Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85809 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Ayu Novitri
"Mitos merupakan salah satu bentuk tradisi lisan dan merupakan manifestasi dari kebudayaan. Mitos tercipta ketika masyarakat masih memegang kepercayaan terhadap kejayaan atau kesaktian seseorang di masa lampau. Kepercayaan tersebut selanjutnya dituangkan ke dalam suatu ritual yang secara tidak langsung semakin mempertegas keberadaan mitos. Ketika mitos masuk ke dalam suatu karya arsitektur, maka terciptalah jiwa di dalam karya arsitektur yang akan mempengaruhi pandangan dan perlakuan manusia terhadapnya.
Salah satu karya arsitektur yang erat kaitannya dengan mitos, khususnya di Tanah Jawa, adalah makam. Dengan melihat kekuatan mitos pada suatu makam maka diharapkan dapat mengetahui bagaimana suatu jiwa di dalam karya arsitektur tercipta. Dalam melihat pengaruh mitos pada arsitektur makam tersebut, saya mengacu kepada makam-makam wali yang sering disebut dengan makam keramat yang terletak di Kabupaten kudus, serta memilih studi kasus berupa makam keramat yang mengacu pada penamaannya maupun bentuk fisiknya. Ternyata dari studi kasus tersebut diketahui bahwa keberadaan mitos pada awalnya dipengaruhi oleh siapa tokoh yang dimakamkan di sana dan kesaktian yang dimilikinya. Semakin besar kesaktian yang dimilikinya, maka semakin besar pengaruh mitos tersebut pada arsitektur makam.

Myth is one form of oral tradition, which is a manifestation of culture. Myth was created when people still continue their belief in the glory and the supernatural power of someone in the past. Then their belief is generated into a ritual which people do as a statement of existence of the myth. When myth present on a work of architecture, so the work will have a soul that can affect people's views and treatment of this work.
One of architecture's works that is closely related to myth, especially at Java, is tomb. By seeing a power of myth in a tomb, so we can to know how a soul in the architecture is created. In looking at the influence of myth on the architecture tombs, I focus to the tombs of Wali which are often called as sacred tomb, where are placed at Kudus , and choosing sacred tomb as cased studies that refer to their naming and physical form. From these case studies known that firstly the presence of myth was influenced by who is buried there and what supernatural power when they were alive. The greater supernatural power that he has, so it increasing significantly of myth's influenced on the architecture of tomb.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52294
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Andayani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Joviani GunawanKemas
"Dalam menanggapi fase kematiannya, manusia cenderung mempersiapkan makam sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Sebagai salah satu objek arsitektur makam, Mausoleum O. G. Khouw termasuk sebagai makam yang sangat megah pada masanya. Di dalam skripsi ini, Kami bertujuan untuk mengkaji lebih jauh faktor yang mempengaruhi karakteristik Mausoleum O. G. Khouw dari sudut pandang arsitektur makam. Mausoleum O. G. Khouw tentu telah melalui banyak perkembangan dari aspek-aspek kompleks proses perancangan, mulai dari pemilihan lokasi, konsep yang ingin dihadirkan dalam rancangan, bagaimana ruang arsitektur di dalam makam nantinya dapat berfungsi dengan baik, hingga bagaimana aliran romantisisme lebih dipilih sebagai gaya arsitektur bangunan pada masa aliran rasionalisme sedang berkembang di Batavia.
Untuk mencapai tujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pendukung tersebut, Kami melakukan observasi langsung ke Mausoleum O. G. Khouw di TPU Petamburan. Sebagian besar data terkait studi kasus didapat melalui literatur koran dan arsip masa Hindia-Belanda, serta wawancara dengan perwakilan komunitas Love Our Heritage.
Hasil temuan yang didapat dalam studi kasus ialah, Mausoleum O. G. Khouw menggunakan gaya arsitektur beraliran romantisisme, dengan pengaruh neoklasik, art deco, serta renaissance. Kami menduga kebudayaan etnis Tionghoa masih terdapat dalam rancangan Mausoleum Khouw lewat penerapan teori Fengshui makam, dan elemen pembentuk ruang di lantai I mausoleum. Dugaan lain Kami terkait gaya arsitektur makam ialah preferensi klien yang lebih mendominasi, kurangnya arsitek makam di Batavia, sifat marmer sebagai material utama, dan perancang yang menggunakan pendekatan tipologis dalam merancang Mausoleum O. G. Khouw.

In response to face the phase of death, people tends to prepare a tomb as their final resting place. As one of the objects of funerary architecture, Mausoleum O. G. Khouw was considered as a very magnificent tomb of its time. In this thesis, the author aims to examine furtherly, factors that affect the characteristics of Mausoleum O. G. Khouw from the point of view of funerary architecture. Mausoleum O. G. Khouw certainly has gone through many developments from the complex aspects of the design process, ranging from location selection, the concept of design, and how the architectural space functioned well.
Furthermore, this paper will also explain how romanticism was preferred as the architectural style of the building, instead of rationalism style that was growing more in Batavia. To achieve the purpose and answer the supporting questions, We did a field observation to the Mausoleum O. G. Khouw at TPU Petamburan. Most of the data were obtained through the Dutch Indies newspapers and archives, as well as interviews with representatives of the Love Our Heritage community.
The findings are, Mausoleum Khouw uses a romantic style of architecture, with neoclassical, art deco, and renaissance influences. The author suspects that Chinese culture still exists in the design of the Mausoleum Khouw through the application of the grave Fengshui theory and the element on the first floor of mausoleum. Other allegations related to the architectural style of the tomb is a more dominant client preference, lack of funerary architect in Batavia, marble nature as the main material, and typological approach which used by the architect in designing Mausoleum O. G. Khouw.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inesa Purnama Sari
"[Separatrix pada Arsitektur membahas mengenai peran dan fungsi separatrix di dalam arsitektur. Separatrix dianggap sebagai makna arsitektur yang sesungguhnya. Separatrix menjadikan suatu arsitektur menjadi beragam dan tidak statis, ia memberikan beragam kemungkinan timbulnya makna baru dalam arsitektur. Pada akhirnya separatrix dapat menciptakan pleasure dalam arsitektur. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana separatrix bekerja terhadap beragam kemungkinan pada arsitektur. Selain itu skripsi ini juga bertujuan untuk memahami peran separatrix dalam memperkaya proses desain arsitektur.

Separatrix on Architecture discusses about separatrix role and its function in architecture. Separatrix is considered as the true meaning of architecture. Separatrix makes architecture become diverse and not static, it provides the possibility of new meaning in architecture. In the end, separatrix can create architecture pleasure. The aims of this thesis is to understand how separatrix works towards variety of possibilities on architecture. Moreover, this thesis
aims to understand separatrix roles to architecture design enrichment.;Separatrix on Architecture discusses about separatrix role and its function in
architecture. Separatrix is considered as the true meaning of architecture.
Separatrix makes architecture become diverse and not static, it provides the
possibility of new meaning in architecture. In the end, separatrix can create
architecture pleasure. The aims of this thesis is to understand how separatrix
works towards variety of possibilities on architecture. Moreover, this thesis
aims to understand separatrix roles to architecture design enrichment., Separatrix on Architecture discusses about separatrix role and its function in
architecture. Separatrix is considered as the true meaning of architecture.
Separatrix makes architecture become diverse and not static, it provides the
possibility of new meaning in architecture. In the end, separatrix can create
architecture pleasure. The aims of this thesis is to understand how separatrix
works towards variety of possibilities on architecture. Moreover, this thesis
aims to understand separatrix roles to architecture design enrichment.]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Herdiansyah
"Masyarakat Jawa sebagai masyarakat yang sinkretik dikenal dengan kemampuan mereka untuk menerima budaya-budaya baru yang masuk ke dalam kehidupan mereka, namun mereka tetap bisa mempertahankan keasliannya. Kepercayaan mereka terhadap penghormatan arwah orang yang sudah meninggal sudah terjadi sejak zaman animisme, sehingga membuat makam memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan mereka. Walaupun sering dianggap sebagai sesuatu yang syirik, namun penghormatan terhadap makam bagi masyarakat Jawa merupakan usaha mereka untuk mengungkapkan misteri dan menyatu dengan Allah. Kompleks Mesjid Jawa yang di dalamnya terdapat makam merupakan salah satu contoh kemampuan mereka dalam mengadapatasi budaya-budaya baru dengan budaya asli mereka. Mereka yakin dengan adanya makam di dalam mesjid, arwah orang yang meninggal tersebut membantu mereka dalam usahanya memahami misteri dan menyatu dengan Allah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Dian Sari
"Polikarbonat merupakan jenis plastik yang terkenal karena sifat transparan dan kekuatannya. Material ini diproduksi dalam bentuk lembar, film, dan profil. Polikarbonat berkembang pesat karena potensial untuk diterapkan pada berbagai aplikasi (botol minum, rumah lampu, lensa kaca mata dan sebagainya).
Pada bidang arsitektur, polikarbonat diterapkan sebagai material pengkacaan dengan mengandalkan sifat transparannya. Bahkan material ini mulai digemari dibandingkan kaca dengan diterapkan sebagai penutup, jendela, atap, bahkan cladding atau curtain wall. Namun apakah penerapan polikarbonat akan berhenti setelah itu? Atau mungkinkah material ini diterapkan sebagai material struktural di kemudian hari?
Karya tulis ini akan menjelaskan lebih jauh mengenai material polikarbonat (karakteristik, jenis, pengolahan, dan sebagainya) sehingga dapat diterapkan pada berbagai desain arsitektur dan menggali potensi material ini untuk dapat dikembangkan sebagai material struktural.

Polycarbonate is plastic polymer which is famous because its transparency and strength. This material is produced in sheets, films, and profiles. Polycarbonate has been growing fast because it gains potencies to be used in a lot of appliance (bottles, lamp housings, glasses lenses, etc).
In architecture, polycarbonate is used for glazing by count on its transparency. Infact, this material is started to be more desirable than glass in its appliance as coverings, windows, roofs, even claddings or curtain walls. But is that all? Or could it be used as structural material?
This paper will explain deeper about polycarbonate (characteristics, types, blends, etc) until it?s usable in many architecture design and explores its potency to be developed as structural material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48450
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudya Ridho Pambudi
"Restoran adalah tempat makan di luar yang menyediakan makanan dan tempat untuk beraktivitas. Kini untuk memenuhi kebutuhan akan aktivitas yang beragam, restoran menghadirkan suasana yang menarik yang juga bertujuan untuk menarik pengunjung lebih banyak. Restoran tematik adalah salah satu jenis restoran yang mana makanan dan arsitektur memiliki hubungan dalam penciptaan suasana ruang di dalam restoran. Suasana ruang di suatu restoran memiliki peran yang sangat penting karena akan menentukan perilaku pengunjung. Prioritas utama di restoran tematik adalah arsitektur pembentuk ruangnya, sedangkan makanannya mengikuti tema atau konsep yang dihadirkan. Dalam pembentukan suasananya, restoran tematik menggunakan elemen-elemen interior dan eksterior yang memiliki hubungan antara tema atau konsep restoran.

Restaurant is a place where people go out and indulge themselves with food and activities. To meet today?s diverse needs and activities, restaurants offer unique atmospheres to attract more consumers. Thematic restaurant is a type of restaurant in which food and architecture meets to create the restaurant?s atmosphere. Spatial atmosphere in thematic restaurants has an important role in determining consumer?s behaviour. The main priority of thematic restaurants is how architecture built the space and food follows the built the theme or concept. In forming the atmosphere, thematic restaurants uses interior and exterior elements to built the theme and concept of the restaurant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Djati Suryo Prameswari
"Arsitektur dapat hadir secara permanen maupun temporer. Arsitektur temporer sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari lewat berbagai macam bentuk, mulai dari arsitektur portabel pasca bencana, panggung hiburan, pameran maupun dalam festival. Kehadiran suatu bentuk arsitektur temporer mengubah pengalaman ruang di suatu ruang yang telah ada sebelumnya. Melalui arsitektur temporer, suatu tempat kembali didefinisikan dalam kurun waktu yang terbatas dan tidak tetap. Pengadaannya hanya dalam durasi tertentu karena pertimbangan siklus dan manajemen waktu.
Arsitektur temporer ini, dapat diadakan di mana saja, salah satunya di jalan. Bentuk dari arsitektur temporer di jalan bisa berupa benda-benda dekoratif saja ataupun struktur yang melibatkan aktivitas di dalamnya. Ruang jalan kembali dimaknai dan dialami secara berbeda saat arsitektur temporer diadakan di dalamnya. Makna jalan pun berubah, dari ruang sirkulasi kota menjadi suatu ruang dan tempat warga kota bersosialisasi.

Architecture can be presented permanently and temporarily. Temporary architectures are often encountered in everyday life through a variety of forms, ranging from post-disaster portable architecture, performance stage, exhibitions as well as in the festival. The presence of temporary architecture changed the experience of space that has already existed before. Through temporary architecture, a place is re-defined in the limited time period and not permanently. The procurement is only in specific duration due to the time cycle and time management.
These temporary architectures can be held anywhere including on street. Forms of temporary architecture on the street can be just decorative objects or structures that involve activities in it. Street space is re-interpreted and experienced differently when temporary architecture is created there. The meaning of the street is transformed, from the circulation space of the city into a space and place where people gather and socialize.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43558
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdullah Bajri
"ABSTRAK
Trotoar atau yang dikenal juga sebagai ruang pejalan kaki merupakan sebuah ruang interaksi sosial bagi masyarakat sebuah kota. Banyaknnya kegiatan manusia pada trotoar menyebabkan munculnya perlakuan khusus pada trotoar. Perlakuan khusus ini diterapkan sebagai bentuk penjagaan trotoar agar tetap menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi masyarakat kota. Perlakuan khusus ini diterapkan lewat arsitektur defensif pada trotoar. Arsitektur defensif merupakan elemen ruang yang berfungsi sebagai pengontrol kegiatan masyarakat dalam sebuah lingkungan. Pada trotoar, asritektur defensif bekerja dengan memunculkan anti-affordances yang mampu memberikan persepsi pada manusia akan lingkungan tersebut. Persepsi yang dimunculkan akan diproses oleh manusia dalam beraktivitas pada lingkungan trotoar. Kemunculan persepsi inilah yang secara tidak langsung mengontrol aktivitas manusia dalam berkegiatan di lingkungan. 

ABSTRACT
Sidewalks or also known as pedestrian path are a space of social interaction for the people of a city. A lot of human activities on the sidewalk cause special treatment on the sidewalk. This special treatment is applied as a form of safeguarding the sidewalk so that it remains a comfortable and safe place for the city community. This special treatment is applied through defensive architecture on the sidewalk. Defensive architecture is an element of space that functions as a controller of community activities in an environment. On the sidewalk, defensive architecture work by generating anti-affordances that are able to give people a perception of the environment. The perception that raised will be processed by humans in their activities on the sidewalk. This emergence of perception indirectly controls human activities when doing activities in the environment."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widiarini
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>