Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192271 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febrianti Asbaningsih
"Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi diabetes mellitus yang memerlukan instrumen evaluasi luka yang sesuai untuk menentukan penanganan tepat agar tidak menimbulkan keadaan yang semakin parah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara instrumen penilaian luka skala Wagner dan Bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT) pada pasien ulkus diabetikum. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel pasien ulkus diabetikum sebanyak 43 responden pengukuran. Instrumen yang digunakan adalah skala Wagner yang digunakan untuk mengukur tingkat keparahan luka pasien ulkus diabetikum dan BWAT yang digunakan untuk mengukur tingkat keparahan luka pasien ulkus dekubitus. Berdasarkan uji statistik didapatkan adanya korelasi yang kuat antara intrumen skala Wagner dengan BWAT dalam menilai luka ulkus diabetikum (r = 0,789; p = 0,0005). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa BWAT dapat digunakan untuk mengevaluasi luka ulkus diabetikum dan merekomendasikan penggunaan instrumen BWAT untuk mengevaluasi skala kesembuhan luka pada pasien ulkus diabetikum.

Diabetic ulcers are one of the complications of diabetes mellitus which require wound evaluation instruments appropriate to determine the proper treatment in order to avoid the situation more severe. The study objective was to identify the relationship between the Wagner scale wound assessment instruments and Bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT) in patients with diabetic ulcers. The study design was descriptive cross sectional correlation using diabetic ulcers patient samples by 43 measurement respondents. The instrument used was the Wagner scale to measure the severity of the diabetic ulcers patient's wound and the BWAT used to measure the severity of the patient's decubitus ulcer wounds. Based on statistical tests found a strong correlation between the Wagner scale instrument and the BWAT in assessing diabetic ulcer wounds (r = 0.789, p = 0.0005). The results of the study explain that the BWAT can be used to evaluate diabetic ulcer wounds and recommend the use of the instrument to evaluate the scale BWAT wound healing in patients with diabetic ulcers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Annisa Rahardhiany
"Ulkus diabetikum merupakan komplikasi Diabetes Mellitus yang membutuhkan perawatan baik dan sesuai agar luka tidak semakin memburuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara instrument skala Wagner dan instrument BWAT pada pasien dengan ulkus diabetikum. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah potong lintang dengan bentuk penelitian deskriptif korelasi menggunakan sampel sebanyak 120responden yang terdiri dari grade 1 sampai dengan grade 5. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Wagner dan Bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT) untuk mengukur tingkat keparahan luka pada pasien ulkus diabetikum. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang sangat kuat antara instrumen skala Wagner dan BWAT dalam penilaian luka ulkus diabetikum dengan (r = 0,951; p = 0,0005). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti merekomendasikan instrumen Bates- Jensen Wound Assessment Tool menjadi instrumen yang lebih tepat untuk digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi skala penyembuhan luka ulkus diabetikum karena memiliki karakteristik penilaian yang lebih rinci.

Diabetic ulcer is a serious complication of Diabetes Mellitus that requires a good and appropriate treatment to prevent the worsening condition of the wound. The study aimed to identify the correlation between Wagner Scale and BWAT in measuring the wound grade. Design of this study was cross-sectional descriptive, involving 120 observers with diabetic ulcer varying from grade 1 to grade 5. The instruments used in this study were the scale of Wagner and Bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT) whichwere used to measure the severity of injuries in the diabetic ulcer patients. The result showed a very strong correlation between Wagner and BWAT scale instrument to assess (r = 0.951; p = 0.0005). The study strongly suggested to use of Bates-Jensen Wound Assessment Tool to evaluate the scale of wound healing for diabetic ulcers since it has more detail assessment characteristics than Wagner scale.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Warini
"Komplikasi diabetes melitus terjadi pada makrovaskuler yaitu komplikasi yang mengenai pembuluh arteri yang lebih besar, sehingga menyebabkan atheroslerosis, akibatnya menyebabkan ulkus diabetikum. Penelitin ini bertujuan untuk membandingkan instrumen bates jensen antara langsung dan tidak langsung. Desain penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif dan penelitian Crosssectional. Intrumen penelitian yang digunakan skala Bates Jensen berbentuk skala deskriptif. Penelitian ini dilakukan di RS Husada, RSPI Sulianti Saroso dan Wocare Clinic Bogor berjumlah 52 responden, hasil penilaian BWAT direct ratarata 31,59 dengan standar devisiasi 9,212 (95% CI 29,03-34,16), hasil penilaian indirect observer I rata-rata 31,76 dengan standar devisiasi 8,7 (095% CI 29,3-34,1), sedangkan hasil penilaian indirect observer II rata-rata 29,4 dengan standar devisiasi 9,1 (95% CI 26,9-32,01). Dengan uji anova disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara penilaian direct indirect. Penelitian ini merekomendasikan penilaian indirect sebagai alat untuk berkonsultasi pengobatan ulkus diabetikum.

Complications of diabetes mellitus that occurs in macrovascular complications of the larger arteries, causing atheroslerosis, consequently causing diabetic ulcers. This research is aimed to compare the instruments bates jensen between direct and indirect. The study design used quantitative descriptive and cross-sectional studies. Scale research instruments used Jensen Bates shaped descriptive scale. This study was conducted at Hospital Husada, Sulianti Saroso and Wocare Clinic Bogor totaled 52 respondents, direct assessment results bwat 31.59 average with standard deviation 9.212 (95% CI 29.03 to 34.16), the results of the first observer indirect assessment an average of 31.76 with a standard deviation of 8.7 (095% CI 29.3 to 34.1), while the indirect assessment observer II average of 29.4 with a standard deviation 9.1 (95% CI 26.9 -32.01). With ANOVA test concluded there was no significant difference between direct and indirect assessment. The study recommends indirect assessment as a tool to consult the treatment of diabetic ulcer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh Harris
"Diabetes melitus dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang menyebabkan hendaya, salah satunya adalah ulkus kaki diabetikum (UKD). Kadar vitamin D diketahui berhubungan dengan penyembuhan luka dan resistensi insulin. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar vitamin D serum dan derajat keparahan UKD. Tiga puluh pasien UKD dengan nilai ankle brachial index normal dikelompokkan sesuai derajat keparahannya sesuai klasifikasi Wagner diikutkan dalam studi ini. Kadar vitamin D serum diperiksa menggunakan metode immunoassay. Hubungan antara kedua variabel dianalisis. Pasien terdiri dari 18 orang laki-laki (60%) dan 12 orang perempuan (40%) dengan rerata usia 57 tahun. Rerata kadar vitamin D serum adalah 10,58 ng/mL. Korelasi kuat ditemukan antara kadar vitamin D serum dan derajat keparahan UKD (p<0,001, r=0,901). Pemeriksaan penyaring kadar vitamin D serum pada pasien UKD menunjukkan hasil yang rendah dan berkorelasi kuat dengan derajat keparahan UKD

Diabetes mellitus can cause various disabilitating complications including diabetic foot ulcer (DFU). Vitamin D levels are known to be correlated with wound healing and insulin resistance. This cross-sectional study aimed to determine the correlation between serum level of vitamin D and the severity degree of DFU. Thirty DFU patients with normal ankle brachial index, grouped into degrees according to the Wagner classification, were included in this study. Their serum level of vitamin D were examined using the chemiluminescent immunoassay method. Correlation between these two variables was analyzed. Patients were 18 males (60%) and 12 females (40%) with an average age of 57 years. The average serum level of vitamin D was 10.58 ng/mL. Strong correlation was found between serum level of vitamin D and the severity of DFU (p<0.001, r=0.901). Serum level of vitamin D screening in DFU patients were low and were strongly correlated with the degree of DFU."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T55522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marinda Navy Septiana
"ABSTRAK
Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi dari diabetes melitus dan termasuk luka kronik. Ulkus diabetikum menyebabkan berbagai gangguan kenyamanan baik fisik, psikologis maupun sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan derajat luka dengan interaksi sosial pada pasien ulkus diabetikum. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional dengan jumlah sampel 69 pasien di Rumat. Analisis data menggunakan uji T-independen menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara derajat luka dengan interaksi sosial p: 0,448, ?: 0,05 . Hasil penelitian didapatkan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial yaitu bau p:0.009 , status psikologis p:0,010 and stres p: 0,005 . Penelitian ini menunjukkan untuk memperhatikan kenyamanan psikologis pada gangguan kenyamanan fisik dalam peningkatan kenyamanan sosial pasien ulkus diabetikum.

ABSTRACT
Diabetic ulcer as a chronic wound is one of chronic complication of Diabetes Mellitus. Diabetic ulcer causes a variety of discomfort such as physics, psychology also social. The aim of this research was to identify the correlation between wound degree with social interaction to the diabetic ulcer patient. Cross sectional design applied in this study with 69 samples that recruiting in Rumat. Statistic analyze using independent t test showed wound degree has no significant relationship with social interaction p 0,448, 0,05 . This study found the related factor of social interaction are odor p 0.009 , psychology p 0,010 and stress p 0,005 . This study recommended the importance of paying attention to psychological comfort of physical discomfort to increase social comfort diabetic ulcer patient."
2017
S67249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Dian Puspita
"Masalah kesehatan di masyarakat perkotaan terkait erat dengan gaya hidup tidak sehat. Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit kronis yang cenderung terjadi pada lansia perkotaan komunitas. Diabetes jika tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi seperti tukak diabetik. Tugas Akhir Ilmiah ini berfokus pada pasien diabetes lansia dengan kesehatan yang rentan risiko tingkah laku. Intervensi dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan dalam keluarga, yaitu dengan intervensi pijatan kaki untuk mencegah terjadinya ulkus diabetes. Kaki Pijatan bisa mengembalikan sensasi kaki seperti yang dibuktikan dengan hasil pre-test dan posttest menggunakan monofilamen. Dengan kunjungan rumah tujuh kali, pijat kaki rutin dilakukan bersama teknik yang tepat dan durasi 15 hingga 30 menit setidaknya seminggu sekali selama sebulan dapat meningkatkan sensitivitas kaki pada pasien diabetes. Perawatan kaki dengan pijat kaki bisa meningkatkan sirkulasi darah kaki penderita diabetes seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan sensitivitas kaki dan bisa langsung mencegah terjadinya ulkus diabetik.

Health problems in urban communities are closely related to unhealthy lifestyles. Diabetes mellitus is a chronic disease that tends to occur in urban elderly the community. Diabetes if left untreated can cause complications such as diabetic ulcers.
This Scientific Final Project focuses on elderly diabetes patients with risk-prone health behavior. Interventions conducted to overcome nursing problems in the family,
namely with foot massage intervention to prevent diabetes ulcers. Legs Massage can restore foot sensation as evidenced by the results of the pre-test and post-test using monofilament. With seven home visits, regular foot massage is done together proper technique and duration of 15 to 30 minutes at least once a week for a month can increase foot sensitivity in diabetic patients. Foot care with foot massage can improve blood circulation in diabetics as indicated by an increase sensitivity of the foot and can directly prevent the occurrence of diabetic ulcers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Haveleia
"Ulkus Diabetikum menyebabkan berbagai gangguan kenyamanan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas tidur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada pasien ulkus diabetikum. Desain penelitian menggunakan cross-sectional dengan sampel 97 pasien ulkus diabetikum. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kualitas tidur subjektif dengan kualitas tidur yang diukur menggunakan PSQI p: 0,001. Faktor yang mempengaruhi tidur yaitu penghasilan p: 0,014, tingkat stress p: 0,001, medikasi p: 0,026, tingkat nyeri p: 0,048, dan diet p: 0,009. Penelitian menunjukkan pentingnya melakukan pengkajian kualitas tidur dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi untuk mengatasi masalah tidur pasien ulkus diabetikum.

Diabetic ulcer cause various comfort disorders. This research was to identify sleep quality and factors that influence in patients with diabetic ulcer. This research design used cross sectional study with a sampel of 97 diabetic ulcer patients. The results showed that there was a significant difference between subjective sleep quality and sleep quality measured using PSQI p 0,001. Factors that affect sleep are income p 0,014, stress levels p 0,001, medications p 0,026, pain levels p 0,048, and diet p 0,009. The results of this study indicate that the importance of conducting sleep quality assessment with factors that influence to overcome sleep problems in diabetic patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Yulia
"ABSTRAK
Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi dari diabetes mellitus yang
berdampak terhadap kehidupan pasien. Cardiff Wound Impact merupakan salah satu
instrument untuk mengukur dampak dari luka. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah instrument Cardiff Wound Impact ini merupakan pengukuran
yang baik dan layak digunakan jika dikaitkan dengan budaya yang ada di Indonesia.
Disain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang
(cross-sectional) menggunakan sampel pasien ulkus diabetikum di RSPI Sulianti
Saroso dan Klinik Wocare Center sebesar 51 pengukuran yang dipilih dengan
teknik purposive. Instrumen yang digunakan adalah Cardiff Wound Impact
Questionaire . Pada uji validitas muka tidak ada masalah yang bermakna dari segi
bahasa dan makna kalimat. Uji validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor
dan didapatkan bahwa nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of sampling Adequacy
(KMO) dan Bartlet Test tiap komponen CWI berada pada rentang 0,741-0,834.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan ada hubungan yang kuat antara skala kualitas
hidup dengan kepuasan kualitas hidup (p=0005; r=0,764). Penelitian ini telah
menunjukkan bahwa CWI merupakan alat yang valid dan reliable dalam mengkaji
dampak dari luka ulkus diabetikum di Indonesia karena sudah teruji melalui
validitas muka dan konstruk. Penelitian ini merekomendasikan perlu dilakukan
penelitian ulang dengan proporsi yang merata antar ruang rawat jalan dan ruang
rawat inap

ABSTRACT
Diabetic foot ulcer is one of the diabetes mellitus complications that impact on the
patients life. Cardiff Wound Impact is one of instrument that can measure the
impact of chronic wounds. The purpose of this study was to evaluate and validate
the Cardiff Wound Impact in diabetic foot ulcer in Indonesia population. This
research was used cross-sectional method and used 51 sample of diabetic foot
ulcers patients in Sulianti Saroso hospital, Wocare Clinic and Husada hospital.
The respondents filled the Cardiff Wound Impact Questionar. In the face validity
there was no significant problems in terms of language and meaning of a sentence.
Construct validity was performed by factor analysis and found that the value of
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) and Bartlet Test of
each component of CWI are in the range 0.741 to 0.834. The results of this study
also showed a strong correlation between the scale of quality of life and
satisfaction of quality of life (p = 0005; r = 0.764). This study has shown that the
CWI is a valid and reliable tools to assess the impact of the diabetic foot ulcer in
Indonesia because it has been tested through the face and construct validity.
Researcher suggested for this research need to be done again with the same
proportion between outpatients and inpatients wards"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Gayatri
"Aspek kenyamanan merupakan fokus keperawatan namun aspek ini cenderung diabaikan terutama didalam melakukan pengkajian. Luka kronik yang dialami pasien menimbulkan ketidaknyamananyang dapat mempengaruhi kondisi psikologis, spiritual, sosial, dan kultural pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pemodelan teoritis kenyamanan pada pasien ulkus diabetikum. Penelitian ini dilakukan melalui 2 fase, fase I menghasilkan instrumen ketidaknyamanan luka kronik, yaitu Discomfort Evaluation of Wound Instrument (DEWI). Fase kedua dilakukan dengan menggunakan desain potong lintang pada 140 pasien ulkus diabetikum. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa luka dapat menimbulkan ketidaknyamanan, luka juga dapat mempengaruhi status emosional psikologis. Ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari adanya luka dapat mempengaruhi terjadinya gangguan status emosional psikologis. Dukungan keluarga dapat menurunkan gangguan status emosional psikologis. Sifat hubungan ketidaknyamanan dan status emosional psikologis bersifat timbal balik dimana karakteristik individu tidak mempengaruhi hubungan ketidaknyamanan dan status emosional psikologis. Penelitian ini merekomendasikan agar perawatan yang bersifat holistik diterapkan dalam merawat luka terutama luka kronik. Manajemen pengelolaan stress perlu diajarkan dan diterapkan pada pasien ulkus diabetikum dengan meningkatkan peran keluarga.

Comfort is focus of nursing that tend to have less attention when conducting assessment. Wound chronic occurs discomfort on patient that influences psychologicl, spiritual, social, and cultural aspect. This study was to examine theoretical model of comfort on diabeticum ulcer. This study consisted of two phases. Phase 1 developed an instrument of wound chronic discomfort, namely Discomfort Evaluation of Wound Instrument (DEWI). Phase 2 was conducted with cross sectional involving 140 diabetic patient with ulcer. The result of modelling shows that chronic wound can occur discomfort. Chronic wound also affects emotional psychological status. This discomfortable contributes to emotional psychological disturbance. The relationship discomfort and emotinal psychological status is recursive which individual characteristics does not this fundings recommend to provide holistic care in wound care specifically chronic wound. Stress management needs to teach and apply on diabeticum ulcer patients with improving of family role.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
D1864
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Tobroni
"Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif yang jumlahnya terus meningkat setaip tahunnya. Individu yang menderita DM dengan gula darah yang tidak terkontrol sangat, berisiko mengalami luka ulkus diabetikum. Selain penanganan hiperglikemia dengan pemberian obat-obatan, perawatan luka ulkus diabetikum penting dilakukan untuk mencegah terjadi infeksi. Studi kasus ini bertujuan mengetahui efektifitas penggunaan antibiotik topikal pada perawatan luka ulkus diabetikum grade 1. Analisis dilakukan pada asuhan keperawatan yang diberikan di ruang rawat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Evaluasi dilakukan dengan memonitoring proses penyembuhan luka ulkus selama perawatan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa proses penyembuhan luka ulkus dapat cepat mengering. Karya ilmiah ini menyarankan bahwa penggunaan antibiotik topikal sebagai alternatif jenis perawatan luka ulkus.

Diabetes Mellitus is a degenerative disease whose numbers continue to increase every year. Individuals suffering from diabetes mellitus with uncontrolled blood sugar are at risk of developing diabetic ulcer. In addition to handling hyperglycemia by administering drugs, care for diabetic ulcer wounds is important to prevent infection. This case study aims to determine the effectiveness of using topical antibiotics in grade 1 diabetic ulcer wound care. The analysis was carried out on nursing care given in the hospital room Dr. RSUPN Cipto Mangunkusumo. Evaluation is done by monitoring the ulcer wound healing process during treatment. Evaluation results indicate that the ulcer wound healing process can dry out quickly. This scientific work suggests that the use of topical antibiotics as an alternative treatment of diabetic ulcer."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>