Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149379 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S6841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jennisa Rita Syamril
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah pelatihan kecerdasan emosi memberikan pengaruh terhadap keterampilan sosial pada siswa akselerasi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan memberikan perlakuan berupa pelatihan kecerdasan emosi pada seluruh subjek. Mated yang diberikan dalam pelatihan ini adalah kemampuan intrapribadi, kemampuan antarpribadi, ketahanan menanggung stres, penyesuaian diri dan suasana hati. Subjek penelitian ini berjumlah 30 orang dan 17 orang yang berhasil dianalisis. Seleksi subjek yang dianalisis dilakukan berdasarkan kehadiran subjek selama mengikuti setiap tahap penelitian. Subjek adalah seluruh siswa akselerasi kelas X SMU Negeri 3 Yogyakarta yang berusia antara 13-16 tahun. Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan tretments by subject desain, dengan menggunakan metode analisis data paired sample t-test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh pelatihan kecerdasan emosi terhadap keterampilan sosial siswa akselerasi."
Depok: Pusat Keberbakatan-Fakultas Psikologi UI, 2008
150 GRJKK 2:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraida
"Penelitian ini berdasarkan timbulnya masalah-masalah pada peserta akselerasi pada tingkat SMU di DK1 Jakarta, antara lain: siswa terlihat kurang komunikasi, mengalami ketegangan, tidak barsemangat., kurang bergaul dan tidak suka pada pelajaran olah raga (sumber: Hasil wawancara dengan Salah satu wakil kepala sekolah pelaksana akselerasi). Masalah ini diduga karena tidak tercapainya Salah satu tujuan program akselerasi yaitu meningkatkan mutu kecerdasan emosional. Menurut para ahli akselerasi disamping memiliki pengaruh posi1if (Clark, 1983) juga mempunyai pengaruh negatif (Southern dan Jones, 1991) terhadap penyesuaian sosial dan penyesuaian emosional. Pelaksanaan akselerasi di Amerika pada sisiem pendidikan yang demokratis dan kurikulum disesuaikan dengan bakat dan minat. Sedangkan pelaksanaan akselerasi di Indonesia berbasis kurikulum Nasional. Berdasarkan masalah tersebut maka ingin diteliti kecerdasan emosional siswa akselerasi di Indonesia pada tingkat SMU. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah apakah pelaksanaan akselerasi program akselerasi Indonesia yang berbasis Kurikulum Nasional mampu memacu mum peninkatan kecerdasan emosional siswa berbakat intelektual? Apakah skor Kecerdasan Emosional siswa kelas akselerasi sama atau lebih rendah dcngan skor siswa regular? Bagaimana deskripsi enam faktor pendukung akselerasi di tiga SMU yang diteliti. Atas dasar pertanyaan penelitian itu, maka penelitian ini benujuan untuk mcngetahui dampak prograum akselerasi di Indonesia yang berbasis kurikulum nasional terhadap kecerdasan emosional siswa peserta akselerasi. Rancangan penelitian ini adalah Ex Post Facto. Sampelnya 44 siswa akselerasi, 80 siswa reguler, 33 guru dan 3 pihak penanggung jawab akselerasi serta 6 orang staf. 'Hipoiesis yang diajukan meliputi Ha dan Ho. Ha; skor kecerdasan emosional pesrta akselerasi sama dengan skor kecerdasan emosional kelas regular. 1-lo: Bahwa Skor K€CBl`dBS3Il Emosional peserta akselerasi lebih rendah dad pada siswa kelas reguler. Untuk mengukur kecerdasan emosional digunakan EH yang berdasarkan teori Salovey dan Bar-On. Alat ini hasil adaptasi dan telah digunakan oleh sn Lanawari dalam peneiniannya pada SMU Methodist Jakarta tahun 1999, Sedangkan umuk pelaksanaan akselerasi diteliti berdasarkan pada teori Coleman (l995) dan Buku Pedoman Program Percepatan Belajar (Diknas). Hasil onelitian sebagai berikut: Perranza, Skor kecerdasan emosional siswa akselerasi tidak lebih tinggi daripada siswa kelas reguler. Skor kecerdasan emosional peserta akselerasi sama dengan peserta kelas regular dengan angka signilikansinya 0.l73. Kecerdasan emosional terdiri dari lima dimensi. Berikut ini akan dijelaskan perbedaan perdimensi yaitu: Sell'-Awareness nilai signillkansinya 0204, Self-Control nilai signifikansinya 0,56, Self-Motivation dengan nilai signilikansinya- 0.36, emphalhy nilai signilikansinya 0.096 dan social-skill nilai signitEkansinya0_377. Kedua, hal-hal yang berkaitan dengan enam faktor pendukung akselerasi; (1). guru, yaitu tingkat pendidikan guru sebagian besar lulusan Sl. Mayoritas menggunakan metode ceramah dalam mengajar (2). kurikulum, yaitu masih menggunakan Kurikulum Nasional (Kurnas), (3). pada prosedur seleksi diterima siswa yang memiliki IQ di bawah 125, (4). Tidak ada kesinambungan antara landasan filosois sekolah dengan filosolis program akselerasi, (5). orientasi staf (pustakawan, Laboran,dan Bimbingan Konseling), masih sangat minim; BP hanya berperan dalam proses seleksi dan pada penyelesaian masalah-masalah, (6). Belum ada evaluasi program secara khusus
Kesimpulan bahwa dampak program akselerasi yang berbasis kumas tidak meningkatkan kecerdasan emosional siswa akselerasi. Salah satu penyebabnya karena jumlah pelajaran dan alokasi waktunya sangat padat. Kemungkinan lain karena akselerasi tingkal SMU di lndonesia belu dilaksanakan baik dan terencana. Saran kepada peneliti untuk meneliti pengaruh program akselerasi yang berbasis Kurikulum Nasional terhadap kecerdasan emosional dengan penelitian experimental kelompok yang pertama diberikan kurikulum yang spesifik dan kelompok yang lain diberikan kurikulum Nasional. Berkaitan dengan rendahnya kecerdasan emosional peserta akselerasi disarankan untuk mengurangi jumlah pelajaran yang harus di pelajari oleh anak berbakat intelektual."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carla Lucia Wantania
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan lingkungan dengan sikap siswa SLIP terhadap Pelestarian Lingkungan di kotamadya Jakarta Barat , DKI Jakarta. Masalah lingkungan hidup sangat kompleks karena menyangkut dimensi ruang dan waktu serta dampaknya bersifat lokal, wilayah tertentu, daerah, negara bahkan global. Karenanya diperlukan penanganan dengan pendekatan terpadu dan komprehensif antar disiplin ilmu, pihak-pihak terkait serta partisipasi masyarakat.
Untuk mendukung pengelolaan lingkungan hidup ini perlu ditanamkan pemahaman tentang lingkungan hidup sejak dini mulai dari masa prasekolah, SD, SLTP dan SMU sampai perguruan tinggi. Inilah yang menjadi dasar pijak penelitian kami.
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan siswa SLTP mengenai materi lingkungan hidup sebagai hasil belajar pendidikan lingkungan hidup.
2. Mengetahui bagaimana sikap siswa SLTP terhadap pelestarian lingkungan sebagai hasil pengajaran pendidikan lingkungan hidup.
3. Mengetahui hubungan antara pendidikan lingkungan hidup dengan sikap siswa SLTP di Jakarta terhadap pelestarian lingkungan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
"Terdapat hubungan yang berarti antara pemahaman materi pendidikan lingkungan dengan sikap siswa SLTP DKI Jakarta terhadap pelestarian lingkungan".
Penelitian ini dilakukan secara ekspos fakto di SLTP Negeri Jakarta Barat dengan jumlah sampel sebanyak 320 siswa kelas III dari 8 SLTPN Sanggar yang diambil secara acak sistematik juga dilakukan wawancara pada sejumlah guru dan Kepala Sekolah.
Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil tes tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan dan kuesioner sikap yang disusun sesuai dengan skala Likert untuk mengukur sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan.
Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menerapkan teknik korelasi Pearson Product Moment yang dikuntkan dengan Uji T. tes. Sedangkan untuk melihat bentuk hubungan antara variabel bebas (tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan) dengan variabel terikat (sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan) digunakan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan petunjuk pengujian hipotesis dari Putrawan (1990).
Hasil Penelitian menunjukkan :
1. Tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup siswa SLTP rata rata cukup (skor rata-rata 23,4625 dari maksimum skor 36,0000).
2. Sikap siswa SLTP terhadap pelestarian lingkungan umumnya baik (rata-rata skor 83,1844 dari maksimum skor 100,0000).
3. Ada hubungan yang cukup bermakna antara tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup dengan sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan (r= 0,3680; r tabel = 0,118)
4. Model regresi antara tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup (variabel x) dan sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan (variabel y) adalah linear dengan rumus Y^ = 71,01 + 0,523
Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada kontribusi positif dari tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup siswa SLTP kepada sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan sebesar 13,54%.

ABSTRACT
This thesis was undertaken to know the correlation between environmental education and Junior High School Students' attitude towards environmental conservation in Jakarta. Environmental problems are very complex because it involved the dimensions of time and space and the impact could be locally, a certain area, a region, national, even global in nature.
Therefore, it is necessary to manage this living environment in an integrated and comprehensive manner, based on many disciplines, many parties concerned and also community participation. To support the management of this living environment, it is necessary to introduce environmental concepts early commencing since preschool, elementary school, junior high school and secondary high school up to tertiary education. That then is the basic idea of this research.
The objectives of this research are to :
1. Determine the level of Junior High School Student's knowledge on living environment.
2. Determine the student's -attitude towards environmental conservation as the result of environmental education.
3. Know the con-elation between the level of student's knowledge on the living environment and their attitude towards environmental conservation. The hypothesis formulated in this study is as follows : "There is a significant correlation between the level of student's knowledge on the subject of environmental education and their attitude towards environmental conservation".
The research had been conducted at the Public Junior High School in the municipality of West Jakarta. Samples were taken using the systematic random sampling technique numbering 320 students of the third grade from 8 (eight) workshop schools.
In addition, to complete the data, a number of headmasters and teachers were interviewed.
The data used in this research were gathered from assessment of environmental knowledge's test and questionaires that was used conform with the Liked Scale method to measure student's attitude towards environmental conservation.
To assess the correlation between the environmental knowledge (X-variable) and student's attitude (Y-variable) the Correlation Coefficient of Pearson Product Moment and the 1-test was used.
To seek out the regression model between the independent variable and dependent variable, a simple linear regression was used with the test-guideline of Putrawan (1990).
The research results showed that
1. The level of environmental knowledge of the student's average score was 23.4625 out of 36.0000.
2. The student's average score of attitude using Likert Scale was 83.1844 out of 100.0000. There was a significant correlation between environmental knowledge's level and the student's attitude towards environmental conservation 0-0,3680 ; r table = 0,118).
3. Regression model between indicator of the independent variable and dependent variable is shown as : YA =71,01+0,52X.
The conclusion that can be drawn is : "there is a positive contribution (13,54%) of the environmental knowledge's level towards junior high school student's attitude on environmental conservation".
Number of References : 41 (1982-1997).
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sukarti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen program akselerasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti program akselerasi yang berjumlah 90 orang dari 2 sekolah yaitu SMAN 2 dan SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang didukung oleh observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis Korelasi Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh variabel manajemen program akselerasi terhadap variabel prestasi belajar siswa sebesar 42,4%. Selanjutnya pengaruh variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa mencapai 48.4%.
Hasil perhitungan ini menunjukkan pengaruh motivasi belajar lebih besar dibandingkan dengan manajemen program akselerasi. Hasil ini mengindikasikan perubahan pada prestasi belajar siswa lebih dominan dipengaruhi oleh motivasi belajar dibandingkan manajemen program akselerasi. Pengaruh positif dari kedua variabel terhadap prestasi belajar siswa program akselerasi menunjukkan bahwa perbaikan pada manajemen program akselerasi dan motivasi belajar akan memberikan dampak signifikan terhadap prestasi belajar siswa program akselerasi. Total pengaruh dari kedua variabel manajemen program akselerasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa mencapai 90,8%, sedangkan sebesar 9,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

This research aim to know the influence of Acceleration Program Management and Learning Motivation for Student Achievement. This study uses a quantitative approach. Population and sample in this research were students in the accelerated program, amounting to 90 people from two schools, namely SMAN 2 and 3 South Tangerang City. Instrument used in this study is a questionnaire which is supported by observations and interviews. Analysis of data using Rank Spearman Correlation analysis. The analysis showed that the influence of the accelerated program management variable on student achievement variables by 42,4%. Meanwhile, motivation to study variable influence the student achievement reached 48,4%.
The results of these calculations show the influence of motivation to learn is greater than the acceleration program management. These results indicate a change in student achievement is more dominant than the motivation to learn is affected by the accelerated program management. Positive influence of both variables on student achievement suggests that the accelerated program management improvement in acceleration and motivation program will provide a significant impact on student achievement in accelerated program. The total effect of these two variables (acceleration program management and motivation of student achievement) reached 90,8%, while for 9,2% influenced by other variables not examined in this study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30015
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hartini Nara
"Hasil penelitian Post-Kommer dan Perrone (dalam Isaacson, 1996), diketahui bahwa 30 % dari siswa berbakat di sekolah menengah yang menjadi responden penelitian merasa tidak siap dalam membuat keputusan mengenai karir mereka. Menurut Santrock (2003), orang tua dan teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat kuat pada pemilihan karir remaja. Suasana yang ada dalam keluarga banyak mempengaruhi perkembangan kepribadian anak, intelektual, konsep diri, dan selanjutnya juga mempengaruhi proses pemilihan karir. Suasana dalam keluarga terkait erat dengan pola asuh yang digunakan orang tua dalam membesarkan anaknya sehari-hari apakah otoriter (Authoritarian), permisif (Permissive) atau otoritatif (Authoritative) (Baumrind dalam Santrock, 2003).
Hal lain yang diduga mempengaruhi pemilihan karir adalah persepsi jender. Perempuan sering distereotipkan kurang kompeten dibandingkan laki-laki, penyatuan stereotip jender ke dalam konsep diri anak memicu anak perempuan ke arah rasa kurang percaya diri dibandingkan dengan anak laki-laki dalam kemampuan intelektual umum mereka. Kurangnya rasa percaya diri dapat menyebabkan anak perempuan memiliki harapan yang rendah untuk berhasil pada kegiatan akademis dan pekerjaan (Santrock, 2002).
Penelitian ini untuk menjawab permasalahan yang timbul dengan menguji 8 hipotesis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh (otoriter, otoritatif, permisif) dan persepsi jender secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap pemilihan karir pada siswa akselerasi. Selain itu juga untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi jender antara siswa perempuan dan laki-laki.. Sampel penelitian adalah siswa kelas 2 program akselerasi dari 4 sekolah di Jakarta sebanyak 47 siswa. Analisa data yang digunakan adalah korelasi Pearsons Product Moment, Multiple Regression dengan metode step wise dan t-test.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pola asuh otoriter dan pola asuh permisif dengan pemilihan karir tetapi ada hubungan yang signifikan antara pola asuh otoritatif dengan pemilihan karir. Ditemukan juga ada hubungan yang signifikan antara persepsi jender dengan pemilihan kanr. Sedangkan secara bersama-sama, pola asuh otoriter, otoritatif, permisif dan persepsi jender memberikan sumbangan yang bermakna terhadap pemilihan karir namun hanya pola asuh otoritatif yang memberikan sumbangan sedangkan dua pola asuh yang lain tidak. Temuan yang cukup menarik adalah tidak adanya perbedaan persepsi jender antara siswa perempuan dan laki-laki, hal ini mengindikasikan adanya pergeseran cara pandang kaum muda terhadap peran jender tradisonal.
Saran kepada orang tua agar lebih mengutamakan penggunaan pola asuh otoritatif daripada dua pola asuh yang lain. Berusaha menjadi sahabat dan mendengarkan keinginan anak adalah salah satu cara untuk membantu mengarahkan mereka dalam pemilihan karir. Disarankan kepada guru bimbingan konseling agar lebih proaktif membantu anak akselerasi, mengeksplorasi berbagai informasi karir baik melalui penjelasan langsung maupun melalui media cetak dan elektronik."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leny Marliani
"Tema dari skripsi ini adalah pengaruh juku terhadap pendidikan sekolah pada peningkatan kemampuan akademis siswa Jepang sesudah Perang Dunia II.Juku mulai berkembang di Jepang pada pertengahan zaman Edo. Juku pada zaman Edo berkembang sebagai sarana untuk menyampaikan pendidikan dan ajaran dari suatu doktrin tertentu kepada para siswanya. Juku menjadi salah satu bagian dari sarana pendidikan yang berkembang di zaman Edo. Tetapi memasuki zaman Meiji tepatnya pada tahun 1872, pemerintah mengumumkan gakusei, yaitu sistem pendidikan formal model Barat yang menitikberatkan pada ilmu pengetahuan Barat. Pemberlakuan gakusei membuat kedudukan juku melemah, sehingga akhirnya juku berkembang menjadi pendidikan non formal yang berperan sebagai pelengkap dari pendidikan formal yang telah ditetapkan oleh pemerintah.Awal terjadinya booming juku atau perkembangan jumlah juku dalam jumlah besar di Jepang berawal pada tahun 1964, dimana generasi baby boom, yaitu sebutan untuk orang Jepang yang dilahirkan sesudah Perang Dunia II, mulai memasuki usia SMU. Pada sistem pendidikan di Jepang SMU bukan merupakan bagian dari pendidikan wajib, sehingga untuk dapat diterima di SMU siswa harus mengikuti ujian masuk yang kompetitif. Hal tersebut membuat banyak siswa Jepang yang kemudian mulai mengikuti juku.Saat ini peserta juku tidak lagi terbatas pada siswa SLTP semata melainkan ada juga siswa SD dan SMU. Alasan orang tua memasukkan anak mereka ke tempat juku walaupun dengan biaya pendidikan mahal adalah karena keinginan anak mereka sendiri yang ingin mendapat pelajaran tambahan, selain itu orang tua juga sadar bahwa pendidikan sangat penting bagi kehidupan anak mereka kelak. Bersekolah di sekolah berperingkat tinggi menjadi saiah satu ukuran terpenting atas kemampuan seseorang. Mengikuti juku merupakan suatu cara menghadapi kompetisi dalam pendidikan yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memperbaiki prestasinya di sekolah dan memperbesar kesempatan untuk dapat lulus ujian di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang mengikuti juku akan memperoleh keuntungan lebih dalam berkompetisi dibanding siswa yang tidak mengikuti juku."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pergiwati Pristiana
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara penyesuaian diri sosial dengan stres pada siswa akselerasi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara penyesuaian diri sosial dengan stres pada siswa akselerasi. Semakin tinggi penyesuaian diri sosial yang dimiliki oleh siswa maka semakin rendah stres, sebaliknya semakin rendah penyesuaian diri sosial yang dimiliki oleh siswa maka semakin tinggi stres. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa sekolah menengah atas program akselerasi baik laki - laki maupun perempuan yang duduk di kelas akselerasi sekolah menengah atas selama kurang dari 1 tahun. Subjek yang digunakan sebagai responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang. Adapun skala yang digunakan pada variabel penyesuaian diri ini mengacu pada penelitian yang dibuat oleh Kusumadewi (2004) yang sebagian aitem-aitemnya diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan aspek - aspek yang dikemukakan oleh Schneider (1964). Skala stres yang digunakan adalah skala yang dimodifikasi dan diadaptasi dari alat ukur yang sudah ada yaitu skala yang sebagian aitem-aitemnya dibuat oleh Widuri (1995) dengan mengacu pada aspek-aspek stres yang dikemukakan oleh Sarafino (1990) dan Cridder (1983). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS 12 For Windows. Hasil analisis data dengan tekhnik korelasi Product Moment dari Karl Pearson menunjukkan nilai r = -0,624 P = 0.000 (p<0.01). Artinya, ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara penyesuaian diri sosial dengan stres pada siswa akselerasi. Semakin tinggi penyesuaian diri sosial yang dimiliki oleh siswa maka semakin rendah stres, sebaliknya semakin rendah penyesuaian diri sosial yang dimiliki oleh siswa maka semakin tinggi stres. Sehingga hipotesis penelitian ini diterima. Analisis koefisien determinasi (R2) pada korelasi antara penyesuaian diri dengan stres menunjukkan angka sebesar 0,39, berarti penyesuaian diri sosial memiliki sumbangan efektif sebesar 39 % terhadap stres."
Depok: Pusat Keberbakatan-Fakultas Psikologi UI, 2008
150 GRJKK 2:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dianti Endang Kusumawardhani
"Pengertian konsep siswa tentang belajar adalah pandangan siswa mengenai belajar. Apa yang dilakukan siswa dalam proses belajar dan bagaimana siswa mengatur kegiatan belajarnya dipengaruhi oleh konsep terhadap arti belajar itu bagi dirinya. Pengertian akselerasi secara singkat adalah percepatan. Sebagai Salah satu alternatif pelayanan pendidikan bagi siswa berbakat, akselerasi perlu diikuti dengan eskalasi. Siswa program akselerasi, yang termasuk siswa berbakat akademik ini, diharapkan mamandang belajar sebagai kegiatan “pemahaman" dan memanfaatkan pengetahuan yang diperolehnya melalui proses pembelajaran ke dalam kehidupan nyata, Lebih dari sekedar memandang belajar sebagai “tahu lebih banyak”.
Program akselerasi di tingkat SMU di Indonesia mulai diselenggarakan pada tahun-1998 dengan mengacu pada Undang-Undang No.2-Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Penyelenggaraan dilaksanakan dengan mempercepat waktu belajar dan tiga tahun menjadi dua tahun. Pemadatan waktu belajar ini menyebabkan siswa cl dituntut untuk belajar mandiri. Belajar mandiri memerlukan suatu motivasi belajar yang timbul dari diri siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap konsep siswa tentang belajar dan motivasi belajar yang melandasi siswa SMU program akselerasi dalam melakukan kegiatan belajarnya, kemudian dibandingkan dengan konsep siswa tentang belajar dan motivasi belajar yang dimiliki siswa SMU program reguler. SMU yang menyelenggarakan program akselerasi setelah menerima~SK Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai Penyelenggara Akselerasi Belajar adalah SMU Labschool Jakarta (1998), SMU AL Azhar Cikarang (1998), dan SMU Negeri 8 Jakarta (1999). Subjek penelitian ini berjumlah 70 yang terdiri dan siswa SMU Negeri 8 Jakarta (17 siswa program akselerasi dan 25 siswa program regular) dan SMU Labschool Jakarta (14 siswa program akselerasi dan 14 siswa program reguler) yang memiliki prestasi akademlk di atas rata-rata siswa-siswa lain di sekolahnya masing-masing. Dalam penelitian ini subyek memiliki renang nilai rata-rata rapor 7.23-8.62.
Lima jenis konsep siswa tentang belajar yang diungkap dalam penelitian ini adalah belajar dipandang sebagai kegiatan “akumulasi atau menyerap pengetahuan, membentuk antar pengetahuan, menggunakan atau memanfaatkan pengetahuan, melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru atau sekolah, dan bekerja sama dengan siswa lain". Jenis-jenis konsep tentang belajar tersebut mengacu pada hasil penelitian Marton, dkk. (1993), Purdie, dkk.
(1996), dan Vemlunt dan Van Rijswijk (1996). Lima jenis motivasi belajar yang diungkap dalam penelitian ini adalah belajar dilandaskan pada dorongan untuk “memperoleh nilai atau kelulusan, melanjutkan pendidikan, menguji kemampuan din, memenuhi minat pribadi, dan belajar yang dilandasi keragu-raguan ambivaIen”.
Alat ukur penelitian ini adalah skala “konsep siswa tentang belajar” yang terdiri dari lima jenis konsep dan skala “motivasi belajar siswa” yang terdiri dari lima jenis motivasi, dengan teknik uji coba terpakai. Dari skala “konsep siswa tentang belajar” diperoleh konsep secara umum (<»=.8278) dan skala masing-masing jenis konsep siswa bentang belajar (cr=.5798-.9178). Dari skala “motivasi belajar siswa" diperoleh motivasi secara umum (a=.8825) dan skala masing-masing jenis motivasi belajar siswa (a=.7433-.8227). Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji-t untuk /Independent- samples dan paired-samples. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai konsep tentang belajar antara siswa program akselerasi dengan siswa program reguler. Konsep siswa tentang belajar yang mendominasi siswa program akselerasi dan siswa program reguler adalah belajar dipandang sebagai melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru/sekolah, belajar dipandang sebagai pembentuk kaitan antara pengetahuan, dan belajar dipandang sebagai kegiatan bekerja sama dengan siswa Iain.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan mengenai motivasi belajar antara siswa program akselerasi dengan siswa program reguler. Dibandingkan dengan siswa program akselerasi, siswa program reguler lebih memiliki motivasi belajar untuk memperoleh nilai/kelulusan dan untuk melanjutkan pendidikan. Dibandingkan dengan siswa program reguler, siswa program akselerasi Iebih memiliki renovasi belajar untuk memenuhi minat pribadi. Motivasi belajar yang mendominasi siswa program akselerasi adalah orongan untuk memenuhi minat pribadi, menguji kemampuan diri, dan melanjutkan pendidikan. Belajar oleh siswa program reguler, dilandaskan pada dorongan untuk menguji kemampuan diri, melanjutkan pendidikan, memenuhi minat pribadi, dan memperoleh nilai/kelulusan. Sebagai hasil Tambahan diperoleh bahwa Siswa program akselerasi dan siswa program reguler, memiliki motivasi belajar internal yang lebih tinggi dan motivasi belajar eksternal.
Motivasi belajar internal diperoleh dan jenis motivasi memenuhi minat pribadi dan menguji kemampuan diri, sedangkan motivasi belajar eksternal diperoleh dari jenis motivasi memperoleh nilai/kelulusan dan melanjutkan pendidikan. Untuk penelirian lebrh Ianjut, disarankan menggunakan desain peneliiian pretest-po tepatnya desain kompromi (compromise design), untuk memperoleh gambaran mengenai “konsep siswa tentang belajar” dan “motivasi belajar" yang dimiliki siswa program akselerasi sebelum dan setelah memperoleh pembelajaran program akselerasi, kemudian dibandingkan dengan “konsep siswa tentang belajar” dan “motivasi belajar" yang dimiliki siswa program reguler."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>