Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144281 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizaldy Patra Syahnanda
"Fasilitas pengolahan sampah sayur dan buah dengan metode Black Soldier Fly Larvae (BSFL) di Puspa Agro, Jawa Timur, dapat mereduksi sampah yang dibuang ke TPA hingga 50%. Namun fasilitas ini juga memproduksi limbah cairan hasil pengeringan dan residu dari proses pengolahan oleh larva lalat yang masih berpotensi untuk diolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pembentukan metana dari sampah sayur dan buah, cairan hasil pengeringan, dan residu menggunakan digestasi anaerobik. Penelitian dilakukan dengan metode BMP pada suhu 35oC selama 5 minggu dengan wadah botol 500 mL. Karakteristik sampel sampah sayur dan buah adalah TS 7,09%; VS 5,96%; dan C/N 11,89. Cairan hasil pengeringan TS 2,65%, VS 2,04%, dan C/N 4,40. Residu TS 3,62%, VS 3,32%, dan C/N 15,53. Cairan hasil pengeringan dan residu dicampur sehingga mendapatkan rasio kombinasi optimal yang mempertimbangkan kondisi C/N dan OL. Dari penelitian ini didapatkan pembentukan metana untuk sampah sayur dan buah 0,0217 L CH4/g VS; cairan hasil pengeringan 0,1467 L CH4/g VS; residu 0,0876 L CH4/g VS; Rasio VS cairan hasil pengeringan dan residu dengan nilai 1:7; 1:3; dan 1:1. Pembentukan metana oleh kombinasi rasio 1:7 0,1121 L CH4/g VS; rasio 1:3 0,0736 L CH4/g VS; dan rasio 1:1 0,1378 L CH4/g VS.

Fruit and vegetable waste processing facility using Black Soldier Fly Larvae (BSFL) methode in Puspa Agro, Jawa Timur, might be able to reduce 50% of waste to dump into landfill. The purpose of this research is to find out the methane yield potential of fruit and vegetable waste, fruit and vegetable juice, and residue using anaerobic digestion. Methode used in this research is BMP assay in 35oC temperature for 5 weeks with 500 mL bottle as vessel. Characteristifs of fruit and vegetable waste TS 7,09%; VS 5,96%; and C/N 11,89. Fruit and vegetable juice TS 2,65%, VS 2,04%, and C/N 4,40. Residue TS 3,62%, VS 3,32%, and C/N 15,53. Fruit and vegetable juice are combined into a solution, the optimum ratio of the solution considering C/N and OL factors. The optimum combination ratio in this research is 1:3. The result is potential of methane yield for fruit and vegetable waste 0,0217 L CH4/g VS; fruit and vegetable juice 0,1467 L CH4/g VS; residue 0,0876 L CH4/g VS; Combination ratio used is fruit and vegetable juice and residue with ratio 0,5:3,5; 1:3; and 2:2. Potential of methane yield for ratio 1:9 0,1121 L CH4/g VS; ratio 1:4 0,0736 L CH4/g VS; dan ratio 3:7 0,1378 L CH4/g VS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayyis Ibadurrohman
"Sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah organik dengan persentase sebesar 58. Kantin Fakultas Teknik Universitas Indonesia FT UI merupakan salah satu penyumbang sampah organik yang cukup tinggi. Pengolahan sampah makanan yang dilakukan masih terbatas pada pengomposan yang membutuhkah waktu 6-7 minggu. Salah satu alternatif pengolahan sampah makanan yang dapat dilakukan yaitu dengan proses biokonversi menggunakan larva Black Soldier Fly Hermetia Illucens.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan sampah organik Kantin FT UI, menganalaisis durasi optimal biokonversi, serta menganalisis potensi biokonversi dari sampah organik di Kantin FT UI. Penelitian ini dilakukan dengan skala laboratorium yang menggunakan 4 jenis variasi durasi biokonversi yaitu 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Durasi optimal biokonversi yang didapat selanjutnya digunakan untuk mengetahui potensi pengolahan dengan skala eksisting.
Dari hasil pengukuran, rata-rata timbulan sampah sebesar 46,27 kg/hari. Selanjutnya dari keempat variasi durasi biokonversi, didapatkan durasi optimal yaitu selama 12 hari. Untuk potensi pengolahan sampah eksisting, proses biokonversi dengan larva Black Soldier Fly Hermetia Illucens dari sampah Kantin FT UI dapat mereduksi sampah sebesar 75 dengan nilai WRI sebesar 6,25 /hari, serta dapat menghasilkan biomassa larva sebanyak 800 gr per 4 kg sampah.

Most of waste that produced in Indonesia is organic waste with percentage of 58. Canteen of Faculty of Engineering Universitas Indonesia FT UI is one of the high enough contributor of organic waste. Food waste processing is still limited to composting that takes 6 7 weeks. One of the alternative food waste processing that can be applied is bioconversion process using Black Soldier Fly larvae Hermetia Illucens.
This study aims to determine the generation of organic waste in Canteen FT UI, analyze the optimum duration of bioconversion, and analyze the bioconversion potential of organic waste in Canteen FT UI. This study was conducted on a laboratory scale that used 4 variations of bioconversion duration those are 7 days, 14 days, 21 days, and 28 days. The optimum duration of current bioconversion was used to know the potency of processing with the existing scale.
From the measurement result, the average of waste generation is 46,27 kg day. Then from within the variation of bioconversion duration, the optimum duration is 12 days. For the potential of existing waste processing, the bioconversion process with Black Soldier Fly larvae Hermetia Illucens from waste in Canteen of FT UI can reduce organic waste by 75 with WRI value of 6.25 day, and can produce larvae biomass as much as 800 gr per 4 kg organic waste.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzy Ade Priyatna
"Permasalahan sampah organik dapat diselesaikan dengan beberapa metode misalnya menggunakan bantuan BSFL. Namun, residu dari proses tersebut masih memiliki potensi untuk diolah menggunakan anaerobic digestion. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi substrat residu BSFL dengan tambahan residu cair dan sampah organik menggunakan proses anaerobic digestion. Campuran substrat menghasilkan 4 opsi operasional yaitu opsi A1 (residu cair:residu BSFL=2:1), opsi B1 dan opsi B2 (sampah organik:residu cair:residu BSFL=0,6:2:1), serta opsi C2 (sampah organik:residu cair:residu BSFL=1:2:1). Analisis dilakukan untuk mengetahui potensi dari opsi yang ada terhadap proses anaerobic digestion berdasarkan tingkat efisiensi reduksi TS, VSD, dan reduksi COD. Operasional penelitian dilakukan pada 2 jenis reaktor berukuran 1.000 L (reaktor 1) selama 68 hari dan 51 L (reaktor 2) selama 25 hari dalam kondisi mesofilik. Reaktor 1 digunakan terhadap operasional opsi A1 dan opsi B1, sedangkan reaktor 2 digunakan terhadap operasional opsi B2 dan opsi C2. Parameter yang diuji selama operasional anaerobic digestion adalah TS, VS, C, N, COD, SCOD, VFA, alkalinitas, dan produksi biogas. Hasil penelitian menjelaskan bahwa opsi A1 (p<0,05) memiliki potensi pengolahan anaerobic digestion paling optimal dengan efisiensi reduksi TS, VSD, dan reduksi COD sebesar 84,4%, 54,2%, dan 66,3%. Opsi A1 menghasilkan biogas sebesar 0,63-3,32 L/kgVS dengan produksi metana 0,18-0,48 L/kgVS.

The problem of organic waste can be solved by several methods such as using BSFL. However, the residue generated from BSFL processing has the potential to be treated by anaerobic digestion. This study is aimed to analyze the potential of BSFL residue as substrate with additional liquid resiude and organic waste for anaerobic digestion processing. The ratio of substrate consisted of 4 operational option, i.e. option A (liquid residue:BSFL residue=2:1), option B1 & option B2 (organic waste:liquid residue:BSFL residue=0,6:2:1), and option C2 (organic waste:liquid residue:BSFL residue=1:2:1). The analysis was conducted to determine the optimal ratio of the substrate for anaerobic digestion based on the efficiency of TS reduction, VSD, and COD reduction. This study was carried out with two reactors with the capacity of 1.000 L (reactor 1) for 68 days and 51 L (reactor 2) for 25 days, respectively in mesophilic conditions. Reactor 1 is used to the options A1 and B1. Reactor 2 is used to the options B2 and C2. The parameters observed in operational of anaerobic digestion process are TS, VS, C, N, COD, SCOD, VFA, alkalinity, dan biogas production. The results showed that option A1 (p<0,05) was the most optimum ratio for AD process with the efficiency of TS reduction, VSD, and COD reduction of 84,4%, 54,2%, and 66,3%, respectively. This ratio also produced biogas volume and methane concentration of 0,63-3,32 L/kgVS and 0,18-0,48 L/kgVS, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zharifa Salsabilla Sumirat
"Peningkatan timbulan sampah yang terus terjadi menimbulkan tantangan pengelolaan sampah seperti yang terjadi di Kabupaten Bandung, dimana hanya mampu mengelola sebesar 56,9% sampah yang dihasilkan. Pada penelitian ini, dilakukan analisis timbulan dan komposisi sampah pada Desa Padamukti & Desa Cibodas sebagai desa percontohan pengelolaan sampah dengan loop tertutup dalam pembangunan Ekowisata Citarik. Timbulan sampah yang bersumber dari rumah tangga, toko dan warung makan berturut-turut sebesar 0,532 Kg/Orang/Hari, 1,026 Kg/Unit/Hari dan 4,357 Kg/Unit/Hari. Komposisi sampah organik pada Desa Padamukti & Desa Cibodas yaitu sebesar 44% dari total keseluruhan sampah. Sampah organik didominasi oleh sampah sisa makanan sebesar 28%. Melalui sistem dinamis, dinilai keefektifan pengelolaan sampah berdasarkan nilai akumulasi sampah tidak terkelola di sumber maupun TPS. Simulasi dilakukan dengan melakukan skeanario eksisting, realistis dan optimis. Skenario perbaikan dilakukan dengan meningkatkan operasional pengumpulan, pengangkutan serta tingkat daur ulang pengolahan sampah organik. Skenario optimis merupakan skenario paling efektif dimana melalui kegiatan pengumpulan 1 hari sekali dan pengangkutan 1 minggu sekali serta tingkat daur ulang BSF dan komposting berturut-turut sebesar 100% dan 72%. Skenario optimis dapat mengelola keseluruhan sampah pada sumber. Meskipun begitu, masih terdapat akumulasi sampah di TPA mencapai 112 ton pada hari ke 365. Pewadahan sampah pada sumber membutuhkan minimal 4 unit wadah sampah. Luas lahan TPS yang dibutuhkan untuk menampung akumulasi sampah yaitu 546 m2. Sedangkan, 3,1 ton sampah makanan/hari dapat diolah menggunakan BSF dan menghasilkan 481 Kg larva segar/hari

The continuous increase in waste generation poses challenges for waste management as happened in Bandung Regency where it is only able to manage 56.9% of the waste generated. In this study, an analysis of waste generation and composition was carried out in Padamukti Village & Cibodas Village as pilot villages for closed-loop waste management in Citarik Ecotourism development. The generation of waste originating from households, shops and food stalls is 0.532 kg/person/day, 1.026 kg/unit/day and 4,357 kg/unit/day. The composition of organic waste in Padamukti Village & Cibodas Village is 44% of the total waste. Organic waste is dominated by food waste by 28%. Through a dynamic system, the effectiveness of waste management is assessed based on the accumulated value of unmanaged waste at the source and TPS. Simulations are carried out by carrying out existing, realistic and optimistic scenarios. The improvement scenario is carried out by increasing the collection, transportation and recycling operations of organic waste processing. The optimistic scenario is the most effective scenario where through collection activities once a day and transportation once a week and the BSF recycling and composting rates are 100% and 72%, respectively. The optimistic scenario can manage the entire waste at the source. Even so, there is still accumulation of waste in the TPA reaching 112 tons on the 365th day. Storage at the source requires a minimum of 4 units of waste containers. The TPS land area needed to accommodate the accumulated waste is 546 m2. Meanwhile, 3.1 tons of food waste/day can be processed using BSF and produce 481 kg of fresh larvae/day"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Reynaldi Sofyan
"Sampah organik merupakan salah satu jenis sampah yang memiliki jumlah terbesar di Indonesia. Rumah tangga dan Restoran merupakan sumber terbanyak yang menghasilkan sampah organik khususnya sampah makanan. Salah satu teknologi untuk mengatasi hal tersebut adalah melalui proses biokonversi dengan larva Black Soldier Fly (BSF). Penelitian ini bertujuan untuk [1] menganalisis karakteristik sampah organik rumah tangga dan restoran; [2] menganalisis proporsi sampah organik dari rumah tangga dan restoran terhadap efektivitas biokonversi larva BSF; [3] menganalisis pengaruh penambahan substrat dengan campuran sampah organik rumah tangga dan restoran terhadap efektivitas biokonversi larva BSF. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Berdasarkan hasil analisis proksimat, sampah organik rumah tangga, sampah organik restoran, dan lumpur susu memiliki kadar air masing-masing sebesar 73%, 81%, dan 82%. Berdasarkan hasil biokonversi, memberikan gambaran bahwa kelompok kontrol dengan proporsi sampah rumah tangga dan restoran 30:70 memiliki nilai WRI tertinggi jika dibandingkan dengan proporsi lainnya. Hasil tersebut dapat disebabkan karena sampah organik restoran memiliki keadaan yang lebih murni dibandingkan sampah organik rumah tangga. Sementara, penambahan substrat limbah susu tidak dapat meningkatkan nilai WRI, namun penambahan substrat dapat meningkatkan terhadap nilai ECD, RGR, dan RSR. Hasil tersebut dapat disebabkan karena lumpur susu memiliki kadar air yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar air yang dimiliki oleh sampah organik rumah tangga dan sampah organik restoran.

Organic waste is one type of waste that has the largest amount in Indonesia. Households and restaurants are the largest sources of organic waste, especially food waste. One technology to overcome this is through a bioconversion process with Black Soldier Fly (BSF) larvae. This research aims to [1] analyze the characteristics of household and restaurant organic waste; [2] analyzed the proportion of organic waste from households and restaurants on the effectiveness of bioconversion of BSF larvae; [3] analyzed the effect of adding a substrate mixed with household and restaurant organic waste on the effectiveness of bioconversion of BSF larvae. The instrument used in this research was an experiment. Based on the results of proximate analysis, household organic waste, restaurant organic waste, and milk sludge have water contents of 73%, 81%, and 82% respectively. Based on the bioconversion results, it shows that the control group with a proportion of household and restaurant waste of 30:70 has the highest WRI value when compared to other proportions. These results can be caused because restaurant organic waste is purer than household organic waste. Meanwhile, the addition of milk waste substrate cannot increase the WRI value, but the addition of substrate can increase the ECD, RGR and RSR values. This result could be caused by milk sludge having a higher water content compared to the water content of household organic waste and restaurant organic waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Rahmat Jatnika
"Sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik, namun metode yang digunakan untuk mengatasinya didominasi open dumping dimana hanya 67% sampah yang tertangani. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan sampah organik adalah biokonversi menggunakan Black Soldier Fly (BSF). Selain itu, hasil biokonversi BSF dapat dimanfaatkan sebagai kompos dan pakan ternak. Namun, sampah organik memiliki kemungkinan tercemar logam berat seperti kadmium (Cd) dari aktivitas alam, manusia, dan pembuangan sampah yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan larva dalam bertahan hidup pada sumber substrat yang berbeda, pengaruh keberadaan Cd di substrat dan akumulasi logam berat Cd dalam larva dan residu. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi prarencana dan perancangan biokonversi menggunakan larva BSF. Substrat yang digunakan pada penelitian kali ini adalah sampah pasar (1), sampah restoran (2), dan campuran sampah pasar serta restoran (1:1) (3). Terdapat 9 wadah biokonversi berisi substrat sebanyak satu kg dan ditambahan campuran larutan air demineralisasi, air gula, dan air cucian beras (4:1:1) hingga kelembabanya mencapai 60%. Terdapat 3 wadah biokonversi berisi substrat dan larva (A), 3 wadah biokonversi (B) berisi substrat, larva dan penambahan Cd 3 mg/L, dan 3 wadah (C) hanya berisi substrat sebagai kontrol. Biokonversi berlangsung selama 14 hari dengan kontrol parameter suhu, kelembaban relatif, dan pH substrat. Larva BSF dapat bertahan hidup pada berbagai kondisi substrat tetapi pertumbuhan larva pada substrat (1) lebih lambat dibandingkan substrat (2) dan (3). Selain itu, paparan Cd pada wadah (B) juga berpengaruh terhadap durasi larva. Pada wadah (B), terjadi akumulasi Cd pada larva dan residu. Nilai bioaccumulation factor (BAF) masih aman (BAF < 1) dan tidak mempengaruhi kemampuan larva mereduksi sampah organik secara signifikan. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan solusi penanganan substrat yang terkandung logam berat agar tidak terakumulasi pada larva dan residu agar BSF tidak menjadi agen pembawa logam berat.

The composition of waste in Indonesia is dominated by organic waste, but the method used to overcome it is open dumping where only 67% of waste is handled. One of the alternative methods to solve the problem of organic waste is bioconversion using Black Soldier Fly (BSF) agents. In addition, the bioconversion results of BSF's potential as compost and animal feed. However, organic waste has the possibility of being contaminated by heavy metals such as Cadmium (Cd). This study aims to investigate the larval survival ability in various substrates, the exposure of heavy metal Cd in BSF substrat, and its accumulation in larvae and residues. This study also provides recommendations for planning and designing bioconversion using BSF. The substrates in this study are market waste (1), restaurant waste (2), and a mixture of market and restaurant waste (1:1) (3). The bioconversion process is carried out in nine containers containing one kilogram of substrate. After that, it mixed with a mixture of demineralized water solution, sugar water, and rice water (4:1:1) until the humidity reached 60%. There were three different treatments in the bioconversion process, container (A) contained substrate and larvae BSF, container (B) contained substrate, larvae BSF, and 3 mg/L Cd, and container (C) contained only substrate as a control. The bioconversion process took 14 days by controlling several parameters such as ambient temperature, relative humidity, and pH of the substrates. Based on the bioconversion process, BSFL could survive in various substrates. However, the BSFL growth in substrate (1) was slower than substrate (2) and (3). The exposure of Cd could delay the larval duration. In addition, there is an accumulation of Cd in larvae and residue. The value of bioaccumulation factor of all substrates are safe (BAF < 1). Nevertheless, this condition did not affect the ability of BSFL to reduce organic waste significantly. Further research is needed to obtain solution for handling substrates containing heavy metals in the BSF so BSF does not become a heavy metal carrier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yusri Karim
"Kecamatan Pantai Labu, Sumatera Utara menghadapi masalah pengelolaan sampah yang mempengaruhi kesehatan dan ekosistem. Solusi berkelanjutan diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Penelitian mengenai larva lalat tentara hitam/black soldier fly (BSF) terbukti efektif mengolah sampah organik. Studi ini ingin mengetahui faktor apa yang memotivasi masyarakat untuk mengolah sampah. Dengan menggunakan software SPSS, dilakukan terhadap 10 pertanyaan untuk mendapatkan faktor utama yang berpengaruh. Hasil menunjukkan tiga faktor: perencanaan pengelolaan sampah, urgensi masyarakat, dan pengetahuan saat ini. Faktor-faktor tersebut penting untuk meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan sampah dan pengembangan manajemen proyek BSF. Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat merupakan solusi alternatif di Pantai Labu. Dengan memahami faktor-faktor ini, dapat dilakukan komposting berbasis BSF yang paling tepat di daerah tersebut."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2023
728 JUPKIM 18:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Zahra
"Sampah masih menjadi salah satu masalah di Indonesia. Sejak tahun 2017, volume sampah yang terangkut di Indonesia masih belum memenuhi target, termasuk di Desa Tubanan, Kecamatan Kembangan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sampah yang terangkut didominasi oleh Sampah Organik sebesar 30-63%. Pengelolaan sampah dengan biokonversi larva Black Soldier Fly dapat menjadi solusi untuk permasalahan sampah di Indonesia, karena dapat mereduksi 80% sampah, tidak berdampak pada kesehatan masyarakat dan tidak menimbulkan bau, selain itu dapat membentuk ekonomi sirkular untuk masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan model pengelolaan sampah organik dengan biokonversi larva Black Soldier Fly berbasis pemberdayaan masyarakat dalam aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dengan perlakuan formula nutrisi pakan yang tepat. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis keuntungan yang didapatkan di antara 3 jenis sampah sebagai formula nutrisi pakan (sampah dari masyarakat, sampah sisa pemotongan ikan, dan sampah campuran dari keduanya). Analisis menggunakan sistem dinamik dan analisis statistik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa model pengelolaan sampah organik dengan biokonversi larva Black Soldier Fly berbasis pemberdayaan masyarakat menggunakan sampah campuran (sampah dari masyarakat yang dapat terolah 100% dan sisa pemotongan ikan) metode pengelolaan sampah yang paling tepat di Desa Tubanan, Kecamatan Kembangan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Waste is still a problem in Indonesia. Since 2017, the volume of waste transported in Indonesia has yet to meet the target, including in Tubanan Village, Kembangan District, Jepara Regency, Central Java. The transported waste is dominated by organic waste by 30-63%. Waste management with Black Soldier Fly larvae bioconversion can solve the waste problem in Indonesia because it can reduce 80% of waste, does not impact public health, and does not cause odors. Besides that, it can form a circular economy for the community. This research aims to formulate a management model for organic waste with bioconversion of Black Soldier Fly larvae based on community empowerment in environmental, social, and economic aspects, with proper feed nutritional formula treatment. This research was conducted by analyzing the benefits obtained between 3 types of feed nutrition formulas (waste from the community, waste from fish slaughter, and mixed waste from both)—analysis using dynamic systems and statistic analysis. Based on the research that has been done, it was found that the organic waste management model with bioconversion of Black Soldier Fly larvae based on community empowerment using mixed waste (waste from the community that can be processed 100% and fish slaughter residue) is the most appropriate waste management method in Tubanan Village, Kembangan District. , Jepara Regency, Central Java."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhani Eka Putra
"One of the materials with great potency for future nutrition source for animal feed is prepupae of black soldier fly larvae (BSFP) (Hermetia illucens) which is fed on organic wastes. This study was designed to observe the accumulation of specific substance (omega-3) of organic wastes (marine fish offal and tofu dregs) inside harvested biomass of BSFP. A total of 150 gram food consist of marine fish offal and tofu dreg with different proportion (10:90, 25:75, 50:50, and 100% tofu dregs) was fed to black soldier fly larvae (BSFL) for 21 days.At the end of feeding trial, all BSFL were harvested, weighed, and then analyzed for omega-3 fatty acids content. Fatty acid content was analyzed using Gas Cromatography with Flame Ionization Detector (GC-FID). Result of the experiment showed BSFL reared with 25% marine fish offal produced highest biomass (8.1 g / 50 larvae) with least development time (19 days). The total of omega-3 recorded from application of 0%, 10%, 25%, and 50% of marine fish offal was 0.02%, 0.87%, 2.16% and 2.61% in 100 g of dry weight, respectively. This result showed the possibility of transferring specific nutrient from organic wastes biomass of BSFP which provides base knowledgement for further application in design of specific animal feed from BSFP."
Bogor: Seameo Biotrop, 2021
634.6 BIO 28:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Sururi
"Asam lemak merupakan salah satu produk yang cukup aplikatif di industri. Produk ini umum didapatkan dengan bahan baku minyak nabati. Metode produksi asam lemak tersebut melibatkan ekstraksi minyak dari BSFL (black soldier fly larvae), yang dapat dilakukan melalui berbagai metode, khususnya ekstraksi cair dengan pelarut organik dan ekstraksi mekanis menggunakan screw pressing. Proses simulasi ini menggunakan perangkat lunak SuperPro Designer v.13 dan AspenPlus v.12.1. BSFL yang telah dibudidayakan akan dijadikan sebagai umpan proses sebesar 10 ton/batch. Produksi asam lemak dan produk samping lainnya berupa produk padatan dan gliserin. Proses dimulai dengan pretreatment dan proses ekstraksi minyak, baik dengan pelarut cair atau screw press. Ekstrak berupa minyak BSFL kemudian akan di-splitting sehingga jumlah asam lemak bebasnya maksimal untuk difraksinasi dengan distilasi. Proses ini bernilai ekonomis dengan mempertimbangkan gate fee sebesar $57,6 USD/ton untuk pengolahan limbah oleh BSFL sebagai salah satu penghasilannya. Adapun dari proses dengan ekstraksi pelarut cair, didapatkan nilai NPV (net present value) sebesar  $1.281.065 USD, IRR (internal rate of return) 11,4%, ROI (rate of investment) 5,4%, dan PBP (payback period) 7,5 tahun. Sedangkan untuk ekstraksi dengan screw press, NPV sebesar  $3.584.990 USD, IRR 17,5%, ROI 10,7% dan PBP 5,5 tahun. Berdasarkan analisis sensitivitas, gate fee menjadi variabel yang relatif sensitif pada kedua jenis proses.

Fatty acids are one of the quite applicable products in the industry. This product is commonly obtained from vegetable oil raw materials. The production method of these fatty acids involves extracting oil from BSFL (black soldier fly larvae), which can be done through various methods, particularly liquid extraction with organic solvents and mechanical extraction using screw pressing. This simulation process uses SuperPro Designer v.13 and AspenPlus v.12.1 software. Cultivated BSFL will be used as the process feed at a rate of 10 tons/batch. The production includes fatty acids and other by-products such as solid products and glycerin. The process starts with pretreatment and oil extraction, either with liquid solvent or screw press. The extracted BSFL oil will then be split so that the amount of free fatty acids is maximized for fractionation by distillation. This process is economically valuable, considering the gate fee of $56,7 USD for waste processing by BSFL as one of its revenue sources. From the liquid solvent extraction process, a NPV (net present value) of $1.281.065 USD, IRR (internal rate of return) of 11,4%, ROI (rate of investment) of 5,4%, and PBP (payback period) of 7,5 years were obtained. Meanwhile, a NPV of screw press extraction is $3.584.990 USD, IRR of 17,5%, ROI of 10,7%, and PBP of 5,5 years were obtained. Based on sensitivity analysis, the gate fee is a relatively sensitive variable in both types of processes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>