Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lendy Septira Windana
"ABSTRAK
Pengelola gedung yang berjalan baik adalah pengelola yang menciptakan
kepuasan tenant sebagai pelanggan pengelola gedung begitu pula pengelola di
gedung Office X. Oleh karenanya ditinjau kualitas pelayanan dan tingkat
kepuasan tenant terhadap kinerja pengelola gedung Office X. Penelitian
menggunakan Propertyqual dengan menggunakan 11 dimensi, yaitu tangible,
reliable, responsiveness, assurance, emphaty, cleaningless, building services,
signage, security, parking, dan building aesthetic. Dari output propertyqual
dilakukan pemetaan risiko terhadap nilai propertyqual yang mendapat nilai negatif
dengan metoda AHP (Analytic Hierarchy Process). Setelah diketahui level risiko
dan juga dicari perbaikan-perbaikan yang ada diketahui dari jurnal ataupun buku
mengenai pengelolaan gedung

ABSTRACT
Good building management is who can give satisfaction to tenant as their
customer so as building management in Office X. Therefore, reviewed the service
quality level of tenant satisfaction to the performance of building management.
The research using Propertyqual with 11 dimension which is tangible, reliable,
responsiveness, assurance, emphaty, cleaningless, building services, signage,
security, parking, and building aesthetic. Using out put from propertyqual, do the
risk factors propertyqual that gets a negative value, using the method of AHP
(Analytic Hierarchy Process). After known level of risks and also finding
improvements there are known from journals or books about building
management"
2016
T46822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Utomo
"Plaza Summarecon Serpong merupakan gedung perkantoran yang dalam operasional hariannya menggunakan 90% peralatan listrik modern yang bersifat non-liner dan ini dapat menyebabkan kualitas daya listrik menjadi buruk sehingga bisa menyebabkan gangguan dan kerusakan pada sistem distribusi listrik. Dalam pelaksanaan pengukuran kualitas daya listrik penerapan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) identifikasi terhadap bahaya dan risiko dilakukan dengan menggunakan Job Safety Analysis dan analisis dilakukan dengan objekif dan jujur serta menghindari perbuatan yang mengelabui merujuk pada Kode Etik Insinyur 2021. Hasil pengukuran yang dilakukan dari tanggal 14-20 September 2022 dan dibandingkan dengan Standar SPLN D5.004-1:2012 dan Edaran Direksi PT.PLN 0017.E/DIR/2014 untuk persentase ketidakseimbangan tegangan listrik, persentase ketidakseimbangan arus beban listrik, persentase arus netral terhadap arus beban listrik masih dalam batas aman. Untuk persentase total harmonic distortion arus rata-rata lebih besar dari 15% melebihi batas aman. Untuk dampak yang ditimbulkan total harmonic distortion arus pada sistem distribusi listrik seperti Trafo distribusi masih dalam batas aman karena transformator harmonic derating factor hanya sebesar 0.015%, untuk kabel incoming dan outgoing di panel utama tegangan rendah masih dalam batas aman karena kenaikan distorsi harmonisa arus pada kabel hanya sebesar 5.3%, untuk panel kapasitor bank dalam batas aman karena sudah menggunakan filter harmonisa detune reaktor.

Plaza Summarecon Serpong is an office building which in its daily operations uses 90% of modern electrical equipment that is non-liner in nature and this can cause the quality of electric power to deteriorate so that it can cause disruption and damage to the electricity distribution system. In carrying out measurements of the quality of electric power in the application of safety, occupational health and environment (K3L) identification of hazards and risks is carried out using the Job Safety Analysis and the analysis is carried out objectively and honestly and avoids deceptive actions referring to the 2021 Engineer Code of Ethics. The results of the measurements carried out from 14-20 September 2022 and compared with Standard SPLN D5.004-1:2012 and PT.PLN Board of Directors Circular 0017.E/DIR/2014 for percentage of voltage imbalance, percentage of unbalanced electric load current, percentage of neutral current to load current electricity is still within safe limits. For the percentage of total harmonic distortion the average current is greater than 15% exceeding the safe limit. For the impact caused by total harmonic distortion, the current on the electricity distribution system such as distribution transformers is still within safe limits because the transformer harmonic derating factor is only 0.015%, for incoming and outgoing cables in the low voltage main panel it is still within safe limits due to an increase in current harmonic distortion on the cable only 5.3%, for the capacitor bank panel within safe limits because it already uses a detune reactor harmonic filter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah F. Syaukat
"ABSTRAK
Ciri-ciri suatu kota dengan pelayanan skala internasional adalah adanya kawasan penggunaan lahan untuk komersial, seperti perdagangan, industri, jasa, dsb yang umumnya menempati gedung-gedung perkantoran yang terpusat di pusat kota atau yang dikenal sebagai CBD (central business district). Namun Bruce Katz (2002) mengungkapkan hal-hal yang rnenjadi trend wilayah metropolitan saat ini diantaranya adalah sebaran gedung perkantoran yang meluas ke pinggiran kota (office sprawl).
Suatu metropolitan umumnya mengendalikan perkembangan struktur kotanya dengan rencana kota, namun dalam perkembangannya di lapangan para pengembang dan pengusaha memiliki perhitungan bisnis dalam menentukan lokasi gedung perkantoran, perhitungan ini belum tentu sesuai dengan rencana kota yang ditetapkan Sehingga tidak mengherankan jika terjadi perluasan lokasi gedung perkantoran terjadi ke luar wilayah yang sudah ditentukan.
Penelitian ini bertujuan melihat persebaran gedung perkantoran yang terjadi di CBD dan perluasannya di Jakarta, kemudian membuktikan aplikasi teori lokasi dalam pemilihan lokasi gedung perkantoran yang berimplikasi pada sebaran yang terjadi. Berdasarkan proses tersebut, kemudian penelitian akan mengidentifikasi karakter wilayah sebaran dan perluasannya. Dalam proses mencapai tujuan penelitian, penelitian ini juga melakukan analisa kesesuaian fakta persebaran tersebut dengan rencana kota.
Berdasarkan tahapan di atas didapatkan, bahwa persebaran gedung perkantoran yang terjadi di Jakarta awalnya terpusat di pusat kota namun saat ini sudah mulai tersebar di berbagai penjuru kota atau telah terjadi gejala office sprawl. Perluaan persebaran ini terjadi pada wilayah dengan karakter aksesibilitas jaringan jalan yang baik dan memadai, disamping nilai lahan yang rnurah di wilayah luar pusat kota. Berdasarkan pembuktian teori Thunen didapatkan bahwa, pada periode sebelum 1985 penerapan teori lokasi Thunen terjadi dalam pemilihan lokasi gedung perkantoran, namun setelah tahun 1985 mulai memudar. Sesuai dengan pengolahan data dan informasi primer didapatkan bahwa perluasan yang terjadi sebagai implikasi pemudaran teori Thunen dalam penempatan lokasi gedung perkantoran telah menciptakan fenomena substitusi kawasan bisnis CBD ke wilayah lain.

ABSTRAK
The character of a city with international services is the availability of district for business activities such as trading, industry, services, etcetera, which generally present in office buildings at the center of the city as known as CBD (Central Business District). However, according to Bruce Katz (2002) there is a trend recently in a metropolitan city that office buildings is extending to the border ofthe city (office sprawl).
A metropolitan city generally controls the development of its city structure by a plan structure, which is yet on its way in reality the developer and entrepreneur have their own business consideration in making decision of buildings location. The consideration sometimes does not go along with the plan structure. Hence, it is not wondering that the extending of location of office buildings is happened on the consequence that it could ruins the plan structure.
The aim of this research is to find the spatial distribution map of office buildings at CBD and its extending in Jakarta. Also to prove the application of location theory in choosing the location of office buildings that implies the distribution Based on this process, the research will identities the character of distribution area and its extending. In the process to achieve the goal, the research will also analyze the conformity of the fact of distribution and plan structure of the city.
Based on the stages mentioned above, that the spatial distribution of office buildings in Jakarta previously was in the center of city, recently yet has been moving around the city which known as oflice sprawl. The extending which occurred in the district has easier and better accessibility, besides the lower price of the land. Application of Thunen?s theory before 1985 has influenced the process of deciding the location of office buildings. However, after 1985 the theory is not used anymore or fade away. Based on the analyzed data and collected information we can assume that the extending and the application of Thunen?s theory in deciding the location of office buildings has created the substitution phenomena of CBD business area to another district as an alternative location to extend the business activities."
2007
T17962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoviandri Satrio Putra
"Pada sebuah bangunan, nilai dari Indeks Konsumsi Energi IKE pada sebuah perkantoran digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan apakah penggunaan energi pada gedung tersebut sudah hemat atau masih mengalami pemborosan. Secara umum biasanya sistem pendinginan merupakan sistem yang menggunakan energi paling besar dalam sebuah gedung. Perhitungan dari nilai IKE didefinisikan sebagai besarnya nilai energi listrik selama satu tahun dibagikan dengan total luasan area yang didinginkan serta dikalikan dengan waktu referensi jenis gedung yang dibagi dengan waktu operasional gedung tersebut. Kemudian dari nilai IKE ini dapat ditentukan kategori penggunaan energi listrik pada gedung tersebut sudah hemat atau boros, serta dari nilai energi listrik total dan energi listrik untuk pendinginan selama satu bulan dapat diperoleh berapa besar konsumsi energi untuk pendinginan dari gedung tersebut.

In a building, the value of the Energy Use Intensity EUI in an office is used as a benchmark to determine whether the energy usage in the building has been thrifty or still experiencing wastage. Generally, the cooling system is a system that uses most energy in a building. The calculation of the IKE value is defined as the amount of electrical energy for a year divided by the total area of the cooled area and multiplied by the reference time of the type of building divided by the operational time of the building. Then from the value of this EUI, the category of energy use in the building can be determined whether the energy use has been thrifty or still experiencing wastage, and from the total electrical energy and electrical energy of the cooling system for one month, the amount of energy consumption for cooling system of the building can be obtained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henderson, Justin
Gloucester, MA: Rockport, 2000
725.23 HEN w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Edwi Lusiani
"ABSTRAK
Gedung pemerintah. Pemerintah mengalokasikan anggaran pemeliharaan yang besar yaitu Rp33,899 triliun sehingga perlu dilakukan manajemen pemeliharaan yang efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada Kementerian Hukum dan HAM. Teknik pengumpulan data yaitu menggabungkan data yang diperoleh melalui kuesioner yang dianalisis dengan statistik deskriptif dan didukung oleh data primer yang bersumber dari hasil wawancara. Penelitian ini dilakukan dengan sampel gedung di Kementerian Hukum dan HAM yang manajemen pemeliharaannya menggunakan 2 dua cara yaitu swakelola dan building management. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan gedung di Kementerian Hukum dan HAM cukup efektif. Namun pemeliharaan gedung dengan menggunakan building management pada gedung Ditjen Imigrasi Eks Sentra Mulia telah terbukti menggunakan biaya yang relatif lebih murah dibanding dengan gedung dengan swakelola. Gedung Ditjen Imigrasi Eks Sentra Mulia telah menerapkan strategi pemeliharaan preventif dan korektif, memiliki pedoman pemeliharaan gedung serta jadwal pemeliharaan yang jelas. Oleh karena itu, Pemerintah sebaiknya menggunakan building management untuk pekerjaan pemeliharaan gedung karena dapat membantu pemerintah untuk fokus pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi atau fokus melayani masyarakat.

ABSTRACT
This research is aimed to analyze the effectiveness and efficiency of the maintenance of government buildings. The government has allocated a considerable budget of Rp33,899 trillion for this, so there is a definite to a need for effective maintenance management. This research uses qualitative approach a case study in the Ministry of Law and Human Rights. Data collection techniques combined data gathered through a questionnaire then analyzed by descriptive statistics and supported by primary data source by interview results. This research is done through a building sample in Ministry of Law and Human Rights which maintenance management used two 2 methods, self management and building management. The results of this research show that building maintenance in the Ministry of Law and Human Rights is quite effective. However, the building maintenance based on building management of Directorate General of Immigration Eks Sentra Mulia Building has proven to be relatively cheaper cost than self management and applied a preventive and corrective maintenance strategy with clear building maintenance guidance and schedulle. Therefore, the government should start considering building management practice for building maintenance work. Building management will enable the government to focus more on implementing its main duties and organization function and focus more on serving the society."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahnaf Tsany Abdul
"Penerangan dalam sebuah bangunan dapat memberikan kenyamanan terutama pada kenyamanan indra penglihatan, sistem penerangan yang baik dapat mengantisipasi beberapa masalah salah satunya masalah kesehatan dan produktivitas dalam ruangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan audit sistem pencahayaan pada gedung kantor PT. Swijetty dan memberikan langkah mitigasi untuk sistem pencahayaan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran kuat pencahayaan pada sampel gedung dan melakukan simulasi penggantian lampu tanpa mengubah titik lampu menggunakan perangkat lunak DIALux evo. Hasil audit pengukuran menunjukkan kuat pencahayaan memiliki rentang persentase kesesuaian terhadap standar sebesar 25,6% sampai dengan 180,7 %. Penggantian lampu hanya dilakukan pada ruangan dengan kuat pencahayaan yang berada dibawah standar atau berada diatas 120% dari standar SNI 03-6575-2001. Penggantian ruangan dilakukan tanpa mengubah titik lampu dikarenakan tujuan dari penggantian lampu adalah melakukan penghematan dari sektor pencahayaan. Hasil analisis iluminasi cahaya pada penggantian lampu menunjukkan persentase kesesuaian terhadap standar berada pada rentang 101,2% sampai dengan 115,7%. Hasil analisis konsumsi energi dengan dilakukannya penggantian lampu menunjukkan penurunan konsumsi energi dalam setahun sebesar 3.526,094 kWh dari 17.230,619 kWh menjadi 13.704,066 kWh per tahun. Hasil analisis biaya, menunjukkan biaya instalasi lampu pengganti sebesar Rp47.807.000, sedangkan biaya operasional mengalami penurunan sebesar Rp 5.094.811,15 per tahun dari Rp24.893.075,3 menjadi Rp19.798.264,2. Mitigasi untuk mengurangi konsumsi energi dengan biaya yang lebih sedikit dapat dilakukan dengan melakukan penggantian lampu pada tahun pertama.

Lighting in a building can provide comfort, especially on the comfort of the sense of sight; a good lighting system can anticipate several problems, one of which is health and productivity problems in the room. This study aims to audit the lighting system in the office building of PT. Swijetty and provide mitigation measures for lighting systems. This research was conducted by measuring the lighting level on the building sample and simulating lamp replacement without changing the lamp point using the DIALux Evo software. The results of the measurement audit show that the lighting intensity ranges from 25.6% to 180.7%. Lamp replacement is only carried out in rooms with strong lighting below the standard or above 120% of the SNI 03-6575-2001 standard. The replacement of the room is done without changing the light point because the purpose of replacing the lamp is to save on the lighting sector. The analysis of light illumination on lamp replacement showed that the percentage of conformity to the standard was in the range of 101.2% to 115.7%. The results of energy consumption analysis by replacing lamps show a decrease in energy consumption in a year by 3,526.094 kWh from 17,230,619 kWh to 13,704,066 kWh per year. The cost analysis results showed that the replacement lamp installation cost was Rp. 47,807,000, while the operational cost decreased by Rp. 5,094,811.15 per year from Rp. 24,893,075.3 to Rp. 19,798,264.2. Mitigation to reduce energy consumption at a lower cost can be done by replacing the lamps in the first year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Kurniawan
"ABSTRAK
Sampai saat ini Kawasan Segitiga Emas Jakarta masih tetap
mempertahankan eksistensinya sebagai lokasi utama gedung perkantoran. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya gedung perkantoran baru di Jakarta, dimana 45 dari
85 gedung perkantoran baru terdapat di Kawasan Segitiga Emas Jakarta yang
tersebar di sepanjang koridor jalan utama maupun kawasan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui karakteristik lokasi gedung perkantoran baru
berdasarkan site dan situation dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
lokasi gedung perkantoran baru di Kawasan Segitiga Emas Jakarta. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis spasial. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sebagian besar gedung perkantoran baru memiliki
karakteristik lokasi yaitu site dengan gedung perkantoran baru grade A dan
memiliki harga sewa maupun jual ruang kantor dari sedang sampai tinggi.
Sedangkan situation dengan kombinasi penggunaan tanah di sekitar gedung
perkantoran baru yang seragam, tersebar di jalan arteri dengan tingkat kemacetan
yang tinggi, memiliki beberapa akses jalan alternatif menuju gedung perkantoran
baru, serta memiliki nilai tanah (NJOP) tinggi. Adapun faktor utama yang
mempengaruhi keputusan lokasi gedung perkantoran baru adalah karena memiliki
tingkat aksesibilitas yang tinggi dan image Kawasan Segitiga Emas Jakarta
sebagai lokasi yang prestige.

ABSTRACT
Until now Jakarta's Golden Triangle District still retains its existence as a prime
location office buildings. It can be seen from the number of new office buildings
in Jakarta, where 45 of the 85 new office buildings located in Jakarta's Golden
Triangle District scattered along the main road corridor or region. This study aims
to investigate the characteristics of the location of the new office building based
on the site and the situation and the factors that influence the location decisions of
new office buildings in Jakarta's Golden Triangle District. The method used is
descriptive method with spatial analysis. The results of this study indicate that the
majority of new office buildings have characteristic locations is the site with the
new office building grade A and has a rental price and the selling price of office
space from moderate to high. While the situation with a combination of land use
around the new office building uniform, dispersed on arterial roads with high
levels of congestion, has several alternative road access to the new office building
and has a land value (NJOP) high. The main factors influencing the location
decisions of new office buildings is because it has a high level of accessibility and
image of Jakarta's Golden Triangle District as a prestige location."
2016
S63720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riany Aldesty
"ABSTRAK
Bangunan gedung pemerintah membutuhkan pemeliharaan dan perawatan guna memperpanjang usia bangunan sehingga pelayanan kepada masyarakat secara tidak langsung dapat terpenuhi. Anggaran dikeluarkan tiap tahun oleh pemerintah untuk memelihara dan merawat bangunan, akan tetapi dalam melaksanakan pemeliharaan dan perawatan belum ada Sistem Manajemen Mutu yang menjadi dasar pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Sistem Manajemen Mutu yang berbasis risiko pada proses pemeliharaan dan perencanaan pekerjaan perawatan di Gedung Pemerintah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Delphi method dan survei responden. Dengan variable risiko yang paling dominan dipilih menggunakan kusioner dan dianalisa menggunakan SPSS agar mendapatkan hasil yang akurat. Hasil penelitian ini berupa Standar Operasional Prosedur dan Instruksi Kerja berbasis risiko yang dapat meningkatkan kualitas dan kinerja laik fungsi gedung dalam manajemen pemeliharaan dan perawatan gedung. Terdapat struktur organisaasi dan jobdesk lembaga X dengan 9 proses bisnis, 89 aktivitas berserta input dan output terkait, 11 risiko tertinggi dengan 29 tindakan pengembangan.

ABSTRACT
Government buildings require maintenance and repair to extend the life of the building so that services to the community can be indirectly met. The budget is issued annually by the government to maintain and repair the building, but in carrying out maintenance and repair there is no Quality Management System which is the basis of maintenance and repair of government buildings. This study aims to develop a Quality Management System Risk Based in the maintenance and planning repair process in Government Building. Method used in this research is Delphi method and respondent survey. The most dominant risk variables selected using questioner and analyzed SPSS. The results of the research is Standard Operation Procedures and Work Instructions risk based can improve the quality and performance of building function in the management and repair of buildings with renewable methods. Be found the organization and jobdesk of institution X, which has 9 process busniss, 89 activities with input and output related, 11 highest risks with 29 action risk based QMS Development"
2018
T50723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Tri Utami
"ABSTRAK
Proyek konstruksi merupakan kegiatan industri yang dilakukan di industri perbankan. Sistem manajemen mutu pekerjaan perencanaan gedung di Bank X belum disusun berbasis risiko, padahal erat kaitannya antara risiko dengan keberhasilan dalam pencapaian sasaran proyek, termasuk di dalamnya sasaran mutu. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dari arsip dan kuesioner yang dianalisa menggunakan gap analysis serta qualitative risk analysis untuk mendapatkan level risiko dari faktor risiko yang berasal dari setiap kegiatan dalam perencanaan gedung Bank X. Dari hasil analisa risiko diperoleh 7 tujuh peristiwa risiko dominan yang memiliki level risiko moderate pada pekerjaan perencanaan gedung standar baru yang terbagi dalam dua kategori risiko dan berdasarkan hasil pemetaan risiko pada masing-masing kategori risiko diketahui akar permasalahan, dampak, serta tindakan yang tepat untuk mengatasi risiko-risiko dominan tersebut. Akan tetapi, terdapat beberapa tindakan preventif maupun korektif yang belum diterapkan atau diimplementasikan ke dalam sistem manajemen mutu perencanaan gedung yang ada.

ABSTRACT
The construction project is an indutrial activities which is hel by the banking industry. The quality management system of the building planning work in a risk based Bank X has not yet been prepared, but closely related to the risk to the success in achieving the objectives of the project, including quality objectives. This study uses primary and secondary data from the archives and the questionnaires were analyzed using gap analysis and qualitative risk analysis to get the risk level of the risk factors derived from any activity in the planning of buildings Bank X. From the result of risk analysis, there are 7 seven dominant risk events that have moderate risk level in new standard building planning work divided into two risk categories and based on risk mapping result in each risk category known root of problem, impact, and appropriate action to overcome such dominant risks. However, there are some preventive and corrective actions that have not been implemented or implemented into existing building planning quality management systems."
2018
T50499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>