Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19464 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meidyta Puspa M.
"Penelitian ini membahas peran orang tua bagi anak autis dalam kehidupan sehari-hari mereka. Penderita autis dapat diketahui dari terhambatnya interaksi sosial yang diikuti gangguan perkembangan komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Untuk memperoleh kesejahteraannya, peran keluarga sangat diperlukan agar anak autis bisa mengaktualisasikan dirinya secara optimal terutama agar anak autis dapat diterima dengan baik oleh orang-orang di sekitar mereka. Dengan metode penelitian kualitatif menggunakan studi kasus terhadap 3 keluarga yang memiliki anak autis, penelitian ini memahas peran-peran yang dijalankan keluarga bagi anak autis. Didapati bahwa keluarga menjalankan peran yang cenderung berbeda dalam memenuhi kebutuhan fisik, psikologis dan sosial anak autis.

This research describes parents role for Autistic Children in their dialy life. Children with Autism can be known by their distracted social interaction followed by communication disorder either verbal or non-verbal communication. Family role is something that autism children really require to be actualized optimally, especially so that they can be accepted by the people they surrounded by. By using qualitative research method with case study, this research means to explain family roles for children with Autism. From this research known that family play pretty much different roles in sustaining and providing children with autism?s Physical, Psychological and social needs."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Awaliyah Mardiani
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara keberfungsian keluarga dan resiliensi pada ibu yang memiliki anak Autistic Spectrum Disorder. Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan alat ukur family assessment device (Epstein, Bishop, & Levin, 1978) dan pengukuran resiliensi menggunakan alat ukur resiliet quotient (Reivich & Shatte, 2002). Partisipan berjumlah 40 ibu yang memiliki karakteristik sebagai ibu yang memiliki anak ASD.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara keberfungsian keluarga dan resiliensi pada ibu yang memiliki anak ASD (r = 0.507; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi keberfungsian keluarga, maka semakin tinggi resiliensi pada ibu yang memiliki anak ASD. Berdasarkan hasil tersebut, maka dukungan dari keluarga untuk ibu yang memiliki anak ASD sangat penting agar dapat meningkatkan kapasitas resiliensinya sehingga mampu bangkit dari trauma yang dialaminya dan mampu menghadapi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.

This research was conducted to find the correlation between family functioning and reseiliece on mother who have children with Autistic Spectrum Disorder (ASD). Family functioning was measured using a modification instrument named family assessment device (Epstein, Bishop, & Levin, 1978) and resilience was measured using a modification instrument named reseilient quotient (Reivich & Shatte, 2002). The participants of this research are 40 mother who have children with ASD.
The main results of this research show that family functioning positively correlated significantly with resilience (r = 0.507; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). That is, the higher family functioning, the higher showing resilience. Based on these results, the support of the family for mothers of children with autistic spectrum disorder is important in order to increase her resiliece capacity so as able to rise from the trauma and able to face difficulties in everyday life.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Belonia Prihandini Utami
"Hidup membuat anak penyandang autis kebingungan ketika tidak ada pola yang bisa dijadikan acuan. Lingkungan terprediksi perlu dihadirkan dalam rangka memberi pola acuan yang bisa dibaca dengan mudah oleh mereka. Rumah sebagai sebuah setting dimana derajat terprediksi ditemukan, dari segi ruang, waktu dan keberadaan keluarga menjadi penting untuk diungkap. Lingkungan terprediksi ternyata dicapai melalui penyediaan sebuah pola yang konsisten dan stabil lewat spatial sequencing of functions dan visual attributes. Kebutuhan khusus ruang ini mendukung tercapainya kebutuhan akan stimulasi, keamanan, dan identitas yang bersama koreografi spasial keluarga mengoptimalkan dan membantu anak penyandang autis mandiri dalam kesehariannya di rumah.

Life is bewildered when autistic child found no set pattern. The need for a predictable environment is a concern on autistic child life?s to provide them the set pattern, easy to read. Home as a setting where the predictability degree exists, on its space, time and family presence become important to be revealed. Predictable environment is achieved by providing a consistency and stability through spatial sequencing of functions and visual attributes. These special needs of space support the needs for spatial stimulation, security, and identity, moreover collaborate with family?s spatial choreography to optimize and support autistic child?s independence on their daily life at home."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42664
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Made Calista Pradnyadevi
"Artikel ini membahas tentang edukasi efektif dan strategi pengajaran yang tepat untuk sekolah di Indonesia terkait pendampingan siswa penyandang Autistic Spectrum Disorder (ASD). ASD adalah bentuk kecacatan otak yang biasanya didiagnosa pada usia dini. Orang dengan ASD diketahui memiliki cara berbeda untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka juga kesulitan menggunakan dan memahami komunikasi nonverbal, seperti kontak mata, gerak tubuh, dan ekspresi wajah. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan kemampuan komunikasi sejak dini dari pihak sekolah, sehingga anak ASD dapat memperoleh pendidikan yang layak dan terlibat dalam interaksi sosial. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan, analisis terhadap 136 tanggapan kuesioner dari guru dan terapis pendidikan menunjukkan bahwa meskipun hanya sebagian kecil yang mengetahui, atau telah dilatih dalam intervensi autisme yang mapan, anak-anak dengan autisme diajar di sekolah-sekolah Indonesia (Budiyanto et al. ., 2020) . Ini berarti bahwa sebagian besar sekolah dengan siswa ASD kurang mengembangkan keterampilan komunikasi sejak dini yang dapat mempengaruhi cara mereka berkomunikasi lebih jauh di masa mendatang. Teori motivasi sosial menyebutkan bahwa tingkat motivasi individu dipengaruhi oleh faktor perilaku, biologis, dan evolusi (Chavallier, 2012). Hipotesis motivasi sosial berpendapat bahwa individu dengan gangguan spektrum autisme (ASD) menganggap rangsangan sosial kurang bermanfaat daripada orang dengan aktivitas neurotypical, itulah sebabnya siswa dengan ASD membutuhkan dorongan dari lingkungan, terutama guru, untuk mengembangkan interaksi sosial mereka. Artikel ini bertujuan untuk menyoroti kurangnya pelatihan yang tepat bagi guru di Indonesia untuk menangani siswa ASD dan untuk membahas betapa pentingnya bagi para guru untuk mengembangkan keterampilan komunikasi mereka.
This article discusses the incapacity of schools in Indonesia regarding assisting students with Autistic Spectrum Disorder (ASD). ASD is a form of disability of the brain which is usually diagnosed at an early age. People with ASD are known to have different ways to interact with other people. They also have trouble using and understanding nonverbal communication, like eye contact, gestures and facial expressions. Therefore, early development in communication skills is needed from the school, so that students with ASD can receive proper education and engage in social interaction. Based on previous research conducted, an analysis of 136 questionnaire responses from teachers and educational therapists indicated that although only a minority was aware of, or had been trained in, established autism interventions, children with autism are being taught within Indonesian schools ( Budiyanto et al., 2020). This means that most schools with ASD students lack early development in communication skills which can impact their way of communicating further in the future. The social motivation theory mentions that individuals' levels of motivation are influenced by behavioural, biological, and evolutionary factors ( Chavallier, 2012). The social motivation hypothesis posits that individuals with autism spectrum disorder (ASD) find social stimuli less rewarding than do people with neurotypical activity, which is why students with ASD need encouragement from their surroundings, particularly teachers, to develop their social interaction. This article aims to highlight the lack of proper training for teachers in Indonesia to handle ASD students and to discuss how critical it is for teachers to develop their communication skills."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shafika Mauldina
"Penelitian ini mengenai peran guru pembimbing khusus (GPK) dalam mengembangkan interaksi sosial anak autis di Sekolah Inklusi yang dibahas dari disipilin ilmu kesejahteraan sosial. Umumnya, anak autis memiliki kesulitan untuk melakukan interaksi sosial. Beberapa penelitian terdahulu mengemukakan bahwa interaksi sosial penting untuk dikembangkan pada anak berkebutuhan khusus, khususnya pada anak autis. GPK merupakan salah satu significant other yang membersamai perkembangan anak autis di sekolah. Lebih lanjut, GPK memiliki peran signifikan dalam mengembangkan pola interaksi sosial anak autis, khususnya di sekolah inklusi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran GPK dalam mengembangkan pola interaksi anak autis di suatu sekolah inklusi yaitu Sekolah Semut-Semut The Natural School. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Data penelitian didapatkan melalui depth interview bersama 5 narasumber di Sekolah Semut-Semut The Natural School, yaitu 3 GPK, 1 guru kelas, dan 1 guru bidang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa GPK memiliki peran penting dalam mengembangkan interaksi sosial. Peran yang diberikan oleh GPK adalah membimbing anak autis dengan antusias, meningkatkan kepercayaan diri anak autis di sekolah, membimbing dalam kegiatan serta mengingatkan jika salah, sehingga anak autis dapat berinteraksi dan dapat mengikuti pembelajaran menjadi lebih baik. Selain itu, GPK juga melakukan penyelarasan murid autis dengan murid regular di sekolah dengan cara memotivasi anak autis untuk aktif berinteraksi, memberikan edukasi untuk menerima semua teman, melakukan penanganan jika anak tantrum.

This study discusses the role of special guidance teachers (GPK) in developing autistic children's social interactions in the School of Inclusion discussed from the discipline of social welfare. Generally, autistic children have difficulty in social interaction. Some previous studies suggested that social interaction is important for development in children with special needs, especially in autistic children. The GPK is one of the significant others that brings together the development of autistic children in schools. Furthermore, GPK has a significant role in developing patterns of autistic children's social interaction, especially in inclusion schools. The study aims to describe the role of GPK in developing patterns of autistic child interaction in an inclusion school, the Ant-Semut School of The Natural School. This study uses a qualitative approach and a descriptive research type. The research data were obtained through a depth interview with 5 sources at Ant-Semut School The Natural School, namely 3 GPK, 1 class teacher, and 1 field teacher. The results of this study show that GPK plays an important role in developing social interactions. The role given by the GPK is to guide autistic children enthusiastically, increase the confidence of autistic children in school, guide in activities and remind them that they are wrong, so that autistic children can interact and be able to follow learning for the better. In addition, the GPK also harmonizes autistic students with regular students at school by motivating autistic children to actively interact, providing education to accept all friends, handling if children are tantrums."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feoda Inayah
"Skripsi ini membahas mengenai pemberian dukungan sosial terhadap anak autis. Penelitian ini menggambarkan bagaimana dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua maupun sekolah terhadap anak autis. Anak autis yang diteliti ialah siswa di SD Khusus Talenta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.
Hasil dari penelitian ini yaitu adanya berbagai macam bentuk dukungan sosial yang diberikan kepada anak autis baik dari orang tua maupun sekolah. Menggambarkan bahwa ada keterlibatan dari lingkungan sekitar anak autis yaitu orang tua serta sekolah dalam memberikan dukungan sosial.

This thesis deals with the granting of social support to autistic children. This research describes how social support given by parents and schools to an autistic children. Autistic children are examined are students in Special Talent Elementary School. This research used the qualitative approach with this type of case study research.
The results of this research, namely the existence of various forms of social support provided to autistic children from both the parents and the school. Describe that there are involvement of the environment around the autistic children namely parents and schools in providing social support."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Khairunnisa
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang rancangan alat deret hitung untuk anak-anak autis sebagai
alat permainan edukatif dengan menggunakan metode QFD dan Usability Testing.
Penelitian ini melibatkan anak-anak autis dari SLB Pelita Hati dan SLB Cipta Anugerah
di Jakarta Timur. Hasil dari rancangan alat deret hitung ini berupa prototipe berteknologi
tinggi yang sesuai dengan sifat dan kebutuhan anak-anak autis. Metode Usability Testing
dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada para guru sambil dipersilakan
menggunakan prototipe alat deret hitung ini. Didapatkan hasil bahwa alat deret hitung
untuk anak-anak autis haruslah tidak memiliki sudut-sudut tajam, dan alat permainan
edukatif yang tidak anti air tidak akan mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas.

ABSTRACT
This thesis discusses about designing an arithmetic progression tool for the autistic
children as an educational playing tool by using QFD and Usability Testing methods.
This research is involving autistic children from SLB Pelita Hati and SLB Cipta Anugerah
which are located in the East Jakarta. The final output of this arithmetic progression tool
design is a prototipe which contains of high technology that is suitable with the
characteristics and the needs of the autistic children. The Usability Testing method is
done by giving questionnaires to the teachers and let them use the prototipe of this
arithmetic progression tool. The results of this research are that the arithmetic progression
tool should not has any sharp corners, and that if the arithmetic progression tool is not
waterproof, it would not influence any study activities in the class."
2018
T49256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda KInasih
"Autisme merupakan disabilitas dengan pertumbuhan terbesar di Amerika Serikat yaitu 10–17% per tahun. Di Indonesia pada tahun 2010, jumlah penderita autisme mencapai 2,4 juta orang. Anak autis memiliki kelemahan utama pada kemampuan komunikasi, sehingga seringkali lambat dalam menyerap pengetahuan dan berbagai kemampuan penting lainnya. Kartu bergambar merupakan salah satu alat yang digunakan oleh terapis atau orang tua untuk melatih anak autis berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi yang fleksibel dalam membantu terapis dan orang tua dalam mengajarkan kemampuan dasar berbahasa pada anak autis dengan metode ABA, serta mengidentifikasi kinerja aplikasi dalam membantu anak autis belajar bahasa. Data yang dibutuhkan diperoleh dengan melakukan eksperimen pada anak autis yang menggunakan aplikasi dalam 4 environment berbeda, dengan perbedaan ukuran gambar dan pemberian feedback pada setiap environment. Aspek lain yang diteliti adalah kinerja aplikasi dalam membantu anak autis belajar melalui usability testing. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan reward animasi dengan kedua ukuran gambar cocok untuk kegiatan belajar anak. Aplikasi juga dapat memenuhi semua kriteria usability testing untuk 4 dari 8 anak. Sebanyak 2 anak masih memiliki kekurangan di kemampuan menggunakan komputer, 2 anak yang lain masih memiliki kekurangan di kemampuan menggunakan komputer dan atensi belajar.

Autism is a disability with the greatest growth in the United States, 10-17% in one year. In Indonesia, in 2010, the number of people with autism has reached 2.4 million. Children with autism have a major weakness in communication skills, so they often slow in getting new,retain knowledge and various other important skills. Picture cards is one of the tools used by therapists or parents to help children with autism to communicate. This research aims to develop a flexible application that helps therapists and parents in teaching early language for autistic child with ABA method, and identify the application performance in helping children. The required data is obtained by performing experiments on children that use application through usability testing. Based on the results of the data analysis, it is concluded that the animated reward with both size of pictures is suitable for children’s learning activities. Application can also meet all the criteria of usability testing for 4 of 8 children. While 2 children are still lacking in computer ability, and 2 others are lacking in computer ability and attention in learning."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rony Febryarto
"ABSTRAK
Pola sidik jari yang merupakan salah satu chi khas dari masing-masing individu yang tidak akan berubah dan berkaitm dengan genetika dan memiliki pola berbeda, maka dalarn penelitian ini mencitrakan bahwa terdapat perbedaan pola sidik jari anak penyandang autis terhadap anak yang normal. Pada anak penyandang autis kebanyakan memiliki pola whorl serta pola pada jari kanan dan jari kiri tidak simetris, sedangkan pada anak normal kebanyakan pola jari lrenan dan jari kiri memiliki kesimetrisan. Dalam penelitiaan ini menghasilkan recognition rate dala training dengan Laju pembeLajaran a.U,2 dan epoc = 1000 tanpa PCA sebesar 98,51"A. dengan PCA sebesar 100% dan menghasilkan recognition rote data testing dengan laju pembelajaran a = 0,2 dan epoch=1000 tmpa PCA sebesar 78,33% dengan PCA sebesar 68,34%. Dengan demikian metoda jaringan saraf tiruan dapat digunakan untuk identifikasi anak autis dengan keakuratan 78.33%

ABSTRACT
The pattern of fingerprint is the which one of characteristic of a each individual that wm not be change and related with the genetics and also has a different pattern. so in this research differences finger print patterns from children with autism to normal kids. In most children with autism have a whorl pattern and the pattern of the finger right and left finger is not symmetrical pattern, where as in normal children most of the pattern off finger left and right finger has a symmetry. In this thesis result the recognition data rate training without the PCA 'Whith learning rate "
2011
T33714
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khodijah Salimah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang anak autis yang mengalami permasalahan pada
penerimaan dan pemrosesan integrasi sensori. Permasalahan ini dapat di-treatment
dengan penyesuaian pada pengalaman sensori dan integrasinya melalui aspek
arsitektural berupa penyesuaian atribut sensori dan narasi sequence. Penanganan ini
juga dapat dilakukan melalui game komputer. Skripsi ini menganalisis game Rufus
Goes to School dan keterkaitan aspek arsitektural tersebut dengan ruang game. Atribut
sensori visual hadir melalui representasi game komputer dengan treatment sensori
secara spesifik. Sedangkan narasi sequence diciptakan dari sifat yang muncul dalam
assigned qualities yaitu pengoperasian ruang game dan elemen game sebagai
penanaman adaptasi terhadap karakter repetitif dari anak autis

ABSTRACT
This thesis discusses the autistic child who had problems with sensory processing and
integration. This problem can be treated with sensory experience and integration with
architectural aspects such as adjustment of sensory attributes and narrative sequences.
The teratment can be conducted through computer games. This thesis analyzes the
game Rufus Goes to School by exploring the architectural aspects in the game space.
Visual sensory attributes are present through representation of computer games with
sensory specific treatment. While the narrative sequence is present in the characters
that appear in the assigned qualities, namely the operation of gaming space and
elements of the game as a learning treatment for adaptation to repetitive character of
children with autism.
"
2016
S64015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>