Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122436 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Refani Anwar Azis
"Perbedaan pandangan dan keraguan mengenai independensi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) apakah merupakan suatu lembaga yang independen atau tidak, dapat menganggu pelaksanaan tugas dan fungsi OJK sebagai pengatur dan pengawas industri jasa keuangan sektor perbankan di masa depan. Keraguan ini timbul karena eksistensi wakil pemerintah dan BI di dalam susunan anggota Dewan Komisioner OJK serta anggaran OJK yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau pungutan dari pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan.
Penelitian ini mengkaji mengenai bagaimanakah independensi OJK dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap perbankan dan bagaimanakah tanggung jawab hukum OJK sebagai lembaga yang independen dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya melakukan pengaturan dan pengawasan perbankan.
Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan menganalisis teori-teori dalam hukum perbankan dan menganalogikan independensi OJK terhadap BI sebagai bank sentral, maka dapat disimpulkan bahwa OJK memiliki independensi yang terbatas karena secara institusi, fungsi, keuangan dan organisasi masih ada keterkaitan dengan Pemerintah dan parlemen (DPR) dan juga tanggung jawab OJK sebagai lembaga yang independen adalah bahwa OJK wajib dengan penuh tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugas, wewenang, dan anggarannya secara transparan serta memenuhi akuntabilitas publik.

Different views and doubts about the independence of the Authorities Financial Services (OJK) is an independent institution or not, may interfere with the duties and functions of OJK as the regulator and supervisor of the banking sector of the financial services industry in the future. Doubt is arises due to the existance of government and central bank representatives in the composition of the OJK Board of Commissioners and the OJK budget which sourced from the national budget (APBN) and/or collection fees from the parties conducting activities in the financial services sector.
This study examines how the OJK independence implement its functions and duties to conduct regulation and supervision of banking and OJK legal responsibilities as an independent institution implement its functions and duties do the regulation and supervision of banks.
This research is legal normative research which analyze theories in banking law and analogize OJK independence to BI as the central bank, it can be concluded that the OJK has a limited independence due to its institution, function, finance and organization are still related with the Government and the Parliament (DPR) and also OJK responsibility as an independent institution is that OJK responsible in carrying out every duties, authority, and budgets in a transparent and meet the public accountability.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T32661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Vinantia Lona
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang tugas pengaturan dan pengawasan perbankan oleh
Otoritas Jasa Keuangan dan pungutan yang harus dibayar oleh lembaga
perbankan serta lembaga keuangan lainnya. Setelah beralihnya tugas mengatur
dan mengawasi lembaga perbankan oleh Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa
Keuangan, penataan kembali fungsi pengaturan dan pengawasan yang lebih
terintegrasi diperlukan terhadap lembaga-lembaga yang menjalankan fungsi
pengawasan pada industri perbankan maupun industri keuangan bukan bank
sehingga dapat tercapai mekanisme koordinasi yang efektif dan dengan demikian
dapat tercapai stabilitas sistem keuangan. Lembaga yang terintegrasi ini oleh
pemerintah dilahirkan dalam bentuk Otoritas Jasa Keuangan. Pokok permasalahan
yang dibahas dalamp enelitian ini perbandingan tugas pengaturan dan
pengawasan lembaga perbankan serta pungutan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa
Keuangan. Bentuk penelitian ini adalah yuridis normative dengan melakukan
studi dokumen dan menggunakan metode analisis data secara kualitatif. Untuk
mendukung isi dari penelitian ini dilakukan juga wawancara untuk melengkapi
penulisan ini. Penelitian menunjukan bahwa didasarkan padaPasal 2 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Tentang Pungutan oleh OJK yang menyebutkan bahwa
OJK mengenakan Pungutan kepada Pihak. Hal ini sebagai amanat dari pasal 37
ayat (1) Undang-undang OJK.Pungutan yang diterapkan pada lembaga perbankan
mempunyai manfaat seperti fungsi pengaturan dan pengawasan yang lebih baik
serta perlindungan konsumen dan nasabah lebih diperhatikan dan potensi
permasalahan berkaitandengan konsistensi perlakuan OJK dalam pemberian izin
dan atau pengenaan sanksi terhadap bank, Pengeluaran biaya operasional bank
bertambah yang berdampak pada nasabah.

ABSTRACT
This thesis discusses about the banking regulation and supervision byOtoritas Jasa
Keuangan and dues must be paid by the banks and other financial institutions.
After the transfer of duties set up and oversee banking institution by Bank
Indonesia to Otoritas Jasa Keuangan, structuring back the function of regulation
and supervision that more integrated institutions necessary against who runs the
supervisory function on banking industry and the financial industry is not bank so
that the mechanism can achieve an effective coordination and thus be achieved
financial system stability. This integrated institutions by the government this man
was born in the form of financial services authority. The main issues discussed in
this research comparison duty regulations and supervision of banking institutions
as well as charges that carried out by OJK. The form of this research is juridical
normative by conducting the study documents and using methods data analysis
qualitatively. To support the content of this research is also an interview for
completing the writing. Research shows that based on article 2 paragraph ( 1 )
PP No. 11 / 2014 about The Dues by OJK mentioned that OJK wearing the dues
to the party.It is the implementation of article from article 37 paragraph ( 1 ) of
the UU OJK. Dues on banks have adopted the benefits of such regulation and
surveillance functions better and more customer and consumer protection and
potential problems with regard to be consistent handling ojk in granting licences
and the imposition of sanctions against a bank the operational costs of banks
adding that affects the customers."
2015
S58194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcellinus Jansen Raymond
"Integrasi pasar keuangan pada era globalisasi ini menyebabkan produk dan aktivitas yang ditawarkan oleh perbankan menjadi semakin kompleks dan bervariasi. Jasa Layanan Nasabah Prima (Wealth Management) muncul sebagai tanda perkembangan dalam dunia bisnis perbankan. OJK hadir sebagai lembaga pengawas perbankan (micro prudential supervisor) di Indonesia agar dapat menjaga stabilitas perekonomian dan keadaan perbankan nasional. Pokok permasalahan utama dalam skripsi ini adalah untuk membahas dan menganalisis peran OJK dalam mengawasi setiap Bank yang melakukan layanan tersebut, termasuk bagaimana ketentuan hukumnya. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif menggunakan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa OJK telah melakukan pengawasan berdasarkan laporan (off-site) yang diterima secara berkala dan pemeriksaan langsung di lapangan (on-site). OJK harus mengawasi secara khusus terkait Layanan Nasabah Prima (Wealth Management) yang mana selama ini belum dilakukan, mengingat layanan ini memiliki risiko yang tinggi.

Integration of financial markets in this era of globalization led to products and activities offered by banks is becoming complex and varied. Wealth Management Service conducted by banks appears as a sign of advancement in banking business. Financial Services Authority (Otoritas Jasa Keuangan) as the banking supervisory institution (micro prudential supervisor) assigned to maintain the stability of the economy and stability of national banking. The main issues in this thesis is to discuss and analyzes Financial Services Authority roles in overseeing Banks carry out such of services, including legal provisions. This research is a normative legal research using secondary data. The results of this thesis showed that the Financial Services Authority has done supervision based on report (off-site) received regularly and based on auditing on filed (on-site). The Financial Services Authority should has special supervison related to Wealth Management Service which hasn’t been done before, it’s considered that these services are at high risk.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S59918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawan
"[ABSTRAK
Penelitian ini mengangkat permasalahan terkait lembaga yang baru dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2011, yaitu Otoritas Jasa Keuangan yang
pada awal pelaksanaan tugasnya menemui banyak permasalahan yang dihadapi,
diantaranya terkait pertanggungjawaban pengelolaan keuangan yaitu status
kewajiban perpajakan OJK. Disatu sisi sebagai WAPU, dan lainnya sebagai WP.
Selanjutnya, Kementerian Keuangan melalui Keputusan Direktur Jenderal
Perbendaharaan No. KEP-322/PB/2014, OJK ditetapkan sebagai Unit Badan Lainnya
(UBL) dalam konteks pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perlakuan
pengenaan pajak kepada OJK berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak Nomor S-
28/PJ/2015 tanggal 4 Februari 2015? 2. Bagaimana status dan kewajiban perpajakan
yang tepat diterapkan kepada OJK?
Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif yaitu penelitian hukum yang
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Data yang
digunakan dalam tesis ini adalah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan
bahan hukum tersier. Pengumpulan data dilakukan dengan suatu kegiatan studi
dokumen terhadap data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pungutan pajak kepada OJK, tidak akan efektif
hingga ditetapkan dalam suatu produk perundang-undangan sebagaimana Pasal 23A
amandemen ketiga Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

ABSTRACT
This research raised issues related to the newly formed institutions under Indonesian
Law No. 21/2011, Otoritas Jasa Keuangan who is in the early exercise of their duties
encountered many problems faced, which were related to financial management
accountability, namely OJK status of tax obligations. On one hand as WAPU, and
others as WP. Furthermore, the Ministry of Finance through the Director General of
Treasury letter No. KEP-322 / NT / 2014, OJK sets as Other Board Unit (UBL) in
the context of financial management and accountability the state.
Issues examined in this research are: 1. How does the tax to OJK based on the letter
of the Directorate General of Taxation No. S-28 / PJ / 2015 dated February 4, 2015?
2. What is the status and tax obligations are applied to OJK?
The research using normative research method, it is law research conducted with
researching library materials or secondary materials. The materials using in this
research are primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary legal
materials. The collection of materials conducted with the study of documents for
secondary materials.
The results showed that the determination OJK as the subject of taxes and OJK
income as taxes objects, will not be effective until a law is defined as of Article 23A
of the third amendment to the Constitution of the Republic of Indonesia Year 1945;This research raised issues related to the newly formed institutions under Indonesian
Law No. 21/2011, Otoritas Jasa Keuangan who is in the early exercise of their duties
encountered many problems faced, which were related to financial management
accountability, namely OJK status of tax obligations. On one hand as WAPU, and
others as WP. Furthermore, the Ministry of Finance through the Director General of
Treasury letter No. KEP-322 / NT / 2014, OJK sets as Other Board Unit (UBL) in
the context of financial management and accountability the state.
Issues examined in this research are: 1. How does the tax to OJK based on the letter
of the Directorate General of Taxation No. S-28 / PJ / 2015 dated February 4, 2015?
2. What is the status and tax obligations are applied to OJK?
The research using normative research method, it is law research conducted with
researching library materials or secondary materials. The materials using in this
research are primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary legal
materials. The collection of materials conducted with the study of documents for
secondary materials.
The results showed that the determination OJK as the subject of taxes and OJK
income as taxes objects, will not be effective until a law is defined as of Article 23A
of the third amendment to the Constitution of the Republic of Indonesia Year 1945, This research raised issues related to the newly formed institutions under Indonesian
Law No. 21/2011, Otoritas Jasa Keuangan who is in the early exercise of their duties
encountered many problems faced, which were related to financial management
accountability, namely OJK status of tax obligations. On one hand as WAPU, and
others as WP. Furthermore, the Ministry of Finance through the Director General of
Treasury letter No. KEP-322 / NT / 2014, OJK sets as Other Board Unit (UBL) in
the context of financial management and accountability the state.
Issues examined in this research are: 1. How does the tax to OJK based on the letter
of the Directorate General of Taxation No. S-28 / PJ / 2015 dated February 4, 2015?
2. What is the status and tax obligations are applied to OJK?
The research using normative research method, it is law research conducted with
researching library materials or secondary materials. The materials using in this
research are primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary legal
materials. The collection of materials conducted with the study of documents for
secondary materials.
The results showed that the determination OJK as the subject of taxes and OJK
income as taxes objects, will not be effective until a law is defined as of Article 23A
of the third amendment to the Constitution of the Republic of Indonesia Year 1945]"
2015
T44086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anistra Yuli Dewi
"ABSTRAK
Bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana
masyarakat dan bekerja atas dasar kepercayaan masyarakat
telah menyebabkan bank memiliki karakteristik khusus
dibandingkan dengan badan usaha pada umumnya. Sehubungan
dengan diterapkannya Undang-Undang no. 4 tahun 1998 tentang
Kepailitan, maka akan terdapat beberapa permasalahan yang
akan menjadi kendala bagi bank. Dalam hal Bank Indonesia
melaksanakan penutupan bank, prosedur yang ditempuh adalah
melalui likuidasi bank sebagaimana diatur didalam PP No. 25
tahun 1999 yang merupakan peraturan pelaksana dari UU No. 7
tahun 1992 yang telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998,
bukan melalui kepailitan sebagaimana diatur dalam UU No. 4
tahun 1998. Bubarnya bank akan menimbulkan dampak yang
luas bagi masyarakat. Sehubungan dengan itu pencabutan izin
usaha dan likuidasi bank merupakan tindakan terakhir yang
dilakukan oleh Bank Indonesia. Mengenai perlindungan hukum
nasabah penyimpan dana pada bank yang dilikuidasi tanpak kurang memadai, karena pembayaran kewajibannya tidak
diutamakan, namun terhadap direksi, dewan komisaris dan
pemegang saham yang terbukti telah menyebabkan bank berada
dalam keadaan kesulitan, dapat diminta pertanggung
jawabannya sampai harta pribadinya dan dapat diancam dengan
sanksi pidana dan/atau administratif sebagaimana diatur
dalam UU Perbankan."
2003
T36515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Betaubun, Yudisaputra
"Skripsi ini membahas tentang kedudukan dari Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dalam hal pengaturan dan pengawasan perbankan di Indonesia. Penataan kembali struktur pengorganisasian yang lebih terintegrasi diperlukan terhadap lembaga-lembaga yang menjalankan fungsi pengawasan pada industri perbankan maupun industri keuangan bukan bank sehingga dapat tercapai mekanisme koordinasi yang efektif dan dengan demikian dapat tercapai stabilitas sistem keuangan. Lembaga yang terintegrasi ini oleh pemerintah dilahirkan dalam bentuk Otoritas Jasa Keuangan. Pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah kedudukan dan keberadaan Otoritas Jasa Keuangan sebagai Lembaga Pengatur dan Pengawas Perbankan di Indonesia serta mekanisme koordinasi antara Otoritas Jasa Keuangan dengan Bank Indonesia dalam hal pengaturan dan pengawasan bank. Bentuk penelitian ini adalah yuridis normatif dengan melakukan studi dokumen dan menggunakan metode analisis data secara kualitatif.
Penelitian menunjukan bahwa didasarkan pada Pasal 1 ayat (1) UU OJK yang menyebutkan bahwa Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan serta memiliki kedudukan diluar pemerintah. Koordinasi antara OJK dengan BI telah diatur dalam Pasal 39 UU OJK, yaitu dalam membuat peraturan pengawasan di bidang perbankan meliputi: kewajiban pemenuhan modal minimum bank, sistem informasi perbankan yang terpadu, kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing dan pinjaman komersial luar negeri, produk perbankan, transaksi derivatif, kegiatan usaha bank lainnya dan penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically important bank serta data lain yang dikecualikan dari ketentuan kerahasiaan.

This thesis discusses the position of the Otoritas Jasa Keuangan pursuant to Act No. 21 of 2011 on the Otoritas Jasa Keuangan in terms of regulation and supervision of banking in Indonesia. Restructuring required a more integrated organization of institutions that perform the function of oversight in the banking industry as well as non-bank financial industry so as to achieve effective coordination mechanism and thus can achieve the stability of the financial system. This integrated institution born by the government in the form of the Otoritas Jasa Keuangan. The main problems discussed in this study is the status and whereabouts of the Otoritas Jasa Keuangan as a Regulatory and Supervisory Institute of Banking in Indonesia as well as the coordination mechanism between the Otoritas Jasa Keuangan and Bank Indonesia in terms of regulation and supervision of banks. This research is a form of normative documents and by conducting studies using qualitative methods of data analysis.
Research shows that based on Article 1 paragraph (1) of the Otoritas Jasa Keuangan Act which states that the Otoritas Jasa Keuangan is an independent body and free from interference by other parties, which have the functions, duties, and powers of regulation, supervision, inspection, and investigation and have a position outside the government. Coordination between the Otoritas Jasa Keuangan and Bank Indonesia has been provided for in Article 39 of Otoritas Jasa Keuangan Act, namely in making banking supervision regulations include: minimum capital obligations of banks, banking information system that is unified, policy receipt of funds from abroad, receipt of foreign currency funds and external commercial borrowing country, banking products, derivative transactions, banking activities and the determination of other banking institutions are categorized as systemically important banks as well as other data are excluded from the provisions of the confidentiality of the information.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S56082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sila Saktiana
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
S23879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>