Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153562 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulida Cahya Khairini
"ABSTRACT
Diare merupakan masalah kesehatan yang cukup sering terjadi pada balita. Penelitian yang menunjukkan manfaat pemberian ASI terhadap masalah diare pada anak cukup banyak ditemukan. Namun, penelitian yang menghubungkan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan prevalensi diare pada anaknya masih jarang ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu mengenai pengertian ASI eksklusif, manfaat ASI, serta tata cara pemberian ASI dengan prevalensi diare pada anak balitanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Jumlah responden untuk penelitian ini adalah sebanyak 42 responden yang tinggal di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur dan memiliki balita. Data pengetahuan ibu dan diagnosis diare balita didapatkan dari kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden ibu dengan tingkat pengetahun baik tentang ASI memiliki balita yang tidak diare, yaitu sebanyak 7 responden. Sementara responden ibu dengan tingkat pengetahuan sedang, 5 di antaranya memiliki anak dengan diare, dan 27 responden sisanya memiliki anak yang tidak diare. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dan kejadian diare pada anaknya p=0,326 . Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan praktik pemberian ASI oleh ibu dengan prevalensi diare pada balita.

ABSTRACT
Diarrhea is a common health problem among children under five. There are many studies done to identify the roles of breastfeeding in the prevention and management of diarrhea. However, studies focusing on knowledge about breastfeeding among mothers are still rare. This study aims to identify the relationship between knowledge about breastfeeding among mothers and the prevalence of diarrhea in their children. This study is a descriptive analytical study using cross sectional method. This study involves 42 respondents living in Kampung Melayu district, East Jakarta, and have children under five years old. The data of mothers 39 knowledge level and the prevalence of diarrhea are collected using questionnaire. The results showed that all the respondents with high level of knowledge about breastfeeding have children without diarrhea, 7 out of the total 42 respondents. Meanwhile, 5 out of the total 32 respondents with moderate level of knowledge have children with diarrhea, while the rest 27 respondents have children without diarrhea. There is no significant relationship between the level of knowledge about breastfeeding among mothers and the incidents of diarrhea in their children p 0.326 . Further studies are necessary to identify the relationship between breastfeeding practices among mothers and the prevalence of diarrhea in their children. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Imro Atussoleha
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dengan frekuensi diare pada anak 10-23 bulan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan terhadap 95 responden yang dilakukan secara purposive sampling di Puskesmas Tugu, Depok pada 20 Maret - 27 April 2012. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner, observasi rumah, dan pengukuran status gizi (berat badan dan panjang badan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 35,8% sampel menderita diare lebih dari sekali dalam 4 bulan terakhir (lebih dari median frekuensi dunia). Terdapat hubungan yang bermakna antara faktor anak (berat bayi lahir (OR=4,0), status gizi BB/U rata-rata 4 bulan terakhir (OR=5,8), status gizi BB/U saat ini (OR=8,3), status gizi PB/U rata-rata 4 bulan terakhir (OR=16,8), status gizi PB/U saat ini (OR=14,8), dan ASI eksklusif (OR=5,2)), faktor ibu (perilaku ibu (OR=4,3)), faktor keluarga (status ekonomi keluarga (OR=4,3) dan jumlah balita dalam keluarga (OR=8,3)), dan faktor lingkungan (sumber air bersih (OR=6,4), kondisi jamban/WC (OR=4,6), sarana pembuangan air limbah (OR=6,2), pengolahan sampah rumah tangga (OR=5,5), dan kepadatan huni (OR=3,7)) dengan frekuensi diare.
Penulis menyarankan kepada Puskesmas Tugu untuk melakukan promosi kesehatan dan edukasi melalui penyuluhan dan konseling untuk menurunkan angka kejadian diare pada anak 10-23 bulan.

The objective of this study was to identify factors which associated with with diarrhea frequency among children 10-23 months. The method used in this study is cross sectional design which was conducted with 95 respondents which took with pusposive sampling at Tugu Community Health Center, Depok in March 20th until April 27th 2012. Data were collected through interview referring to the questionnaire, house observation, and measurement of nutritional status (weight and length).
The result of this study showed that 35,8% people were experience diarrhea more than once in the last 4 months (more than the frequency of world median). There were significant association between children factors (baby birth weight (OR=4,0), nutritional status W/A average in last 4 months (OR=5,8), current nutritional status of W/A (OR=8,3), nutritional status H/A average in last 4 months (OR=16,8), current nutritional status of H/A (OR=14,8), and exclusive breastfeeding (OR=5,2)), maternal factors (maternal behavior (OR=4,3)), family factors (economics status of the family (OR=4,3) and number of under five in the family (OR=8,3)), and environmental status (source of clean water (OR=6,4), condition of latrines (OR=4,6), waste disposal facilities (OR=6,2), household waste treatment (OR=5,5), and the density of habitation (OR=3,7)) with diarrhea frequency.
The author suggest to Tugu Community Health Center to conduct health promotion and education through education and counseling program for decreasing the incidence of diarrhea in children 10-23 months."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyatuz Zahrah
"Pendahuluan: Sebagian besar kematian pada balita di negara berkembang diakibatkan oleh penyakit diare. Indonesia sebagai negara berkembang juga berpotensi mengalami kejadian ini. Kejadian diare yang dialami balita dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan mencuci tangan pada ibu yang memiliki balita pertama dengan kejadian diare pada balita di kecamatan Cimanggis. Metode pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan responden sebanyak 378 orang di kecamatan Cimanggis yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan tingkat pengetahuan mencuci tangan cukup pada ibu sebanyak 106 (28%) dengan 101 (26.7%) balitanya mengalami kejadian diare. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian diare pada balita (p-value < 0.05). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang cuci tagan pada ibu.

Introduction: Most deaths in children under five years old in developing countries are caused by diarrheal diseases. Indonesia as a developing country also has the potential to experience this incidence. The incidence of diarrhea experienced by children under five years old can be prevented by a clean and healthy lifestyle. This study aimed to see the relationship between the level of knowledge of hand washing in mothers who have their first children under five years old with the incidence of diarrhea in children under five years old in Cimanggis sub-district. Method This study used a cross sectional design with 378 respondents in Cimanggis sub-district who were selected using purposive sampling method. The results showed that the level of knowledge of sufficient handwashing in mothers was 106 (28%) and was 101 (26.7%) children under five years old experienced diarrhea. There was a significant relationship between level of knowledge and the incidence of diarrhea in children under five years old (p-value < 0.05). Future research are expected to further analyze the factors that influenced the level of knowledge of knowledge of washing hands in mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myranda Zahrah Putri
"Diare adalah salah satu penyakit infeksi saluran cerna dengan gejala buang air besar tiga kali atau lebih dalam sehari dalam bentuk cair. Prevalensi diare pada anak balita di Indonesia 2017 adalah 14,3%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang terkait dengan inang dan lingkungan yang terkait dengan diare pada anak di bawah lima tahun di Indonesia pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Desain penelitian ini adalah analitik cross-sectional dengan sampel penelitian ini adalah semua anak berusia 0-59 bulan di Indonesia dari SDKI 2017. Variabel independen dari penelitian ini adalah faktor tuan rumah seperti usia anak, berat lahir, status vaksinasi campak, suplementasi vitamin A, perilaku mencuci tangan dan faktor lingkungan seperti fasilitas toilet dan sumber air minum. Sedangkan variabel dependennya adalah prevalensi diare pada anak balita.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor inang yang terkait dengan diare pada anak balita adalah usia anak (p = 0,000; 95% CI = 1,92-2,72); status vaksinasi campak (p = 0,003; POR = 1,17; 95% CI = 1,05-1,32), pemberian ASI eksklusif (p = 0,000; POR = 1,37; 95% CI = 1,24-1, 52) dan suplementasi Vitamin A (p = 0,000; POR = 1,37; 95% CI = 1,23-1,58). Oleh karena itu, faktor lingkungan yang terkait dengan diare pada anak balita adalah sumber air minum (p = 0,017; POR = 1,19; 95% CI = 1,03-1,37). Kita perlu meningkatkan kesadaran di antara orang-orang untuk memberikan ASI eksklusif, Vitamin A dan imunisasi; juga meningkatkan cakupan program pengendalian dan pencegahan diare oleh pemerintah sehingga kami dapat mengurangi jumlah kasus diare di Indonesia.

Diarrhea is a digestive tract disease with symptoms of bowel movements three or more times a day in liquid form. The prevalence of diarrhea in children under five in Indonesia 2017 is 14.3%. The purpose of this study is to identify what factors are related to the host and environment associated with diarrhea in children under five in Indonesia in 2017. This study uses secondary data from the Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2017. Design This study is a cross-sectional analytic with the sample of this study are all children aged 0-59 months in Indonesia from SDKI 2017. The independent variables of this study are host factors such as the child's age, birth weight, measles vaccination status, vitamin A supplementation, behavior hand washing and environmental factors such as toilet facilities and drinking water sources. While the dependent variable is the prevalence of diarrhea in children under five.
The results of the bivariate analysis showed that the host factors associated with diarrhea in children under five were the age of the child (p = 0,000; 95% CI = 1.92-2.72); measles vaccination status (p = 0.003; POR = 1.17; 95% CI = 1.05-1.32), exclusive breastfeeding (p = 0,000; POR = 1.37; 95% CI = 1.24-1 , 52) and Vitamin A supplementation (p = 0,000; POR = 1.37; 95% CI = 1.23-1.58). Therefore, the environmental factors associated with diarrhea in children under five are drinking water sources (p = 0.017; POR = 1.19; 95% CI = 1.03-1.37). We need to increase awareness among people to provide exclusive breastfeeding, Vitamin A and immunizations; also increasing the scope of diarrhea control and prevention programs by the government so that we can reduce the number of cases of diarrhea in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Anindita Rahmawati
"Pendahuluan: Diare merupakan penyakit pembunuh kedua pada balita dengan prevalensi sebesar 14,3 dan berpotensi terjadi Kejadian Luar Biasa KLB di Indonesia. Lebih dari 100.000 balita meninggal akibat diare dengan estimasi hilangnya biaya ekonomi sebesar Rp. 7,2 Triliun.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Indonesia berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2012.
Metode: Desain penelitian adalah cross sectional. Populasi studi pada penelitian ini adalah seluruh balita Indonesia usia 0-59 bulan pada SDKI 2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Kemudian dilakukan sampling dengan metodesistem random sampling dengan jumlah sampel 5.961 balita.
Hasil: Prevalensi kejadian diare pada balita yang mengalami diare 2 minggu sebelum survei SDKI 2012 adalah sebesar 15,2 907 balita dan secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara usia balita 6-35 bulan POR: 1,977; 95 CI: 1,500-2,518; p 0,001, jenis kelamin POR: 1,298; 95 CI: 1,125-1,497; p 0,001, pendidikan ibu POR: 1,365; 95 CI: 1,180 ndash; 1,576; p 0,001 , sosial ekonomi menengah POR: 1,309; 95 CI: 1,064 ndash; 1,610; p 0,011, sosial ekonomi bawah POR: 1,623; 95 CI: 1,376 ndash; 1,913; p 0,001, sumber air minum POR: 1,326; 95 CI: 1,134-1,551; p 0,001, ketersediaan jamban POR: 1,424; 95 CI: 1,228-1,650; p 0,001, ketersediaan tempat cuci tangan POR: 1,248; 95 CI: 1,062-1,465; p 0,008, dan daerah tempat tinggal POR: 1,250; 95 CI: 1,085=1,440; p 0,002 dengan kejadian diare pada balita di Indonesia tahun 2012. Dalam menurunkan angka kejadian diare pada balita, perlu adanya kesadaran bersama baik pemerintah, petugas kesehatan, masyarakat, maupun orang tua dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS.

Introduction: Diarrhea is a second killer disease in under five children with a prevalence of 14,3 and have potential to outbreak in Indonesia. More than 100,000 under five children died from diarrhea with an estimated loss of economic costs of 7.2 Trillion Rupiah.
Objective: This study aims to determine factors are related to diarrhea occurrence among under five children in Indonesia based on data Indonesia Demographic and Health Survey IDHS 2012.
Method: This is a cross sectional study with study population were all Indonesian under five children 0 59 months in SDKI 2012 that meet the criteria of inclusion and exclusion. Then sampling by simple random sampling method with the number of sample is 5.961 responden.
Results: The prevalence of diarrhea occurrence in under fives with diarrhea 2 weeks before survey was 15.2 907 and there was a statistically significant relationship between age 6 35 months POR 1,977 95 CI 1,500 ndash 2,518 p 0,001, sex POR 1,298 95 CI 1,125 ndash 1,497 p 0,001, maternal education POR 1,365 95 CI 1,180-1,576 p 0,001, middle socioeconomic POR 1,309 95 CI 1,064-1,610 p 0,011, low socioeconomic POR 1,623 95 CI 1,376 ndash 1,913 p 0,001, drinking water source POR 1,326 95 CI 1,134 ndash 1,551 p 0,001, latrine availability POR 1,424 95 CI 1,228 ndash 1,650 p 0,001, handwasher availability POR 1,248 95 CI 1,062 ndash 1,465 p 0,008, and residence area POR 1,250 95 CI 1,085-1,440 p 0,002 on the incidence of diarrhea among under five children in Indonesia 2012. To decreasing the incidence of diarrhea among under five children, need a common awareness of government, health workers, community, and parents to improving sanitation and healthy life.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Ranto Rajadoli
"Hubungan Perilaku Sehat Ibu Terhadap Kejadian Diae Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Bogor Utara Tahun 2017Pada tahun 2015, jumlah kasus diare yang terjadi di Kota Bogor terdapat sebanyak 27.289 kasus. Kejadian diare di Kecamatan Bogor Utara sebesar 5.530 kasus. Kecamatan Bogor Utara merupakan kecamatan dengan jumlah kasus diare tertinggi se-Kota Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosial ekonomi, faktor perilaku dan faktor lingkungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional. Sebanyak 97 ibu yang memiliki anak balita diwawancari sebagai sampel penelitian menggunakan kuesioner. Sampel diambil pada 4 RW di Kelurahan Tanah Baru, dengan menggunakan teknik quota sampling. Analisis dilakukan untuk menilai kejadian diare, faktor sosial ekonomi, faktor perilaku dan faktor lingkungan.Ditemukan sebesar 37,1 kejadian diare di wilayah puskesmas Bogor Utara.
Hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara perilaku cuci tangan, kepemilikan jamban, sarana sumber air bersih dan sarana pembuangan air limbah dengan kejadian diare.

Relationship of Healthy Behavior of Mother Towards Diarrhea Occurrence at Toddler Children Under Five In Work Area of Puskesmas Bogor Utara 2017In 2015, the number of cases of diarrhea that occurred in the city of Bogor there were 27,289 cases. While the incidence of diarrhea in North Bogor District amounted to 5,530 cases. North Bogor Sub district is the highest number of cases of diarrhea in Bogor City.
Study aim is to determine the relationship between socioeconomic factors, behavioral factors and environmental factors with the incidence of diarrhea an children under five years old in the work area of Puskesmas Bogor Utara. This study used cross sectional design. A total of 97 mothers with toddlers were interviewed as research samples using a questionnaire. Samples were taken at 4 RW in Tanah Baru Urban Village, using quota sampling technique. This study used primary data taken using a questionnaire to assess the incidence of diarrhea, socioeconomic factors and behavioral factors.This and found 37.1 of chause got diarrhea in the area of Puskesmas Bogor Utara.
The result show statistically significant a relationship between handwashing behavior, latrine ownership, clean water source and treatment of waste water disposal facility with diarrhea occurrence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Tiurmaida Silas Christine
"ASI eksklusif merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat kekebalan mbuh yang mampu melindungi bayi dari infeksi bakteri, virus, dan jamur terutama pada saluran pencemaan. Pemberian yang optimal sampai enam bulan memberikan manfaat yang maksimal untuk mencegah di are secara aktif. Hal ini yang menyebabkan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, yaitu melihat seberapa besar hubungan lamanya pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare.
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 responden dan desain penelitian menggunakan analisa Kai Kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara lamanya pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi. Analisa Kai kuadrat hanya digunakan umuk mengestimasi bahwa ada beberapa faktor disamping faktor kebetulan (sampling error), dipandang mempengaruhi adanya hubungan yang diduga. Salah satu faktomya adalah bayi dengan usia 4 ~ 12 bulan yang mangaiami fase oral sensori dimana bayi lebih sering mencari kesenangan pada aktifitas oral seperti mengisap, menggigit sesuatu, mengunyah, diduga dapat memicu timbulnya diare."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5156
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"ASI sangat bermanfaat bagi bayi maupun ibu, asi merupakan makanan yang paling
cocok dan dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa macam penyakit
diantaranya diare. Mengingat begitu banyak keuntungan yang didapat dengan
memberikan ASI, maka sangat disayangkan bahwa sejak di propagandakannya susu
formula, penggunaan ASI semakin menurun dan fenomena yang terjadi di masyarakat
menunjukan bahwa masih ditemukan beberapa kasus diare pada bayi yang diberikan ASI
eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan frekuensi
sakit diare pada anak yang diberikn ASI eksklusif dengan yang tidak diberikan ASI
eksklusif. Sampel yang dipakai adalah ibu yang memiliki anak usia 2 tahun yang
diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI eksklusif dengan jumlah 20
sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Desain yang
digunakan adalah desain deskriptif. Setelah diuji dengan menggunakan Mann Whitney,
didapatkan hasil bahwa pada bayi yang diberikan ASI eksklusif 69,2%-nya jarang
mengalami diare dan hanya 15,3% yang sering mengalami diare. Sedangkan pada bayi
yang tidak diberikan ASI eksklusif 42,8% jarang mengalami diare dan 57,14% sering
mengalami diare.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5189
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edip Isna Yuana
"Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi penyebab utana morbiditas dab mortalitas bagi bayi dan anak di seluruh dunia. Di DKI Jakarta khususnya wilayah Jakarta Timur memiliki angka kasus diare tertinggi yaitu Kecamatan Cakung yaitu 5179 kasus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi kejadian diare berdasarkan faktor anak dan faktor ibu. Penelitian ini menggunakan data primer, menggunakan disain penelitian Cross sectional. Dengan jumlah sampel 96 ibu yang membawa balita berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Cakung. Hasil menunjukkan bahwa kejadian diare adalah 46,9%. Kejadian diare memiliki hubungan yang bermakna dengan riwayat pemberian ASI eksklusif (PR 3,432 (CI 95% 1,474 ? 7,991), status imunisasi campak (PR 7,692 (CI 95% 0,88 ? 66,56), pengetahuan ibu (PR 7,196 (CI 95% 2,915 ? 17,76), dan perilaku mencuci tangan ibu (PR 2,489 ( CI 95% 0,995 ? 6, 228).

Diarrhea is one of the health problems are a major cause of morbidity and mortality for infants and children around the world. In Jakarta, especially East Jakarta has the highest number of cases of diarrhea Puskesmas Cakung ie 5179 cases. This study aims to determine the distribution of the incidence of diarrhea by factors child and maternal factors. The research using a cross sectional study design. With a total sample 96 mothers carrying toddlers visiting Puskesmas Cakung. Results showed that the incidence of diarrhea was 46.9%. The incidence of diarrhea has a significant relationship with a history of exclusive breastfeeding (PR 3.432 (95% CI 1.474 to 7.991), measles immunization status (PR 7.692 (95% CI 0.88 to 66.56), knowledge of mothers (PR 7.196 (CI 95 % 2.915 to 17.76), and the mother's hand washing (PR 2.489 (95% CI 0.995 to 6, 228)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaswadi
"ABSTRAK
Health for all atau sehat untuk semua di tahun 2000 tinggal 5 tahun lagi dari sekarang. Agar secepatnya mencapai sasaran derajat kesehatan dasar untuk semua terutama balita, upaya-upaya kesehatan melalui sanitasi dasar unsur-unsur lingkungan fisik perumahan perlu diperluas dan di tingkatkan cakupannya dengan melibatkan dan membangkitkan motivasi serta peran serta masyarakat secara luas dan mandiri di lingkungan perumahan/pemukiman masing-masing.
Masalahnya adalah unsur-unsur lingkungan fisik perumahan amat luas, untuk memilih unsur lingkungan fisik rumah mana diprioritaskan, diperlukan tersedianya informasi yang tepat dan akurat berdasar hasil penelitian.
Penelitian ini mencoba ingin menyediakan informasi tersebut dengan meneliti 2811 rumah tangga dan 2811 balita sebagai salah satu penghuninya di Jawa Timur 1992 (data Susenas/SKRT 1992). Variabel independen adalah 12 macam unsur lingkungan fisik perumahan seperti jamban, sumber air bersih rumah tangga, pembuangan sampah dan sebagainya. Variabel dependen adalah insiden diare dan ISPA balita yang secara teoritis etiologi kedua Janis insiden tersebut dapat dihubungkan dengan sanitasi dasar unsur-unsur lingkungan fisik perumahan. Data penelitian adalah data sekunder diperoleh clan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan diolah dengan komputer program SPSSPC. Hasilnya ialah insiden diare balita ada hubungan bermakna (P<0,05) dengan unsur lingkungan fisik rumah unsaniter sumber air bersih dan sampah.
Insiden ISPA balita ada hubungan bermakna (P<4,45) dengan unsur lingkungan fsik rumah unsaniter ketersediaan ventilasi kamar tidur, bahan bakar memasak berasap, ada tidaknya ruang tidur untuk balita dan keberadaan kandang ternak di dalam/kolong rumah.
Pihak-pihak terkait Pemerintah, swasta dan masyarakat umum agar memusatkan perhatian pada unsur-unsur lingkungan fisik rumah hasil penelitian ini dalam mewujudkan upaya-upaya sanitasi dasar lingkungan fisik perumahan sehingga fungsi rumah dapat memproteksi balita dari insiden diare dan ISPA Balita adalah kelompok anggota keluarga yang masih rentan akan tetapi waktunya dihabiskan di lingkungan rumah. Balita berhak lingkungan fisik perumahan saniter untuk kelangsungan hidupnya. Kualitas sumber daya manusia di masa depan adalah status kesehatan balita masa kini.

ABSTRACT
Health for all by the year 2000 is five more years from now. To Successfully achieve the certain degree of primary health care mainly for the age under five years children, efforts have been made through basic sanitation program toward physical environment of housing elements. Te efforts are to cover the broader scope of components, together with encouraging or motivating the people's participation in the physical environment care in their housing individually and widespread.
The problem is the elements of physical environment of housing are too many, which physical environment housing elements should get priorities program intervention. To determine is matter of intellectual skills which make good use some research information. This research want to give some information. of the correlation between physical environment of housing elements and diarrhea so catarrh incidence at the under five year age children. Total subjects are 2811 households and 2811 the under five years age children in the household from East Java in 1992.
The data collected were secondary ones which were taken from the 1992 National Economic Survey and the Households Health Survey. There are twelve independence variables of physical environment of housing elements for example water closed, clean water source household, garbage production and so on, justifies two group is sanitary and unsanitary. The dependent variable is diarrhea and catarrh incidence at the age under five years children. Theoritically both the diarrhea and catarrh incidence can correlate by the basic sanitaion from physical environment of housing elements. Data analysis are carry out with Odds Ratio (OR) and Chi Square test to see the correlation between physical environment of housing elements with diarrhea or catarrh incidence at the under five years age children. The availabel data are computerized by the SPSS-PC program.
The result is the correlation between diarrhea incidence at the under five years ages children and physical environment of housing elements the source clean water so garbage production is significant (P
Many governmental institutions or departments, private and public sectors should care the physical environment of housing elements seeing that the result of this research show evidence to sanitation.
It is an undeniabel fact that the under five ages are weaker members of the families but spend most of their time at home. That is why we should keep sanitary for the under five years ages children. The under five years ages children have human right sanitary housing for continuity their life. The next future quality of human sources is determined by the healthy the under five year children now.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>