Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104534 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Hikmah
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Fokus penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana hubungan antara dukungan sosial kawan sebaya dengan motivasi berprestasi remaja. Pada usia remaja, kawan memiliki peran penting terhadap kehidupan remaja. Populasi penelitian yang dipilih yaitu alumni siswa-siswi SMAN 38 Jakarta lulusan tahun 2011 dengan sampel sebanyak 73 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial kawan sebaya dengan motivasi berprestasi dengan korelasi keeratan sedang.

This research is a quantitative research with descriptive design. This research focus on how the relationship between peer social support with adolescent achievement motivation. At the age of adolescent, peers have major role on their lives. This study population are students who recently graduated from SMAN 38 Jakarta which graduated in 2011. Sample of this research is 73 respondents. The results showed that there is a positive correlation between peer social support with achievement motivation with correlation strength is moderate."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Afifah
"Jenis penelitian ini adalah action research. Penelitian ini membahas bagaimana support group berperan dalam mendorong motivasi belajar siswa/i kelas XII SMA X. Pendekatan ini menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi pendekatan konseling dalam menangani masalah belajar remaja di sekolah. Evaluasi dilakukan terhadap lima orang sasaran penelitian. Tiga orang di antaranya menyadari rendahnya motivasi belajar sebagai masalah yang perlu diatasi. Kesadaran akan masalah membuat ketiganya terlibat dengan baik dalam kelompok dan merasakan manfaat dari keberadaannya. Sebaliknya, dua orang lainnya tidak menganggap rendahnya motivasi belajar sebagai masalah yang perlu diatasi sehingga keduanya kurang terlibat dalam kelompok dan tidak merasakan manfaat dari keberadaannya.

This research is action research. This study discusses how support groups play a role in encouraging student motivation. This approach became an alternative to complete counseling approach in dealing with adolescent learning in school. After running the program, an evaluation conducted on five students as the object of study. Three of them realize low learning motivation as a problem that needs to be addressed. Awareness of the problem made all those three students are involved in a group and got the benefit from its existence. While two others, they don?t consider the low learning motivation as a problem so that they are less involved in the group and they don?t get benefit from its existence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Imam Subuhi
"Tesis ini membahasefektivitaspeningkatan kemampuan menulis teks deskriptif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X di SMAN 1 Kandangserang Kabupaten Pekalongan tahun ajaran 2015-2016.Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (1995). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desain eksperimental pre-test post-test control group design. Analisis data kuantitatif mengggunakan bantuan piranti lunak SPSS v.22. Temuan penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara efektif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks deskriptif.

This thesis discusses the increase in the ability to write descriptive textsin a class where the teacher implemented Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Cooperative Learning atSMAN 1 Kandangserang Kabupaten Pekalongan academic year 2015-2016. This implementation follows Slavin?s (1995) theory of cooperative learning.This research uses quantitative and qualitative methodswith the experimental pre-test post-test control group design. The quantitative data were analyzed using SPSS v.22. software. The research findings indicate that the cooperative learning model can effectively improve the students?ability to write descriptive texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T46509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Mariam
"Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dalam menghadapai tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi informasi telah merespon melalui proses penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan visi PNJ menjadi politeknik berkelas dunia pada tahun 2029. Faktanya, PNJ melakukan inovasi melalui kurikulum berbasis KKNI dan kebutuhan industri, penelitian berorientasi pada HAKI dan paten, pengabdian berbasis pada pemberdayaan masyarakat serta penyelenggaraan pendidikan inklusi untuk siswa berkebutuhan khusus. Collaborative knowledge creation (CKC) yang terjadi dalam organisasi digunakan dalam menjawab “the right knowledge” untuk “the right people” pada “the right time”. Merujuk pada Alvarez (2012) penerapan CKC di dalam organisasi merupakan syarat agar bertahan di dalam persaingan global. Sedangkan Du Chatenier et.al., (2009) menggambarkan empat tahapan implementasi CKC, yaitu : (1) externalizing and sharing, (2) interpreting and analyzing, (3) negotiating and revising dan (4) combining and creating.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses pembelajaran yang partisipatif berdasarkan budaya di dalam kerangka suatu sistem terbuka yang rumit dan kompleks berbentuk human activity systems (HAS) pada organisasi Politeknik melalui konsep CKC dengan pendekatan dual imperative systems yang menggunakan soft systems methodology (SSM) serta meminjam PNJ sebagai laboratorium untuk kepentingan research interest dan problem solving. Dalam research interest, SSM hanya dilakukan sampai tahap keenam dan penerapan CKC di PNJ memiliki karakteristik yang sama dengan ciri dan keunggulan Politeknik sebagai pendidikan tinggi vokasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan empat tahapan dalam CKC (externalizing and sharing, interpreting and analyzing, negotiating and revising, dan combining and creating) digunakan dalam proses penyusunan dan pengembangan model pendidikan tinggi vokasi dan mendukung peningkatan kualitas pelaksanaan Tri Dharma PT. Penelitian ini melibatkan aktor yang berwenang dan berkompeten, dimulai dari tingkat individu, kelompok, organisasi dan antar organisasi Politeknik. Penerapan setiap tahapan CKC dalam proses penyusunan dan pengembangan model pendidikan tinggi vokasi memerlukan kontribusi peran dari setiap individu (Direktur, Pudir, Kajur, KPS, Kepala Unit dan dosen), kelompok (Pimpinan PNJ, Pimpinan Jurusan, Pimpinan Unit), organisasi (PNJ) dan antar organisasi (Forum Direktur Politeknik, wakil dari Dikti, dunia industri serta asosiasi profesi). PNJ memainkan peran penting melalui penyempurnaan kelembagaan yang didukung kebijakan pemerintah, meningkatkan kualitas lulusan dan mutu pembelajaran, memperkuat daya inovasi, kerja sama dengan dunia industri, pemerintah dan institusi lainnya.

In facing the challenges of globalization and information technology, State Polytechnic of Jakarta ( PNJ ) has responded by implementation of the Tri Dharma of Higher Education with PNJ vision become a world-class polytechnic in 2029. In fact, PNJ innovation is done through standard curriculum needs of the industry, the number of research oriented, intellectual property rights and patents, devotion based on community development and the implementation of inclusive education for students with special needs. Collaborative knowledge creation ( CKC ) is happening in the organization used to answer "the right knowledge" to "the right people" at "the right time". Referring to Alvarez ( 2012) application of the CKC in the organization is a requirement in order to survive in the global competition. While Du Chaternier et al, (2009 ) describes four stages of implementation CKC: (1) externalizing and sharing, (2) analyzing and interpreting, (3) negotiating and revising, and (4) combining and creating.
The purpose of this study is aimed to analyze the learning process in a participatory of CKC and based culture within the framework of an open complicated and complex form of human activity systems (HAS) at the Polytechnic organization with dual imperative systems approach that use soft systems methodology (SSM) and borrow PNJ as a laboratory for the benefit of research interests and problem solving. In the research of interest, SSM only done until the sixth stage and the application of the CKC in PNJ has the same characteristics with the characteristics and advantages of the Polytechnic as higher vocational education.
The results showed that all four stages in CKC (externalizing and sharing, analyzing and interpreting, negotiating and revising, and combining and creating) used in the formulation and development of higher vocational education models and support the implementation of quality improvement “Tri Dharma” of higher education. Research involving actors and competent authorities, starting from the level of the individual, group, organizational and inter-organizational Polytechnic. CKC application of each stage in the process of drafting and development of higher vocational education model requires the contribution of each individual role ( Director, Vice Director , Head of Department, Head of Unit and Lecturer ), group (Director and Vice Director, Head of Department, Head of Unit), organization (PNJ) and inter organizational ( Polytechnic Director 's Forum, representatives of Higher Education: Ministry of Education and Culture, industries and professional associations ). In the face of globalization and helping to improve the nation's competitiveness, PNJ have an important role through institutional improvements and supported by government policies, improve the quality of the graduates, the quality of learning and teaching process, strengthen innovation and do collaboration with industries, gevernment and other institutions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
D1908
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwa Solihah
"

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi berprestasi siswa-siswi SMAN 1 Depok. Remaja lebih sering menghabiskan waktu bersama teman sebaya di sekolah. Dukungan sosial teman sebaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi berprestasi siswa-siswi SMAN 1 Depok. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan berjumlah 215 orang siswa dari kelas 10 dan 11 dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dukungan sosial teman sebaya dengan kategori tinggi sebesar 71,2%. Motivasi berprestasi dalam kategori sangat tinggi sebesar 76,3%.

 


Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi berprestasi siswa-siswi SMAN 1 Depok. Remaja lebih sering menghabiskan waktu bersama teman sebaya di sekolah. Dukungan sosial teman sebaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi berprestasi siswa-siswi SMAN 1 Depok. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan berjumlah 215 orang siswa dari kelas 10 dan 11 dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dukungan sosial teman sebaya dengan kategori tinggi sebesar 71,2%. Motivasi berprestasi dalam kategori sangat tinggi sebesar 76,3%.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Aulia
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menuntut mahasiswa untuk berfikir kritis, aktif dan berani mengeluarkan ide juga pendapat. Instansi pendidikan harus mampu memfasilitasi kebutuhan pembelajaran, salah satunya dengan mengembangkan metode pembelajaran yang efektif dan modifikasi yang tepat. Metode pembelajaran yang diterapkan di Fakultas Ilmu Keperawatan UI adalah Collaborative Learning dengan modifikasi kelompok penugasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi mahasiswa terhadap kelompok penugasan dengan tingkat pemahaman terhadap mata kuliah yang diberikan.
Metodologi yang digunakan adalah deskriptif korelatif. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara total sampling keseluruhan populasi mahasiswa FIK UI ekstensi 2005 sebanyak 91 orang, kemudian data di analisa dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan yang bermakna antara kelompok penugasan dengan tingkat pemahaman mahasiswa FIK UI program ekstensi 2005 terhadap mata kuliah p value < 0,000.
Peneliti menyarankan perlu diadakan penelitian yang sejenis dengan jumlah sampel yang lebih representatif tidak hanya mahasiswa ekstensi tapi juga mahasiswa reguler, sehingga hasilnya Iebih mungkin untuk digeneralisasi. Peneliti juga menyarankan agar dilakukan penelitian yang dapat membandingankan antara dua perguruan tinggi yang telah menerapkan metode pembelajaran Collaborative Learning dengan modifikasi lebih spesifik.

Technology and science developed rapidly leading student to think critically, active and able to propose ideas. Education institution had to be able to facilitate learning need, one of the way by developing effective learning method and appropriate modification. Learning method there was developed in Nursing Faculty of Indonesian University is Collaborative Learning by modify the assignation group. The aim of this research is to identify relationships between student perception to assignation group with understanding level to the lesson given.
Design used in this research is correlative descriptive with total sample are 91 extention student 2005 in Nursing Faculty of Indonesian University. The result of this research concluding that there is significance relationships between assignation group with student understanding level in extention student 2005 Nursing Faculty of Indonesian University to lesson (p value 0,000).
The researchers suggest other equal research need to be conducted with more representative sample not merely in extention student but also in regular student thus enable to generalizing the result. Researchers also suggest another research perfomed to compare between two University that applied Collaborative Learning method with more specific modification.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5489
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sanyoto Prasojo
"ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh gaya belajar kelompok dengan coaching pada mahasiswa Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN). STSN adalah sebuah sekolah tinggi yang mendidik calon sandiman dan mengasramakan mahasiswanya. Pemilihan gaya belajar tersebut disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan karena para mahasiswa hidup di asrama. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dimana mahasiswa tahun sebelumnya (2008/09) dijadikan kelompok kontrol sedangkan mahasiswa sekarang (2009/10) dijadikan kelompok intervensi. Penelitian dilakukan selama masa antara Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester di kampus STSN. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan nilai akademik mahasiswa antara yang diberi intervensi dan yang tidak. Rata-rata peningkatan tersebut adalah 15,30 point. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan pihak STSN dapat merubah sistem belajar mandiri yang selama ini digunakan.

ABSTRACT
Objective of the study was to determine the influence of learning style groups with coaching at the STSN. STSN is a college that educates prospective students Sandiman and garrison. The selection is tailored to the learning styles and educational goals for students living in dormitories. This study uses the experimental method in which the students the previous year (2008/09) were used as control group while the student is now (2009/10) were used as the intervention group. Research conducted during the period between the Middle Semester Exam (UTS) and End Semester Exam (UAS) on campus STSN. The results showed no increase in value between a given student academic and non-intervention. The average increase is 15.30 points. Based on these results, it is expected STSN parties can alter self-learning system that has been used."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reandra Fasdityo Poerba
"Perbedaan budaya ditemukan memiliki pengaruh dalam perilaku kemalasan sosial. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dibandingkan dengan individu dari budaya individualistis, individu dari budaya kolektivis lebih cenderung mengalami masalah sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah kemalasan sosial terjadi ketika individu dari budaya kolektivis bekerja dengan individu dari budaya individualistis. Dengan menggunakan eksperimen dengan desain 3-tingkat antar kelompok, 36 mahasiswa Universitas Queensland (22 orang berasal dari Indonesia & 14 orang dari Australia) secara acak ditugaskan untuk bekerja secara individu (koaktif), dalam kelompok tiga orang Indonesia (orang Indonesia dianggap memiliki budaya kolektif), atau dalam kelompok yang terdiri dari satu orang Indonesia dan dua orang Australia (campuran kolektif). Secara total, dalam penelitian ini ada empat kelompok individu, empat kelompok kolektif Indonesia, dan empat kelompok kolektif campuran. Mereka diminta untuk menuliskan nama-nama negara sebanyak mungkin di selembar kertas, di mana skor mereka digunakan untuk mengukur kemalasan sosial (variabel dependen). Hasil pengujian teknik statistik dengan menggunakan independent sample t-test menemukan bahwa peserta dalam kondisi koaktif secara signifikan menuliskan lebih banyak negara dibandingkan dengan peserta dalam kondisi kolektif. Selain itu, ditemukan pula bahwa ada perbedaan yang tidak signifikan antara peserta dalam kondisi kolektif Indonesia dan peserta dalam kondisi kolektif campuran. Hal ini  menunjukan bahwa kemalasan sosial lebih banyak terjadi dalam kerja kelompok, dan bahwa nilai-nilai budaya tidak mempengaruhi kemalasan sosial. Untuk penelitian lebih lanjut, perbaikan dalam hal  metode penelitian harus dilakukan, misalnya dengan  menghindari menempatkan peserta yang akrab dalam kelompok yang sama, menguji peserta dari negara kolektivis yang berbeda, menganalisa kepribadian peserta yang berbeda-beda, dan membuat tugas agar tidak menarik.
Cultural differences have been found to have an influence in the behaviour of social loafing. Previous research indicates that compared to individuals from individualistic cultures, individuals from collectivist cultures are more likely to do social loafing. This study objective is to examine whether social loafing occurs when individuals from collectivist culture work with individuals from individualist culture. Using experimental with 3-level between groups design, 36 University of Queensland students (22 Indonesians & 14 Australians) were randomly assigned to either work individually (coactive), in groups of three Indonesians (collective Indonesians), or in groups of one Indonesian and two Australians (collective mixed). In total, there were four groups of individuals, four groups of collective Indonesian, and four groups of collective mixed. They were required to list as many countries as they could on a piece of paper, where their scores were used to measure social loafing (dependent variable). Independent-groups t-tests revealed that participants in the coactive condition listed significantly more countries compared to participants in the collective condition. It was also revealed that there was a non-significant difference between participants in the collective Indonesian condition and participants in the collective mixed condition. This means that social loafing occurred more in group work, and that cultural values did not influence social loafing. Improvements regarding methodological issues have been recommended. Future research should avoid putting familiar participants in the same group, test participants from several collectivist countries, analyse the different personalities within participants, and make the task uninteresting."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Prestasi di bidang akademik yang dicapai oleh siswa sekolah menengah yang
berada pada tahapan usia remaja, dinilai memegang peranan penting karena
dianggap sebagai batu loncatan bagi keberhasilan pendidikan dan pekerjaan di
masa yang akan datang. Sehubungan dengan meningkatnya perkembangan sosial
dan kecenderungan remaja untuk mengikuti kegiatan berkelompok, maka faktor
harapan kelompok yang turut mempengaruhi pembentukan aspirasi cukup penting
untuk diperhatikan. Remaja yang kebutuhan berafiliasinya cukup besar biasanya
condong kepada standar tingkah Iaku teman sebayanya, dan akan berusaha untuk
memebuhi standar yang ditetapkan kelompok agar mendapatkan penerimaan dari
para anggota kelompok. Hal tersebut membuat peneliti sampai pada suatu asumsi
bahwa remaja yang memiliki keterikatan dengan kelompok akan Iebih terpacu untuk
berprestasi serta meningkatkan aspirasi akademiknya bila kelompok dipersepsikan
cenderung berorientasi akademik atau Iebih menghargai keberhasilan di bidang
akademik. Sementara bila kelompok dipersepsikan Iebih menghargai hal-hal yang
sifatnya non-akademik, maka anggota kelompok akan cenderung mengikuti standar
kelompok atau hal-hal yang Iebih dihargai oleh kelompoknya itu. Namun pada
kenyataannya tidak selalu demikian. Suatu kelompok yang cenderung berorientasi
akademik ternyata juga memliki anggota yang tingkat aspirasi akademiknya rendah sehingga prestasi yang ditampilkan lebih rendah dibanding anggota kelompok yang
lain. Sementara ada kelompok yang tampaknya kurang berorientasi akademik, tapi
memiliki anggota yang tingkat aspirasi akademiknya tinggi sehingga prestasinya
lebih memuaskan dibanding anggota kelompok yang lain. Adanya kesenjangan
antara asumsi secara teoritis dengan kenyataan yang ditemui tersebut, mendorong
peneliti untuk mengetahui dan membuktikan apakah sebenarnya harapan kelompok
atau standar yang dianut oleh kelompok memang berperan atau berkaitan secara
langsung dengan tingkat aspirasi akademik remaja. Adanya pertentangan antara
beberapa hasil penelitian mengenai faktor jenis kelamin yang turut mempengaruhi
tingkat aspirasi, mendorong peneliti untuk mengetahui apakah sebenarnya memang
terdapat perbedaan antara tingkat aspirasi akademik pria dan wanita.
Metode penarikan sampel dalam penelitian ini adalah non-probability sampling
dengan teknik insidental. Sebagian siswa-siswi SMU Negeri IV Jakarta akan
mewakili populasi remaja di Jakarta yang berusia antara 15 tahun sampai 18 tahun
yang berada pada tingkat pendidikan Sekoiah Menengah Umum (SMU). Sebagai
alat pengumpul data digunakan kuesioner yang item-itemnya disusun sendiri oleh
peneliti. Kuesipner tersebut bertujuan untuk mengukur persepsi remaja tentang
harapan kelompoknya serta tingkat aspirasi akademik remaja tersebut.
Dalam penelitian ini ada beberapa hasil yang ditemukan oleh peneliti. Pertama,
diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang harapan1
kelompok dengan tingkat aspirasi akademik pada remaja. Masih berkaitan dengan
hal tersebut, dalam penelitian ini diketahui pula bahwa faktor kedekatan diantara
para kelompok ternyata juga dapat menjadi prediktor yang cukup baik.
untuk meramalkan tingkat aspirasi akademik remaja. Selanjutnya hasil yang kedua,
tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat aspirasi akademik remaja pria
dengan tingkat aspirasi akademik remaja wanita. Namun ternyata dalam hal
persepsi tentang harapan kelompok, ditemukan bahwa antara subyek pria dan
wanita terdapat perbedaan dalam mempersepsikan hal-hal yang Iebih dihargai oleh
kelompoknya. Kelompok pria Iebih banyak yang mempersepsikan kelompoknya
cenderung berorientasi akademik atau lebih menghargai keberhasilan di bidang
akademik. SebaIiknya, kelompok wanita Iebih banyak yang mempersepsikan
kelompoknya cenderung berorientasi non-akademik.
Saran yang dapt diberikan pada pihak sekolah adalah untuk mencoba
membina serta mengarahkan kelompok-kelompok sebaya yang memang sudah ada
atau sudah terbentuk tanpa adanya paksaan, dalam suatu kelompok belajar yang
terkoordinir dan terarah. Pihak sekolah sebenarnya juga mulai dapat membentuk
beberapa kelompok belajar sejak awal tahun ajaran baru. Adanya kedekatan
diantara para anggota kelompok mungkin dapat dimanfaatkan untuk membantu
meningkatkan aspirasi akademik anggota kelompok yang masih rendah. Mungkin
saja cara ini dapat menjadi permulaan dari suatu sistem pembinaan prestasi
akademik siswa yang cukup efektif dan efisien. Sebagai saran bagi penelitian
selanjutnya, mungkin dapat dilihat secara lebih mendalam mengenai adanya
perbedaan antara pria dan wanita dalam mempersepsikan harapan kelompoknya.
Selain itu mungkin dapat dilihat pula kaitan antara tingkat pendidikan orang tua
dengan tingkat aspirasi akademik remaja."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Inprasno Survianto
"Konsep yang mendasari penulisan tesis ini adalah adanya pergeseran kebijakan pemerintah dalam pembangunan dari konsep penyediaan (providing) ke arah pemberdayaan (enabling) masyarakat, dengan menempatkan peran sentral masyarakat sebagai subjek dari pembangunan dan bukan sekedar alat dari pembangunan itu sendiri. Dengan kata lain, pembangunan yang berpusat pada rakyat (people centered development atau community based development) menekankan pada partisipasi masyarakat yang didasarkan pada prakarsa (keinginan/kemauan) masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik.
Dalam konsep tersebut, RT/RW sebagai organisasi komunitas dan wujud pemberdayaan masyarakat lokal dengan melalui pengorganisasian kelompok-kelompok warga setempat, diharapkan dapat mempunyai peran yang penting dalam pengembangan komunitas (community development), terlebih dalam tatanan kehidupan komunitas di permukiman vertikal yang mempunyai keterkaitan yang erat karena permasalahan, kondisi fisik gedung dan karakteristik sosial yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di permukiman horisontal.
Pendekatan yang akan dipergunakan dalam penelitian ini merupakan perpaduan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif, yang lebih tampak lebih dominan dalam penelitian ini, dilakukan untuk melihat fenomena kehidupan sosial yang terdapat dalam komunitas rumah susun Tebet Barat. Sedangkan untuk memperoleh gambaran umum dipergunakan pendekatan kuantitatif, yang dilakukan dengan melalui survei terhadap 98 orang responden.
Temuan dari penelitian ini adalah bagaimana RT/RW di rumah susun Tebet mampu berperan dalam kehidupan sosial komunitas rumah susun dengan beragam fungsi yang dijalankannya, namun demikian, meskipun di sisi lain upaya pemerintah menjadikan RT/RW sebagai organisasi komunitas mandiri belum sepenuhnya menghilangkan kesan organisasi RT/RW sebagai "mobilization type organization" atau imperatif dengan birokrasi sebagaimana dipraktekkan di masa demokrasi terpimpin dan (terlebih) di masa rezim orde baru. Sedangkan rekomendasi yang diajukan dalam upaya pemberdayaan komunitas adalah melalui 2 pendekatan; (1) pendekatan makro, melalui penerapan kebijakan pemerintah terhadap komunitas yang lebih mengedepankan pemberdayaan (empowerment) dan pemberian kemudahan (facilitating), dan (2) pendekatan mikro adalah upaya untuk menjadikan RT/RW sebagai organisasi yang mandiri, demokratis, dan mempunyai legitimasi di kalangan anggotanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>