Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141497 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iwan Budiman
"ABSTRAK
Dunia seakan tidak berbatas karena adanya era globalisasi dimana banyak perusahaan perusahaan yang tidak lagi diam disatu negara tetapi mereka mulai membuka cabang cabang mereka dinegara lain. Maka tantangan bagi perusahaan penerbangan berjadwalpun akan dirasakan semakin berat, baik penerbangan domestik maupun internasional. Persaingan ini dipengaruhi dengan berkembangnya dan perubahan yang sangat cepat dalam bisnis penerbangan dan dihadapkan dengan issue-issue penting seperli deregulasi, liberalisasi, privatisasi, multiliteral agreement, dan strategi aliansi yang telah mendorong munculnya mega carrier yang berskala global.
Bagi PT. Garuda Indonesia, prospek usaha pada bisnis penerbangan yang dihadapi saat ini dan masa yang akan datang, mempunyai potensi yang besar untuk berkembang. Pasar yang ada di berbagai kawasan masih dapat ditumbuh kembangkan lebih lanjut, diperkirakan pasar Garuda Indonesia tumbuh sebesar kurang-lebih 5.7% pertahun. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat baik di dalam negri maupun di kawasan Asia Pasifik. Namun demikian, tanpa persiapan yang matang serta penerapan strategi korporasi yang terpadu secara menyeluruh, maka PT. Garuda Indonesia bisa jatuh justru ditengah maraknya industn penerbangan dalam masa recovery setelah masa perang teluk dewasa ini.
Meski proteksi pemerintah masih mungkin dapat dilakukan untuk melindungi airline Domestik, tetapi dimasa yang akan datang tampaknya hal itu harus dilepaskan. Mengingat adanya desakan open Sky? baik melalui multilateral agreement seperti GATT maupun Bilateral agreement yang semakin kuat, serta pertimbangan ekonomi bahwa sumbangan dunia bisnis penerbangan kurang Iebih hanya sebesar 7% dan perekonomian secara keseluruhan. Sebagal contoh telah dikeluarkan PP-20 yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi swasta asìng(PMA) untuk mendirikan perusahaan di Indonesia, serta adanya kerja sama antara Pemenntah Indonesia dengan Pemerintah Singapura di bidang pariwisata, yang telah membuka jalur penerbangan Iangsung dari singapura ke beberapa kota di Indonesia , baik oleh Singapore Airline maupun carrer di Indonesia dan juga pemberian fifth freedom kepada Singapore Airline untuk penerbangan ke Austyralia.
Untuk menghadapi hal itu maka perlu bagi para eksekutif di PT. Garuda Indonesia mendapatkan peralatan yang cukup sehingga mereka dapat menghadapi persaingan ¡ni dengan Iebih baik. Para eksekutif itu harus dllengkapi dengan sebuah sistem informasi yang canggih sehingga mereka dapat mengetahui keadaan mereka. Jika mereka tidak diperlengkapi dengan informasi yang aktual maka mereka seakan mengendarai pesawat udara tanpa mempunyai sistem navigasi dan radar yang memadai. Tanpa informasi yang aktual para eksekutif akan merasa aman, yang seharusnya sudah harus dalam situasi gawat dawrat.
Kelemahan dari sistem informasi yang berada di PT. Garuda Indonesia adalah banyaknya personnel yang belum menyadari akan pentingnya data. Data bagi beberapa orang hanya merupakan sesuatu yang tidak berarti sama sekali. Tetapi mereka lupa bahwa para eksekutif memerlukan data yang balk untuk mengambil keputusan yang lebìh baik. Sering ditemui penginman data yang tidak lengkap dari perwakilan sehìngga sistem yang canggih dianggap tidak dapat menangani persoalari. Juga kemauan untuk belajar sesuatu yang baru, sehingga terkadang mereka menganggap komputer sebagal pesaing mereka dan perlu dimusuhi. Tidak jarang komputer yang ada akhimya dipergunakan hanya sebagai mesin ketik dan tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Juga dapat dilihat bahwa sistem informasi yang berada di PT. Garuda Indonesia sangat banyak jenisnya sehingga datapun agak sulit untuk dìhubungkan satu dengan yang lain sehingga untuk pengolahan data-data ¡tu untuk menjadikan sebagai informasi sangatlah sulit dan lama. Untuk itu perlu dicarikan jalan keluar supaya komputer-komputer yang ada dapat terintegrasi secara baik.
Sistem Informasi Eksekutif sangatlah berguna bagi para eksekutif kita karena selain dapat mengetahul keadaan dari perusahaan secara menyeluruh dari hari kesehari mereka juga dapat mendapatkan masukan mengenai keadaan pesaing. Maka dengan sistem informasi eksekutif yang dirancang secara baik maka akan diharapkan pula para eksekutif dapat bekerja secara maksimal sehingga dapat memajukan perusahaan.
Pada karya akhir ini diberikan gambaran mengenai Sistem Informasi Eksekutif yang sebaiknya di buat untuk para eksekutif PT. Garuda Indonesia. Pembuatan model dan Sistem Informasi Eksekutif ini dilakukan dengan menggunakan Commander prism dan pemasukan data dilakukan secara manual karena belum adanya sistem yang dapat merubah dari data yang ada kedalam program aplikasi ini secara Iangsung. Dengan memasukan data secara manual maka juga didapatkan bahwa banyak data yang sulit didapatkan karena sistem yang rumit dan sulit mengkonrfersikan data kedaLam bentuk ascii yang dapat di baca.
Sebagai saran penulis juga menjelaskan bagaimana sebaiknya mengintegrasikan komputer komputer yang ada di PT. Garuda Indonesia. Dengan sistem yang terintegrasi dìharapkan pemasukan data akan dapat dilakukan secara otomatis dan penyajian informasi kepada para eksekutif dapat dilakukan secara lebih baik dan menyeluruh."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
IGN. LR. Djatmiko Boedihartono
"ABSTRAK
Globalisasi dalam dunia bisnis merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dielakkan oleh semua pelaku-pelaku bisnis. Kondisi ini meinberi kesempatan seluas-luasnya kepada perusahaan untuk berkembang, tetapi sekaligus menimbulkan ancaman dengan semakin terbukanya kemungkinan munculnya pesaing-pesaing baru yang akan menawarkan produk dengan teknologi yang lebih baik.
Bagi perusahaan yang turut serta dalam globalisasi dengan mengembangkan usahanya ke luar dari negara basisnya, aspek yang paling terpengaruh dengan kondisi ini adalah aspek manajemen dalam perusahaan itu sendiri. Hal ini timbul karena masing-masing negara mempunyai karakter yang berbeda-beda, seperti sosial budaya, sistem pemenntahan, sistem hukum, sistem perbankan, mata uang dan lain sebagainya yang tentunya menyebabkan manajemen manghadapi permasalahan yang lebih kompleks.
Uang merupakan salah satu sumberdaya dalam perusahaan yang memegang peranan sangat penting dalam perekonomian modern. Kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola keuangannya turut menentukan keberhasilan perusahaan tersebut dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Pengelolaan keuangan; khususnya cash management (cash inflow dan cash outflow); bagi perusahaan yang melakukan ekspansi usahanya ke luar negeri membutuhkan penanganan yang khusus mengingat perbedaan-perbedaan tersebut di atas dapat menimbulkan resikoataupun keuntungan, diantaranya yangditimbulkan dari exchange rate dan floating time.
Tujuan penulisan ini adatah mempelajari keadaan cash management yang sedang dijalankan oleh manajemen PT Garuda Indonesia, berikut Sistem Informasi Keuangan serta melihat permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Pemilihan PT Garuda Indonesia dalam tulisan ini didasarkan atas wilayah usaha PT Garuda Indonesia yang cukup luas mencakup wilayah domestik dan internasional. Dalam menyusun lulisan ini, penulis juga mempelajari literatur serta bahan-bahan kuliah yang berkaitan dengan topik yang diambil, sehingga diharapkan dari tulisan ini dapat diambil suatu manfaat yang dapat dipakai oleh manajemen PT Garuda Indonesia dalam menentukan kebijakan di masa datang. Di akhir penulisan ini, penulis berusaha mengambil beberapa kesimpulan dan membuat beberapa saran yang mungkin dapat dilaksanakan guna penyempurnaan cash management di PT Garuda Indonesia."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindang Karyadin
"Kemajuan teknologi informasi memaksa perusahaan untuk menerapkannya agar dapat tetap bertahan di lingkungan bisnisnya. Demikian juga halnya dengan PT. WGI sebagai perusahaan manufaktur. Dengan semakin meningkatnya volume transaksi dan jumlah konsumen, juga peningkatan persaingan dengan kompetitor, maka sistem manual menjadi penghambat kegiatm bisnis. Sebagai perusahaan manufaktur, inventori sering menjadi masalah karena kekurangan bahan baku menghambat proses produksi. Demikian juga bila informasi stok inventori dari produk tidak diketahui secara akurat, mengakibatkan proses pengoiahan order pesanan dari konsumen rnenjadi lambat yang dapat menyebabkan ketidakpuasan konsumen. Untuk mempercepat proses administrasi dan meningkatkan kepuasan konsumen, maka PT. WGI perlu menerapkan sistem informasi yang tepat. Penelitian ini dimaksudkan untuk merancang sistem informasi yang dapat melakukan kontrol inventori secara akurat pada perusahaan manufaktur. Perancangan dilakukan dengan melakukan analisis terhadap kegiatan-kegiatan yang ada di PT. WGI, dan membuat desain sistem informasi yang sesuai. Dalam perancangannya digunakan metodologi System Development Life Cycle, sedangkan untuk basis datanya menggunakan model relasi.

Global competitive pres.sures and continuous innovations are forcing many organizations to run a competitive busines.s with a computerized information system. PT. WGI, as a manufacturing company, should think about implementing such information system. With the increase in sales order transactions and the growing of customers, in a competitive environment, the manual transactions wol!ld not capable to perform the business activities. As a manufacturing company, inventory control used to be a problem since it is haid to provide accurate information about inventory. The delayed in raw material stocking would result in delayed production. When information about product inventory is not accurate, the sales order process will be time consuming and the postponed delivery to customer would result in the frustration, and the worst the los.s of the customer. To overcome this problem PT, WGI needs to implement information system that match with the organization. This thesis covers the design of information system in PT. WGL System Development Life Cycle methodology is used in designing this information system, and relational database is used for the database. The implementation of the design is not covered here.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2001
T40569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eryne Riptantya
"Industri penerbangan terus menghadapi tantangan signifikan seperti persaingan yang ketat dan penigkatan biaya operasional, sejalan dengan volume lalu lintas udara yang semakin tinggi, hal ini mengharuskan mereka mengembangkan strategi untuk meningkatkan efisiensi, mengendalikan biaya operasi, dan mencari peluang untuk memaksimalkan pendapatan. Banyak perusahaan penerbangan telah melakukan diversifikasi bisnis dalam upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan situasi kompleks dalam beberapa kegiatan berbeda di unit-unit bisnis tersebut, akan sangat penting bagi perusahaan induk untuk menghasilkan manfaat setinggi mungkin dari strategi diversifikasi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu manajemen Garuda Indonesia untuk menilai anak perusahaannya, apakah mereka menciptakan nilai untuk pemegang saham dan menemukan tindakan strategis yang bisa diambil Garuda Indonesia untuk meningkatkan kinerja masing-masing anak perusahaan, dimana hal ini berpotensi untuk meningkatkan kontribusi pendapatan dari anak-anak perusahaan. Dengan menggabungkan analisis pertumbuhan-laba dan skenario perencanaan, anak-anak perusahaan yang diselidiki adalah low-cost carrier, maintenance repair and overhaul (MRO), perusahaan catering, ground handling service, global distribution system (GDS), dan perusahaan jasa IT. Melalui analisis pertumbuhan-laba, penelitian ini menemukan bahwa MRO dan ground handling service adalah anak perusahaan yang menciptakan nilai bagi pemegang saham karena mereka menguntungkan dan memiliki prospek positif pada pertumbuhan mereka. Low-cost carrier, perusahaan catering, dan bisnis GDS menunjukkan bahwa mereka tidak menguntungkan tetapi bisnis mereka diharapkan dapat menghasilkan keuntungan di masa depan. Sementara itu perusahaan jasa IT menunjukkan bahwa perusahaan itu menghancurkan nilai bagi pemegang saham karena tidak menguntungkan dan pasar memiliki perspektif negatif terhadap prospek bisnisnya kedepan. Selain itu, rekomendasi strategis untuk masing-masing anak perusahaan telah diberikan melalui studi ini melalui skenario perencanaan.

The airline industry continues to face several significant challenges such as tight competition and rising operating expenses in line with higher traffic volumes, requiring them to develop the strategy to increase efficiency, control operating costs, and seek the opportunities to maximize revenue. Many airline companies have been diversifying their businesses in an effort to enhance their corporate performance. With the complex situations in several different activities in those business units, it will be crucial for the parent company to generate the highest possible benefits from this diversification strategy. The aims of this study is to help Garuda Indonesia’s top management to assess its subsidiaries whether they create value and discover the strategic actions that Garuda Indonesia could take to improve each subsidiary performance, as it is potential increase revenue contribution from subsidiaries. By combining the profitability-growth analysis and scenario planning, the subsidiaries investigated were the low-cost carrier, maintenance repair and overhaul (MRO), catering service, ground handling service, global distribution system (GDS), and IT services company. Through profitability-growth analysis, this study found that the MRO and ground handling business were the subsidiaries that create value for shareholders because they were profitable and have positive perspective on their growth prospect.  Low-cost carrier, catering service and GDS business indicate that they were unprofitable but their business were expected to be able to generate future profitability. Meanwhile IT service company implies that the company was destroying value for shareholders because of economic unprofitable and market has negative perspective of its future prospects. Moreover, the strategic recommendations for each subsidiary have been provided in this study through scenario planning."
2019
T54666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suzuki Syofian
"Perkembangan sistem informasi dewasa ini sangat pesat. Oleh karena kebutuhan informasi semakin terasa penting bagi pimpinan untuk merencanakan dan menyusun strategi suatu organisasi. Informasi juga menjadi kebutuhan utama eksekutif suatu organisasi atau perusahaan agar sukses bersaing dengan mengetahui lingkungan internal dan eksternal organisasi.
Sistem informasi merupakan koleksi komponen-komponen yang memilih, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk tujuan spesifik. Sistem informasi dapat secara manual atau berdasarkan komputer.
Tesis ini membahas analisis kebutuhan dan perancangan Sistem Informasi Eksekutif dengan pendekatan studi kasus pada STMIK Bina Darma Palembang. Pendekatan five forces model yang ditulis oleh (Porter, 1993) digunakan sebagai acuan untuk memetakan posisi organisasi dalam persaingan. Tahapan-tahapan siklus hidup pengembangan sistem dari (Curtis, 1996) digunakan untuk langkah pendekatan perancangan sistem informasi eksekutif.
Dari studi ini dapat disimpulkan bentuk perancangan sistem informasi eksekutif yang ideal di STMIK Bina Darma, yang sekiranya pula dapat dipakai atau diterapkan pada organisasi yang relevant.

Information system is developing fast nowadays. Therefore, the need for information is very important for an executive to plan and to design strategies of an organization. Information also becomes the main needs for executives of an organization or a company to be successful to compete by knowing internal surroundings and external factors of an organization.
Information system is a components collection which choose, process, retrieve, analysis, and distribute the information for specified goals. The information system is available in manual way or base on computer system.
This thesis discusses the analysis of the need for information for executives and system design for executives which is done by case study approach to STMIK Bina Darma Palembang. The five forces model approach which is written by (Porter, 1993) used as a reference to locate the position of organization in competition. The stages of system development life cycle by (Curtis, 1996) is used to pace the approach of executive information system design.
From this thesis, it can be concluded the shape of design of an ideal executive information system at STMIK Bina Darma which is applicable to a relevant organization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Taufiq Rochman; Sudarmadi
"ABSTRAK
Deregulasi dibidang usaha jasa angkutan udara InternasiOflal
yang dimUlai di Amerika Serikat, ditandai dengan diperbolehkannya
setiap Airline yang ada untuk menentukan tarif, jumlah frekuensi
penerbangan dan menetapkan rute penerbangan sendiri. Hal ini
mengakibatkan banyak perusahaan penerbangan melakukan strategi
perang tarif untuk memperoleh panysa pasar didalam pasar yang
ada. Sebagal Flag Carrier, maka Garuda Indonesia juga harus rnampu
mengantisiPasi kondisi di pasar Internasional demikiari itu dengan
menerapkan strategi yang tepat untuk dapat mempertahankan ataU
bahkan meningkatkan keberadaannya.
Sebagai akibat adanya perang tarif di pasar Internasional,
maka munculah bermacam-macam jenis tarif untuk kelas kompartemen
yang sama, terutarna kelas ekonorni. Hal ini mengakibatkan kemung
kinan terjadinya dilusi, yaltu pendapatan yang rendah pada jumlah
penumpang yang tiriggi karena terlalu banyak penumpang yang mmnba
yar tiket dengan potongan harga, atau penumpang yang naik kelas
karena hadiah. Untuk mengatasi hal tersebut maka Airline perlu
menerapkan suatu Yield Management agar tetap rnendapatkan profit
yang maksimal walaupun harus menerapkan jenis tarif yang berbeda
dalam kelas yang sama.
Sudah saatnya PT. Garuda Indonesia menerapkan Yield Manage
ment agar mampu bersaing dipasar Internasional, disamping saat
ini Garuda Indoneala telah banyak memiliki staff yang mengerti
tentang konsep Yield Management, juga memiliki sistem pencatatan
harga tiket yang dibayarkan penurnpang yang akan mendukung penera
pan konsep tersebut. Dengan menggunakan Yield Management kita
dapat meramalkan Jumlah penumpang untuk tiap kelas tarif dalam
suatu penerbangan dengan menggunakan data historia, juga kemudian
dapat dihitung alokasi kursi (seat allocation) dan otorisasi
pesanan berlebih (authorized capacity) untuk tiap kelas tarif
tersebut, agar tetap mendapatkan profit yang maksimal dalam suatu
penerbangan.
Jika kita ingin menerapkan Yield Management pada jalur?jalur
penerbangan yang tersebar dan dalam jumlah yang besar, dimana
akan melibatkan penggunaan data yang juga cukup besar, maka
pengolahannya perlu menggunakan bantuan perangkat komputer. Kami
rnengusulkan suatu Model Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau
Decision Support Systems (DSS) berbasis komputer untuk mengatasi
perrnasalahan penerapari Yield Management diatas. Untuk mengembang
kan SPK tersebut, maka perlu rnemodif?ikasi sistem reservasi yang
telah dimiliki dengan menambahkan kemampuan pencatatan kelas
tarif untuk kelas kompartemen ekonomi. Disamping itu agar terca
pai hasil yang lebih optimal dalam penerapan SPK tersebut, maka
perlu dilakukan riset pasar? untuk memperoleh hasil yang lebih
baik teritang perkiraan kebutuhan kelas tarif dan peramalan jum?Iah
penumpangnya.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Darmawan
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2003
T40371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sulistijo
"ABSTRAK
Dalam dekade terakhir ini, Internet telah mengubah jalan di dalam berbisnis. Salah satu kelemahan dari penggunaan jaringan internet adalah lemahnya keamanan terhadap data yang melewati jaringan tersebut. Data yang lewat akan dapat dengan mudah dikenali sehingga mudah pula untuk diganti atau disadap oleh seseorang yang berniat ingin mencuri. Oleh sebab itu adalah sangat riskan membiarkan data-data yang menjadi rahasia perusahaan dapat diganggu di dalam perjalanannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, tersedia suatu teknologi yang relatifbaru yang dikenal dengan sebutan Virtual Private Network (VPN).
Pemanfaatan VPN sebagai jaringan komunikasi data di dalam PT Jasa Raharja (Persero) dinilai sangat tepat, mengingat perusahaan ini memiliki banyak kantor yang secara geografis tersebar di seluruh pelosok Indonesia serta tidak mementingkan kecepatan di dalam koneksi. Namun demikian, penerapan teknologi intranet-VPN memerlukan suatu pengkajian yang mendalam terhadap kelayakan investasi dengan melihat azas manfaat dan biaya.
Sistem Informasi Eksekutif (SIE) pada dasamya adalah suatu sistem pelaporan atau penyedia yang khusus dirancang untuk manajemen puncak. Informasi yang dihasilkan pada umumnya bersifat ringkasan dan memiliki cakupan yang luas. Dengan informasi yang disajikan oleh SIE, manajemen puncak dapat mendayagunakan teknologi informasi untuk mengendalikan organisasi dengan lebih mudah. Pengambilan keputusan dapat didasarkan pada analisis informasi yang mutakhir. Disamping itu, suatu SIE akan dapat menyediakan beberapa indikator keadaan kritis yang dapat dipantau dengan mudah oleh pemakainya.
Terdapat 2 (dua) jenis manfaat yang akan diperoleh ketika menerapkan suatu teknologi, yaitu manfaat yang tidak terukur (intangible benefit) dan manfaat yang terukur (tangible benefit). Namun seringkali analisis manfaat dan biaya (cost and benefit analysis) tidak memperhatikan manfaat-manfaat yang bersifat intangible dari suatu sistem.
Metode Information Economics (IE) menawarkan suatu konsep untuk mengukur nilai ekonomis dari sistem informasi serta menentukan scheduling priority dari beberapa aktivitas atau proyek. Metode IE menambahkan perhitungan Return On Investment (ROI) dengan analisis domain bisnis dan domain teknologi. Kedua domain tersebut merupakan kuantifikasi dari nilai-nilai aspek bisnis perusahaan, biaya investasi teknologi informasi, dan risiko.
Dalam tesis yang akan disusun, metode Information Economics diterapkan untuk mengukur nilai ekonomis serta melakukan analisis perbandingan dalam implementasi teknologi intranet-VPN dan pembangunan Sistem Informasi Eksekutif di PT Jasa Raharja (Persero).

ABSTRACT
In the late decade, internet has changed a way in business. One of the weaknesses of the use of internet network is the weaknesses on data security through the network. Data that passes the network can be easily identified to be changed or took by someone who wants to steal it. Therefore, it is very risky to let companies confidential data can be disturbed on this way. Nevertheless, there is a technology that relatively new named as Virtual Private Network (VPN) to solve this problem.
The use of VPN as data communication network in PT Jasa Raharja (Persero) sounds to be appropriate as the company has a lot of branch offices that spread geographically around Indonesia and does not need a speed in connection. However, implementation of the intranet- VPN technology needs a detail assessments toward investment feasibility by looking at cost and benefit aspects.
Executive Information Systems (EIS) basically is a reporting system or special provider that is designed for top management. Information produced, generally in a form of summary that covered broad aspects. Information provided by EIS can be used by top management as information technology to control the organization easier. Decision making can be based on the analysis of latest information. In addition, an EIS can provide some current critical indicators that will be used easily by user.
There are 2 (two) benefit from application of a technology, intangible benefit and tangible benefit. However, often cost and benefit analysis does not consider on the intangible benefit of a system .
Information Economics (IE) method offers a concept to measure economic value of an information systems and place a schedule of several project activities. IE method adds calculation on Return on Investment (ROI) by business domain and technology domain analysis. Both domains are quantitative of a companies business aspect, investment cost on information technology and risk.
This thesis present a study on the implementation on Information Economics by measuring economic value and provide a comparative analysis on the implementation of intranet-VPN technology and the development of executive information systems at PT Jasa Raharja (Persero)."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2001
T40566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Daniel Monario
"Tesis ini menganalisis dan membandingkan proses penyusunan, pemilihan, dan implementasi strategi usaha penusalann yang sudah ada di PT.Garuda Indonesia dengan menggunakan beberapa konsep menajemen strategi yang ada. Penelitian ini menggunakan data-data pendukung berupa laporan keuangan dan informasi lainnya yang berasal dari diskusi dengan pihak manajemen perusahaan. Penelitian ini menyimpullan bahwa strategi perusahaaa saat ini sudah dirancang dengan baik dan sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai pemegang sahamnya. Hasil dari strategi yang dirancang perusahaan dan implentasinya,melalui pengawasan indikator-indikator kunci perusahaan sudah tampak dari perbaikan kinerja perusahann saat ini
The focus of this study is to analyze the process of existing PT.Garuda Indonesia corporate strategy designing, selection and implementation. This using strategic management basic model, corporate financial report, and discussions with the management of PT. Ganda Indonesia Airline. The researcher's conclusion pointed that the stralegic planning process of the company is already well designed and aligned with govemment rules, as the owner of uhe company. The outcome of the corporate stategic planning, selection, and implementation has shown in the recent corporate performance."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Cahyadi
"PT. Garuda Indonesia adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi udara di mana dalam bisnis ini persaingan sangat ketat dan resiko sangat tinggi serta kebutuhan dana sangat besar. Hal ini mengakibatkan kebutuhan Teknologi Informasi (TI) yang semakin meningkat diantaranya sistem aplikasi untuk mendukung strategi bisnis, baik itu untuk operasional maupun pengambilan keputusan bagi manajemen. Untuk menghindari kerusakan atau kegagalan sistem tersebut, maka perlu adanya perlindungan dan keamanan bagi infrastruktur TI yang mendukung sistem aplikasi tersebut, agar operasional proses bisnis dapat terus berjalan dengan baik. Usaha untuk menjaga ketersediaan sistem TI pada suatu organisasi, diantaranya dengan membuat backup sistem.
PT. Garuda Indonesia yang menggunakan sistem aplikasi SAP (System Application Product in Data Processing) R/3 sebagai aplikasi back office dan ARGA (Automatic Reservation GAruda) sebagai aplikasi front office, pada saat ini baru menggunakan backup sistem berupa tape backup atau disk backup. Hal ini tidak akan mencukupi kebutuhan untuk menjamin ketersediaan sistem apabila terjadi bencana atau kerusakan infrastruktur TI. Backup sistem yang masih sederhana akan mengakibatkan recovery menjadi sulit dan membutuhkan waktu yang lama, sehingga akan mempengaruhi operasional bisnis perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan merencanakan untuk membuat infrastruktur TI di tempat lain agar pemulihan terhadap kegagalan sistem yang dilakukan jika terjadi kerusakan di pusat komputer menjadi lebih mudah, sehingga waktu terjadinya kegagalan sistem tidak terlalu lama. Business Continuity Plan (BCP) adalah suatu perencanaan dalam mengantisipasi terjadinya kegagalan sistem. Perencanaan ini diperlukan dan harus disusun dengan baik agar kegagalan sistem dapat diantisipasi dan diperkirakan sebelumnya dampak yang akan terjadi.
Ada beberapa alternatif pendekatan BCP yaitu Replikasi, Hot Sites, Warm Sites dan Cold Sites di mana yang membedakan dari alternatif pendekatan BCP tersebut adalah infrastruktur TI dan fasilitas pendukung, sehingga akan berdampak pada biaya yang akan diperlukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kuantifikasi terhadap nilai manfaat tangible maupun intangible dari sistem aplikasi untuk mengetahui kerugian bisnis dan potensi biaya yang akan timbul bila sistem tidak berfungsi serta biaya untuk mengimplementasikan masing-masing alternatif pendekatan BCP tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan skema replikasi dalam BCP memberikan biaya yang efisien dan cukup mengatasi resiko kerugian bisnis yang besar.

Garuda Indonesia is a state-owned company in airline business where competition and risk as well as budget required are high. This leads to the increasing need of Information Technology (IT) among other application system to support business strategies in both operation and management decision making. To avoid damage or failure of the system, it is necessary to provide protection and security for IT infrastructure supporting the application system to keep the business process operation running smoothly. The way to keep IT system availability in the organization is by making back up of the system. Garuda Indonesia uses SAP as a back office application and ARGA (Automatic Reservation Garuda) as a front office application.
Nowadays Garuda Indonesia has already used back up of the system in the form of tape back up or disk back up. It will be insufficient to guarantee system availability if there is a damage or failure in IT infrastructure. Simple back up of the system will cause complicated recovery and take long time, so it will influence company business operation. To anticipate them, company plans to make IT infrastructure in other locations so when the system fails, the recovery can be done easier and faster. Business Continuity Plan (BCP) is a planning in anticipating system failure. This planning is required and must be arranged well, so the system failure can be anticipated and predicted before all impacts happened. There are several BCP approach alternatives, i.e., Replication, Hot Sites, Warm Sites, and Cold Sites.
These alternatives are differentiated by IT infrastructure and supporting facilities, which consequently will affect the required cost. Therefore, quantification is required on tangible and intangible benefit values of the application system(s) to identify business loss and cost if the system fails and implementation cost of each BCP approach alternative. The result from this research indicates that the usage of replication scheme in BCP gives efficient price and sufficiently covers big business loss."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>