Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194754 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denia Putri Prameswari
"[Perceraian tidak hanya berdampak pada orang tua, melainkan juga pada anak dalam keluarga. Anak usia prasekolah merupakan mereka yang paling tertekan dalam menghadapi peristiwa tersebut. Dampak negatif perceraian pada anak dapat diminimalisir dengan pemberian pengetahuan sebelumnya. Pengetahuan mengenai perceraian, salah satunya dapat disampaikan melalui buku cerita bergambar. Sayangnya, di Indonesia peneliti belum menemukan buku cerita bergambar mengenai perceraian untuk anak usia prasekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas buku cerita bergambar dalam meningkatkan pengetahuan anak usia prasekolah mengenai perceraian. Penyusunan buku cerita bergambar dalam penelitian ini berdasar pada 3 sumber informasi, yaitu (1) studi literatur, (2) analisis buku cerita bergambar, dan (3) need assessment. Pengujian dilakukan dengan menggunakan pre dan post test terhadap 5 partisipan yang dipilih dengan metode purposive sampling. Partisipan merupakan anak usia prasekolah yang orang tuanya sedang menjalani proses perceraian. Hasil analisa dengan paired sample t-test menunjukkan bahwa buku cerita bergambar secara signifikan meningkatkan pengetahuan anak usia prasekolah mengenai perceraian. Sebagai hasil analisa tambahan, orang tua partisipan mengaku lebih mudah menjelaskan perceraian kepada anaknya dengan menggunakan buku cerita. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dibuat buku cerita bergambar mengenai perceraian untuk anak pada tahapan usia yang berbeda atau dalam menghadapi peristiwa menantang lain;The impacts of divorce are not only felt by parents but also by children. Preschool children are the most distressed for facing parental divorce. The negative impacts of divorce on children can be minimized when children had pervious knowledge about the event. One of the method to give knowledge about divorce to children is through picture book. Unfortunately, in Indonesia, researchers have not found picture books for preschoolers about divorce. This study aims to test the effectiveness of picture book in increasing knowledge of preschool children about divorce. Formulation of picture books in this study is based on three sources of information: (1) the study of literature, (2) analysis of picture books, and (3) need assessment. This picture book that have been prepared, then used to test its effectiveness for increasing knowledge of preschool children about divorce. The test was conducted using pre and post test on 5 participants. The statistical method used in this study is paired sample t-test. The purposive sampling method was used to select the participants. The participants for this study are preschool children with parents that is undergoing divorce proceedings. The result shows that picture books in this study significantly increase preschool children's knowledge about divorce. As an additional result, parents find it easier to explain divorce to their children using the picture book from this study. For further study, researcher can make another picture book about divorce for children at different age or to face another challenging situation in life.
, The impacts of divorce are not only felt by parents but also by children. Preschool children are the most distressed for facing parental divorce. The negative impacts of divorce on children can be minimized when children had pervious knowledge about the event. One of the method to give knowledge about divorce to children is through picture book. Unfortunately, in Indonesia, researchers have not found picture books for preschoolers about divorce. This study aims to test the effectiveness of picture book in increasing knowledge of preschool children about divorce. Formulation of picture books in this study is based on three sources of information: (1) the study of literature, (2) analysis of picture books, and (3) need assessment. This picture book that have been prepared, then used to test its effectiveness for increasing knowledge of preschool children about divorce. The test was conducted using pre and post test on 5 participants. The statistical method used in this study is paired sample t-test. The purposive sampling method was used to select the participants. The participants for this study are preschool children with parents that is undergoing divorce proceedings. The result shows that picture books in this study significantly increase preschool children's knowledge about divorce. As an additional result, parents find it easier to explain divorce to their children using the picture book from this study. For further study, researcher can make another picture book about divorce for children at different age or to face another challenging situation in life.
]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Salvira Gayatri
"Bagai Bumi Berhenti Berputar merupakan sastra anak berupa kumpulan cerita bergambar yang mengangkat tema gelap. Dalam tema gelap, cerita untuk anak-anak tidak digambarkan dengan indah dan menyenangkan. Tokoh anak-anak di dalam cerita digambarkan harus menghadapi persoalan pelik yang tidak mudah diterima oleh anak-anak seusia mereka. Penelitian ini mengangkat persoalan bagaimana kumpulan cerita bergambar Bagai Bumi Berhenti Berputar merepresentasikan tema gelap dalam sastra anak Indonesia dan bagaimana tema gelap tersebut merepresentasikan karakter tokoh anak dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan tema-tema gelap yang direpresentasikan dalam Bagai Bumi Berhenti Berputar dan menjelaskan kehadiran tema-tema gelap tersebut dalam merepresentasikan karakter tokoh anak dalam menghadapi persoalannya. Metode deskriptif kualitatif merupakan metode yang digunakan pada penelitian ini. Berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa tema gelap di dalam Bagai Bumi Berhenti Berputar mencakup tema kematian, perpisahan, perceraian, dan perundungan. Dalam menyelesaikan masalah, tokoh anak selalu mendapatkan bantuan berupa penjelasan, penghiburan, dan pendampingan dari tokoh orang dewasa sehingga mereka dapat menerima keadaan yang mereka alami. Melalui kelima cerita tersebut terlihat bahwa tokoh anak yang dihadapkan dengan persoalan digambarkan sebagai anak yang berani, mampu beradaptasi, kuat, bahagia, dan memiliki kepedulian.

The text discusses Bagai Bumi Berhenti Berputar, a children's literature consisting of illustrated stories with a dark theme. Within this dark theme, the stories portray children facing complex issues not easily accepted by their peers. The research explores how this collection represents dark themes in Indonesian children's literature and how these themes depict the characters' ability to confront and resolve their problems. The study aims to identify and explain the dark themes presented in "Bagai Bumi Berhenti Berputar" and their portrayal of children characters in dealing with challenges. A qualitative descriptive method is employed for this research. The findings reveal that dark themes in the collection encompass death, separation, divorce, and bullying. The child characters consistently receive support in the form of explanations, comfort, and guidance from adult figures to help them accept their circumstances. Across the five stories, the child characters facing challenges are depicted as brave, adaptable, resilient, happy, and compassionate."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Indalika Mulyadi Razak
"Perilaku prososial merupakan modal penting untuk berhasil beradaptasi dalam kehidupan sosial (Berns, 2010). Keikutsertaan dalam kegiatan taman kanak-kanak memperluas mikrosistem anak dan menuntut pengembangan perilaku sosial sesuai dengan situasi sosial yang berbeda dan lebih luas. Upaya sistematik perlu dilakukan di tingkat prasekolah untuk memastikan bahwa perilaku prososial berkembang sesuai dengan harapan. Upaya menumbuhkembangkan tingkah laku prososial pernah dilakukan dengan menerapkan berbagai metode, antara lain, bermain peran, bermain konstruktif, pembacaan cerita dan metode bercerita shared reading. Metode shared reading dengan komponen membacakan cerita (C), berdiskusi (D) mengenai isi cerita serta mempraktekkan langsung informasi yang terdapat dalam isi cerita (K) akan diterapkan dalam Program Cerita Prososial Aktif rancangan peneliti. Efektivitas program cerita prososial aktif yang secara konseptual merupakan implementasi dari metode shared reading, akan diuji melalui penelitian eksperimental yang berdesain before-and-after . Partisipan berjumlah 20 murid taman kanak-kanak berusia antara 4-5 tahun. Penelitian dilakukan terhadap 1 kelompok eksperimen (CDK) yang diintervensi dengan metode shared reading dan 3 kelompok kontrol berturut-turut: kelompok CD, C dan CG. Kelompok CD diintervensi dengan cerita dan diskusi, kelompok C dibacakan cerita oleh peneliti dan CG dibacakan cerita oleh guru murid-murid tersebut. Dilakukan intervensi selama 15 sesi. Perilaku prososial diukur melalui observasi terhadap 15 item senarai tingkah laku prososial. Program Cerita Prososial Aktif yang menggunakan metode shared reading ternyata efektif meningkatkan tingkah laku prososial anak prasekolah secara signifikan (Z=-2.032) setelah dilakukan 5 sesi intervensi dan tingkahlaku prososial secara konsisten terus meningkat frekuensinya sampai penelitian berakhir. Metode bercerita tanpa diskusi dan kegiatan efektivitasnya paling rendah.

Adaptation to social interactions in a larger social environment is determined by individual?s prosocial behavior (Berns, 2010). With their expanding microsystem prosocial behavior of preschool children need to be develop accordingly, to establish and enhance the repertoire learned in their home environment. Various methods had been implemented in the enterprises of developing prosocial behavior of preschool children i.e.. role play, constructive play, story reading and shared reading. Cerita Prososial Aktif (CPA) that implements shared reading method presumably more effectively increases prosocial behavior considering that the prosocial story reading (C) is complemented with discussion (D) and relevant activities (K) for the children to apply prosocial behavior. With the before and after experimental design, this study aims at comparing the effectiveness of shared reading (CDK) method against active story telling (CD) and story telling without discussion(C). Prosocial behavior was measured by observation using prosocial behavior checklist consisits of 15 items. After 5 sessions the experimental gourp (CDK) showed significantly higher increase of prosocial behavior, while the other 3 control groups: treated with story and discussion (CD), C (story telling by investigator) and story telling by teacher (CG) showed no significant increases. After 15 sessions CDK group showed highest increase compared to CD, C or CG groups. Significant increase of prosocial behavior was achieved after 15 sessions of listening to prosocial story without discussiion and relevant activities, with the lowest size compared to CDK and CD groups.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43054
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Wahono
"Penelitian ini adalah mengenai penyampaian informasi yang ditujukan bagi anak-anak. Tujuan penelitian ini memahami penyampaian informasi kepada anak-anak, yang disampaikan melalui media buku bacaan bergambar. Metode yang dipakai adalah analisis isi dengan pendekatan kualitatif. Objeknya adalah dua buah buku bacaan bergambar berjudul Aku Diganggul dan Tidak Adil. Kedua buku ini tergabung dalam buku seri Kenali Perasaanmu. Dari penelitian ini dihasilkan bahwa dalam penyampaian informasi kepada anak-anak, ilustrasi adalah faktor yang paling dominan karena dapat menarik minat anak-anak untuk mengaksesnya. Ketiadaan aliterasi dan bentuk kalimat yang kurang sesuai bagi anak-anak ini kemungkinan disebabkan karena buku_-buku ini adalah karya terjemahan dari Bahasa Inggris. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah buku-buku ini diperuntukkan bagi anak usia 2 atau 3 s.d. 6 tahun dan hendaknya dibaca bersarna orangtua agar informasi yang terdapat dalam buku dapat tersampaikan dengan baik kepada anak-anak. Ilustrasi-ilustrasi dalam buku ini sangat tepat sesuai dengan fungsi-fungsinya. Ketiadaan aliterasi dan bentuk-bentuk kalimat yang terlampau panjang dapat menjadi faktor penghambat buku ini sebagai media penyampaian informasi yang baik bagi anak-anak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nedra Wati Zaly
"[ABSTRAK
Usia prasekolah merupakan masa persiapan anak untuk masuk sekolah. Pada usia
ini perkembangan sosial, emosi, dan kognitif anak berkembang dengan cepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kesiapan anak usia prasekolah untuk mulai bersekolah. Desain penelitian ini
menggunakan studi deskriptif. Dengan pengumpulan data kesiapan sekolah
menggunakan pemeriksaan Nijmeegse Schoolbekwaanheids Test (NST) pada 206
anak. Hasil penelitian ini menjelaskan sebesar 42,3% anak sudah siap masuk
sekolah. Hasil regresi logistik multinomial menunjukkan jenis kelamin anak,
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, dan perilaku orang tua
merupakan faktor yang mempengaruhi kesiapan masuk sekolah. Penelitian ini
merekomendasikan perawat dapat memberikan edukasi tentang pentingnya peran
ibu dalam mempersiapkan anak masuk sekolah terutama pada anak usia
prasekolah.

ABSTRACT
Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid
children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round.
This research seeks the factors that affect the children?s readiness for school. Prior
the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive
study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to
school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of
children, mother?s education, family income, mother?s occupation, and parents
behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the
importance of mother?s roles an preparing their children for school and for nurses
to enhance that roles.;Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid
children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round.
This research seeks the factors that affect the children?s readiness for school. Prior
the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive
study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to
school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of
children, mother?s education, family income, mother?s occupation, and parents
behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the
importance of mother's roles an preparing their children for school and for nurses
to enhance that roles.;Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid
children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round.
This research seeks the factors that affect the children?s readiness for school. Prior
the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive
study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to
school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of
children, mother?s education, family income, mother?s occupation, and parents
behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the
importance of mother?s roles an preparing their children for school and for nurses
to enhance that roles.;Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid
children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round.
This research seeks the factors that affect the children’s readiness for school. Prior
the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive
study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to
school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of
children, mother’s education, family income, mother’s occupation, and parents
behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the
importance of mother’s roles an preparing their children for school and for nurses
to enhance that roles., Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid
children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round.
This research seeks the factors that affect the children’s readiness for school. Prior
the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive
study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to
school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of
children, mother’s education, family income, mother’s occupation, and parents
behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the
importance of mother’s roles an preparing their children for school and for nurses
to enhance that roles.]"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T43665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Anggraeni
"Mual muntah merupakan efek samping kemoterapi yang paling umum dan paling merugikan bagi anak. Mual muntah akibat kemoterapi pada anak dapat dikurangi dengan pemberian terapi nonfarmakologis seperti relaksasi. Salah satu relaksasi yang dapat dipergunakan adalah membacakan buku cerita dengan teknik storytelling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh storytelling terhadap mual muntah akibat kemoterapi pada anak usia prasekolah. Desain penelitian adalah quasi experiment posttest only control group design. Sampel sebanyak 42 anak usia prasekolah yang terbagi menjadi kelompok intervensi (n=21) dan kelompok kontrol (n=21). Pemilihan responden dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Analisis perbedaan mual muntah pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor mual muntah pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan nilai p=0,461 (p>0,05). Namun, dari hasil kajian secara klinis terdapat perbedaan antara mual muntah pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan storytelling tidak memberikan efek pada pencegahan mual muntah akibat kemoterapi pada anak usia prasekolah secara statistik, tetapi memberikan efek secara klinis. Penelitian ini merekomendasikan untuk pemanfaatan storytelling sebagai terapi suportif pada anak yang menjalani kemoterapi untuk mengurangi kejadian mual muntah dan untuk mengurangi penggunaan gadget pada anak usia prasekolah.

Nausea and vomiting is the most common and most detrimental side effect of chemotherapy for children. Nausea and vomiting due to chemotherapy in children can be reduced by providing non-pharmacological therapy such as relaxation. One form of relaxation that can be used is reading story books using storytelling techniques. The aim of this study was to identify the effect of storytelling on nausea and vomiting due to chemotherapy in preschool children. The research design is a quasi experiment posttest only control group design. The sample was 42 preschool age children divided into intervention group (n=21) and control group (n=21). Respondent selection was carried out using consecutive sampling technique. Analysis of differences in nausea and vomiting in the intervention group and the control group was carried out using the Mann Whitney test. The statistical test results showed that there was no significant difference between the nausea and vomiting scores in the control group and the intervention group with a value of p=0.461 (p>0.05). It can be concluded that the use of storytelling does not have a statistical effect on preventing nausea and vomiting due to chemotherapy in preschool children, but does have a clinical effect. This research recommends the use of storytelling as a supportive therapy for children undergoing chemotherapy to reduce the incidence of nausea and vomiting and to reduce the use of gadgets in preschool children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Korifanny Petrisia
"ABSTRAK
Meningkatnya jumlah anak-anak sebagai pelaku beberapa tindak kejahatan memperlihatkan bahwa anak membutuhkan empati sebagai penyangga perilaku. Pemahaman empati akan membantu anak memahami apa yang dirasakan oleh orang lain sehingga akan peka saat melakukan sebuah perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program pembacaan buku cerita bergambar untuk meningkatkan pemahaman empati anak usia 3-4 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Empathy Scale for Children ESC . Disain penelitian ini adalah one group pre-test-post-test design. Metode pembacaan yang digunakan adalah dialogic reading, yang merupakan metode pembacaan cerita interaktif dengan tanya jawab antara pembaca cerita dengan anak. Pembacaan cerita menggunakan 4 buku cerita bergambar yang bercerita mengenai perasaan senang, sedih, marah dan takut. Pembacaan cerita dilakukan selama 4 hari pada TK XY, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat dengan total partisipan sebanyak 29. Analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa pembacaan buku cerita bergambar dengan dialogic reading secara signifikan meningkatkan pemahaman empati anak usia 3-4 tahun. Untuk penelitian selanjutnya, dapat melakukan checklist perilaku sebelum dan sesudah intervensi atau melakukan pembacaan buku cerita secara individu dengan orang tua atau guru.

ABSTRACT
The increasing number of children as offenders shows that children need empathy as buffer for their behavior. Empathy understanding will help children to have perspectives of what other people feel, hence children will have some consideration before act. The aim of this research is to test the effectiveness of picture storybook with dialogic reading to develop empathy understanding of children age 3 4 years old. The effectiveness of picture storybook with dialogic reading is measured using Empathy Scale for Children ESC . The Research design is one group pre test post test design. This research using dialogic reading as the reading method, which is interactive reading method between the storyteller and children. The storytelling use 4 picture storybooks each about happy, sad, anger and scare that conducted for 4 days at XY Kindergarten, Payakumbuh, West Sumatra. The statistical results demonstrate that there is significant difference at children rsquo s empathy understanding score before and after the book reading. For further research, can do the behavior checklist before and after the intervention or do one to one book reading with teacher or parent."
2017
T49688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Rahmi
"Salah satu tugas perkembangan pada masa prasekolah adalah berkembangnya kemampuan motorik kasar anak. Pada saat ini tubuh anak berkembang pesat, terutama perkernbangan otot-otot besar yang memungkinkan perkembangan motorik kasarnya. Anak juga sangat aktif dan energik, sehingga membutuhkan latihan kegiatan motorik kasar. Kemampuan motorik kasar ini memiliki hubungan yang erat dengan perkembangan kognitif, emosi dan sosial pada anak. Pentingnya perkembangan motorik kasar sudah menjadi perhatian para pendidik sejak lama. Sayangnya, di Indonesia, perkembangan motorik kasar anak prasekolah belum mendapat perhatian yang sesuai. Penelitian pada 212 Taman Kanak-kanak (TK) di DKI Jakarta pada tahun 2002, ditemukan bahwa hanya 57,3 % sekolah yang memberi kesempatan bagi murid untuk melakukan kegiatan motorik kasar.
Program Pendidikan Rumah Bagi Orangtua Dalam Mengembangkan Motorik Kasar Anak Prasekolah ini disusun sebagai alternatif pendidikan untuk anak prasekolah. Pada masa prasekolah anak tidak harus mengikuti pendidikan di sekolah atau institusi tertentu di luar rumah. Kebutuhan anak adalah memperoleh Stimulasi yang kaya dan beragam, sehingga dapat mengembangkan dirinya dengan optimal. Stimulasi tersebut dapat diberikan sendiri oleh orangtua rnelalui pendidikan rumah. Dengan peran aktif orangtua sebagai guru di rumah dapat terjalin hubungan yang lebih akrab antara anak dengan orangtua.
Dengan demikian, program ini disusun agar anak dapat mencapai perkembangan motorik kasar yang optimal. Program ini menggunakan teori perkembangan motorik dari Gallahue dan Ozmun yang dirangkum dengan teori-teori dari ahli-ahli lainnya, seperti Berk, Miller dan Feldman. Perkembangan motorik kasar disebut juga perkembangan gerak, dibagi menjadi tiga aspek, yaitu stabilitas, lokomosi dan manipulasi. Masing-masing aspek terdiri dari beberapa kemampuan yang nantinya akan dilatihkan pada anak.
Di dalam program ini terdapat kegiatan-kegiatan yang sederhana, material yang mudah didapat Serta tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga aplikatif untuk digunakan oleh orangtua. Untuk penyempurnaan program ini selanjutnya dapat dilakukan dengan uji coba di lapangan serta evaluasi. Perbaikan terhadap hasil evaluasi akan menghasilkan program baru yang telah teruji. Kemudian diberikan pelatihan untuk orangtua."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Hapsari
"Home, bagi anak prasekolah, tidak hanya berfungsi sebagai sebuah naungan tempat tercukupinya kebutuhan primer anak, tapi juga suatu lingkungan tempat anak prasekolah ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Inilah yang harus dipenuhi oleh Taman Penitipan Anak (TPA). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana fungsi home bagi anak prasekolah itu terpenuhi. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu mengetahui apa sebenarnya home itu dan apa saja unsur pembentuknya; karakter anak prasekolah, yang meliputi perkembangan dan kebutuhan di periode tersebut; dan beberapa panduan desain tentang suatu lingkungan fisik anak, dalam hal ini day care center, yang baik.
Berdasarkan analisis studi kasus yang telah dilakukan terhadap tiga TPA di lingkungan kantor melalui observasi dan wawancara, diperoleh kesimpulan bahwa tidak semua TPA yang menjadi objek studi kasus dapat memenuhi fungsi home sampai dengan hierarkinya yang tertinggi, yaitu sebagai pengaktualisasian diri, karena ada kalanya TPA-TPA tersebut hanya suatu home yang memenuhi kebutuhan mendasar saja. Pemenuhan kebutuhan akan home bagi anak prasekolah ini membutuhkan pengetahuan yang cukup dan menyeluruh dengan disertai definisi yang jelas mengenai peruntukan dan fungsinya, yang disertai dengan pengelolaan yang menunjang fungsi TPA sebagai home bagi anak prasekolah.

Home for preschool children is not only a shelter where their basic needs are fulfilled but also a place where their developmental needs can be met. Taman Penitipan Anak (TPA) - or day care center - should be able to function as a home for preschool children. The purpose of this writing is to examine to what extent the function of home for preschool children is fulfilled. It becomes necessary to know exactly the meaning of home and the elements that create a home; the charactercisics of preschool children, including the development and needs in that period; and some design guidelines for good physical environment, in this case, of day care center.
Based on the analysis of case study on three TPAs in offices through observation and personal interview methods, a conclusion is obtained that not all of the case study objects can fulfill the highest function of home, that is self- actualization; sometimes TPA only fulfills the basis needs of preschool children. The fulfillment of the functions of home for preschool children need a whole knowledge on the clear definition of TPA's purpose and function, and also the design and management of the physical elements that support the function of TPA as a home for preschool children.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52279
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Fina Melinda
"Usia prasekolah merupakan usia emas dalam pembentukan perilaku prososial anak dan menentukan perilaku prososial di usia perkembangan berikutnya. Berbagai metode perlu digali untuk memaksimalkan perilaku prososial, salah satunya dengan metode permainan imajinatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara permainan imajinatif dan perilaku prososial dengan kontrol inhibisi sebagai moderator. Alat ukur yang digunakan berupa Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) dimensi Perilaku Prososial, Child Imagination Questionnaire (CIQ), dan Tugas Kepala-Pundak-Lutut-Kaki. Partisipan merupakan anak prasekolah berusia 3-6 tahun (N=75). Orang tua dan guru anak juga dilibatkan untuk mengadministrasikan data. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil antara penilaian guru dengan orang tua. Pada penilaian guru, ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara permainan imajinatif dengan perilaku prososial. Kontrol inhibisi juga ditemukan dapat memoderasi hubungan permainan imajinatif dengan perilaku prososial. Sementara, pada data orang tua tidak terdapat hubungan antara ketiga variabel. Begitu juga dengan kontrol inhibisi yang tidak dapat memoderasi hubungan antara permainan imajinatif dengan perilaku prososial. Perbedaan hasil ini dijelaskan lebih lanjut di dalam naskah.

Preschool age is a crucial period to foster children's prosocial behavior using imaginative play. This study aims to determine the relationship between imaginative play and prosocial behavior, with inhibitory control as a moderator. The instruments used were the Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) dimensions of prosocial behavior, the Child Imagination Questionnaire, and Head-Shoulders-Knees-Feet Play. Participants were preschool children aged 3-6 years (N = 75). Parents and teachers of children are also involved in administering the data. The results showed that there were differences in the assessment results between teachers and parents. The teachers' assessment result shows a significant relationship between imaginative play and prosocial behavior, and inhibitory control can moderate the relationship between imaginative play and prosocial behavior. However, the correlation among the three variables was found to be non-significant in the parents’ assessment. Inhibitory control also cannot moderate the relationship between imaginative play and prosocial behavior. The different results between teachers' and parents' assessments are analyzed further for possible explanations."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>