Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15034 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miranda Olga Viola
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang bagaimana wacana tradisional tentang seks mampu menciptakan budaya binari yang berpotensi menimbulkan stigma dan diskriminasi pada hasrat seks tertentu, dalam hal ini adalah BDSM. Penelitian dilakukan dengan melihat tren BDSM pada mesin pencari serta bagaimana representasinya dalam artikel di kanal berita daring Indonesia. Apakah sudah menerapkan konsep scientia sexualis? Selain itu, penulis melakukan wawancara dengan komunitas BDSM untuk melihat isu dari perspektif pribadinya, yang kemudian dikaji dengan kriminologi budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan perlunya rekonstruksi wacana tentang seks menuju posmodern, intelektual, dan terbuka mdash;yakni wacana yang mengaktualisasi beragam hasrat seks di dalamnya.

ABSTRACT
This thesis discusses about how the traditional sex discourse could create a binary culture that potentially causes stigma and discrimination toward a certain sexual desire, in this case is BDSM. The study was conducted by looking at the trend of BDSM in the search engine and how Indonesian online news channels represent it mdash did they already implement the concept of scientia sexualis In addition, author interviewed the BDSM practitioners to see the issue from their point of view, which later would be analyzed with cultural criminology. The results of this study indicate the need of reconstructing sex discourse to be more open, intellectual, and based on postmodernism mdash a discourse that actualizes the diversity of sexual desires."
2017
S65599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perilaku Seksual Remaja Putri di SMA 16 Jakarta Barat Perilaku seksual rnerupakan bentuk tingkah laku mulai dari bersentuhan, berciuman, menempelkan alat kelamin sampai berhubungan seksual. Salah satu faktor yang mempengaruhj perilaku seksual remaja adalah tingkat pengetahuan mengenai resiko dari perilaku seksual tersebut, yaitu kehamilan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kolemsi dengan pendekatan cross sectional. Tujuan penelitian adalah mengidentiiikasi hubungan tingkat pengetahuan remaja mengenai resiko kehamilan pada usia remaja dengan perilaku seksual remaja putri. Penelitian melibatkan 78 siswi putri SMAN 16 Jakarta Barat berdasarkan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 53,8% remaja memiliki pengetahuan tinggi mengenai resiko kehamilan pada usia remaja dan 59% remaja putri berperilaku seksual ringan. Terdapat hubungan berrnakna antara tingkat pengetahuan remaia putri mengenai resiko kehamilan pada usia remaja dengan perilaku seksual remaja putri (p value= 0,000; a = 0,05)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5792
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kadar Kuswandi
"Sikap remaja terhadap seks bebas sudah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan, hal itu dibuktikan oleh berbagai hasil survei dan penelitian mengenai sikap seks bebas kalangan remaja, termasuk di lingkungan kampus, yang menunjukkan bahwa angka relatif sikap setuju terhadap perilaku seks bebas antara 10% - 32%.
Fenomena sikap dan perilaku seks bebas itupun sudah mulai tampak pada Mahasiswa Akademi Kesehatan di Banten, bahkan yang lebih dan sekedar pegangan atau bergandengan. Keadaan-keadaan tersebut lebih diperburuk dengan adanya upaya saling menutupi antar rekan mahasiswa terhadap perilaku seks bebas yang pernah dilakukan.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai deskripsi yang lebih mendalam dan analisis dari sikap menyetujui dan perilaku seks bebas Mahasiswa Akademi Kesehatan di Banten, yang dipengaruhi oleh informasi perilaku seks dan tanggapan mahasiswa mengenai akibat perilaku seks itu sendiri.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan populasi seluruh Mahasiswa Akademi Kesehatan di Banten yang memiliki dasar pendidikan SMU, sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 351 orang. Analisis yang digunakan adalah, pertama analisis kuantitatif mulai dari analisis univariat, bivariat (dengan uji chi-square), multivariabel (dengan uji regresi logistik berganda); dan kedua adalah analisis kualitatif (dengan menggunakan FGD) untuk menunjang data hasil analisis kuantitatif. Oleh karena itu, instrumen penelitian ini terdiri dari angket dan pedoman FGD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang setuju terhadap perilaku seks bebas sebanyak 20,8%. Sedangkan yang mengaku pernah berperilaku seks bebas sebanyak 52,4%; dengan 4 tingkatan terbanyak dari jenis dan variasi perilaku seks bebas sebagai berikut, pertama berpelukan dan berciuman (26,8%), kedua berpelukan, berciuman, dan perabaan bagian sensitif dari luar pakaian (10,0%), ketiga berciuman saja (4,0%), dan keempat melakukan hubungan intim atau senggama (1,7%).
Secara bivariat menunjukkan bahwa antara variabel informasi perilaku seks (dari tontonan, bacaan, mendengar dari teman, melihat langsung), dan tanggapan mahasiswa mengenai akibat perilaku seks bebas, masing-masing memiliki hubungan yang sangat bermakna secara statistik terhadap sikap mahasiswa pada perilaku seks bebas (p<α). Begitu pula antara sikap dengan perilaku seks bebas mahasiswa memiliki hubungan yang sangat bermakna secara statistik (p<α). Sedangkan secara multivariabel, diperoleh hasil bahwa faktor tanggapan mahasiswa merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap sikap seks bebas mahasiswa, dengan exponen (β) sebesar 6,258.
Dari hasil analisis kualitatif diperoleh bahwa, mahasiswa pada dasarnya tidak memiliki sikap yang tegas untuk menolak perilaku seks bebas. Disamping itu, para informan (peserta FGD) menyatakan bahwa perlakuan dari leher ke atas adalah wajar, dan mereka menyadari bahwa dari perbuatan itu dapat berlanjut pada tingkat perilaku seks yang lebih serius, tetapi tetap dilakukannya. Selain itu, sebagian informan menyatakan bahwa, perilaku seks tersebut dapat digunakan untuk membuktikan rasa cintanya terhadap kekasih tercinta.
Dengan adanya hasil penelitian tersebut, maka perlu dilakukan upaya pembentukan tim koordinasi pemantau dan evaluasi sikap dan perilaku mahasiswa terhadap seks bebas; pemberdayaan mahasiswa untuk dapat menolak secara tegas terhadap perilaku seks bebas, apapun bentuknya; perlu dirancang program kerjasama dengan pihak terkait untuk mencegah meluasnya sikap dan perilaku seks bebas; sisipkan secara khusus pada materi yang sedang berjalan mengenai kesehatan reproduksi, pendidikan seks dan perilaku bertanggung jawab; serta peningkatan peran pembimbing dalam memberikan masukan mengenai sikap dan perilaku yang bertanggung jawab.

The Effect of Information About Free-Sex Behavior And Students' Response to The Effect of free-Sex Behavior to Agreeing Attitude in Relation With Students' Free-Sex Behavior at Health Academy Of Banten, in 2000.Youth attitudes towards free-sex behavior have been at concerning level. This is indicated by the outcomes of survey and research regarding free-sex attitude among youths, including college students, which show the rate of agreeing attitude towards free-sex behavior is 10% - 32%.
Such phenomena have appeared among students at College of Health in Banten. They hold each other's hand, walk along hand in hand, and even some of them have done more than just holding hand. Such conditions have been worsened by the fact that they attempt to conceal the reality about each other's free-sex behaviors.
The objective of this research is to obtain information about description and analysis of agreeing attitude and free-sex behavior among students at College Health in Banten, which is influenced by information of free-sex behavior and student response to the effect of sexual behavior itself.
The research method applied is cross sectional, and the population is all students at College Health in Banten who have high school background. The samples used for the research are 351 students. Analysis applied are, first, quantitative analysis starting from analysis of univariat, bivariat (chi-square test), to multi variable (multiple logistics regression test), and secondly, qualitative analysis (using FGD) to complement the quantitative data. The instruments used are questioners and FGD guide.
The findings show that 20.8% respondents agree the free-sex behavior, 52.4% respondents have ever had free-sex behavior with following classification, first, hugging and kissing (26.8%), secondly, hugging, kissing and touching sensitive parts still covered with clothing (10.0%), thirdly, kissing only (4.0%), and fourthly, having coitus (1.7%).
Based on bivarial, the findings show that the variable of information about free-sex behavior (getting from movies, readings, chats, or self-observation) and students' response statistically have significant relation with students' attitudes toward free-sex behavior (p <α). So does the relation between students' attitudes and students? behavior of free-sex. Based on multivariable, the results show that students' response is the most influencing factor of students? free-sex behavior, with exponent (β) of 6.258.
From the results of qualitative analysis the findings show that basically students do not possess firm attitudes to refuse free-sex behavior. Besides that, the informants (FGD) state that what they (lovers) usually do (oriented around neck and face) is considered proper. And they realize that such treatments or movements can lead to serious ones but they keep on doing it. Besides that, some informants state that such free-sex behavior proves love feelings among lovers.
The research recommends are, must be make coordination team for monitoring and evaluation of students attitude and behavior to free-sex, that students are necessarily to be enforced to be able to object to free-sex behavior, whatever forms it takes. Collaborating among programs is necessarily designed to prevent from its spreading. Such materials as reproductive health, sex education, and responsible behavior can be included or inserted in the lectures being conveyed to students."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T3482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satriyo Adi Wicaksono
"ABSTRACT
Penelitian ini ingin membahas tentang bagaimana framing pemberitaan pada media online Republika membuat kelompok homoseksual dicap sebagai folk devils. Analisis framing yang dilakukan menurut model Robert Entman. Kasus Pesta Seks Gay di Kelapa Gading pada 21 Mei 2017 dipilih sebagai unit analisis karena merupakan kasus penggerebekan pesta seks dengan jumlah orang terbanyak yang diamankan polisi. Selain itu, kasus ini juga begitu berdampak di masyarakat dan mendapat sorotan media luar negeri. Hasil menunjukan bahwa Republika membingkai realitas homoseksual sebagai sekoelompok yang amoral, menyimpang, dilaknat Tuhan, Mengancam ideologi negara, produk liberalisme Barat, dan dapat menular. Republika menggunakan pendapat narasumber sebagai opinion leaders untuk membingkai homoseksual sebagai folk devils.

ABSTRACT
This research would like to discuss about how the framing of news on online media Republika make homosexual group labeled as folk devils. Framing analysis done according to Robert Entman model. The Gay Sex Party Case in Kelapa Gading on 21 May 2017 was chosen as an analytical unit because it was a case of sex party raids with the highest number of people secured by the police. In addition, this case is also so impacted in the community and get the media spotlight abroad. The results show that Republika framed the homosexual reality as an amoral, distorted, cursed group of God, threatening the state ideology, the product of Western liberalism, and can be contagious. Republika uses the opinion of resource persons as opinion leaders to frame homosexuals as folk devils."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Martua Hidayana
"ABSTRAK
Seksualitas tertanam dalam aspek kehidupa budaya masyarakat yang disebut Foucalt sebagai ars erotica. Dalam kebudayaan Indonesia , ars erotica ini muncul melalui tarian jaipong/tayub/ronggeng, seni reog, drama tradisional (ludruk, ketoprak, wayang, lenong dan sejenisnya), karya Sastra serta Centini, realifcandi, jmau-jamuan, dan sebagainya. Seks adalah bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Akan tetapi budaya seksual (sexual culture) tersebut menetapkan perempuan pada posisi subordinat seperti keperawanan, sunat perempuan, nikah sirri, poligami, nikah usia dini, atau prostitusi. Budaya seksual mengatur apa yang diperolehkan dan apa yang dilarang dalam masyarakat terkait dengan seksualitas. Budaya seksual ini seringkali berkelindan dengan agama- khususnya Islam yang merupakan agama mayoritas penduduk Indonesia yang menjadi legitimasi bagi pelenggangan praktik-praktik dominasi laki-laki dalam perikehidupan perempuan."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2008
170 JPMP 58 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ngayomi Rino Rivaldi
"Skripsi ini menggambarkan taktik penyanyi dangdut dalam menghadapi permasalahan tubuh dan moralitas sebagai perempuan. Tuntutan penonton untuk bergoyang seksi dengan menjual tubuh kerap bertolak belakang ketika berhadapan dengan norma ? norma di masyarakat. Hal ini jelas terlihat ketika melirik perempuan yang berprofesi sebagai penyanyi dangdut. Dalam menghadapi tekanan moral dan memenuhi permintaan penonton, penyanyi dangdut dituntut untuk melakukan taktik. Penggunaan taktik tersebut diidentifikasi melalui aksi panggung dan kehidupan sehari - hari.
Penelitian dilakukan dengan mengamati kehidupan sehari ? hari dan aksi panggung ketiga informan yang berprofesi sebagai penyanyi dangdut. Ketiga informan yang dipilih memiliki status yang berbeda. Status ketiganya adalah lajang, menikah dan pernah menjanda. Observasi dan wawancara mendalam dilakukan dalam mengumpulkan data. Penelitian ini juga ditunjang dengan data sekunder yang didapat dari studi pustaka. Maka dari itu skripsi ini dapat memberikan gambaran mengenai taktik apa yang dilakukan penyanyi dangdut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing - masing informan melakukan taktik yang sedikit berbeda dalam kesehariannya. Perbedaan tersebut berkorelasi dengan perbedaan status dari masing - masing informan. Namun taktik yang hampir serupa dapat terlihat dalam penampilan di atas panggung. Temuan lain juga menunjukkan bahwa permasalahan tubuh dikontrol oleh norma melalui peranan anggota keluarga dan keberadaan tokoh keagamaan.

This thesis describes tactic of dangdut singers to overcome morality and bodily matters as women. The demand of dangdut fans to sexily dance with selling the body always contrast while facing the norm of society. This matters clearly seen while refer woman who had dangdut singer profession. While facing moral pressure and statisfy dangdut fans, dangdut singers demanded to use tactic. The tactic application identified through stage action and daily life.
This study potrays the daily life and stage action from three informant who had dangdut singers profession. The three informant who was selected had different status. Their status are single, married and was divorcee. Data collection is undertaken through indepth interview, observation and literature study.
The result shows that each informant in daily life using tactic in slightly different way. The different correlated with different status of each informant. Nevertheless similar tactic could seen in stage action. Other finding shows that bodily matters controlled by the norms through family roles and the presence of religion figure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S1244
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Supanto
Yogyakarta: Ford Foundation & PPK UGM, 1999
364.153 SUP k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Dyah Prastuti
"Kelompok gay adalah bagian dari masyarakat. Orientasi seksual mereka yang berbeda Clengan kebanyakan orang menyebabkan mereka harus dilekatkan dengan berbagai anggapan serta stigma negatif Stigma negatif ini melekat begitu kuat ditambah lagi dengan adanya tekanan norma, baik norma budaya maupun norma agama.
Kehadiran buku seri GAYa NUSAN'IlARA (GN), sebagai produk dari organisasi gay dengan nama yang sama, dimanfaatkan kalangan gay sebagai sarana komunikasi untuk mengetahui keberadaan 'kawan sehati' -nya. Selain itu, media ini juga dimanfaatkan sebagai media' edukasi dan informasi aemi memberikan gambaran seluas-luasnya mengenai kelompok gay.
Penelitian ini dilakukan d.en gan tujuan mengungkapkan representasi kelompok gay yang muncul dalam buku seri GN ini. Di tengah gempuran pandangan negatif masyarakat terhadap gay, buku seri ini seolah menjadi angin segar bagi kehidupan kalangan gay sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis framing dari
Pan & Kosicki dan Van Dijk. Supaya persoalan ini dapat dilihat dalam kemngka yang lebih utuh, digunakan kerangka analisis Critical Discourse Analysis (CDA) dari Norman Fairclough. Dalam buku seri GN ini ditemukan bahwa sebagian kelompok gay masih merasa bersalah dan berdosa akan identitas mereka, sementara sebagian yang lain sudah bisa menerima identitas mereka sebagai takdir Tuhan. Mereka juga merasa bahwa selama ini dipandang secara keliru oleh masyarakat walaupun mereka merasa sama normalnya dengan anggota masyarakat lainnya. Karena itulah mereka menganggap kondisi mereka sebagai suatu kondisi yang masih memprihatinkan dan butuh perbaikan. Kondisi ideal
yang ingin dicapai adalah penerimaan yang lebih baik serta wacana yang lebih positif terhadap mereka.
Dari representasi ini, terungkap bahwa buku s ri GN telah melakukan proses counter-hegemony terhadap mitos-mitos negatif tentang gay yang telah menghegemoni pemikiran sebagian besar masyarakat. Sebagai k kuatan counter-hegemony, buku seri ini melakukan dekonstruksi terhadap. penggambaran kehidupan mereka sebagat gay sekaligus
medelegitimasi mitos yang menimpa mereka. Buku seri GN telah menjadi site of struggle dari pertarungan ideologi antara yang diyakini masyarakat umum {heteroseksrlal) dengan kelompok gay. Dalam wacana buku seri GN, kelompok gay telah.menjadi 'pemenang'
dalam pertarungan ideologi tersebut.
Gambaran tenta g representasi gay yang mu cui dalam buku seri GN serta proses komunikasi hegemonik dan counter-hegemonic yang terjadi di baliknya memperlihatkan satu hal ya·tu pentingnya melakufcan representasi secara tepat. Jika representasi tidak dilakukan secara tepat, bisa-bisa hal tersebut menimbulkan salah kaprah atau salah paham."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurafni
"Eksploitasi seksual komersial anak merupakan masalah yang sangat serius dan bukan masalah yang baru muncul akhir-akhir ini. Pemerintah Indonesia telah lama berupaya untuk meminimalisir peningkatan jenis kejahatan yang menyerang masa depan anak, antara lain dengan mengeluarkan beberapa kebijakan. Akan tetapi, semakin hari kejahatan ini memakan korban semakin banyak. Hal ini dikarenakan pelaku kejahatan tidak secara gentayangan dalam mencari korban. Akan tetapi mereka melakukan aksinya dengan sebuah perencanaan dan berdasarkan pilihan rasional mereka. Teori pilihan rasional adalah salah satu teori kriminologi yang mengajak untuk mengkaji secara serius bagaimana pelaku pelanggaran berpikir, guna memprediksi kapan suatu kejahatan terjadi. Dengan demikian pilihan rasional menjadi acuan penting untuk dikaji dalam mencari cara dalam pencegahan ESKA lebih baik lagi. Penelitian ini merupakan penelitian interdisipliner dengan menggunakan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang dikumpulkan melalui studi pustaka. Kemudian data dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif sehingga diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis mengenai permasalahan dan pencegahan eksploitasi seksual komersial anak di era dari digital perspektif kriminologi dan yuridis. Kajian secara kriminologi dan yuridis sangat diperlukan sebab masalah kejahatan eksploitasi seksual komersial anak adalah masalah yang kompleks. Penelitian ini dapat memberikan gambaran re-konstruksi hukum dalam pencegahan dan penanganan ESKA di Indonesia khususnya pada era digital.

Commercial sexual exploitation of children is a very serious problem and is not a problem that has emerged recently. The Indonesian government has long tried to minimize the increase in the types of crimes that attack children's future, such as by issuing several policies. However, every day this crime takes more and more victims. This is because criminals do not wander around in search of victims. But they act with a plan and based on their rational choice. Rational choice theory is one of the criminological theories that invites to seriously examine how offenders think, in order to predict when a crime will occur. So that rational choice becomes an important reference to be studied in finding better ways to prevent CSEC. This research is an interdisciplinary research using secondary data consisting of primary, secondary and tertiary legal materials collected through library research. Then it was analyzed qualitatively and presented descriptively so as to obtain a detailed and systematic picture of the problem description and prevention of commercial sexual exploitation of children in the digital era from a criminological and juridical perspective. Criminological and juridical studies are very much needed because the problem of commercial sexual exploitation of children is a complex problem. This research can provide an overview of legal reconstruction in the prevention and handling of CSEC in Indonesia, especially in the digital era."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kekerasan seksual dalam sejarah umat manusia sudah menjadi fenomena umum. Ironisnya, objek kekerasan tersebut acapkali ditujukan kepada perempuan. Kekerasan seksual yang ditujukan kepada anak perempuan, remaja perempuan maupun istri seolah-olah mendapat legitimasi berbasis teologi (agama Islam). Tidak jarang, kasus- kasus pemukulan suami terhadap istri dalam kasus KDRT (nusyuz) dan berbagai kasus kekerasan lainnya membawa dan dihubungkan dengan dalil-dalil teks agama (Alquran dan hadis). Pribadi nabi Muhammad terhadap istri-istrinya dan berbagai hadis nabi yang melegitimasi kekerasan terhadap istri selalu dijadikan dalil argumentasi teologis. Akibatnya, wacana pemikiran keagamaan Islam tentang interpretasi Alquran dan hadis selalu berbau dan mengindikasikan kekerasan seksual terhadap perempuan. Oleh karena itu, tafsir Alquran oleh Amina Wadud terhadap ayat-ayat yang mengindikasikan kekerasan seksual terhadap perempuan penting untuk dikaji."
364 JP 21:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>