Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155762 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadhira Nizam
"ABSTRAK
Diare sering ditemukan di seluruh dunia terutama di negara tropis. Diare terjadi karena interaksi pejamu, agen, dan lingkungan; faktor pejamu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, perilaku kebersihan, dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara prevalensi diare dengan tingkat pengetahuan mengenai diare dan perilaku kebersihan. Penelitian dilakukan di dusun 1, desa Kalena Rongo, Sumba Barat Daya dan pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2014. Desain penelitian adalah cross-sectional dan subyek adalah kepala keluarga/orang dewasa dusun 1 yang berada di rumah saat pengambilan data. Data diambil dengan mewawancarai 1 orang dewasa menggunakan kuesioner yang berisi 5 pertanyaan tentang diare dan 10 pertanyaan perilaku kebersihan. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan diuji dengan chi square dan fisher exact test. Dari 105 subyek, perempuan sebanyak 74 orang dan laki-laki 31 orang. Riwayat menderita diare terdapat pada 66,7% subyek. Sebanyak 91,4% subyek mempunyai pengetahuan buruk dan 100% subyek memiliki perilaku kebersihan buruk. Prevalensi diare tidak berhubungan dengan tingkat pengetahuan mengenai diare (Fisher, p > 0,05) dan faktor-faktor yang memengaruhinya seperti tingkat pendidikan (chi-square, p > 0,05), pekerjaan (Fisher, p > 0,05), dan jumlah anak (chi-square, p > 0,05).

ABSTRACT
Diarrhea are often found in the world, especially in tropical countries. The occurrence of diarrhea depends on host, agent, and environment; host are influenced by knowledge about diarrhea, hygiene behavior, and education. This study aimed to examine the relationship between the prevalence of diarrhea with level of knowledge about diarrhea and hygiene behavior. The study was conducted in 1st halmet, Kalena Rongo village, Southwest Sumba and the data was taken in June 2014. The method of this study is cross-sectional and the subjects are the head of household or adult in the house who was at home when the data retrieval. The data was taken by interviewing one adult using a questionnaire containing 5 questions about diarrhea and 10 questions about hygiene behavior. The data was processed using SPSS 20 version and tested by chi square and fisher exact test. From 105 subjects, female subjects are 74 people and male subjects are 31 people. The prevalence of diarrhea is 66.7%. The level of knowledge about diarrhea is poor (91.4%) and the hygiene behavior is 100% bad. The prevalence of diarrhea is not related with the level of knowledge about diarrhea (Fisher, p> 0.05) and also not related to the influencing factors such as education level (chi-square, p> 0.05), employment (Fisher, p> 0.05), and the number of children (chi-square, p> 0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Utami
"ABSTRAK
Malaria merupakan penyakit endemis di Indonesia terutama bagian timur. Kurangnya pengetahuan penduduk mengenai malaria dapat meningkatkan risiko malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan penduduk mengenai malaria dan hubungannya dengan karakteristik demografi sehingga dapat menjadi dasar penyuluhan kesehatan. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional di Desa Kalena Rongo, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Subjek penelitian adalah orang dewasa yang berada di rumah saat pengambilan data tanggal 21 Juni 2014. Data diambil dengan kuesioner berisi 18 pertanyaan mengenai gejala, pengobatan dan pencegahan malaria. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan dianalisis dengan uji chi square dan fisher exact. Jumlah subjek 105 orang yang terdiri atas 29,5% laki-laki dan 70,5% perempuan. Tingkat pendidikan subjek terbanyak adalah tamat SD (39%) dan sebagian besar subjek bekerja di kebun (92,4%). Subjek yang memiliki riwayat malaria sebanyak 54,3%. Tingkat pengetahuan subjek umumnya kurang dan tingkat pengetahuan baik mengenai gejala malaria hanya 10,5%, pengobatan 3,8% dan pencegahan 1,9%. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan subjek mengenai malaria dengan jenis kelamin (fisher exact, p>0,05), tingkat pendidikan (fisher exact, p>0,05), pekerjaan (fisher exact, p>0,05), dan riwayat malaria (chi-square, p>0,05). Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan subjek mengenai malaria adalah kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, serta riwayat malaria.

ABSTRACT
Malaria is an endemic disease in Indonesia, especially in the eastern area. Lack of knowledge of the public about malaria may increase the risk of malaria. The purpose of this research is to know the knowledge of villagers about malaria and its relation to demographic characteristics so that the data can be used as basis of health education. The research was conducted with cross-sectional design in Kalena Rongo Village, Southwest Sumba. Subjects were adults who were in their house when the data collection held on June 21, 2014. The data were collected by a questionnaire containing 18 questions about symptoms, treatment and prevention of malaria. The data were processed with SPSS version 20 and analyzed with chi-square test and fisher exact test. Subjects were 105 people, consisted of 29.5% men and 70.5% women. Educational level of subjects mostly was elementary school (39%) and most of subjects worked on farm (92.4%). Subjects who have a history of malaria are as much as 54.3%. Subjects in general have lack of knowledge about malaria and subjects with good level of knowledge about the symptoms of malaria were 10.5%, the treatment 3.8% and the prevention 1.9%. There are no significant differences between the subjects? knowledge level about malaria with gender (fisher exact, p>0.05), educational level (fisher exact, p>0.05), occupation (fisher exact, p>0.05), and history of malaria (chi-square, p>0.05). In conclusion, subjects have lack of knowledge about malaria and the subject?s knowledge level about malaria is not related to gender, educational level, occupation, and history of malaria."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Farida Rachmat
"ABSTRAK
Desa Kalena Rongo merupakan daerah dengan keadaan sanitasi yang buruk dan kurangnya ketersediaan air bersih. Penelitian ini ditujukan untuk dapat mengetahui prevalensi cacingan dan hubungannya dengan usia dan jenis kelamin pada warga desa Kalena Rongo, Sumba Barat Daya. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dan dilakukan di salah satu dusun (dusun 1) yang dipilih secara acak. Sebanyak 424 warga desa Kalena Rongo menjadi subjek penelitian dan diminta untuk mengumpulkan feses pada bulan Juni 2014. Sampel feses yang telah terkumpul diperiksa secara mikroskopis di laboratorium Parasitologi, hasil yang diperoleh diolah dengan program SPSS 20.0 for windows, dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan dari 424 warga desa Kalena Rongo yang mengumpulkan pot feses didapatkan 391 (92,2%) warga positif mengalami cacingan, dengan rincian A. lumbricoides 279 (65,8%), T. trichiura 257 (60,6%), cacing tambang 227 (53,8%), dan warga yang mengalami infeksi campuran sebanyak 264 (67,5%). Seluruh warga desa Kalena Rongo kemudian diberikan pengobatan massal antihemintik. Pada prevalensi cacingan dengan kelompok usia didapatkan adanya perbedaan bermakna (chi square p=0,002), sedangkan pada prevalensi cacingan dengan jenis kelamin tidak didapatkan adanya perbedaan bermakna (chi square p=0,164). Dapat disimpulkan bahwa prevalensi cacingan pada warga desa Kalena Rongo berhubungan dengan usia, dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin

ABSTRACT
Kalena Rongo village is an area with the state of poor sanitation and lack of clean water availability. This research aimed to determine the prevalence of worm disease and its relation to age and gender of villagers in Kalena Rongo Village, Southwest Sumba. We use cross-sectional design and performed in one village (hamlet 1) randomly selected with 424 people as the subject. Subjects are asked to collect their feces in June 2014. The collected feces was then microscopicly examined in the Parasitology laboratory. The final result is processed with a computer programme SPSS 20.0 for windows and analyzed with chi-square techniques. The result of this research show that among 424 people in the Kalena Rongo village who has collected their feces container, 391 (92.2%) shows positive result on worm disease. With 279 (65.8%) people among them are infected by A. Lumbricoides, 257 (60.6%) people are infected by T. trichiura, 227 (53.8%) people are infected by hookworm, and 264 (67.5%) have mix infection. The whole population is then treated with antihelminth medication. On the prevalence of worm disease with specific age groups, there is a significant difference (chi square p= 0.002), whereas on the prevalence of worm disease with gender, there is no significant difference (chi square p=0.164). It can be concluded that the prevalence of worm disease in the population of Kalena Rongo village is related to age, and have no relation with gender"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Rahadian Soleman
"Diare merupakan penyakit dengan insidens tinggi di negara berkembang. Infeksi STH dapat menjadi penyebab diare kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi STH dan diare di Desa Perobatang, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) yang endemis STH. Desain penelitian adalah cross sectional dan pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2017 di Desa Perobatang, SBD. Orang tua subjek/subjek diminta mengumpulkan feses kemudian diperiksa secara makroskopis untuk mendiagnosis diare dan mikroskopis untuk mendiagnosis STH dengan menemukan telur cacing. Subjek yang positif diberikan albendazol 400mg tiga hari berturut-turut. Dari 333 sampel, didapatkan 257 anak terinfeksi STH (77%) dengan prevalensi A.lumbricoides 56%, T.trichiura 55% cacing tambang 5%. Infeksi tunggal lebih banyak pada anak 1-5 tahun dan infeksi campur pada anak 6-15 tahun. Sebanyak 92 anak (28%) mengalami diare. Terdapat hubungan antara prevalensi STH (kombinasi 3 spesies cacing) dengan prevalensi diare (uji chi-square, p<0,05), namun tidak ada hubungan prevalensi infeksi tunggal dan kombinasi 2 spesies cacing dengan prevalensi diare. Hasil penelitian ini perlu disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten SDB agar pada kasus diare perlu dilakukan pemeriksaan feses untuk deteksi STH dan perlu dilakukan POPM untuk memberantas STH.

Diarrhea is a disease with a high incidence in developing countries. STH infection can be a cause of chronic diarrhea. This study aims to determine the relationship between STH and diarrhea in Perobatang Village, Sumba Barat Daya District (SBD) which is endemic to STH. The study design was cross sectional and data collection was conducted in January 2017 in Perobatang Village, SBD. Parents of subjects / subjects were asked to collect feces then examined macroscopically to diagnose diarrhea and microscopically to diagnose STH by finding worm eggs. Positive subjects were given albendazole 400mg three days in a row. From 333 samples, 257 children were infected with STH (77%) with prevalence of A.lumbricoides 56%, T.trichiura 55% hookworm 5%. Single infections are more common in children 1-5 years and mixed infections in children 6-15 years. 92 children (28%) have diarrhea. There is a relationship between the prevalence of STH (combination of 3 worm species) and the prevalence of diarrhea (chi-square test, p <0.05), but there is no correlation between the prevalence of single infections and the combination of 2 worm species with the prevalence of diarrhea. The results of this study need to be submitted to the District Health Office of SBD so that in cases of diarrhea it is necessary to examine feces to detect STH and need to do POPM to eradicate STH."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosifia Abigail
"Diare merupakan penyebab kematian terbesar kedua pada anak usia di bawah lima tahun, dimana 1 dari 9 balita di dunia meninggal diakibatkan oleh diare. WHO menyebutkan bahwa sekitar 80% kematian diare disebabkan oleh air yang tidak aman, sanitasi yang tidak memadai dan kebersihan yang tidak memadai, terutama di negara berkembang. Diare tetap menjadi masalah utama tetapi sebagian besar dapat dicegah. Air, sanitasi, dan kebersihan yang lebih baik dapat mencegah kematian 297.000 anak di bawah 5 tahun setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan faktor WASH (sumber air bersih, air minum, fasilitas sanitasi, pembuangan tinja anak, dan fasilitas cuci tangan) dan faktor host (ASI eksklusif dan imunisasi campak) terhadap kejadian diare pada balita di wilayah pedesaan dan perkotaan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian potong lintang (cross-sectional). Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data SDKI 2017. Hubungan antara variabel independen dengan dependen akan dilihat menggunakan uji statistik kai kuadrat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor WASH dan host yang memiliki hubungan signifikan dengan diare balita di Indonesia, yaitu sumber air bersih (OR = 1,41), air minum (OR = 1,37), fasilitas sanitasi (OR = 1,39), pembuangan tinja anak (OR = 1,26), ASI eksklusif (OR = 1,68) dan imunisasi campak (OR = 1,19). Pada wilayah pedesaan, yaitu air minum (OR = 1,39), fasilitas sanitasi (OR = 1,19), dan ASI eksklusif (OR = 1,72) serta di wilayah perkotaan, yaitu sumber air bersih (OR = 1,69), fasilitas sanitasi (OR = 1,65), pembuangan tinja anak (OR = 1,30), dan ASI eksklusif (OR = 1,64). Diharapkan pemerintah untuk memperluas pedoman terkait diare balita yang disebabkan karena faktor WASH dan faktor host balita, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Diarrhea is the second leading cause of death in children under five years old, account for 1 in 9 child deaths worlwide. WHO states around 80% deaths from diarrhea are caused by unsafe water, inadequate sanitation, and inadequate hygiene, especially in developing countries. Diarrhea remains a major problem but is largely preventable. Better water, sanitation, and hygiene could prevent the deaths of 297,000 children under five each year. This research aims to analyze the association between WASH risk factors (clean water sources, drinking water, sanitation facilities, disposal of children's feces, and hand washing facilities) and host factors (exclusive breastfeeding and measles immunization) on the prevalence of diarrhea among children under five in rural and urban areas in Indonesia. This research is a quantitative study using a cross-sectional research design. The data used is secondary data, SDKI 2017. The association between independent and dependent variables will be test using the chi-square statistical test. The research results show, clean water sources (OR = 1.41), drinking water (OR = 1.37), sanitation facilities (OR = 1.39), disposal of children’s feces (OR = 1.26), exclusive breastfeeding (OR = 1.68) and measles immunization (OR = 1.19), were significantly associated with children under five diarrhea. In rural areas, drinking water (OR = 1.39), sanitation facilities (OR = 1.19), and exclusive breastfeeding (OR = 1.72), were significantly associated with children under five diarrhea, and in urban areas, clean water sources (OR = 1.69 ), sanitation facilities (OR = 1.65), disposal of children's feces (OR = 1.30), and exclusive breastfeeding (OR = 1.64), were significantly associated with children under five diarrhea. The knowledge findings from this study suggest government to expands guidelines regarding children under five diarrhea caused by WASH factor and host factors, to increase public awareness."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matdoan Rifkiah Aisyah
"ABSTRAK
Desa Kalena Rongo di Kabupaten Sumba Barat Daya adalah desa dengan higiene dan sanitasi yang buruk. Keadaan tersebut merupakan faktor risiko infeksi protozoa usus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi protozoa usus dan hubungannya dengan usia dan jenis kelamin penduduk Desa Kalena Rongo. Desain penelitian cross-sectional dilakukan di salah satu dusun (dusun 1) yang dipilih secara acak. Data diambil pada Bulan Juni 2014 dengan mengikutsertakan semua penduduk dusun 1 sebagai subjek penelitian. Subyek dibagikan pot untuk diisi feses dan diberikan kepada peneliti keesokan harinya. Feses diberi formalin 5% dan diperiksa di laboratorium Parasitologi FKUI 3 hari kemudian. Sampel feses dibuat sediaan apus, diwarnai lugol lalu diperiksa dengan mikroskop. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan diuji dengan chi-square. Dari 424 sampel feses, 185 sampel (prevalensi 44%) positif protozoa yaitu B.hominis 34,4%, E.histolytica 17,7% dan G.lamblia 4,2%. Prevalensi infeksi protozoa usus berhubungan dengan jenis kelamin(p=0,01) dan kelompok usia (p=0,007). Perbedaan bermakna juga ditemukan pada kelompok usia dengan infeksi campur protozoa (p=0,024).Disimpulkanprevalensi infeksi protozoa usus pada penduduk Kalena Rongo berhubungan dengan jenis kelamin dan usia. Infeksi campur protozoa juga berhubungan dengan usia.

ABSTRACT
Kalena Rongo Village, located in South West Sumba, is a village with poor hygiene and sanitation; risk factors for intestinal protozoan infections. This study was conducted in order to know the prevalence of intestinal protozoan infections and its relation to age and sex among people in Kalena Rongo village. This cross-sectional study was conducted in June 2014. Subjects were given pot to be filled by stool and to be given to researcher on the next day. Stool samples were mixed with 5% formalin and examined in laboratory of Parasitology FMUI three days later. Stool samples were smeared, stained by lugol, and examined under the microscopes. Data were processed by SPSS version 20 and analyzed with chi-square. From 424 stool samples, 185 samples (44% prevalence) were positively infected by B. hominis 34.4%, E. histolytica 17.7%, and G.lamblia 4.2%. Prevalence of intestinal protozoan infection is related with sex (p=0.01) and age (p=0.007). Significant difference was found between age and mixed protozoan infections (p=0.024). Therefore, prevalence of intestinal protozoan infections among people of Kalena Rongo village was related with sex and age. Mixed infections also related to age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Sukandar
"Diare merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas balita di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada balita di Desa Urug Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor. Desain penelitian ini merupakan deskriptif korelasi dengan pendekatan potongan lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak balita sebanyak 89 orang dengan sampel yang dipilih dengan teknik acak secara sederhana (simple random sampling). Data dikumpulkan dengan penyebaran kuesioner dan analisis yang digunakan melalui dua tahap yaitu univariat untuk melihat distribusi frekuensi, dan bivariat untuk melihat hubungan antara variabel dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan keluarga tentang PHBS dengan kejadian diare pada balita, p = 0,112 (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini: tidak adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga dengan kejadian diare.

The Diarrhea is one of the causes of high morbidity and mortality of children in Indonesia. This study was aimed to identify the relationship between family knowledge of hygiene and healthy practices with the incidence of diarrhea in infants in the Village District of Sukajaya Urug Bogor Regency. This research used a descriptive correlation with cross-sectional study. The sample size was using 89 mothers who had children with random techniques (simple random sampling). Data were collected by questionnaires and analyzed by two stages, an univariate test to see the frequency and distribution of resapondent and a bivariate test to identify relationships between variables that used Chi Square test. The results showed that there was not relationship between family knowledge of hygiene and healthy practices with the incidence of diarrhea in infants, p = 0.112 (p <0.05). The conclusion of this study: the absence of a significant association between knowledge family with the incidence of diarrhea."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulida Cahya Khairini
"ABSTRACT
Diare merupakan masalah kesehatan yang cukup sering terjadi pada balita. Penelitian yang menunjukkan manfaat pemberian ASI terhadap masalah diare pada anak cukup banyak ditemukan. Namun, penelitian yang menghubungkan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan prevalensi diare pada anaknya masih jarang ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu mengenai pengertian ASI eksklusif, manfaat ASI, serta tata cara pemberian ASI dengan prevalensi diare pada anak balitanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Jumlah responden untuk penelitian ini adalah sebanyak 42 responden yang tinggal di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur dan memiliki balita. Data pengetahuan ibu dan diagnosis diare balita didapatkan dari kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden ibu dengan tingkat pengetahun baik tentang ASI memiliki balita yang tidak diare, yaitu sebanyak 7 responden. Sementara responden ibu dengan tingkat pengetahuan sedang, 5 di antaranya memiliki anak dengan diare, dan 27 responden sisanya memiliki anak yang tidak diare. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dan kejadian diare pada anaknya p=0,326 . Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan praktik pemberian ASI oleh ibu dengan prevalensi diare pada balita.

ABSTRACT
Diarrhea is a common health problem among children under five. There are many studies done to identify the roles of breastfeeding in the prevention and management of diarrhea. However, studies focusing on knowledge about breastfeeding among mothers are still rare. This study aims to identify the relationship between knowledge about breastfeeding among mothers and the prevalence of diarrhea in their children. This study is a descriptive analytical study using cross sectional method. This study involves 42 respondents living in Kampung Melayu district, East Jakarta, and have children under five years old. The data of mothers 39 knowledge level and the prevalence of diarrhea are collected using questionnaire. The results showed that all the respondents with high level of knowledge about breastfeeding have children without diarrhea, 7 out of the total 42 respondents. Meanwhile, 5 out of the total 32 respondents with moderate level of knowledge have children with diarrhea, while the rest 27 respondents have children without diarrhea. There is no significant relationship between the level of knowledge about breastfeeding among mothers and the incidents of diarrhea in their children p 0.326 . Further studies are necessary to identify the relationship between breastfeeding practices among mothers and the prevalence of diarrhea in their children. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ihsan
"Higiene dan sanitasi dasar yang tidak memadai dapat menjadi salah satu faktor risiko penyakit menular lingkungan seperti diare. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang paling banyak ditemui di daerah pesisir seperti di Kelurahan Pulau Harapan. Selain higiene dan sanitasi, lantai yang merupakan bagian dari bangunan rumah, dapat menjadi faktor risiko lain dari penularan penyakit diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kondisi higiene dan sanitasi dasar serta kondisi lantai rumah dengan kejadian diare di Kelurahan Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta Desain studi yang digunakan adalah pada penelitian ini adalah cross-sectional, dengan metode pengambilan data berupa wawancara menggunakan instrumen kuesioner dan observasi langsung pada kondisi higiene dan sanitasi dasar serta kondisi lantai rumah rumah tangga penduduk. Dari total 96 responden pada penelitian ini, ditemukan kasus kejadian diare dalam sebulan terakhir, sebanyak 25 orang dan yang tidak mengalami kasus kejadian diare sebanyak 71 orang. Dengan kelompok anak-anak (dibawah 17 tahun) menjadi yang terbanyak yaitu berjumlah 13 kasus. Hasil analisis uji chi square menyatakan bahwa, terdapat hubungan yang signifikan pada variabel: jamban sehat (p-value 0,005), kualitas air (fisik) (p-value 0,005), dan fasilitas tempat sampah (p-value 0,019). Penentuan variabel yang paling dominan terhadap kejadian diare menggunakan uji regresi logistik didasarkan dari nilai Exp (B) atau Odds Ratio pada pemodelan multivariat akhir, yang terbesar adalah 6,389 pada variabel kondisi jamban (p-value 0,002), sehingga variabel kondisi jamban memiliki kecenderungan paling dominan yang berhubungan dengan penyakit diare. Dari penelitian ini, diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat berkolaborasi untuk saling memperhatikan kebersihan lingkungan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kemudian, untuk penelitian selanjutnya dapat menggali lebih dalam terkait variabel lain yang mungkin berhubungan dengan kejadian diare di pulau lainnya dalam wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu Utara.

Inadequate basic hygiene and sanitation can be a risk factor for environmental infectious diseases such as diarrhea. Diarrhea is one of the diseases most commonly found in coastal areas such as Pulau Harapan Village. Apart from hygiene and sanitation, the floor which is part of the house building, can be another risk factor for transmitting diarrheal diseases. This study aims to determine the relationship between basic hygiene and sanitation conditions and the condition of house floors with the incidence of diarrhea in Harapan Island Village, North Seribu Islands District, Seribu Islands Administrative Regency, DKI Jakarta Province. The study design used in this research is cross-sectional, with data collection methods in the form of interviews using questionnaire instruments and direct observation of basic hygiene and sanitation conditions as well as the condition of the floors of residents' households. The number of total respondent in this research (96), 25 people found cases of diarrhea in the last month and 71 people did not experience cases of diarrhea. Children (under 17 years) are the most group by age (13 cases) found cases of diarrhea. The research analysis with chi square test stated that there was a significant relationship with the variables: healthy latrines (p-value 0.005), water quality (physical) (p-value 0.005), and waste bin facilities (p-value 0.019). Determining the most dominant variable in the incidence of diarrhea using the logistic regression test was based on the Exp (B) or Odds Ratio score in the final multivariate modeling, the biggest score was 6.389 in the latrine condition variable (p-value 0.002), that conclude the latrine condition variable is the most dominant to the relationship of diarrhea case. From this research, hopefully the government and the people can collaborate to pay attention to environmental cleanliness to improve the level of public health in Kelurahan Pulau Harapan. Then, for further research, hopefully other researcher can dig deeper into other variables that may be related to the incidence of diarrhea on other islands in North Seribu Islands District"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maimaznah
"Balita dikatakan usia yang berisiko karena pada masa ini sangat mudah mengalami penyakit infeksi karena pertahanan tubuh dan sistem pencernaan masih imatur yang dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan serta dapat menyebabkan kematian. Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga diharapkan dapat mengidentifikasi, mengurangi dan menanggulangi risiko diare pada balita.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan risiko diare pada balita di Kelurahan Tanah Baru Kecamatan Beji Kota Depok. Desain penelitian ini deskriptif korelasi dengan desain Cross Sectional dengan jumlah sampel 107 keluarga dengan balita. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan risiko diare pada balita.

Toddler is a period in human development that is at risk.This is because in the period children are very susceptible to infections due to the immaturity of the immune and digestive system, which can have an impact on growth and development that may lead to death. The implementation of family health task is expected to identify, reduce and mitigate the risk of diarrhea in infants.
This study aimed to determine the relationships between the family health task and the risk of diarrhea in children under five in Tanah Baru District of Beji Depok. The study design was descriptive correlation with cross sectional design with a sample of 107 families with toddlers. The results showed there is no association between family health task execution and the risk of diarrhea in infants.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>