berpendapat dengan membaca mereka dapat berimajinasi, memiliki pengetahuan baru dan tidak tegang lagi daripada anak-anak sekolah di lingkungan bawah .
Jenis kelamin berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan afektif dan pelepasan tekanan. Anak perempuan cenderung merasa senang sekali saat membaca majalah atau tabloid anak dan tidak merasa tegang lagi dibanding anak laki-laki. Usia berpengaruh terhadap motivasi membaca untuk memenuhi kebutuhan kognitif, afektif, integratif personal, integratif sosial dan pelepasan tekanan. Anak-anak dalam kategori usia 7 - 8 tahun cenderung membaca untuk pemenuhan kebutuhan kognitif, integratif personal dan integratif sosial. Anak dalam kategori usia 9 - 10 membaca untuk memenuhi kebutuhan afektif. Sedangkan anak-anak dalam kategori usia 11 - 12 tahun membaca untuk pelepasan tekanan.

Children's Magazines and Tabloids Consumtion by School-Age Children (Research On Uses And Gratifications Approach Among Elementary School (SD) Students in the DKI Jakarta (Special Region Of Jakarta Area)This research attempts to look into the behavior of consuming children's magazines and/or tabloids among school-age (middle childhood, school (age) children). The population sample is Elementary School (SD) students at three social environments in Jakarta assumed to be SD within lower, middle and upper environments drawn purposively. The respondents are SD students of 7 - 12 years of age (level 2 - level 6 SD) reading children's magazines and/or tabloids totaling 439 children including 3 children as informers.
This research contitutes a combination of quantitative and qualitative studies conducted gradually. The first phase is quantitative study, and the subsequent phase qualitative study. Collection of quantitative data through survey using questionnaires.Whereas the qualitative study by means of in-depth interviews. The result of collection of quantitative data is processed using SPSS (Statistical Package for Social Sciences). In the analysis of research result, the qualitative data is attached to quantitative data as supplementary description. Full reports of the informers are compiled separately in the form of narration.
The result of chi-square test shows that the social environment affects the initiative to read, method of obtaining the children's magazines or tabloids, and the reading time. Whereas the social environment does not affect the length and method of reading. The social environment affects the motivation to read to meet personal affective, social integrative needs and release of tension. The children from the school within the middle and upper environment tend to be of the opinion that by reading they can imagine, obtain new knowledge and are no longer tense compared to the school students within the lower environment.
The type of sex affects the fulfillment of affective needs and release of tension. Girls tend to be very happy when reading children's magazines or tabloids, and no longer feel tense compared to boys. The age affects the motivation to read to fulfill the cognitive, affective, personal integrative, social integrative, and release of tension needs. Children in the age of 7 - 8 years tend to read for fulfillment of cognitive, personal integrative and social integrative needs. Children in the age category of 9 - 10 years read to fulfill the affective needs. Whereas children in the age category of 11 - 12 years read for release of tension.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryanti Maranata
"Kandungan nutrisi dalam sayur dan buah sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Konsumsi sayur dan buah yang rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit tidak menular dan penurunan kemampuan kognitif. Upaya promosi kesehatan anak usia sekolah yang berfokus untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah masih belum bervariasi. Promosi kesehatan yang dilakukan umumnya dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan pembagian leaflet. Metode ini ternyata sudah dianggap biasa dan kurang menarik. Metode sosiodrama merupakan salah satu metode yang menggabungkan permainan peran dan aktivitas kelompok. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh metode sosiodrama terhadap konsumsi sayur dan buah anak usia sekolah dasar. Desain penelitian menggunakan quasi experiment pre and post test control group design. Penentuan responden dilakukan dengan simple random sampling. Responden pada kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing berjumlah 45 orang dengan rentang usia 6-12 tahun. Analisis data dilakukan menggunakan uji dependent paired t test dan independent t tes. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara pemberian metode sosiodrama terhadap pengetahuan (p=0,0001), sikap (p=0,002) dan keterampilan konsumsi buah (p=0,057) sedangkan keterampilan konsumsi sayur tidak berpengaruh secara signifikan (p=0,158). Inisiatif dan kreatifitas yang muncul pada metode sosiodrama menjadikan metode ini dapat direkomendasikan sebagai metode pendidikan kesehatan konsumsi sayur dan buah pada anak usia sekolah dasar.

Nutritional content in vegetables and fruit is crucial for primary school-age children’s growth and development. Accordingly, a low vegetable and fruit consumption rate will likely accrue the risk of non-communicable diseases and cognitive ability degeneration. Nevertheless, health promotive attempts which elevate fruit and vegetable consumption in children are monotonous. Old common health promotion methods for the purpose are lecturing, discussion, and leaflet distribution. These methods are considered unattractive. As such, the sociodrama method is regarded as one of the methods with which we can integrate role-play into group activities. The objective of this research was to analyze the implications of the sociodrama method for primary school-age children’s fruit and vegetable consumption. The research design used was a quasi-experiment pre- and post-test control group design. The simple random sampling technique was used to select respondents. The treatment and control group had 45 respondents each, aged 6-12 years old. Data were analyzed using the dependent paired t-test and independent t-test. Findings indicate a significant correlation between sociodrama method application and knowledge (p = 0.0001), attitudes (p = 0.002), and skills in fruit consumption (p = 0.057) but no significant correlation between sociodrama method application and skills in vegetable consumption (p = 0.158). The sociodrama method, with its ability to boost initiatives and creativity, was thus a recommended health education method to enhance fruit and vegetable consumption in primary school children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nedra Wati Zaly
"[ABSTRAK
Usia prasekolah merupakan masa persiapan anak untuk masuk sekolah. Pada usia
ini perkembangan sosial, emosi, dan kognitif anak berkembang dengan cepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kesiapan anak usia prasekolah untuk mulai bersekolah. Desain penelitian ini
menggunakan studi deskriptif. Dengan pengumpulan data kesiapan sekolah
menggunakan pemeriksaan Nijmeegse Schoolbekwaanheids Test (NST) pada 206
anak. Hasil penelitian ini menjelaskan sebesar 42,3% anak sudah siap masuk
sekolah. Hasil regresi logistik multinomial menunjukkan jenis kelamin anak,
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, dan perilaku orang tua
merupakan faktor yang mempengaruhi kesiapan masuk sekolah. Penelitian ini
merekomendasikan perawat dapat memberikan edukasi tentang pentingnya peran
ibu dalam mempersiapkan anak masuk sekolah terutama pada anak usia
prasekolah.

ABSTRACT
Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid
children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round.
This research seeks the factors that affect the children?s readiness for school. Prior
the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive
study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to
school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of
children, mother?s education, family income, mother?s occupation, and parents
behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the
importance of mother?s roles an preparing their children for school and for nurses
to enhance that roles.;Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid
children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round.
This research seeks the factors that affect the children?s readiness for school. Prior
the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive
study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to
school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of
children, mother?s education, family income, mother?s occupation, and parents
behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the
importance of mother's roles an preparing their children for school and for nurses
to enhance that roles.;Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid
children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round.
This research seeks the factors that affect the children?s readiness for school. Prior
the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive
study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to
school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of
children, mother?s education, family income, mother?s occupation, and parents
behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the
importance of mother?s roles an preparing their children for school and for nurses
to enhance that roles.;Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid
children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round.
This research seeks the factors that affect the children’s readiness for school. Prior
the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive
study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to
school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of
children, mother’s education, family income, mother’s occupation, and parents
behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the
importance of mother’s roles an preparing their children for school and for nurses
to enhance that roles., Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid
children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round.
This research seeks the factors that affect the children’s readiness for school. Prior
the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive
study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to
school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of
children, mother’s education, family income, mother’s occupation, and parents
behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the
importance of mother’s roles an preparing their children for school and for nurses
to enhance that roles.]"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T43665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>