Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145594 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Nurdinawati
"ABSTRAK
Penilitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh struktur keluarga, yaitu keluarga utuh, cerai, dan menikah kembali terhadap pencapaian pendidikan anak berupa status kelajutan sekolah anak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan menggunakan data Sakerti 2000 dan 2007. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik biner diketahui bahwa struktur keluarga turut menentukan pencapaian pendidikan anak pada periode transisi awal, yaitu dari SD ke SMP. Faktor terkuat dalam menentukan pencapaian pendidikan anak dalam penelitian ini adalah pendidikan KRT dan pendapatan KRT, terutama untuk jenjang pendidikan tinggi. Temuan lain yang menarik adalah anak laki-laki memiliki kecenderungan yang lebih rendah untuk melanjutkan pendidikan dibandingkan anak perempuan.

ABSTRACT
The aim of this research is to study the impact of family structure, which are children living with parents who are either married, divorced, or re-married on children’s educational attainment defined as transition to the higher level of schooling. Results of logistic regression analysis using IFLS 2000 and 2007 data show that family structure affect children’s educational attainment, especially for transition from SD to SMP. The strongest determinants of children’s educational attainment, however, are parent’s education and household income, especially for transition from SMA to University. Other interesting result is that boys are less likely than girls to continue education."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Nabila
"ABSTRAK

Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kemiskinan dan karakteristik sosio-demografi terhadap perilaku migrasi. Status kemiskinan dilihat dari indikator kemampuan ekonomi, yaitu pengeluaran per kapita, total nilai aset, kepemilikan lahan pertanian dan juga apakah individu menerima bantuan atau tidak. Perilaku migrasi dipisah menjadi individu yang bertempat tinggal di perkotaan dan perdesaan. Data panel yang digunakan adalah data SAKERTI. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa secara keseluruhan orang miskin cenderung tidak bermigrasi. Namun, ditemukan kecenderungan penduduk miskin perkotaan untuk bermigrasi ke perkotaan lainnya.


ABSTRACT

This paper aims to analyze the effect of poverty and socio-demography characteristics towards migration behavior. To decide whether someone is poor or not is judged by their economic ability, including per capita expenditure, total value of asset, the possession of land for farming and are they a recipient of supporting program or not. Migration pattern divided into two groups, a group of people living in urban area and rural area. By using logistic regression with IFLS data, it is found that in general the poor are more likely not to migrate. However, there is a positive correlation of urban poor to migrate to another urban area.

"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Sinang
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan risiko bercerai antar wanita dengan menggunakan Sakerti Tabun 2000 dan 2007 menurut karakteristik tiogkat pendidikan dan umur kawin pertama dengan memperhitungkan k&raktaristik kebadinm anak, daerab tempat tinggal, kohor kelabiran dan status kerja, Berdasarkan temuan pada analisis deskriptif, dapat disimpulkan bahwa wanlta berpendidikan lebih rendah merniliki risiko bercerai yang lebih besar dibandingkan wanlta berpendidikan lebih tioggi. Wanlta dengan umur kawin pertama 22 tahun keatas justru memiliki risiko bercerai yang lebih besar dibandingkan wanlta dengan urnur kawin pertama 15 tahun kebawab dan 16-21 tahun. Sedangkan dalarn hal kebadimn anal<, kohor kelabimn dan status kerja, diternukan babwa wanlta yang tidak merniliki anak, labir sebagai generasi paling muda dan beketja, memiliki risiko bercerai yang paling besar. Berdasarkan analisis inferens dengan model regresi legit biner, dapat disimpulkan bahwa dengan memerhatikan kondisi tingkat pendidikanumur kawin pertama serta faktor klasifikasi seperti kebadiran anak, daerah tempat tinggai, kohor kelahiran dan status kelja, perbedaan risiko pada umumnya menunjukkan pola yang sama dengan basil dari analisis deakriptif. Namnn, basil estimasi pada setiap model menunjukkan terdapat perbedaan risiko yang signifikan hanya pada kondisi wanita yang berpendidikan tamat SMP keatas dan umur kawin pertarnanya 22 tahun keatas.

The objective of this research is to study the difference in risk of divorce among women according to educational level) age at first marriage by considering the presence of children, residence, birth cohort and working status. Using the 2000 and 2007 IFLS data, the findings on descriptive analysis show that women with lower level of education have greater risk of divorce than women with high level of education. Women with age of first marriage 22 years and older have greater risk of divoree than women with age of first marriage 15 years and younger and 16-21 years. According to the factors of the presence of children, birth cohort and working statusit is found that women who have no children who were born as the youngest cohort and who were working. have the greatest risk of divorce. Based on the results of binary logit regression model, it is concluded that by considering the educational level, age at first marriage and classification factor such as the presence of children. residence, birth cohort and working status, the pattern of the results are simllar with the results from descriptive analysis. However, the estimation results in every model show that there are significant risk differences only for women who finished junior highschool and higher and women with age of first marriage 22 years and older."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33539
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sisilia Nurteta
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat pengembalian investasi pendidikan
tinggi dan melihat perkembangannya selama 2000-2014, menggunakan data
Sakerti tahun 2000, 2007, 2014 dan metode two step Heckman. Hasil
menunjukkan individu berpendidikan S1/S2/S3 mendapatkan penghasilan lebih
besar daripada pendidikan Diploma. Selama periode 2000-2014, penghasilan
pendidikan tinggi semakin meningkat namun tingkat pengembalian investasi
pendidikan untuk Diploma lebih besar daripada S1/S2/S3. Namun demikian,
dalam perkembangannya, seiring dengan bertambahnya pengalaman kerja
pendidikan S1/S2/S3 mendapatkan tingkat pengembalian investasi pendidikan
yang lebih tinggi dibandingkan Diploma. Hal ini mengindikasikan adanya
ketidaksesuaian pekerjaan pada individu berpendidikan Diploma maupun
S1/S2/S3. Oleh karenanya penting untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan
tinggi.

ABSTRACT
This study aimed to analyze return on investment of higher education and its
development during 2000-2014, using IFLS data 2000, 2007, 2014 and two-step
Heckman method. Results show individuals educated S1/S2/S3 earn more than
diploma. During the 2000-2014 period, the earning of higher education is
increasing but the rate of return on investments in education to Diploma greater
than S1/S2/S3. However in its development, with increasing work experience,
S1/S2/S3 is getting higher rate of return to education compared to Diploma. This
indicates occupational mismatch among diploma and S1/S2/S3. Therefore it is
important to improve the quality of graduates and postgraduates"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maesera Idul Adha
"[ABSTRAK
Penelitian ini menghasilkan bukti empiris dampak migrasi terhadap kesejahteraan
rumah tangga di Indonesia, menggunakan data panel Indonesia Family Life
Survey (IFLS) tahun 2000 dan 2007, dan metode difference-in-differences dengan
propensity score matching. Penelitian ini mengestimasi dampak migrasi pada
rumah tangga migran kerja dan rumah tangga migran nonkerja dalam hal
pendapatan perkapita, beberapa variabel pengeluaran perkapita dan aset perkapita
rumah tangga. Hasil penelitian menemukan bahwa migrasi kerja berdampak
terhadap total pengeluaran perkapita rumah tangga, pengeluaran murni pangan
perkapita rumah tangga, dan pengeluaran rutin nonpangan perkapita rumah tangga.
Sedangkan migrasi nonkerja berdampak terhadap pendapatan perkapita dan aset
perkapita rumah tangga. Penelitian ini juga menganalisis dampak migrasi terhadap
remitansi pada rumah tangga dengan menggunakan data transfer sebagai proksi.
Migrasi kerja menunjukkan dampak yang signifikan terhadap pengeluaran transfer
perkapita rumah tangga, namun tidak terbukti memiliki dampak terhadap nett
transfer perkapita rumah tangga. Sementara migrasi nonkerja menunjukkan
dampak yang signifikan terhadap nett transfer perkapita rumah tangga. Penelitian
ini juga menganalisis dampak migrasi terhadap suplai tenaga kerja rumah tangga
dimana ditemukan bahwa migrasi kerja membawa dampak signifikan, namun
migrasi nonkerja tidak menunjukkan dampak yang signifikan terhadap suplai
tenaga kerja rumah tangga.
Kata Kunci: Evaluasi Dampak.

ABSTRACT
This study provides empirical evidence on the impact of migration on migrantsending
household in Indonesia, using data panel from Indonesia Family Life
Survey (IFLS) 2000 and 2007, and difference-in-differences with propensity score
matching method. This study estimates the impact of work migration and nonwork
migration on percapita income, some of per capita expenditures variables,
per capita asset, migrant-sending household. It is found that work migration have
impact on total per capita expenditure, per capita pure food expenditure, and per
capita non food routine expenditure. Non-work migration have impact on per
capita income and per capita asset. This study also analyze migration impact on
remittance using transfer data as proxi. Work migration showing impact
significantly on per capita out transfer, but there is no evidence have impact on
per capita nett transfer. Non-work migration showing impact significantly on per
capita nett transfer. This study also analyze migration impact on household labor
supply. It is found that work migration have impact significantly on household
labor supply. But non-work migration have no significant impact on household
labor supply.;This study provides empirical evidence on the impact of migration on migrantsending
household in Indonesia, using data panel from Indonesia Family Life
Survey (IFLS) 2000 and 2007, and difference-in-differences with propensity score
matching method. This study estimates the impact of work migration and nonwork
migration on percapita income, some of per capita expenditures variables,
per capita asset, migrant-sending household. It is found that work migration have
impact on total per capita expenditure, per capita pure food expenditure, and per
capita non food routine expenditure. Non-work migration have impact on per
capita income and per capita asset. This study also analyze migration impact on
remittance using transfer data as proxi. Work migration showing impact
significantly on per capita out transfer, but there is no evidence have impact on
per capita nett transfer. Non-work migration showing impact significantly on per
capita nett transfer. This study also analyze migration impact on household labor
supply. It is found that work migration have impact significantly on household
labor supply. But non-work migration have no significant impact on household
labor supply.;This study provides empirical evidence on the impact of migration on migrantsending
household in Indonesia, using data panel from Indonesia Family Life
Survey (IFLS) 2000 and 2007, and difference-in-differences with propensity score
matching method. This study estimates the impact of work migration and nonwork
migration on percapita income, some of per capita expenditures variables,
per capita asset, migrant-sending household. It is found that work migration have
impact on total per capita expenditure, per capita pure food expenditure, and per
capita non food routine expenditure. Non-work migration have impact on per
capita income and per capita asset. This study also analyze migration impact on
remittance using transfer data as proxi. Work migration showing impact
significantly on per capita out transfer, but there is no evidence have impact on
per capita nett transfer. Non-work migration showing impact significantly on per
capita nett transfer. This study also analyze migration impact on household labor
supply. It is found that work migration have impact significantly on household
labor supply. But non-work migration have no significant impact on household
labor supply., This study provides empirical evidence on the impact of migration on migrantsending
household in Indonesia, using data panel from Indonesia Family Life
Survey (IFLS) 2000 and 2007, and difference-in-differences with propensity score
matching method. This study estimates the impact of work migration and nonwork
migration on percapita income, some of per capita expenditures variables,
per capita asset, migrant-sending household. It is found that work migration have
impact on total per capita expenditure, per capita pure food expenditure, and per
capita non food routine expenditure. Non-work migration have impact on per
capita income and per capita asset. This study also analyze migration impact on
remittance using transfer data as proxi. Work migration showing impact
significantly on per capita out transfer, but there is no evidence have impact on
per capita nett transfer. Non-work migration showing impact significantly on per
capita nett transfer. This study also analyze migration impact on household labor
supply. It is found that work migration have impact significantly on household
labor supply. But non-work migration have no significant impact on household
labor supply.]"
2015
T43471
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Dwi Wijayanti
"Multiple job holding merupakan sebuah fenomena di mana pekerja memiliki lebih dari satu pekerjaan, telah menjadi tren di negara maju dan mulai meranah ke negara berkembang khususnya Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu menyoroti bahwa upah merupakan kriteria yang signifikan dan konsisten dalam menentukan keputusan pekerja melakukan multiple job holding. Peningkatan upah pekerjaan utama akan menurunkan insentif pekerja memiliki pekerjaan sampingan dikarenakan meningkatnya reservation wage. Namun, tidak ditemukan penelitian yang mengaitkan keputusan multiple job holding saat ini dengan status multiple job decision terdahulu. Penelitian kali ini akan menggunakan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan 2014 untuk menginvestigasi apakah peningkatan upah pada pekerjaan utama menurunkan insentif memiliki pekerjaan sampingan pada tahun 2014, dengan mengontrol status multiple job holding pada tahun 2007. Menggunakan model estimasi logit dan multinomial logit, ditemukan bahwa peningkatan upah pada pekerjaan utama menurunkan probabilita memiliki pekerjaan sampingan pada tahun 2014.

Multiple job holding – i.e., a phenomenon in which workers have more than one job – has become a trend in developed countries and is beginning to occur in developing countries, such as Indonesia. Existing studies provide the evidence that wages are a significant and consistent criterion to determine multiple job decisions. Wage increases in the primary job will decrease the incentive to have a second job as the reservation wage increases. However, there are no studies have been found which links the current multiple job decision with the past multiple job status. This study use data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2007 and 2014 to investigate whether or not a wage increase in the primary job reduces the incentive to have a second job in 2014, controlling for the multiple job status in 2007. Using logit and multinomial logit estimations, this study find that the wage increase in the primary job decreases the probability of having a second job in 2014."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T52080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harriz Jati
"Penelitian ini mencoba mengidentifikasi pengaruh tingkat pendidikan terhadap produktivitas rumah tangga pertanian melalui beberapa variasi model yang diregresi dengan metode ordinary least square (OLS). Objek yang diobservasi adalah rumah tangga pertanian agri culture household) Indonesia pada tahun 2000. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap produksi pertanian akan diamati melalui beberapa variabel yang terdapat dalam fungsi produksi cobb douglas seperti variabel jumlah tenaga kerja, jumlah modal tetap, luas lahan pertanian dan tingkat pendidikan atau lama tahun bersekolah. Sedangkan pe ngukuran produktivitas pertanian yang digunakan adalah nilai rupiah dari produksi total yang dihasilkan dari usaha pertanian (termasuk hasil usaha tani yang dikonsumsi sendiri) sepanjang 12 bulan. Data yang digunakan adalah data cross section dan pengolahan data menggunakan metode ordinary least square (OLS). Penelitian ini menemukan bahwa variabel tingkat pendidikan secara signifikan mempengaruhi produktivitas pertanian dalam suatu rumah tangga pertanian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6712
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Nabila
"Abstract
This paper aims to analyze the effect of poverty on migration by using the IFLS 2000 and 2007 data. The results of binary and multinomial logistic regressions on all adults, adults in urban areas, and adults in rural areas show that the poor are less likely to migrate than the non-poorexcept for the case of urban to urban migration, where the poor are more likely to migrate than the non-poor. The results for other economic characteristics such as total value of assets and land ownership for farming consistently show that better economic conditions lower the probability to migrate.
Abstrak
Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kemiskinan terhadap migrasi dengan menggunakan sampel individu 15 tahun ke atas dari data Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) tahun 2000 dan 2007. Hasil regresi logistik biner dan multinomial menunjukkan bahwa untuk semua individu, baik individu di perkotaan maupun di perdesaan, peluang orang miskin untuk bermigrasi lebih kecil daripada yang tidak miskin. Namun, untuk individu di perkotaan, ditemukan bahwa peluang orang miskin untuk bermigrasi dari perkotaan ke perkotaan lebih besar dibanding yang tidak miskin. Hasil regresi untuk karakteristik ekonomi lainnya seperti total nilai aset dan kepemilikan lahan pertanian menunjukkan bahwa kondisi ekonomi yang lebih baik menurunkan probabilitas bermigrasi."
2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Insaf Santoso
"Penelitian ini bertujuan mempeiajari faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bermigrasi penduduk Indonesia antara tahun 2000 - 2007 dengan menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Sur}-ey (lFLS) atau Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga (Sakerti) tahun 2000 dan 2007. Penelitian ini juga mempelajari perbedaan kecenderungan bermigrasi antara migran dan non migran dengan memperhitungkan pengaruh variabel pendapatan. pendidikan, umur, jenis kelamin, kepemtHkan rumah, kepemilikan laban pertanian, daerah ternpat tinggal dan persepsi standar hidup. Metode analisis yang djgunakan terdiri dari analisis deskriptif dan regresi iogistik non-hierarki multi faktorial. Obyek penelitian adalah penduduk usia 15 tahun keatas, baik laki-laki maupun perempuan.
Ditemukan bahwa kecenderungan bermigrasi lebih tinggi pada migran maupun non migran yang tidak mempunyai pendapatan, pendidikan tinggi, umur muda, tidak kawin, tinggal dirumah yang bukan milik sendiri dan tinggal di perkotaan. Sementarn itu penduduk yang berstatus migran pada tahun 2000 mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk bermigrasi antara tahun 2000-2007 dibanding non migran.

The objective of this research is to study the determinants of migration decision among Indonesian popuiation in 2000-2007 by using secondary data of 2000 and 2007 Indonesian Family Life Survey (IFLSs}. This study also examines the differences in propensity to migrate between migrants and non migrants according to several factors such as incomeeducation, age, sexhome ownership, agricultural hmd ownership, residential areas and the perception of standard of living. The method used consists of descriptive analysis and non-hierarchical mu!ti-fuctorial logistic regression. The study object are people aged 15 years or older, male and female.
The regression results show that the tendency to migrate was higher in migrants and non migrants who have no incomewith higher education, younger age, not married, living in a house that is not self-owned and live in urban areas.It is. also found that the migrant population in 2000 had a greater tendency to migrate between the years 2000 to 2007 than non mlgrants.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33557
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>