Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jo Kumala Dewi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas perubahan fungsi kelenteng sebagai organisasi institusi religi Cina dalam komunitas Indonesia. Cina fungsi religius kelenteng adalah tempat melakukan ibadah pemujaan agama, kepercayaan dan adat istiadat Cina. Sedang fungsi di Pada mulanya, sosialnya adalah sarana penyatuan komunitas Cina di Indonesia dan sarana sosialisasi nilai budaya Cina. sebagai Perubahan fungsi kelenteng ditandai dengan terdapatnya perubahan status menjadi Vihara dan terorganisirnya kelenteng dalam struktur formal lembaga keagamaan. Perubahan cenderung dipengaruhi faktor eksternal, aplikasi kebijaksanaan asimilasi pemerintah. Sedang kondisi terjadinya perubahan secara internal, adalah konberupa pradisi komunitas Cina di Indonesia, yang telah mampu beradaptasi dengan nilai nilai Tampaknya perubahan masyarakat setempat, yang terjadi adalah ubahan yang dipaksakan imposed change, reaksi adaptif kelenteng yang terbatas pada tingkat permukaan suatu perterlihat dari luar saja, sebagai tindakan penyesuaian politis untuk tetap dapat bertahan. Fungsi ataupun sebagian tempat keramat, yang kini lebih menonjol bagi komunitas WNI pribumi Cina adalah kelenteng sebagai memohon petunjuk praktis dalam menghadapi kebutuhan sehari hari, melalui sistem ramalan versi Cina, dan melalui medium dengan kekuatan mistik. Dan kini dengan status sebagai Yayasan sosial fungsi sosial yang tampak menonjol adalah pendidikan, kesehatan, perkawinan dan kematian, derung bermotif ekonomi. keagamaan, kegiatan yang cen Fungsi religius kelenteng, walau tidak secara total berubah, menunjukkan gejala perubahan ke arah fungsi religius. Sedangkan perubahan fungsi yang non sosial sebagai sarana penyatuan komunitas Cina, diwarnai adanya perubahan dasar kepentingan dalam penyatuannya, dilandasi oleh'motif ekonomi. yang secara dominan Dan sebagai sarana sasi nilai budaya Cina, menjadi lebih terbatas sosialiruang lingkupnya. Sementara itu, dengan beberapa modifikasi luar kelenteng, fungsi manifes dan laten sebagai si institusi religi Cina, sebagian besar bentuk organisamasih relevan berjalan dalam komunitas Cina di Indonesia."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vellery Atrina
"ABSTRAK
Kelenteng Jin De Yuan adalah salah satu kelenteng yang terkenal di Jakarta. Setiap harinya
kelenteng ini selalu ramai didatangi pengunjung. Pengunjung yang datang ke tempat ini selain
untuk beribadah juga bertujuan untuk meramal nasib. Dalam bahasa mandarin kegiatan ini
disebut Qiúqiān (求签), sementara di Indonesia dikenal dengan istilah “ciam si”. Ciam si
merupakan tradisi meramal nasib yang berasal dari kebudayaan Tionghoa dan biasanya
dilakukan di kelenteng. Ramalan ciam si dipercaya dapat membantu menyelesaikan persoalan
hidup yang sedang dihadapi seseorang yaitu dengan meminta petunjuk kepada dewa. Jurnal
ini membahas tentang ciam si secara umum, tata cara melakukan ramalan ciam si, serta
membahas tentang kepercayaan pengunjung klenteng Jin De Yuan terhadap hasil ramalan
ciam si mereka.

ABSTRACT
Jin De Yuan temple is one of the most renowned temple in Jakarta. Many visitors always
come to this place every day. The visitors who come to this place not only to pray but also to
practice fortune telling that known in mandarin as Qiúqiān (求签), while in Indonesia this
activity known as “ciam si”. Ciam si is a fortune telling practice that originated in China and
often performed in the Buddhist temple. Many people believe ciam si can help them solve
their life problems by asking God for guidance. This journal will discuss about ciam si in
general, how to perform ciam si, and also the temple’s visitors’s belief on their ciam si’s
result."
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahua Budaya , ], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mungki Indriati Pratiwi
"Citra visual dari ornamen ternyata mampu berbicara, berkomunikasi, lebih dari sekedar bentuk penghiasan belaka pada suatu bangunan. Ornamen sebagai salah satu elemen pelengkap arsitektur, keberadaannya mempunyai pengaruh arsitektural yang penting, menjadikan bangunan, dalam hal ini bangunan klenteng, sebagai suatu karya araitektur yang 'kaya', memiliki karakter yang khas serta lebih 'berjiwa'. Selain itu keberadaannya merupakan bentuk pengungkapan ide, pengekspresian dari masyarakat tertentu terhadap kepercayaan yang diyakini mereka. Dengan demikian ornamen dapat memenuhi serta memuaskan kebutuhan psikis dan religi masyarakat tersebut. Lebih dari itu, ornamen dengan kualitas serta kuantitasuya ternyata dapat menunjukkan tingkat kesucian atau kesakralan dari suatu ruang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lourin Hertyastiwi
"Klenteng Jin DeYuan adalah salah satu klenteng yang terletak di DKI Jakarta, klenteng ini memiliki sejarah yang sangat panjang, sesuai dengan usianya yang lebih dari 350 tahun. Arsitektur klenteng ini dibuat sesuai dengan konsep Feng Shui yang dipercayai oleh masyarakat Tionghoa akan menciptakan keharmonisan di antara bangunan, alam serta manusia. Keharmonisan tersebut nantinya akan memandu manusia menuju keberuntungan. Bagian klenteng yang terlihat kental menggunakan kaidah-kaidah Feng Shui adalah dalam bagian warna, atap, jendela,pintu dan patung yang berada di klenteng ini.

Jin de Yuan is located in DKI Jakarta. This temple has a long history, according to this temple's age that is more than 350 years old. This temple architectures are based on concept of the Feng Shui, which is believed by Chinese community will create the harmonization between building, human and nature. This harmonization will guide us to luckiness. In Jin de Yuan temple we can see that they are using Feng Shui from its colors, windows, doors, roof and also the ornaments which are surrounding this temple."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aliuddin
"Jaringan, hanya ada dan dilaksanakan oleh para remaja laki laki dan wanita, duda serta janda di desa desa dalam Iingkungan komunitas Parean. Parean yang berada di jalur jalan raya pantai utara pulau Jawa,merupakan bagian dari Kecamatan Kandanghaur, yang terdiri dari tiga belas desa serta termasuk Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat.
Acara jaringan atau disebut juga dengan "pasar jodoh" adalah sesuatu yang hanya ada di Iingkungan komunitas Parean tidak diketahui secara pasti kapan di mulai. Acara jaringan tersebut telah berlangsung secara turun temurun sebagai suatu tradisi bagi para remaja Iaki Iaki dan wanita, duda serta janda untuk mencari pasangan hidup.
Setelah berjalan beberapa lama, acara jaringan memperlihatkan berbagai perubahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Paul B Horton dan Chester L Hunt mengatakan bahwa folkways atau tradisi yang ada dalam masyarakat akan terus berlangsung dan sifatnya berbeda beda pada masing masing jaman.
Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk memperkaya kajian empirik tentang perubahan perubahan yang terjadi dalam masyarakat, khususnya perubahan fungsi intitusi jaringan sebagai sarana untuk mencari jodoh menjadi sarana mencari pasangan untuk kencan dengan adanya indikasi hubungan seks sebelum menikah.
Perubahan awal yang terlihat dari para peserla jaringan adalah terlihat dari Cara berpakaian, yang disesuaikan dengan kemajuan jaman. Namun perubahan itu membawa dampak terhadap symbol symbol yang ada dalam jaringan itu sendiri, terutama untuk membedakan antara remaja laki Iaki dengan duda dan remaja wanita dengan janda. Perubahan-perubahan yang terjadi pada akhirnya merubah fungsi sosial jaringan dari tempat memilih jodoh menjadi tempat kencan atau pacaran bagi para remaja desa desa yang berada dalam Iingkungan Parean, terutama bagi mereka yang bekerja sebagai buruh nelayan dan buruh tani. Bagi mereka yang bersekolah, kedatangan ke acara janngan, pada umumnya hanya untuk iseng saja karena mereka tidak ingin memperoleh pasangan melalui jaringan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan melihat berbagai perubahan yang terjadi di kalangan remaja dalam Iingkungan komunitas Parean dengan mencari berbagai informasi dari berbagai lapisan masyarakat yang ada di keempat desa yang ada dalam Iingkungan komunitas Parean yaitu , desa llir, desa Bulak, desa Parean Girang dan desa Wirapanjunan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini bahwa acara jaringan yang semula bersifat tertutup hanya untuk masyarakat yang ada dalam komunitas Parean dan perkawinan yang bersifat endogamy, berubah karena berbagai faktor, seperti mobilitas penduduk desa dan kota kota besar seperti Jakarta, Semarang terutama bagi mereka yang bekerja sebagai buruh nelayan. Kemiskinan, yang membuat para remaja tidak ingin melaksanakan semua tata cara yang ada dalam pemilihan jodoh dan pelaksanaan perkawinan, karena dianggap akan membebani mereka yang tidak mampu. Disamping adanya keinginan dari orang tua pihak wanita, ingin menikahkan segera anak wanitanya dengan harapan dapat mengurangi beban hidup keluarga. Apabila keinginan tersebut tidak tercapai maka orangtua juga berperan dalam proses perceraian.
Secara keseluruhan tesis ini nantinya akan menyajikan diskripsi mengenai fenomena sosial yang terjadi dan sebagian lagi memberikan analisa tentang mengapa teljadi perubahan fungsi institusi Jaringan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Arlisabetha
"Keluarga merupakan pilar terpenting dalam kehidupan masyarakat Cina. Istilah keluarga, yang telah menjadi kata yang umum digunakan dalam ilmu-ilmu sosial, akan menjadi lebih rumit apabila kemudian diterjemahkan ke dalam pengertian keluarga Cina, yang dalarn bahasa Cina disebut sebagai Jia. Masyarakat Cina percaya pada konsep keluarga ideal, yaitu keluarga yang terdiri dari lima generasi yang hidup bersama dalam satu atap, satu anggaran yang sama, satu tungku dapur yang sama dan dibawah satu kepala keluarga (jiazhang). Komposisi keluarga ideal seperti ini disebut Five Generation Co-residing (lima generasi yang tinggal bersama-sama). Orang Cina sendiri memiliki dua pilar panting di dalamnya, keduanya terwujud dalam organisasi kekerabatan yaitu lineage (marga) dan clan (klan). Clan (shizu) merupakan organisasi yang terbentuk herdasarkan kekerabatan keluarga atau pertalian darah, namun yang lebih panting oleh karena kewajiban dan hak bersama. Clan sebagai sebuah organisasi juga memiliki properti bersama, salah satunya adalah kelenteng leluhurl marga (zu tang). Kelenteng marga tertua di Jakarta diketahui berasal dari dua keluarga besar dan berpengaruh di Jakarta saat itu yaitu, marga Tan (Chen) dan Lim (Lin). Kelenteng Chenshi Zu dari marga Tan (Chen) dan Kelenteng Tian 1-Iou dari keluarga"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afandhi Nawawi
"ABSTRAK
Disertasi ini berjudul ?Pergeseran Fungsi Institusi Militer di Indonesia Dalam Perspektif Perubahan Undang-Undang Dasar l945?, yang ditinjau secara sosiologis, dengan menggunakan Pendekatan Sejarah sesuai dengan perspektif yang telah dipilih yakni perubahan Undang-Undang Dasar 1945, baik yang mcnggunakan cara interpretasi maupun cara amandemen, kemudian atas perubahan tersebut dianalisis faktor yang mempengaruhi dan bagaimana terjadinya, memakai suatu optik, yaitu Faham Kedaulatan.
Penelitian ini ingin menjelaskan suatu thesis yang berbunyi ?Faham Kedaulatan yang dianut pada suatu era pemerintahan, menentukan fungsi lnstitusi Militernya?. Adapun Faham Kedaulatan dipersepsikan sebagai ?suatu resultante antara faktor Disposisi dari Institusi Militer dengan faktor Aspirasi di dalam masyarakat?. Karena faktor yang mempengamhi lebih dari satu faktor, rnaka sexing disebut sebagai multi-kausalitas, atau secara diakronik. Sedangkan periodisasi ditempuh untuk menggambarkan kontinuitas dan dis-kontinuitasnya.
Analis dilakukan dengan menggunakan Teori dan Alat Bantu Analisis berupa gagasan dan peristiwa yang pernah ada/terjadi di bumi Nusantara, dengan tetap memperhatikan perspektif perubahan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu perubahan yang telah ditempuh baik melalui cara interpretasi dan perubahan melalui amandemen.
Perubahan Aspirasi pada era Demokrasi Terpimpin, dianalisis perubahan melalui interpretasi, yakni interpretasi pada Pembukaannya Perubahan Aspirasi pada era Demokrasi Pancasila juga dianalisis melalui interpretasi pada Sejarah Pembuatannya. Adapun perubahan Undang-Undang Dasar 1945 pada era Reformasi dinalisis perubahan faktor Aspirasi dan Disposisi Institusi Mililter yang mempengaruhi sehingga terjadi amandemen Undang Undang Dasar 1945.
Pada sisi Disposisi dianalisis tindakan lnstitusi Militer pada masing-masing era pemerintahan, yang nampak sebagai tindakan me-libat-kan diri, meng-optimasi-kan momentum yang sedang berkembang, atau me-lepas-kan diri dari keterlibatan ketika konstelasi dunia mulai berubah dan tuntutan aspirasi demokratisasi di dalam masyarakat sedemikian menggebu.
Sisa kebijakan segregasi dalam bentuk pluralitas hukum dipergunakan untuk menganalisis tentang ancaman, sedangkan pendapat Jenderal A.H. Nasution tentang ?100 bataliyon tempur berbasis infanteri yang mobile, persenjataan ringan dan mudah dijinjing, organisasi Tentara dan Teritorium" dipergunakan sebagai ?indeks perubahan? terhadap struktur organisasi Institusi Militerya."
2004
D1131
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afandhi Nawawi
"ABSTRAK
Disertasi ini berjudul ?Pergeseran Fungsi lnstitusi Militer di Indonesia Dalam
Perspektif Perubahan Undang-Undang Dasar 1945?, yang ditinjau secara sosiologis,
dengan menggunakan Pendekatan Sejarah sesuai dengan perspektif yang telah dipilih
yakni perubahan Undang-Undang Dasar 1945, baik yang menggunakan cara inter-
pretasi maupun cara amandemen, kemudian atas perubahan tersebut dianalisis faktor
yang mempengaruhi dan bagaimana tenjadinya, memakai suatu optik, yaitu Faham
Kedaulatan.
Penelitian ini ingin menjelaskan suatu thesis yang berbunyi ?Faham Kedau-
latan yang dianut pada suatu era pemerintahan, menentukan fungsi Institusi Militernya". Adapun Faham Kedaulatan dipersepsikan sbagai ?suatu resultante antara
faktor Disposisi dari Institusi Militer dengan faktor Aspirasi di dalam masyarakat?.
Karena faktor yang mempengaruhi lebih dari satu faktor, maka sering disebut sebagai
multi-kausalitas, atau secara diakfonik. Sedangkan periodisasi ditempuh untuk
menggambarkan kontinuitas dan dis-kontinuitasnya.
Analis dilakukan dengan menggunakan Teori dan Alat Bantu Analisis berupa
gagasan dan peristiwa yang pernah ada/terjadi di bumi Nusantara, dengan tetap
memperhatikan perspektif perubahan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu perubahan
yang telah ditempuh baik melalui cara interpretasi dan perubahan melalui amandemen.
Perubahan Aspirasi pada era Demokrasi Terpimpin, dianalisis perubahan melalui interpretasi, yakni interpretasi pada Pembukaannya. Perubahan Aspirasi pada era
Demokrasi Pancasila juga dianalisis melalui interpretasi pada Sejarah Pembuatannya.
Adapun perubahan Undang-Undang Dasar 1945 pada era Reformasi dianalisis perubahan faktor Aspirasi dan Disposisi Institusi Mililter yang mempengaruhi sehingga
terjadi amandemen Undang Undang Dasar 1945.
Pada sisi Disposisi dianalisis tindakan Institusi Militer pada masing-masing era
pemerintahan, yang nampak sebagai tindakan me-libat-kan diri, meng-optimasi-kan
momentum yang sedang berkembang, atau me-lepas-kan diri dari keterlibatan ketika
konstelasi dunia mulai berubah dan tuntutan aspirasi demokratisasi di dalam masyarakat sedemikian menggebu.
Sisa kebijakan segregasi dalam bentuk pluralitas hukum dipergunakan untuk
menganalisis tentang ancaman, sedangkan pendapat Jenderal A.H. Nasution tentang
?100 bataliyon tempur berbasis infanteri yang mobile, persenjataan ringan dan mudah
dijinjing, organisasi Tentara dan Teritorium? dipergunakan sebagai ?indeks perubahan? terhadap struktur organisasi Institusi Militernya."
2004
D694
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1983
S6537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Laura Evelyn R.
"Masyarakat dunia saat ini sedang mengalami suatu perubahan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang cepat. Perubahan ini terkait dengan fenomena globalisasi, khususnya ekonomi, yang ditandai dengan perdagangan bebas antar negara melalui persaingan tinggi dan tajam, serta tingginya laju teknologi komunikasi dan informasi. Globalisasi menuntut suatu bentuk pembangunan instan (cepat), yang dapat mengakomodasi perluasan investasi modal negara-negara maju di negara dunia ketiga. Hal ini membawa akibat terjadinya urbanisasi dan modernisasi besar-besaran, terutama di kota-kota besar Asia Tenggara.
Sebagai ibukota sekaligus kota terbesar, Jakarta merupakan jendela utama Indonesia dalam sistem ekonomi global. Sejak kemerdekaan Republik Indonesia, pembangunan kota Jakarta telah membawa arus urbanisasi besar dan menjadikannya sebagai tempat agglomerasi terbesar di Indonesia. Menarik untuk disimak, diantara gedung tinggi, mobil mewah, dan jalan lebar bebas hambatan yang terdapat di kota ini, ternyata hampir sekitar 67 persen dari total penduduk Jakarta ditampung dalam kantong-kantong pemukiman padat dan kumuh, yang dikenal dengan kampung. Tanpa memperhitungkan fungsi dan potensinya yang besar bagi kota Jakarta, tempat pemukiman penduduk berpenghasilan rendah ini dianggap mengganggu wajah kota oleh pemerintah dan akibatnya seringkali mengalami penggusuran.
Kampung Luar Batang merupakan salah satu kampung tua di Jakarta. Dari segi letak geografis dan historis kampung ini mempunyai potensi besar, namun pelaksanaan beberapa kebijakan pemerintah yang dilakukan di wilayah sekitar kampung telah membawa dampak buruk bagi kondisi sosio-ekonomi dan lingkungan fisik kampung. Keadaan ini tentunya memperbesar ancaman tergusurnya penduduk kampung yang sebagian besar berpenghasilan rendah. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk memperlihatkan potensi yang dimiliki komunitas kampung Luar Batang, serta pemberdayaan komunitas kampung dalam segi ekonomi dan pengelolaan lingkungan, sehingga kampung tidak lagi dianggap mengganggu wajah kota. Pendekatan konsep modal sosial dipakai dalam penelitian untuk dapat memahami dan menggambarkan berbagai bentuk potensi/modal sosial yang dimiliki oleh komunitas, yang memungkinkan pemberdayaan komunitas kampung.
Janis penelitian ini bersifat dekriptif dan eksplanatif untuk dapat menggali dan memahami berbagai kenyataan/data lapangan, berupa sejarah dan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya kampung, sehingga diperoleh gambaran utuh mengenai bentuk modal sosial yang ada dalam komunitas. Adapun subyek penelitian adalah orang-orang (aktor) dan berbagai kelompok/institusi (formal dan informal) dalam kampung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dalam bentuk studi lapangan (field research) sehingga memberikan kesempatan pada peneliti untuk mengadakan interaksi langsung, interaksi face-to-face dengan penduduk kampung dalam setting lapangan kampung. Sehubungan dengan itu, penelitian ini menekankan data kualitatif, namun jugs data sekunder sebagai pelengkap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tata guna lahan di sekitar kampung sejak dilaksanakannya proyek Mohammad Hoesni Thamrin (MHT) yang pertama membawa banyak dampak negatif dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya komunitas, serta penurunan kualitas fisik kampung. Temuan lapangan memperlihatkan komunitas kampung memiliki potensi/modal sosial dalam bentuk kelompok keagamaan, ikatan sosial yang erat dan rasa kebersamaan, norma sosial (agama), hubungan timbal-balik, sifat proaktif, serta nilai sejarah kampung yang tinggi dan pengetahuan lokal yang dimiliki komunitas. Namun demikian, modal sosial yang dimiliki komunitas belum mampu membawa penduduk pada suatu taraf hidup yang lebih baik. Hal ini terkait dengan temuan lainnya yang memperlihatkan bahwa akar masalah penduduk Luar Batang saat ini adalah keterbatasan/tiadanya akses terhadap sumber-sumber daya strategis, yang memampukan mereka untuk keluar dari masalah kemiskinan dan buruknya kualitas fisik lingkungan kampung. Dengan demikian modal sosial yang dimiliki dapat digunakan dengan baik.
Melihat kenyataan di lapangan, penulis merekomendasikan pembentukan suatu Forum Warga Kampung sebagai suatu wadah memanfaatkan modal sosial yang dimiliki komunitas. Forum Warga Kampung ini berfungsi sebagai dewan kontrol kampung yang memiliki kompetensi dalam mengelola dan memecahkan berbagai masalah atau konflik yang dihadapi komunitas (baik sosial, budaya, ekonomi, dan politik)."
2001
T7727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>