Ditemukan 249854 dokumen yang sesuai dengan query
Vidya Kusumawardani
"Tesis ini membahas mengenai perbandingan komunikasi politik antara tokoh politik pria dan wanita di dalam media online Indonesia untuk periode Oktober 2013 di dalam pemerintahan demokratis. Dalam tesis ini ditemukan hasil bahwa perbedaan isi pemberitaan antara tokoh politik pria dan wanita di dalam media online tidak semata-mata hanya diakibatkan oleh ideology patriarkhi semata yang berkembang di dalam masyarakat, namun juga bisa diakibatkan oleh beberapa faktor lain diantaranya seperti kebijakan parpol, proses pembuatan berita di dalam media digital yang lebih cenderung bersifat bebas dikarenakan siapapun bisa memberikan pemberitaan apapun tanpa ada yang akan melakukan pengecekan kembali, dan adanya persepsi masyarakat mengenai keterlibatan perempuan dalam bidang politik yang cenderung negatif. Dengan adanya kondisi tersebut, maka membuat proporsi pemberitaan pria dan wanita memang cenderung berbeda dimana pemberitaan tokoh politik pria lebih besar dibandingkan dengan tokoh politik wanita. Oleh karena itu, harus ada pembahasan lebih lanjut lagi terkait dengan fungsi dari masing-masing pihak diantaranya media massa, tokoh politik, dan parpol dalam rangka membentuk komunikasi politik yang efektif di masa pemerintahan demokratis hingga mampu terwujudnya pendidikan politik bagi masyarakat melalui informasi yang disampaikan.
The focus of this study is to compare the political communication between male and female politicians by Indonesia’s online media during October 2013 period in democratic government. Based on the result, it has founded that the differences between male and female politicians concerning their political communication by online’s media was not only triggered by patriarchal ideology but also by other factors such as political party policy, the process of news manufacture in digital media where in digital media people can post anything and no one able to check it, and public perception about women in politics. Those factors could have an effect in our news proportion regarding to Indonesia’s politician where males politician receive bigger proportion than females politician. Therefore, there should be further discussion related to the function of each, including the media, politicians, and political parties in order to form an effective political communication in the establishment of a democratic government in order to increase the political education among people."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42393
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Doni Akbar
"Media daring memiliki peran yang sangat penting pada masa pandemi Covid-19 ini sebagai media informasi publik. Melalui media daring, pengguna memperoleh informasi dengan cepat dan dengan akses yang mudah, khususnya informasi mengenai perkembangan dan penanganan Covid-19 dari pemerintah. Penelitian menggunakan konsep agenda setting yang bertujuan untuk menganalisis isi pemberitaan tentang kepemimpinan Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Anies Baswedan dalam mengatasi masalah pandemi Covid-19. Dengan menggunakan metode analisis isi kualitatif pada pemberitaan media daring seperti Detik.com dan Kompas.com dari bulan April hingga Juni 2020. Dengan menggunakan kategori aktor, pemimpin, dan cara penyajian berita ditemukan bahwa Kompas.com memberitakan Anies sebagai pemimpin yang mampu menjawab kebutuhan dan persoalan masyarakat melalui kebijakan di tengah pandemi Covid-19. Sedangkan pemberitaan Detik.com menunjukkan bahwa sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies adalah sosok pemimpin yang kontroversial melalui kebijakan-kebijakan yang masih dianggap belum matang yang justru menciptakan ketidakberhasilan dalam menghambat penyebaran virus Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menganalisis bahwa media memiliki cara berbeda menyajikan isi terkait kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam penanganan masalah pandemi Covid-19.
Online media has a very important role during the Covid-19 pandemic as a medium for public information. Through online media, users get information quickly and with easy access, especially information about the development and handling of Covid-19 from the government. The study uses the concept of agenda setting which aims to analyze the content of the news about the leadership of the Head of the Special Capital Region of Jakarta, Anies Baswedan in overcoming the problem of the Covid-19 pandemic. By using qualitative content analysis methods on online media coverage such as Detik.com and Kompas.com from April to June 2020. Using the categories of actors, leaders, and news presentation methods, it was found that Kompas.com reported on Anies as a leader who was able to answer the needs and community issues through policies in the midst of the Covid-19 pandemic. Meanwhile, Detik.com's report shows that as the Governor of DKI Jakarta, Anies is a controversial leader through policies that are still considered immature which have actually created failure in inhibiting the spread of the Covid-19 virus in DKI Jakarta Province. This study analyzes that the media have different ways of presenting content related to the leadership of the Governor of DKI Jakarta, Anies Baswedan in handling the Covid-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rachel Amanda Aurora
"Adanya persepsi mengenai perbedaan pengetahuan politik antara laki-laki dan perempuan membuat perempuan dianggap tidak kompeten dalam memberikan pendapat pada isu politik. Perkembangan internet yang memberikan kesempatan yang setara baik bagi perempuan maupun laki-laki untuk berpartisipasi dalam dunia politik salah satunya dengan berpartisipasi dalam diskusi online tidak menghilangkan anggapan tersebut. Dengan mengacu kepada elaboration likelihood model, gender dari pemberi komentar juga dapat bertindak sebagai isyarat heuristik bagi pembacanya, terutama pada pembaca dengan tingkat seksisme yang tinggi. Karena itu, selain dari aspek kesopanan dan bobot pada komentar pengguna, komentar yang diberikan oleh perempuan juga dijadikan oleh pembaca sebagai salah satu cue untuk menilai kualitas artikel berita online. Penelitian sebelumnya telah menguji pengaruh kesopanan dan bobot dari komentar terhadap perceived quality artikel berita.
Pada penelitian ini, peneliti menambahkan gender sebagai salah satu independent variable dan melihat pengaruhnya terhadap perceived quality. Peneliti juga mengukur tingkat sexism pembaca serta interaksinya dengan gender pemberi komentar terhadap perceived quality. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, between-subject, post-test only dengan desain 2x2x2 faktorial dengan teknik analisis data menggunakan multiple regression. Hasil dari penelitian ini adalah gender terbukti mempengaruhi perceived quality artikel berita [t 273 = - 2.08, p= .04]. Hal ini diperkuat apabila pembaca berita memiliki sikap sexist [t 273 = 2.159, p=.03].
The perception of differences in political knowledge between men and women makes women considered incompetent in giving opinions on online political news articles. The Internet has been providing an equal opportunity for both women and men to participate in politics by participating in online discussions, but it does not dispel the stereotype. By referring to the elaboration likelihood model, the gender of the commentator can also act as a cue to its readers, especially readers with high levels of sexism. Therefore, apart from the civility and reasoning of user comments, comments given by women are also become one of the cue to assess the quality of online news articles. Previous research has examined the effect of civility and reasoning of comments on perceived quality of news articles. In this study, researcher added gender as one of the independent variables and saw its effect on perceived quality. Researcher also measured the level of reader 39 s sexism and its interaction with gender of the commentator towards perceived quality. An online experiment with 2 civil vs. uncivil x 2 high reasoning vs. low reasoning x 2 female vs. male commenter factorial design was conducted N 273. Regression analysis suggested that gender was proven to affect perceived quality of news article t 273 2.08, p .04. This effect is reinforced if the newsreaders are sexist t 273 2,159, p .03. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kendra Anastasia Benita Naamin
"[
ABSTRAKIsu mengenai perseteruan antara FPI versus Ahok, diawali dari paralanguage Ahok dalam menyampaikan pesan secara eksplisit. Hal ini memunculkan pertanyaan penulis: bagaimana proses terbentuknya prejudice Ketua FPI terhadap Ahok? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan data sekunder melalui situs resmi FPI dan media online yang terkait dengan berbagai statement, baik dari pihak Ahok maupun FPI. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa cara bagaimana Ahok secara verbal menyampaikan gagasannya secara blak-blakan dimanfaatkan oleh pihak lawan untuk semakin jauh menyudutkan Ahok. Situasi ini berbanding terbalik dengan pernyataan pihak-pihak yang mendukung Ahok, yang justru menyatakan diri mereka sebagai muslim. Hal ini secara jelas mencerminkan bahwa profesionalitas Ahok dan sikap anti korupsi yang selama ini dia tegaskan justru mendapatkan nilai positif dari masyarakat.
ABSTRACTThe issue of conflict between FPI against Ahok, started from Ahok’s paralanguage in conveying anything in an outspoken manner. The question is: how was FPI Chairman’s prejudice against Ahok formed? To answer the question, I used secondary data through the examination on FPI’s official site and online media associated with various statements, from both Ahok and FPI. From the result of analysis, it can be concluded how oppositions took advantage from Ahok’s outspoken manner in conveying his ideas, to make the bad out of him. On the other hand, people who claimed to be moslem support Ahok. This circumstance clearly reflects that Ahok’s professionalism and anti-corruption attitude, which he has clearly shown all this time, gets positive feedback from the society., The issue of conflict between FPI against Ahok, started from Ahok’s paralanguage in conveying anything in an outspoken manner. The question is: how was FPI Chairman’s prejudice against Ahok formed? To answer the question, I used secondary data through the examination on FPI’s official site and online media associated with various statements, from both Ahok and FPI. From the result of analysis, it can be concluded how oppositions took advantage from Ahok’s outspoken manner in conveying his ideas, to make the bad out of him. On the other hand, people who claimed to be moslem support Ahok. This circumstance clearly reflects that Ahok’s professionalism and anti-corruption attitude, which he has clearly shown all this time, gets positive feedback from the society.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Larashayu Prima Hapsari
"
ABSTRAKSkripsi ini membahas program REDD+ sebagai skema yang dibentuk PBB dalam upaya mengatasi dampak perubahan iklim, ditinjau dari gambaran yang dipublikasikan Media Indonesia online. Media Indonesia online dipilih karena selain menjadi salah satu media massa nasional beroplah tinggi, juga setiap saat dapat diakses secara cepat, mudah dan praktis. Konten berita dianalisis secara deskriptif menggunakan metode penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berita mengenai program REDD+ di Media Indonesia online secara implisit mengutamakan ideologi pemilik modal dan mendukung kapitalisme pemerintah dalam mengelola keuntungan yang didapat dari program REDD+.
ABSTRACTThis thesis is discussing about REDD+ program as scheme made by the UN in their effort to overcome the impact of climate change that was reviewed in online version of Media Indonesia. Media Indonesia online was chosen as it is one of the biggest circulation national media, easily accessed, simple and practical. The news content is about REDD+ program which analyzed descriptively using quantitative research method. The result of the research indicated that news about REDD+ in Media Indonesia online prioritizes implicitly the ideology of its hareholders and frames the government's capitalism in managing profit from REDD+ program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Craig, Richard
Southbank: Thomson/Wadsworth, 2005
025.06 CRA o
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Sundari
"Melalui pendekatan ekonomi politik media, penelitian ini mengungkap bagaimana komodifikasi berita politik yang terjadi di proses produksi jurnalisme online. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkap alasan komodifikasi di jurnalisme online bisa menyebabkan persebaran berita palsu dan dampaknya bagi publik. Produksi berita di jurnalisme online merupakan kolaborasi gatekeeping dan gatewatching di ruang pemberitaan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kasus produksi berita di Tribunnews.com yang menggunakan informasi dari media sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi politik menjadi komoditas yang ditawarkan media massa kepada publik. Komodifikasi terhadap informasi politik dari media sosial berpotensi pada penyebaran berita palsu atau hoaks. Penyebabnya ada dua. Pertama penjaga gawang ruang pemberitaan hanya melakukan verifikasi terhadap akun media sosial yang menyebarkan informasi bukan verifikasi terhadap informasi itu sendiri. Kedua, penjaga gawang ruang berita bisa disetir oleh aktor politik dibalik akun media sosial. Praktik komodifikasi ini menyebabkan berbagai masalah bagi publik seperti ruang publik yang semu, kehilangan informasi subtantif, sulit mengenal kecakapan kandidat yang akan dipilih, hingga merisak proses berdemokarasi di pemilihan umum.
Through the media political economy approach, this study reveals how the commodification taken place on processes online journalism. The aim of the study was to reveal the reasons for commodification in online journalism could cause the spread of false news and its impact on the public. News production in online journalism are collaboration between gatekeeping and gatewatching in news room. The research method that is used is case analysist news production by Tribunnews.com that is using information from social media. The result of the research showed that political information become commodity that is offered mass media to public. Commodification toward political information from social media have potential to be the distribution of fake news or hoax. There are two causes. First, First, the newsroom gatekeeper only verifies social media accounts that disseminate information rather than verifying the information itself. Second, newsroom gatekeeper can be driven by political actor behind social media account. This commodification practice causing some problems for public such as pseudo public sphere, lost of substantive information, hard to recognize the capability of the candidate that will be choosen, until disrupt the process of democratization in political elections."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53097
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ramadhan Dipta Maula
"
ABSTRAKPersaingan untuk meningkatkan traffic di antara media-media online menyebabkan munculnya judul-judul berita yang bersifat clickbait. Judul clickbait adalah judul berita yang tidak menggambarkan dan menjelaskan isi berita agar memancing pembacanya untuk membuka tautan berita yang akan berdampak pada kenaikan traffic. Penggunaan judul clickbait disebut dapat menimbulkan misleading di benak pembaca serta tidak sesuai dengan kaidah jurnalistik. Makalah ini menemukan fakta bahwa masih banyak media online di Indonesia yang menggunakan judul bersifat clickbait dalam pemberitaannya. Namun, penulisan judul clickbait ternyata tidak terlalu berpengaruh pada persepsi pembaca atas isi berita. Meski begitu, penulisan judul berita yang bersifat clickbait dinilai mengganggu oleh pembaca.
ABSTRACTCompetition to increase traffic between online media led to the emergence of clickbait headlines. Clickbait title are headlines that do not describe and explain the content of the news in order to provoke readers to open the news link which will have an impact on the increase in traffic. The use of so-called title clickbait can cause misleading in the reader's mind and not in accordance with the rules of journalism. The paper found that many online media in Indonesia that use titles are clickbait in reporting. However, writing the title clickbait did not much affect the reader's perception on the news content. Even so, writing headlines that are clickbait rated disturb readers."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nadya Ariesta Komala Dewi
"Tesis ini membahas kolaborasi citizen journalist dan jurnalis professional di media online, khususnya di media online Hipwee. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dan strategi penelitian single case study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi citizen journalist dan media online Hipwee dilakukan melalui platform Hipwee Community. Bentuk kolaborasi yang dilakukan oleh citizen journalist (kontributor) dan Hipwee adalah pembuatan konten tulisan dan video, pengembangan kanal Hipwee, pembelajaran menulis di kegiatan online dan offline dan penyebaran informasi kepada masyarakat terkait berbagai kegiatan Hipwee. Namun kolaborasi ini tidak berjalan dengan baik. Penelitian mengungkapkan bahwa karakteristik media online, peran jurnalis professional, jurnalis amatir, peran editor dan syarat inti kolaborasi Pro-Am journalism ‘Bruns’ mempengaruhi kolaborai citizen journalist dan jurnalis professional di media online.
This thesis discusses the collaboration of citizen journalists and professional journalists in online media, especially in Hipwee online media. This research is a qualitative research with a case study method with a single case study research strategy. The results showed that the collaboration of citizen journalist and online media Hipwee was carried out through the Hipwee Community platform. Forms of collaboration undertaken by citizen journalists (contributors) and Hipwee are the creation of written and video content, the development of Hipwee channels, learning to write in online and offline activities and the dissemination of information to the public regarding various Hipwee activities. But this collaboration did not go well. The study revealed that the characteristics of online media, the role of professional journalists, amateur journalists, the role of editors and the core conditions of Pro-Am journalism 'Bruns' collaboration influence the collaboration of citizen journalists and professional journalists in online media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Prima Laksmitasari
"Tesis ini membahas mengenai objektivitas pemberitaan reshuffle kabinet di dua media online, yaitu Detik.com dan Kompas.com periode 1 April s.d. 30 Mei 2015. Dengan menggunakan konsep obyektivitas yang dikembangkan oleh J. Westerstahl (1983), penelitian ini dilakukan untuk melihat kecenderungan media online dalam memberitakan reshuffle kabinet dilihat dari indikator, kelengkapan unsur berita, nilai berita, pernyataan narasumber, tipe liputan, konteks informasi, pengetahuan dalam berita dan newstone. Penelitian dilakukan terhadap 138 sampel dari kedua media online dengan metode analisis isi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Detik.com dan Kompas.com memiliki kecenderungan yang kurang objektif dalam memberitakan reshuffle kabinet. Faktor-faktor yang memicu kecenderungan tersebut adalah kelengkapan unsur berita yang sederhana, konteks informasi yang diperoleh dengan cara wawancara, pengetahuan yang berasal dari sumber sekunder dan tipe liputan satu sisi. Sifat dari media online di mana berita yang ditampilkan serba cepat menimbulkan kecenderungan berita yang dihasilkan tidak akurat, tidak berimbang dan cenderung dangkal. Selain itu, reshuffle kabinet yang merupakan hak prerogatif presiden untuk memperbaiki kinerja pemerintahan lebih ditampilkan sebagai persoalan politik antara presiden dengan partai-partai politik.
The thesis discusses about objectivity of the news of cabinet reshuffle on two online news media, detik.com and kompas.com during the period of 1 April to 30 May 2015. Using the concept of objectivity that are constructed by J. Westerstahl (1983), this thesis is conducted to identify the tendency of online news media in making a news about cabinet?s reshuffle, therefore it adopts several indicators that are also use by Westerstahl: completeness of news element, news values, news resource statement, type of coverage, context of information, knowledge of the news and newstone. The research is conducted to 138 data sample from both online news media using content analysis method. The result of this thesis shows that both Detik.com and Kompas.com have the same tendency which is less objective in making news about cabinet reshuffle. Factors behind the result are both online news media not using the most complete news element, context of information is gathered by interview, knowledge of the news is coming from secondary resource, and it uses only one part information coverage. Moreover, the characteristic of online news media which is fast in making news, make the online news less accurate, imbalance and not comprehensive. Other than that, cabinet reshuffle is an authority of the President to fix and improve the cabinet performance runs better, but this matters sometime is showed as political problem between the President and Political Parties."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T45214
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library