Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104780 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herdito Sandi Pratama
"ABSTRAK
Disertasi ini membahas penggunaan individualisme metodologis dalam Ilmu ekonomi yang menjadikan individu sebagai unit analisis ekonomi. Pilihan metodologi ini mereduksi kenyataan ekonomi ke dalam pengertian individual, dan diekspresikan dalam teori pilihan rasional. Penggunaan individualisme metodologis dalam ilmu ekonomi dimulai secara sistematis oleh kelompok Austrian school sebelum menyebar menjadi praktik keilmuan ekonomi yang lazim. Disertasi ini mengeksplisitkan cara kerja, asumsi-asumsi metodologis yang berlaku dalam individualisme metodologis, komitmen ontologisnya terhadap sistem pasar, serta menghasilkan kritik terhadapnya. Kritik itu ditujukan dalam hal ketidakcukupan individualisme metodologis dalam menghasilkan teori-teori ekonomi yang lebih kaya menggambarkan fenomena ekonomi. Implikasi filosofisnya adalah urgensi studi filsafat ekonomi dan metodologi ekonomi dalam mengembangkan pemahaman dan metodologi ilmu ekonomi yang lebih baik.

ABSTRACT
This dissertation discusses the use of methodological individualism in economics science which sees the individual as a unit of analysis. Such choice of methodology reduces the reality in economy into the individual sense, and had been expressed in rational choice theory. The use of methodological individualism began systematically in Austrian School and spread over as common economic scientific practices. This dissertation explicate procedures, methodological assumptions in methodological individualism, its ontological commitment upon market system, and generate critics towards it. The critic is especially about insufficiency of methodological individualism in order to produces good economic theories. The philosophical implication of this research is about the urgency in the study of philosophy of economic and its methodology in order to develop better methodology and understanding in economic science.
"
2015
D2140
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine Rossiana Atmodjo
"Tesis ini membahas kritik yang disampaikan oleh Friedrich August Hayek terhadap sosialisme yang mengancam semangat kebebasan ekonomi liberalisme klasik.Kebebasan merupakan instrument sentral untuk meraih kualitas hidup yang lebih baik melalui adanya ruang bagi pribadi dan pengembangan individu. Segala bentuk koersi dan paksaan terhadap individu yang bukan merupakan semangat liberal perlu dipisahkan secara jelas sehingga tidak mengancam masyarakat kepada penyelewengan kekuasaan yang akan berujung pada totalitarianisme.

This thesis is to examine the critics delivered by Friedrich August Hayek to socialism which threaten the spirit of liberty held by classical liberalism economy. Liberty is the central instrument to reach better quality of living by ensuring private space and individual development. Any kind of coercion and forces to an individual which are not the essence of liberalism need to be separated clearly and distinctively in order to avoid the people to any abusive power that will ended to totalitarianism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fraka Dawa Putra Agswenko
"International Monetary Fund (IMF) hadir sebagai institusi internasional yang bertujuan untuk mengatur masalah keuangan global melalui berbagai kerja sama maupun kesepakatan. Akan tetapi dalam perjalanannya terjadi beberapa ketidaksesuaian dan permasalahan yang mengundang kritik dari berbagai pihak dan menuntut tanggapan dari IMF sebagai institusi yang aktif dalam sistem internasional. Berdasarkan konteks tersebut, tulisan ini bertujuan untuk memetakan literatur-literatur yang memberikan kritik terhadap IMF dari berbagai sisi, beserta tanggapan yang diberikan oleh IMF kepada kritik tersebut. Jenis literatur yang digunakan di dalam tulisan ini adalah artikel jurnal, bab dalam buku, dan buku. Tinjauan literatur akademik ini menggunakan metode pengorganisasi taksonomi dari 28 literatur akademik yang dikelompokkan ke dalam dua tema besar, yaitu (1) Kritik terhadap IMF atas tiga objek utama yaitu paradigma, struktur institusi dan program; (2) Tanggapan IMF terhadap Kritik Tulisan ini menemukan dua konsensus, yaitu posisi IMF sebagai intitsui keuangan primer dalam sistem internasional dan kebutuhan reformasi yang harus dilakukan oleh IMF. Adapun perdebatan yang hadir dalam literatur terutama terrkait efektivitas respons. Berdasarkan hal tersebut studi ini menyimpulkan bahwa walaupun kritik diberikan secara terpisah, permasalahan yang menjadi objek kritik memiliki akar permasalahan yang saling berkaitan, sehingga permasalahan tersebut membutuhkan solusi-solusi yang dirumuskan secara bersamaan.

The International Monetary Fund (IMF) is an international institution that aims to regulate global financial issues through various collaborations and agreements. However, throughout its journey, there have been several inconsistencies and problems that have invited criticism from various parties, demanding a response from the IMF as an active institution in the international system. Based on this context, this article aims to map literature that provides criticism of the IMF from various perspectives, along with the IMF's responses to those criticisms. The types of literature used in this article are journal articles, book chapters, and books. This academic literature review utilizes a taxonomy organizing method of 28 academic literatures grouped into two major themes: (1) Criticism of the IMF regarding three main objects, namely paradigms, institutional structure, and programs; (2) IMF's response to criticism. This article finds two consensuses: the position of the IMF as the primary financial institution in the international system and the need for reform that the IMF must undertake. The debates present in the literature primarily revolve around the effectiveness of responses. Based on these findings, this study concludes that although criticisms are given separately, the issues being criticized have interconnected roots, requiring solutions that are formulated collectively."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Katherine Juliani
"[ABSTRAK
Sejak 1980an, pendekatan pembangungan dipengaruhi oleh pemikiran
Neoliberalisme baik di level internasional maupun domestik. Kebijakan ekonomi
diarahkan untuk menjadi lebih terbuka, berorientasi pasar, dan mengurangi peran
negara dalam pembangunan. Dengan demikian, perekonomian diharapkan dapat
menjadi lebih efektif dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, pada
praktiknya, negara-negara berkembang justru mengalami efek negatif dalam
pembangunanannya. Tulisan ini berargumen hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu
negara berkembang tidak mampu mengubah rezim yang ada dan kebijakan
Neoliberal digunakan untuk kepentingan negara maju. Kondisi pada level
masyarakat dengan konteks sejarah dan sosial yang berbeda membuat Neoliberal
tidak cocok diaplikasikan pada negara berkembang. Sedangkan pembangunan
sebagai bagian dari kepentingan negara maju telah menjadi nature atau sifat dasar
dari pembangunan. Oleh karena itu, tulisan ini kemudian menjabarkan pandangan
lain dalam pembangunan yang ditulis oleh Amartya Sen. Pembangunan, menurut
Sen, bukan hanya sebagai pertumbuhan ekonomi, namun juga sebagai kebebasan.
Pemikiran Sen kemudian dijadikan sebagai landasan moral bagi pembangunan.
Akan tetapi, landasan moral tersebut justru menjadi justifikasi bagi pemikiran
negara maju untuk dapat menentukan arah pembangunan negara berkembang.
Menanggapi hal tersebut, tulisan ini berargumen bahwa Kearifan Lokal yang menginklusikan nilai moral lokal sebagai pertimbangan perencanaan pembangunan dapat menjadi jawaban.

ABSTRACT
Since 1980s, development practices is affected by the Neoliberal approach both at
the international level and domestic level. This results in economic policies to
become more open, market oriented and minimization states? role in development.
Therefore, the economic dimensia is expected to be more effective and is expected
to boost economic growth. However, the reality is contrary from what expected
before especially for developing countries. This paper argues this has happened
due to the inability of developing countries to reshape the development practices
and that the neoliberal policies are used for the sake of the developing countries?
interest. Therefore, this paper tries to elaborates the writings by refering to
Amartya Sen. Sen defines development not only as economic development, but
also as freedom. Sen?s thought later becomes the moral justification for
development practices, however, this paper argues that, the ethics Sen mentioned
before justifies Western thought on development on developing countries. This paper completes these loopholes by focusing on the elements of Local Wisdom to be include the local moral development planning. , Since 1980s, development practices is affected by the Neoliberal approach both at
the international level and domestic level. This results in economic policies to
become more open, market oriented and minimization states’ role in development.
Therefore, the economic dimensia is expected to be more effective and is expected
to boost economic growth. However, the reality is contrary from what expected
before especially for developing countries. This paper argues this has happened
due to the inability of developing countries to reshape the development practices
and that the neoliberal policies are used for the sake of the developing countries’
interest. Therefore, this paper tries to elaborates the writings by refering to
Amartya Sen. Sen defines development not only as economic development, but
also as freedom. Sen’s thought later becomes the moral justification for
development practices, however, this paper argues that, the ethics Sen mentioned
before justifies Western thought on development on developing countries. This paper completes these loopholes by focusing on the elements of Local Wisdom to be include the local moral development planning. ]"
2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Azmi
"Tesis ini membahas nilai-nilai liberalisme yang terlihat di media cetak di Indonesia, dengan studi kasus di koran nasional berbahasa Inggris The Jakarta Post dalam pemberitaan perd syariah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Dengan menggunakan metode analisis framing untuk menganalisis pembingkaian The Jakarta Pos atas pemberlakuan perda syariah, disimpulkan bahwa The Jakarta Post mengkonstruksi perda syariah sebagai aturan yang kontroversial dan tidak sesuai dengan sistem hukum maupun karakteristik masyarakat Indonesia yang majemuk. Konstruksi ini menunjukkan bahwa pandangan The Jakarta Post mengenai isu tersebut terinspirasi nilai-nilai liberalisme Amerika yang meliputi individualisme, pluralisrne, dan sekularisme.

This thesis discusses about the liberalism values shown in lndonesia's print media, using the case study of the national English newspaper The Jakarta Post's reporting on sharia bylaws. This research is qualitative descriptive. Using framing analysis method to analyze The Jakarta Post's frame of the sharia bylaws implementation, the result shows that The Jakarta Post constructed the sharia bylaws as controversial regulation and inconsistent with the Indonesia's legal system and the people's diverse characteristic. The construction shows American liberal values, particularly individualism, pluralism, and secularism, inspired The Jakarta Post's perspective on the issue."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T33238
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Matthew Alexander Setiadi
"Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan alasan dibalik peningkatan keasertifan Tiongkok terhadap kritik di bidang olahraga pada masa kepemimpinan Xi Jinping. Tiongkok sebagai negara telah memanfaatkan bidang olahraga sebagai salah satu instrumen kebijakan luar negerinya guna mencapai kepentingan negaranya. Bidang olahraga dimanfaatkan sebagai instrumen kebijakan luar negeri oleh Tiongkok melalui Ping Pong Diplomacy maupun penyelenggara Olimpiade. Akan tetapi, Tiongkok mendapatkan kritik internasional yang konstan, terutama pada isu-isu pelanggaran Hak Asasi Manusia. Pemerintahan Xi Jinping meresponsnya dengan lebih asertif melalui tidak hanya menggunakan norma internasional bahwa bidang olahraga tidak boleh dipolitisasi, tetapi juga disertai dengan aksi seperti permintaan maaf secara langsung. Untuk memahami alasan dibalik peningkatan keasertifan Tiongkok, penelitian ini menggunakan analisis kebijakan luar negeri dengan teori realisme neoklasik secara kualitatif. Penelitian ini menunjukan bahwa intensifikasi respons internasional Tiongkok ini karena adanya dorongan faktor sistemik dan faktor domestik serta pentingnya bidang olahraga bagi Tiongkok. Faktor sistemik mempengaruhi intensifikasi respons internasional Tiongkok karena adanya peningkatan rivalitas strategis Tiongkok dengan aktor internasional. Kemudian, faktor domestik ditenagai oleh kekuatan rezim pemerintahan Tiongkok dibawah kepemimpinan Xi Jinping ditenagai oleh kekhawatiran akan legitimasi Partai Komunis Cina. Terakhir, bidang olahraga menjadi sarana untuk melakukan intensifikasi respons internasional karena mampu menarik perhatian internasional dan kebanggaan bagi warga negara Tiongkok.

This thesis aims to explain China’s increasing assertiveness toward international critics of Xi Jinping’s leadership. China has utilized sports as part of its foreign policy instrument to achieve its national interest. China uses sport as a foreign policy instrument through Ping Pong Diplomacy and Olympic host. However, China gains constant criticism from international society, especially on Human Rights violations. China, under Xi Jinping’s leadership, responds more assertive by not only using the international norm that sports should not be politicized but also followed by follow-up action such as actively seeking apologies. To understand the reasoning behind the increasing assertiveness, this research uses foreign policy analysis with neo-classical realism theory and is conducted qualitatively. This research shows China’s increasing assertiveness because of systemic and domestic factors. Systemic factor influences China's assertiveness through China's increasing strategic rivalry. Furthermore, domestic factors fueled by regime insecurities on China Communist Party legitimacy. Lastly, sport becomes a platform to intensify China’s international response because of its ability to attract international attention and social pride."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardana Khirzul Haq
"Penelitian ini membahas pandangan Seyyed Hossein Nasr dan Fritjof Capra yang mengkritik sains modern danmemberikan pandangan baru dalam sains. Penulis juga melakukan kritik terhadap pandangan kedua tokohtersebut. Penelitian ini menggunakan teknik dokumenter. Kemudian penulis memaparkan dan menganalisapokok-pokok pemikiran dan kritik Seyyed Hossein Nasr dan Fritjof Capra dari data tersebut menggunakanmetode deskriptif analisis. Kemudian penulis menganalisis menggunakan teori hubungan agama dan sains IanBarbour. Seyyed Hossein Nasr dalam tradisonalismenya berusaha mengintegrasikan agama dan sains.Sedangkan Fritjof Capra berusaha melakukan independensi lalu menuju dialog antara agama dan sains.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Seyyed Hossein Nasr dan Fritjof Capra mengkritik empat hal dalam sainsmodern yaitu, eksistensi tuhan, alam semesta, evolusi dan ekologi. Penulis juga mengkritisi pendapat dari seyyedHossein Nasr dan Fritjof Capra terhadap empat hal tersebut. Dari kritik tersebut diharapkan mampu membangunsains yang tidak hanya memperhatikan aspek tekonologi saja namun meliputi aspek teologi, psikologi sosiologidan ekologi.

The focus of this research are Seyyed Hossein Nasr's and Fritjof Capra's views which criticize modern scienceand reveal the new perspective in science. The writer also criticizes on the views of both Seyyed Hossein Nasrand Fritjof Capra. This research utilizes documentary technique. Afterwards, the writer tries to describe and thenanalyses the main points and critics of Seyyed Hossein Nasr and Fritjof Capra from the data applying thedescriptive analysis method. Afterwards, the writer analyzes them using Ian Barbour's theory of religion andscience's relation. Seyyed Hossein Nasr in his traditionalism tries to integrate religion and science. Meanwhile,Fritjof Capra attempts to make independence between religion and science and continue it into dialogue betweenboth of them.
This research concludes that Seyyed Hossein Nasr and Fritjof Capra criticize four points in modernscience which are god's existence, the universe, evolution and ecology. The writer also criticizes Seyyed HosseinNasr's and Fritjof Capra's opinion. From these critics, it is hoped that those critics could build the science whichdoes not only focus on technological aspect, but also theological, psychological, sociological and ecologicalaspects.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T49397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liistigfarin
"This study describes factors affecting individualism and collectivism Using questionnaire to collect data with convenicence sampling method of 188 undergraduate accounting students in Faculty of Economics and Business University of Indonesia Analysis method used are descriptive statistics to examine whether accounting students are more individualism or collectivism and multiple regression linier to examine factors affecting individualism and collectivism using SPSS 23 0 The results show that accounting students are more individualism Gender is significantly associated with horizontal individualism and vertical individualism Students living in Jabodetabek is significantly associated with horizontal collectivism Economic status is significantly associated with vertical collectivism The implication is the company may consider accounting students in Faculty of Economics and Business University of Indonesia to work in corporate governance internal control accounting auditing and employee recruitment.

Penelitian ini membahas tentang faktor faktor yang memengaruhi individualisme dan kolektivisme Pengambilan data menggunakan kuesioner dengan metode convenience sampling kepada 188 responden mahasiswa S1 akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif untuk menganalisis apakah mahasiswa akuntansi cenderung lebih memiliki budaya individualisme atau kolektivisme dan regresi linier berganda untuk menganalisis faktor faktor yang memengaruhi individualisme dan kolektivisme dengan menggunakan software SPSS 23 0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi FEB UI cenderung memiliki budaya individualisme Faktor gender berpengaruh signifikan terhadap individualisme horizontal dan individualisme vertikal Faktor lama tinggal di Jabodetabek berpengaruh signifikan terhadap kolektivisme horizontal Faktor ekonomi berpengaruh signifikan terhadap kolektivisme vertikal Hasil penelitian ini memiliki implikasi bagi perusahaan untuk dapat mempertimbangkan mahasiswa akuntansi FEB UI untuk bekerja dalam bidang tata kelola perusahaan pengendalian internal akuntansi audit serta dapat menjadi pertimbangan dalam perekrutan untuk menempatkan karyawan ke dalam bidang pekerjaan yang memerlukan budaya individualisme atau kolektivisme. "
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Angga Kusumo
"ABSTRAK
Makalah ini akan mempelajari masalah individualisme dan kolektivisme dalam sebuah organisasi dengan menggunakan dua negara di Asia sebagai contoh. Individualisme dan kolektivisme adalah masalah yang signifikan dalam organisasi karena dapat menyebabkan konflik. China dan Taiwan adalah dua Negara yang tepat untuk dijadikan contoh dalam makalah ini kare baru-baru ini kedua Negara tersebut diakui kekuatan ekonominya di dunia dengan pengaruh budaya yang kuat. Makalah ini juga akan menggunakan model karya Hofstede untuk menilai besarnya pengaruh individualisme dan kolektivisme. Selain itu, makalah ini akan membahas beberapa masalah, solusi, dan rekomendasi terkait isu individualism dan kolektivisme.

ABSTRACT
This paper will study the problem of individualism and collectivism in organisation by using two countries in Asia as examples. Individualism and collectivism is significant problem in organisation because it can create conflicts. China and Taiwan are good examples because recently, those nations are recognised for their emerging economic power in the world with strong culture influences. This paper also applies Hofstede model to assess the magnitude of individualism and collectivism. Furthermore, several possible problems and recommendations to address the individualism and collectivism issues will be discussed too.
"
2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Suada Bachrie
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara jenis sekolah dengan identifikasi nilai moral individualisme terhadap kesadaran sosial siswa SMA di Jakarta. Kesadaran sosial adalah representasi jiwa seseorang akan dirinya dan orang lain (Wegner & Guiliano, 1982 dalam Sheldon, 1996). Seratus tujuh puluh dua siswa dan siswi dari SMA negeri dan SMA swasta di daerah DKI Jakarta direkrut melalui convenient sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner Social Awareness Inventory (SAI) dari Sheldon (1996) yang mengukur tingkat dan bentuk kesadaran sosial. Setiap pertanyaan dalam SAI diukur dengan Skala-Likert (1 = sangat tidak sesuai dengan karakter diri saya; sampai 4 = sangat sesuai dengan karakter diri saya). Seluruh dimensi bentuk kesadaran sosial dalam SAI memiliki tingkat reliabilitas yang baik, berkisar antara á = .74 sampai á = .84.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara jenis sekolah dengan kesadaran sosial siswa SMA, dimana siswa SMA swasta juga lebih cenderung dari siswa SMA negeri dalam menunjukkan bentuk kesadaran sosial yang merujuk kepada diri mereka sebagai target penilaian. Secara keseluruhan, tidak terdapat hubungan yang berarti antara identifikasi nilai moral individualisme dengan kesadaran sosial siswa SMA. Akan tetapi, siswa SMA yang individualistis lebih cenderung menunjukkan bentuk kesadaran sosial yang termasuk dalam faktor motivasi autonomi, sedangkan siswa SMA yang tidak individualistis lebih cenderung menunjukkan bentuk kesadaran sosial yang termasuk dalam faktor motivasi kontrol.
Terakhir, terdapat hubungan yang berarti antara jenis sekolah dengan identifikasi moral individualisme terhadap tingkat kesadaran sosial, dimana hubungan antara keduanya hanya terdapat pada siswa SMA swasta. Siswa SMA negeri dan swasta yang tidak individualistis juga lebih cenderung menunjukkan bentuk kesadaran sosial yang termasuk dalam faktor motivasi kontrol.
The aim of the current study was to examine the relationship between school types and identification to individualism on secondary student?s social awareness. Social awareness is one?s mental representation of either onself or another person (Wegner & Guiliano, 1982 in Sheldon, 1996). One hundred and seventy two secondary students in DKI jakarta were recruited through convenient sampling. The current research used Social Awareness Inventory (SAI) from Sheldon (1996) in assessing the level of social awareness as well as the eight forms of social awareness. All questions in SAI were assessed using Likert-Scale (1 = very uncharacteristic of me; to 4 = very characteristic of me). All dimensions of social awareness form showed good level of reliability between á = .74 to á = .84.
The results revealed a significant relationship between school types and secondary students? social awareness. Also, compare to public high school students, private high school students tend to show more of the social awareness form which pointed themselves as target. There was no relationship between identification to individualism and secondary students? social awareness. However, the results showed that individualistic students tend to show the form of social awareness included in autonomy-oriented motivational factor, where students who did not consider themselves as individualistic tend to show the form of social awareness included in control-oriented motivational factor.
Lastly, there was a significant relationship between school types and identification to individualisme on the level of social awareness where the effect of both variable was found only in private high school students. Both students from public and private high school tend to show the form of social awareness included in control-oriented motivational factor.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>