Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192514 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Masruroh
"Obesitas yang merupakan masalah kesehatan dan prevalensinya cenderung meningkat setiap tahun berdampak pada terjadinya penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status obesitas berdasarkan asupan gizi, konsumsi minuman manis, aktivitas fisik dan durasi tidur pada PNS. Populasi penelitian adalah orang dewasa yang terdaftar sebagai PNS di Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes. Disain penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 108 yang dipilih dengan systematic random sampling. Data dikumpulkan pada bulan Mei 2016, meliputi status obesitas, asupan gizi yang terdiri dari energi, lemak, karbohidrat dan protein, serat, kebiasaan konsumsi minuman manis aktivitas fisik dan durasi tidur. Status obesitas dinilai dari IMT yang diperoleh dari pengukuran berat badan dan tinggi badan, aktivitas fisik diperoleh dari GPAQ, durasi tidur dihitung berdasarkan kebiasaan tidur malam pada hari kerja dan hari libur yang diperoleh dari kuesioner, konsumsi minuman manis menggunakan FFQ dan asupan zat gizi menggunakan metode food recall 2x24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 44,4 % responden mengalami obesitas. Terdapat perbedaan status obesitas berdasarkan durasi tidur. Orang yang tidur ≤6 jam/hari berpeluang mengalami obesitas 2,8 kali lebih tinggi dari yang tidur >6 jam/hari. Perbedaan tersebut bermakna pada usia <40 tahun dan pada pangkat/golongan III. Tidak ada perbedaan status obesitas berdasarkan asupan gizi, aktivitas fisik dan konsumsi minuman manis. Disarankan kepada PNS untuk mengatur pola tidur dan durasi tidur malam tidak kurang dari 6 jam sehari agar terhindar dari risiko obesitas.

Obesity that its prevalence has increased over the years, is associated with hypertension, diabetes mellitus and cardiovascular diseases. The study aimed to determine the differences between nutrition intake, dietary fiber, consumption sweetened beverages, physical activity and sleep duration among civil servants. The study population is adult who are registered as sivil servant of General of Public Health in Ministry of Health. The design of the study is cross sectional with total sample 108 selected by systematic random sampling. The study was conducted in May 2016. The data colection used instruments including antropometric measurements (obesity status), GPAQ (physical activity), a special questionairre for sleep duration, FFQ (sweetened beverages consumption) and 2x24 hour food recall (nutrition intake). The result showed 44,4% of respondents were obese. There was significant differences in obesity status based on sleep duration (p=0.022). People who slept ≤ 6 hours/day had 2.8 time higher risk of becoming obese than those who slept > 6 hours/day. The significancy only on responden with ages<40 years and level III of occupancy. This finding suggests that civil servants has to manage their sleep time and not have usual sleep duration less than or equal to 6 hours a day in order to avoid the risk of obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Rachmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status kebugaran bedasarkan status obesitas, aktivitas fisik, asupan gizi dan kebiasaan merokok pada PNS Dirjen Kesmas Kementerian Kesehatan . Penelitian ini menggunakan disain studi crosssectional dengan responden 78 orang. Data yang dikumpulkan meliputi denyut nadi, IMT, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Pengukuran kebugaran dengan menggunakan metode YMCA. Status obesitas diukur dengan indeks massa tubuh (IMT), aktivitas fisik menggunakan kuesioner GPAQ dan asupan gizi menggunakan food recall. Hasil penelitian ada perbedaan bermakna status kebugaran berdasarkan asupan karbohidrat. Disarankan mengkonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan gizi yang dianjurkan terutama protein yang pada penelitian ini terbukti berperan terhadap tubuh yang bugar.

This study aimed to determine differences in fitness status based on the status of obesity, physical activity, nutrition and smoking habits on the government employees Directorate General for Public Health, Ministry of Health. This study used a cross-sectional study design with respondents of 78 people. Data collected were pulse, BMI, physical activity, smoking habits, intake of energy, protein, fat and carbohydrates. Fitness measurements used the YMCA; obesity status was measured with body mass index(IMT); physical activity obtained with GPAQ and nutrient intake used a 24 hour food recall. There is significant difference in fitness status based on the intake of carbohydrates. It is advisable to consume food in accordance with nutritional requirements recommended especially proteins in this study proved to contribute to a fit body.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Yanci
"Obesitas adalah faktor risiko penyakit kardiovaskular. Skripsi ini merupakan penelitian dengan desain studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kejadian obesitas berdasarkan asupan gizi, aktivitas fisik, dan faktor lainnya. Penelitian ini melibatkan 104 responden yang merupakan PNS di Kantor Dinas Kesehatan kota Depok. Obesitas diukur menggunakan Indeks Massa Tubuh. Sebanyak 50% PNS mengalami obesitas (IMT > 25 kg/m2). Dari beberapa variabel yang diuji, terdapat perbedaan bermakna kejadian obesitas berdasarkan asupan energi, karbohidrat, dan lemak, serta kebiasaan makan di luar rumah baik pada pria maupun wanita. Setelah dikontrol oleh jenis kelamin, perbedaan tersebut hanya bermakna pada wanita. Berdasarkan hasil penelitian, PNS disarankan untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak yang berlebihan, serta mengurangi frekuensi makan di luar rumah untuk mencegah obesitas.

Obesity is an independent risk factor for cardiovarcular disease. The purpose of this cross-sectional study is to identify the difference in the incidence of obesity based on dietary intake, physical activity, and some other factors. A total of 104 civil servants of Depok Health Department were included in this study. Obesity was measured using Body Mass Index. The prevalence of obesity (BMI > 25 kg/m2) was 50%. From the tested variables, there were significant differences in proportion of energy, carbohydrate, and protein intake, as well as eating out of home on the prevalence of obesity in both men and women. After controlled by sex, the differences were only significant in women, but not in men. The results suggest that civil servants to reduce energy, carbohydrate, and fat intake, as well as the frequency of eating out of home."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winne Widiantini
"Obesitas merupakan penyokong utama dari berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, jantung, dan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu, konsumsi zat gizi, aktivitas fisik, dan stres dengan kejadian obesitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013. Rancangan penelitian cross-sectional dilakukan pada 230 responden yang terpilih secara systematic random sampling. Obesitas diukur dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) yakni ratio antara berat badan (kilogram) dibagi dengan tinggi badan kuadrat (meter2). Responden dikatakan obes jika IMT ≥ 25 kg/m2. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa prevalensi obesitas PNS Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013 adalah sebesar 48%. Regresi logistik ganda memperlihatkan bahwa ada hubungan bermakna antara umur, aktivitas fisik, dan stres dengan kejadian obesitas pada PNS Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Semakin tua umur semakin tinggi risiko obesitas. Semakin berat stres semakin tinggi risiko obesitas. Semakin berat aktivitas fisik semakin rendah risiko obesitas. Tidak ada hubungan bermakna antara karakteristik individu (jenis kelamin, pendidikan terakhir, pengetahuan, sikap, dan suku bangsa) dan konsumsi zat gizi (konsumsi energi, karbohidrat, lemak, dan protein) dengan kejadian obesitas.
Disarankan pada Kementerian Kesehatan untuk melakukan pemantauan dan pemeriksaan secara rutin kejadian obesitas pada seluruh pegawainya, yang merupakan langkah penting untuk pencegahan agar pegawai agar tidak terkena penyakit degeneratif (seperti diabetes, jantung, dan kanker). Membuat jadwal dan menerapkan dengan sebaik-baiknya olahraga rutin bersama setiap hari jumat pagi dan memanfaatkan fasilitas olahraga (fitness center) untuk menurunkan kejadian obesitas. Melakukan kegiatan penyuluhan tentang gaya hidup sehat dan pencegahan stres, serta mengadakan gathering atau outbound yang dapat menurunkan stres.

Obesity is a major cause of many degenerative diseases such as diabetes, heart disease, and cancer. This research aims to know the relationship between individual characteristics, nutrient intakes, physical activity, and stress with obesity among civil servant Secretariat General of the Ministry of Health of Republic of Indonesia in 2013. The cross sectional studies performed on 230 respondents who selected by systematic random sampling. Obesity is measured using Body Mass Index (BMI) i.e. the ratio between the weight (in kilograms) divided by height (in metres). Obesity exist if BMI ≥ 25 kg/m2. Data analysis was done with chi square test and logistic regression.
Results of the study showed that the prevalence of obesity among civil servants Secretariat General of the Ministry of Health of Indonesia in 2013 is equal to 48%. Multiple logistic regression showed that there is a significant relationship between age, physical activity, and stress with obesity. The older the age, the higher the risk of obesity. The more severe the stress of the higher risk of obesity. Increasingly heavy physical activity, the lower the risk of obesity. There is no meaningful relationship between individual characteristics (gender, education, knowledge, attitude, and ethnicity) and consumption of nutrients (consumption of energy, carbohydrates, fats, and proteins) obesity.
Advised on the Ministry of Health to conduct regular monitoring and inspection of the occurrence of obesity in all its employees, which is an important step for prevention so that employees are not exposed to degenerative diseases (such as diabetes, heart disease, and cancer). Create a schedule and applying the best workouts together every Friday morning and make use of the sports facilities (fitness center) to lower the incidence of obesity. The Ministry of Health should perform activities such as public awareness about healthy lifestyles and the prevention of stress, as well as occasionally doing a gathering or outbound scene that can decrease stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Canra Herianto
"

Hipertensi masih menjadi masalah utama kesehatan di dunia karena 55,5% kematian akibat kardiovaskular berkaitan dengan hipertensi, Empat dari sepuluh orang dewasa di dunia dan satu dari tiga orang dewasa di Indonesia merupakan penderita hipertensi. Tingginya prevalensi hipertensi menunjukkan masih kurang efektifnya upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi terutama dalam deteksi dini hipertensi dan prehipertensi. Prevalensi prehipertensi cenderung meningkat setiap tahunnya dan sudah banyak ditemukan pada usia muda termasuk kalangan mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui determinan kejadian prehipertensi pada mahasiswa FKM UI tahun 2024 menggunakan data primer. Desain penelitian adalah cross sectional, dengan populasi mahasiswa aktif program sarjana FKM UI tahun 2024 sebanyak 1.163 dan sampel sebanyak 247 responden yang dikumpulkan dengan cara purpossive sampling  dan memenuhi kriteia iklusi dan ekslusi. Data dianalisis dengan bantuan software STATA secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Proporsi prehipertensi pada mahsiswa FKM UI tahun 2024 sebesar 17,0%. Terdapat hubungan yang signifikan status obesitas dan riwayat keluarga menderita hipertensi dengan    nilai p <0,05 dan Odds Ratio (OR) gemuk 4,58 (95% CI=1,67-12,54), OR obesitas 3,59 (95% CI=1,22-10,52), OR kurus 0,11 (95% CI=0,01-0,80), dan OR riwayat keluarga menderita hipertens 2,62 (95% CI=1,24-5,52).


Hypertension is still a major health problem in the world because 55.5% of cardiovascular deaths are related to hypertension. Four out of ten adults in the world and one in three adults in Indonesia are hypertensive sufferers. The high prevalence of hypertension shows that efforts to prevent and control hypertension are still ineffective, especially in early detection of hypertension and prehypertension. The prevalence of prehypertension tends to increase every year and is often found at young ages, including among students. The aim of this research is to determine the determinants of the incidence of prehypertension in FKM UI students in 2024 using primary data. The research design was cross sectional, from 1,163 total population (active students of the FKM UI undergraduate program in 2024) 247 respondents were obtained who were collected by purposive sampling and met the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed with the help of STATA software in univariate, bivariate and multivariate ways with multiple logistic regression. The proportion of prehypertension among FKM UI students in 2024 is 17.0%. There is a significant relationship between obesity status and family history of hypertension with a nilai p <0.05 and the Odds Ratio (OR) for obesity 4.58 (95% CI=1.67-12.54), OR for obesity 3.59 (95 % CI=1.22-10.52), OR underweight 0.11 (95% CI=0.01-0.80), and OR family history of hypertension 2.62 (95% CI=1.24-5 .52).

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vikie Nouvrisia Anandaputri
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dislipidemia pada remaja perempuan usia 13-15 tahun dengan persentase lemak tubuh. Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada 200 remaja perempuan usia 13-15 tahun dengan menggunakan data primer berupa kadar kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida serum dan data sekunder berupa asupan energi dan makronutrien, aktivitas fisik, persentase lemak tubuh, dan kadar kolesterol total serum dari penelitian hibah riset multidisiplin dengan judul ?Faktor Determinan Kadar Estradiol, IGF-1, dan Menarche Dini pada Remaja Putri Usia 13-15 tahun di Jakarta: Studi Epidemiologi Gizi Terkait Faktor Risiko Kanker Payudara (Bardosono, dkk). Asupan energi subjek 1587,6 (702,9-2962,8) kkal/hari, kontribusi makronutrien terhadap asupan energi total yang terbesar adalah berasal dari lemak, 92% subjek penelitian memiliki aktivitas fisik yang rendah, persentase lemak tubuh sebesar 26,5(14,7-31,5), nilai kadar profil lipid subjek dalam batas normal. Prevalensi kolesterol total dan kolesterol LDL tinggi 15,5 %, hipertrigliseridemia 17 %, dan kolesterol HDL rendah 17,5 %. 20,5% subjek memiliki kelainan 1 jenis profil lipid. Terdapat korelasi negatif antara kadar kolesterol HDL dengan persentase lemak tubuh dan persentase lemak tubuh pada subjek dengan dislipidemia kolesterol HDL lebih tinggi dibandingkan dengan subjek tanpa dislipidemia kolesterol HDL.

The purpose of this study was to determine the relationship between dyslipidemia in adolescent girls aged 13-15 years with body fat percentage. This is a crosssectional study on 200 adolescents girls aged 13-15 years using primary data of LDL cholesterol, HDL cholesterol, and serum triglyceride, and secondary data such as energy and macronutrient intake, physical activity, body fat percentage, and total cholesterol serum of major research "Determinant factors of estradiol level, IGF-1, and early menarche in female adolescents aged 13-15 years in Jakarta: Nutritional epidemiology study related to breast cancer risk factors (Bardosono, et al)." Energy intake subjects 1587.6 (702.9 to 2962.8) kcal/day, the largest macronutrient contribution to the total energy intake was derived from fat, 92% of the study had a low physical activity level, body fat percentage of 26.5 (14.7 to 31.5), lipid profile levels in the normal range. Prevalence of high total cholesterol and LDL cholesterol 15.5%, 17% hypertriglyceridemia, and low HDL cholesterol 17.5%. 20.5% of the subjects had 1 abnormal lipid profile. There was a negative correlation between HDL cholesterol levels and body fat percentage and body fat percentage in subjects with dyslipidemia HDL cholesterol was higher than subjects without dyslipidemia HDL cholesterol."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonie Febriany Putri Agnur
"Gizi lebih berhubungan dengan risiko kematian akibat penyakit diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi kejadian gizi lebih berdasarkan asupan gizi, aktivitas fisik, perilaku sedentari, pengetahuan gizi & gizi lebih, dan kebiasaan sarapan. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 110 responden yang merupakan Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kota Depok. Pengukuran status gizi lebih menggunakan indeks masa tubuh, asupan gizi menggunakan metode food recall 2x24 jam, aktivitas fisik menggunakan GPAQ, perilaku sedentari menggunakan SBQ, pengetahuan gizi & gizi lebih dan kebiasaan sarapan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,6% PNS mengalami gizi lebih (IMT ≥ 25 kg/m2). Terdapat perbedaan proporsi bermakna pada variabel asupan gizi, aktivitas fisik, pengetahuan gizi & gizi lebih, dan kebiasaan sarapan. Setelah dilakukan analisis stratifikasi berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan proporsi bermakna variabel asupan energi pada laki-laki sedangkan variabel lainnya bermakna pada perempuan saja. Gizi lebih terjadi pada setengah responden PNS di Dinas Kesehatan Kota Depok. Anjuran untuk konsumsi makanan rendah kalori, rendah lemak, dan tinggi serat serta peningkatan aktivitas fisik dapat mengurangi angka kejadian gizi lebih dan mencegah pertambahan berat badan.

Overnutrition associated with the risk of death form diabetes mellitus type 2 diseases. This study aims to determine differences of proportion in the incidence of overnutrition based on dietary intake, physical activity, sedentary behaviour, knowledge of nutrition & overnutrition, and breakfast habits. This study used cross-sectional design. A total of 110 civil employees of Depok Health Department were included in this study. Overnutrition was measured using Body Mass Index, dietary intake using method of food recall 2x24 hours, physical activity using GPAQ, sedentary behaviour using SBQ, knowledge of nutrition & overnutrition using questionnaire.
The results showed that were 53,6% civil employees is overnutrition (BMI ≥ 25 kg/m2). There were significant differences of proportion in variables dietary intake, physical activity, knowledge of nutrition and overnutrition, and breakfast habits. After stratification analyze based on sex, there were significant differences of proportion variables energy intake in men, while the difference of proportion other variables were only significant in women. Overnutrition occurs on half of civil employees of Depok Health Department. Consumed food with low calories, low fat, and high fiber and then increase physical activity can reduce prevalence of overnutrition and prevent weight gain.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Astheria
"Obesitas merupakan kelebihan lemak dalam tubuh yang dapat berdampak pada berbagai penyakit degeneratif, salah satunya kardiovaskular. Nilai ambang batas obesitas menurut persen lemak tubuh yang umumnya berlaku pada pria yaitu 25%, namun belum spesifik pada populasi Asia, khususnya Indonesia.
Skripsi ini bertujuan untuk menentukan nilai ambang batas (cut off point) dari persen lemak tubuh yang tergolong obesitas dan hubungannya dengan berbagai faktor penyebab obesitas pada pegawai negeri sipil (PNS) pria berusia 22-54 tahun di Kantor Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan pada tahun 2013. Penelitian ini menggunaan disain studi cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan nilai ambang batas obesitas sebesar 24,1% pada pria usia 22-54 tahun. Adanya hubungan ditemukan pada faktor usia (p=0,0005; CI 95%), pengetahuan mengenai obesitas (p=0,043; CI 95%), asupan energi (p=0,012; CI 95%), asupan protein (p=0,005; CI 95%) dan asupan lemak (p=0,0005; CI 95%) dengan obesitas menurut persen lemak tubuh. Dianjurkan bagi para pegawai untuk mengontrol asupan makan, khususnya makanan yang tinggi lemak.

Obesity defined as excess of fat in the body that may impact to many degenerative diseases, in particular cardiovascular disease. The cut off point of body fat percent considered as obese in male is 25%, however it is not specifically for Asian population, especially Indonesian.
This thesis purposes to set the cut off point of body fat percent which is classified as obese and the association of its cut off value with factors that cause obesity on male civil employee age 22-54 years at Directorate of Finance Balance Office, Jakarta 2013. This study used the cross-sectional design.
The results found the cut off point for obesity is 24.1% for male age 22-54 years. A relationship found between age (p=0,0005; CI 95%), obesity related knowledge (p=0,043; CI 95%), energy intake (p=0,012; CI 95%), protein intake (p=0,005; CI 95%), and fat intake (p=0,0005; CI 95%) with obesity in body fat percent. It is recommended that employee could control their nutrient intake, also their fat intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Guspita Dewi
"Kurang aktivitas fisik menjadi salah satu faktor terjadinya penyakit kronis yang dapat menyebabkan kematian. Proporsi kurang aktivitas fisik di DKI Jakarta terutama pada pegawai perkantoran menghabiskan waktu lebih dari 8 jam di kantor dan 2-4 jam di perjalanan menuju kantor ataupun pulang ke rumah, membuat kurangnya waktu untuk melakukan aktivitas fisik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan perilaku aktivitas fisik pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI tahun 2019. Penelitian kuantitatif, desain cross sectional dengan jumlah sampel 125 PNS yang diambil secara systematic random sampling di 6 (enam) unit kerja di Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Pengumpulan data menggunakan self administered questionnaire meliputi variabel dependen yaitu perilaku aktivitas fisik dan variabel independen dari penelitian ini yaitu pengetahuan pegawai tentang aktivitas fisik, karakteristik individu (umur, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pendapatan dan riwayat penyakit), pemanfataan media sosial, fasilitas penunjang aktivitas fisik serta dukungan sosial (dukungan keluarga dan dukungan teman). Hasil penelitian menunjukkan pegawai yang mendapatkan dukungan keluarga memiliki peluang hampir 3 kali (OR 2,632; 95% CI: 1,239-5,596) untuk berperilaku aktivitas fisik aktif dibandingkan dengan pegawai yang tidak mendapatkan dukungan keluarga. Perlunya menyusun dan mengembangkan strategi komunikasi perilaku aktivitas fisik dengan pendekatan di tingkat keluarga dengan mengumpulkan dan melibatkan pegawai dan anggota keluarga dengan minat kegiatan aktivitas fisik yang sama seperti penggiat olahraga permainan (seperti: sepak bola, futsal, voli), latihan fisik (seperti: senam, yoga, lari) ataupun penggiat sepeda yang menjadikan sepeda sebagai alternatif transportasi, dan memfasilitasi sekelompok keluarga tersebut untuk mengkampanyekan ke rekan-rekan keluarga lainnya secara berkesinambungan juga dapat menjadi salah satu model intervensi aktivitas fisik.

Insufficient physical activity is one of the factor in the occurrence of chronic diseases that can cause death. The proportion of less physical activity in DKI Jakarta, especially in office employees spend more than 8 hours in the office and 2-4 hours on the way to work or go home, making a lack of time for physical activity. This research was conducted to determine the determinants relating to the behavior of physical activity of employees in the Directorate General of Public Health Ministry of Health of RI in 2019. Quantitative research, cross sectional design with a sample of 125 civil servants taken by systematic random sampling in 6 (six) units in Directorate General of Public Health. Data collection using a self-administered questionnaire included the dependent variable physical activity behavior and the independent variables of this study, employee knowledge of physical activity, individual characteristics (age, sex, marital status, education, income and disease history), utilization of social media, facilities supporting physical activity and social support (family support and friend support). The results showed that employees who received family support had an opportunity almost 3 times (OR 2,632; 95% CI: 1,239-5,596) to behave actively in physical activity compared to employees who did not get family support. Need to develop behavioral communication strategies for physical activity with approaches at the family level by collecting and involving employees and family members with an interest in physical activity activities similar to sports activists (such as soccer, futsal, volleyball), physical exercise (such as: gymnastics, yoga, running) or bicycle activists who make bicycles as an alternative transportation, and facilitate a group of families to campaign to other family colleagues on an ongoing basis can also be one model of physical activity intervention."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Dwi Sasri
"Latar Belakang: Obesitas menjadi masalah Kesehatan global dengan tren peningkatan populasi yang berlanjut. Keseimbangan energi positif, dimana asupan energi lebih besar dari pengeluaran energi akan menyebabkan penumpukan lemak. Obesitas akibat akumulasi lemak, khusunya lemak viseral merupakan penyebab fator risiko terjadinya penyakit tidak menular, Pegawai kantor berpeluang mengalami obesitas dengan memiliki gaya hidup diet tinggi kalori dan gaya hidup sedenteri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara asupan energi dan aktivitas fisik dengan lemak viseral pada pegawai kantor yang mengalami obesitas. Metode: Studi potong lintang ini dilakukan pada subjek pegawai kantor yang mengalami obesitas di RSCM. Asupan energi dinilai dengan 3 x 24-h food recall. Aktivitas fisik dinilai dengan kuesioner GPAQ dan lemak viseral dinilai dengan BIA multifrekuensi. Hasil: Sebanyak 85 subjek penelitian dengan rerata usia 41 tahun, dengan sebagian besar perempuan dan temasuk dalam kategori obesitas derajat I. Hampir seluruh subjek memiliki volume lemak viseral tidak normal dengan median 2,95 L (1,3 – 8,5 L). Sebagian besar memiliki asupan energi lebih dengan rerata asupan 2196 ± 467 kkal. Sebagian besar memiliki aktivitas fisik sedang dengan nilai median 1850 MET (120 – 4680 MET). Terdapat korelasi sedang antara asupan energi dengan lemak viseral (r=0,554, p<0,001) dan korelasi lemah antara aktivitas fisik dengan lemak viseral (r=-324, P=0,008). Kesimpulan: Terdapat korelasi sedang antara asupan energi dengan lemak viseral dan korelasi lemah antara aktivitas fisik dengan lemak viseral

Background: Obesity is a global health problem with a continuing trend of increasing population. A positive energy balance, where energy intake is more remarkable than energy expenditure, will cause fat accumulation. Obesity due to the accumulation of fat, especially visceral fat, is a risk factor for non-communicable diseases. Office employees can become obese by having a high-calorie diet and a sedentary lifestyle. This study aims to see the correlation of energy intake and ohysical activity with visceral fat in obese office workers. Method: This cross-sectional study was conducted on obese office staff at RSCM. Energy intake was assessed with 3 x 24-h food recalls. Physical activity was assessed with the GPAQ questionnaire, and visceral fat was assessed with multifrequency BIA. Results: A total of 66 study subjects with an average age of 41 years were women and included in the category of obesity degree I. Almost all subjects had abnormal visceral fat volume with a median of 2.95 L (1.3 – 8.5 L). Most have more energy intake, with an average intake of 2196 ± 467 kcal. Most had a moderate physical activity with a median value of 1850 MET (120 – 4680 MET). There was a moderate correlation between energy intake and visceral fat (r=0.554, p<0.001) and a weak correlation between physical activity and visceral fat (r=-324, P=0.008). Conclusion: There was a moderate correlation between energy intake and visceral fat and a weak correlation between physical activity and visceral fat."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>