Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202386 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Setio Utomo
"Paradigma pendekatan pembagunan saat ini telah mengalami pergeseran secara signifikan dari yang sifatnya sentralisasi, top down, kini bergeser kearah sistim desentralisasi dan bottom up. Bahkan saat ini trend pembangunan juga mulai memperlakukan masyarakat sebagi pelaku utama. Program-program pembangunan yang mengklaim berbasis masyarakat (community based) hampir dapat dijumpai dalam setiap departemen pemerintahan bahkan pemerintah daerah juga mulai mengadopsi sistem ini. Program-program seperti PPK (Depdagri), P2KP ( Departemen Kimpraswil). PPMK (Pemda DK]) adalah contoh dari model pembangunan yang menggunakan community based.
Disemua program pemberdayaan masyarakat tersebut hampir seluruh program yang dijalankan memiliki komponen pendamping di dalamya. Kebcradaan pendamping ini diharapkan menjadi facilitator dan mediator antara masyarakat dan program. Dengan demikian maka posisi pendamping dalam sebuah program sangat berpengaruh untuk mencapai keberhasilannya. Pendamping menjadi ujung tombak dari program yang akan dijalankan. Di sisi finansial komponen pendamping ini juga memiliki nilai yang signifikan dari seluruh pembiayaan program, sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja dan sumebr daya manusia komponen ini juga dapat dijadikan sarana transformasi sosial.
Karena pentingnya posisi dan pecan pendamping dalam sebuah program maka penulis tertarik dan mencoba memperlajari proses pendampingan yang terjadi dan dan mengkaji faktor-faktor apa yang mempengaruhi pendamping dalam menjalankan tugasnya. Dengan mengambil sebuah contoh kasus di Desa Pantai Sederhana di Kecamatan Muara Gembong, Bekasi, penulis ingin mengkaji sejauhmana pengaruh faktor-faktor internal dan ekstemal yang ada pada pendamping mempengaruhi keberhasilan pendampingan.
Didasarkan pada persoalaan diatas penulis mencoba membagi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan pendampingan kedalam beberapa aspek yaitu aspek internal, aspek ini berkaitan dengan diri pendamping dan melekat padanya. Untuk mengetahui aspek ini maka dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu : (1) pemahaman pendamping terhadap program, (2) pemahaman pendamping terhadap karakter budaya setempat, (3) pemahaman pendamping terhadap wilayah geografis, (4) kemampuan komunikasi dan sosialisasi pendamping dan (5) kemampuan motivasi pendamping. Sedangkan aspek lainnya yaitu aspek eksternal, yaitu aspek yang berada diluar diri pendamping yang sangat mempengaruhi seluruh proses yang akan dilakukan pendamping di lapangan.
Aspek tersebut berhubungan dengan fasilitas dan pendukung yang diberikan kepada pendamping dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di lapangan. Aspek eksternal ini merupakan aspek yang menjadi tanggung jawab pengelola program.
Dari hasil temuan penelitian yang mengambil kasus pendampingan sebuah program di Desa Pantai Sederhana, Bekasi, ditemukan fakta bahwa faktor-faktor diatas sangat berpengaruh dalam proses pendampingan. Aspek internal misalnya, temuan dilapangan membuktikan apabila pendamping memiliki kualitas yang memadai dari sisi aspek internal maka pendamping tidak menghadapi kesulitan di lapangan. Kondisi yang memadai dari sisi aspek internal pendamping ini juga akan sangat membantu masyarakat yang didampingi dalam melakukan proses belajar bersama pendamping. Sedangkan untuk aspek lainnya yaitu aspke eksternal memang sangat sulit untuk mengukur derajat pengaruhnya terhadap kinerja pendamping karena memang tidak ada standar yang sama bagi pendamping atas hak yang mesti didapat dalam menjalankan program pendampingan. Hampir setiap program mempunyai kebijakan tersendiri bagi pendamping untuk diberikan fasilitas pendukungnya.Faktor eksternaI lainnya seperti modal sosial masyarakat masih memerlukan penelitian lebih jauh untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keberhasilan pendampingan. Untuk mengakaji dan meneliti tentang pengaruh kondisi sosial-ekonomi, politik dan hubungan-hubungan kekerabatan serta kebiasan-kebiasan masyarakat terhadap sebuah program pendampingan membutuhkan waktu dan biaya yang jauh lebih lama dan besar. Oleh karena itu bagi mereka yang tertarik dan berminat pada program pendampingan dalam sebuah program pembangunan penulis bisa menyarankan untuk mengkaji lebih jauh tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan struktur sosial, ekonomi dan politik dan modal sosial masyarakat lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
050 BRAFO
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Sjamsul B.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Afifah Hasan
"Artikel ini membahas tentang model pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development) yang dikembangkan oleh Maroko, sebuah negara di wilayah Timur Tengah. Pariwisata di Maroko adalah salah satu sumber devisa utama di Maroko. Sejak 2013 negara Maroko merupakan negara di Afrika dengan kunjungan wisatawan tertinggi. Keseriusan otoritas Maroko dalam pembangunan pariwisata terlihat dari strategi pariwisata "Visi 2020". Artikel ini bertujuan menjelaskan alasan Maroko menjadikan pariwisata sebagai pembangunan utama Visi 2020 dan juga menjelaskan mengenai implementasi Visi 2020 di bidang pariwisata selama satu dekade (2010—2020). Artikel disusun dari suatu penelitian dengan metode analitis kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dengan memanfaatkan artikel jurnal, buku, dan informasi digital. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kebijakan publik yang dikemukakan oleh James E. Anderson. Temuan dari penelitian ini adalah pembangunan pariwisata berkelanjutan di Maroko merupakan model pariwisata berbasis sumber daya alam dan sejarah kebudayaan. Model ini memperlihatkan upaya pembangunan pariwisata yang tidak sekedar menciptakan produk pariwisata, namun suatu upaya yang berkelanjutan dalam meningkatkan kapasitas sumber daya alam yang dimiliki oleh Maroko. Selain itu juga memberi kesempatan kepada sumber daya manusia Maroko untuk terlibat dalam proses pembangunan industri pariwisata ini.

This research discusses about the sustainable tourism development model developed by Morocco, a country in the Middle East region. Tourism is one of the main sources of foreign exchange in Morocco. Since 2013 the country of Morocco is a country in Africa with the highest tourist arrivals. The seriousness of the Moroccan authorities in tourism development can be seen from the "Vision 2020" tourism strategy. This article aims to explain why Morocco has made tourism the main development of Vision 2020 and also explains the implementation of Vision 2020 in tourism for a decade (2010-2020). The article is compiled from research with qualitative analysis method. Data collection is done by literature study by utilizing journal articles, books, and digital information. The theory used in this study is the theory of public policy proposed by James E. Anderson. The findings of this study are sustainable tourism development in Morocco is a tourism model based on natural resources and cultural history. This model shows that tourism development efforts are not only creating tourism products, but also increasing the capacity of Morocco's natural resources sustainably. In addition, it also provides the opportunity for Moroccan human resources to be involved in the process of developing this tourism industry."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Erwiantono
"Desa Saliki, sebagai bagian dari ekosistem Mahakam Delta yang unik, memiliki sejumlah masalah pembangunan.
Kawasan ini memiliki simpanan minyak dan gas yang ditambang oleh berbagai perusahaan multinasional. Sektor ini
memberikan kontribusi yang besar untuk pendapatan nasional. Daerah ini juga memiliki hutan bakau, yang mendorong
masyarakatnya untuk membuat tambak udang yang luas. Sejak tahun 1999, pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara
telah mengadakan sebuah program pemberdayaan bernama Gerbang Dayaku (Gerakan Pengembangan Pemberdayaan
Kutai), yang dilanjutkan dengan Gerbang Raja (Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera). Sejumlah perusahaan
minyak dan gas yang beroperasi di daerah ini juga mengadakan berbagai program pemberdayaan masyarakat sebagai
bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Namun, terdapat sejumlah masalah pemberdayaan yang penting seperti tidak
adanya kebutuhan yang dirasakan (perceived needs) akan perlunya pemberdayaan masyarakat dan juga belum
ditetapkannya peran penggerak utama untuk keberlanjutan kegiatan ekonomi masyarakat.
Saliki Village, as part of a unique ecosystem of the Mahakam Delta, has various development problems. This region
contains oil and gas deposits, which have been mined by multinational companies. This sector has given significant
contribution to national income. This area is also covered by mangrove forest that encourages the community to open
extensive shrimp ponds. Since 1999, the local government of Kutai Kartanegara has launched a specific development
program called Gerbang Dayaku (Gerakan Pengembangan Pemberdayaan Kutai), continued with Gerbang Raja
(Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera). Oil and gas companies operating in the region have also launched various
community development programs as their corporate social responsibility. However, the lack of community’s
development perceived needs and unestablished prime mover role to hold the community’s economic sustainability
have become significant development problems."
Universitas Mulawarman. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>