Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121815 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amirudin
"Keterbatasan lahan yang dapat digunakan sebagai pemukiman di Jakarta sebagai akibat dari pembangunan kota yang sangt pesat, menyebabkan sarana hunian yang Iayak menjadi mahal dan sulit didapatkan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah mengambil berbagai kebijakan, antara Iain dengan menyediakan rumah susun sederhana bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Namun penyediaan mmah susun sederhana bagi masyarakat perkotaan membutuhkan biaya yang sangat besar. Sehingga harus dilakukan penghematan agar biaya bangunan dapat ditekan serendah mungkin.
Untuk menghemat biaya pembangunan rumah susun sederhana, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pemilihan sistem struktur yang tepat, karena pekerjaan struktur membutuhkan biaya paling besar dibandingkan dengan pekerjaan lainnya dalam sebuah bangunan.
Pada penulisan ini akan membahas tentang sistem struklur yang khusus dibuat untuk menghemat biaya pembangunan pada rumah susun sederhana, terutama yang dibangun oleh Perum Perumnas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nusyirwan Rizqi
"Kebijakan pembangunan perumahan rakyat bertujuan agar seluruh rakyat Indonesia menempati rumah yang layak di lingkungan yang sehat. Untuk mencapai tujuan pemerintah melaksanakan program pembangunan perumahan rakyat. Rumah susun sederhana adalah suatu fenomena bertinggal di perkotaan yang muncul karena terbatasnya lahan, terutama kota besar seperti Jakarta. Seiring dengan bertumpuknya penghuni di rusuna, persoalan yang muncul juga terus menumpuk. Penghasilan warga yang menjadi sasaran tidak mampu untuk memikul biaya hunian. Sehingga sebagian penghuninya mulai berganti kepada mereka yang memiliki kondisi ekonomi lebih baik.
Fenomena ini mengindikasikan adanya ketidakcocokan dan ketidakjelasan terhadap batasan kebutuhan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yang dipengaruhi oleh nilai guna/tukar rumah bagi penghuninya. Hal ini dapat dilihat sebagai apresiasi komoditas rumah yang berbeda bagi setiap kosumen. Upaya penanggulangannya dirunut melalui evaluasi kebijakan pembangunan perumahan rakyat yang telah disusun. Evaluasi kebijakan dilakukan untuk melihat lebih jelas apa yang menyebabkan masalah dalam kebijakan pembangunan perumahan.
Pernbahasan dilakukan melalui aspek sosio-kultural dan ekonomi penghuni. Menggunakan kerangka teoritis yang menggabungkan pendekatan tentang makna rumah dengan masalah supply-demand dan pengaruh nilai gunaltukar terhadap rumah sebagai komoditas.
Dari hasil analisis ditemukan bahwa masalah yang timbul pada pelaksanaan kebijakan pembangunan rusuna diakibatkan hubungan-hubungan antara moda produksi industrial dalam supply perumahan dengan demand yang ada. tekanan yang ada menyebabkan nilai guna/tukar pada rumah sebagai komoditas yang mempunyai market yang sangat potensial. Pada akhirnya dari hasil evaluasi ini dapat disimpulkan bahwa kebijakan pembangunan rumah susun sederhana belum mencapai tujuan yang diharapkan.

Housing policy in Indonesia encompass two main issue: 1) housing delivery of provision; 2) Upgrading. Public housing is supposed to provide housing for the needy. In reality this is not the case. PERUMNAS housing in many cases has missed its objective's, it has been required by those who are not eligible.
This study examines the mismatch of housing supply to the income groups. It seeks to evaluate the deficiencies of housing policies that many cause the mismatch.
Evaluation study uses the methods of Turner's priorities; of Drakakis-Smith's supply and demand; and of Burgess's idea in commodities. This evaluates: 1) What housing means to the poor; 2) Who supply's whom; 3) The dialectic of use-value and exchange-value.
Four PERUMNAS flat housing have been chosen as case studies. Tanah Abang flat housing; Kebon Kacang flat housing; Kemayoran flat housing; and Cengkareng flat housing. Tanah Abang and Kebon Kacang flat housing represent the personal property of housing, Kemayoran and Cengkareng flat housing represent the rental housing; that provide by government and it has to be used by the poor.
Findings show that the relationship between dweller and housing is closely related to socio-cultural and economic aspect, for example: housing is also a means of earning a living (waning kelontong, arung makan, wartel, laundry, etc); it is not about found standardized housing; strong market forces, especially those who afford market price will increase the exchange value and therefore, tendencies for seeks the house to those who are not eligible.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danto Sukmajati
"Pembangunan rumah susun sederhana dipercaya oleh Pemprov DKI Jakarta sebagai salah satu jalan keluar penyediaan kebutuhan rumah layah huni dan sekaligus perbaikan lingkungan di DKI Jakarta. Namun demikian penyediannya belum didukung oleh sistem pengelolaan yang baik dan efesien. Alih-alih mencapai tujua yang diharapkan, rusunawa malah seperti memindahkan kekumuhan horizontal menjadi kekumuhan vertical. Tulisan ini disarikan dari hasil kajian tentang pengelolaan rumah susun yang dibangun Pemprov DKI Jakarta. "
[Place of publication not identified]: Jurnal Pemukiman, 2013
JURPEM 8:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Irwani Agus
"Lahan permukiman di kota besar Indonesia semakin berkurang. Untuk itu, pemerintah Indonesia membangun hunian vertikal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal. Secara umum, hunian vertikal tidak terlalu lazim bagi masyarakat. Oleh karena itu, penghuni hunian vertikal harus melakukan adaptasi dari hunian horizontal ke hunian vertikal. Adaptasi ini dapat diamati pada kegiatan sehari-hari penghuni di Rumah Susun Sederhana. Pengamatan ini dilakukan dengan dukungan tinjauan literatur. Tulisan ini memaparkan adaptasi yang telah dilakukan oleh penghuni Rumah Susun Sederhana. Adaptasi yang dilakukan ini di antaranya adalah adaptasi persepsi, adaptasi fisik, dan adaptasi sosial.
Settlement area in Indonesian big towns is decreasing. Therefore, Indonesian government build vertical housing to fulfill citizen need of residence. Generally, vertical housing is not familiar for citizen. Therefore, the dwellers of vertical housing have to do adaptation because of differences between horizontal housing and vertical housing. The adaptation can be observed in dwellers activities at simple flat. The observation has been done with support of literature review. This paper explains the adaptation that the dwellers have been done. There are some kind adaptation that have been done, such as perception adaptation, physical adaptation, and social adaptation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S706
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Bindu
"Tesis ini berjudul Pengaruh Rumah Susun Sederhana terhadap Peningkatan Kehidupan Sosial dan Ekonomi Penghuninya, Studi kasus Rumah Susun Sederhana Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta.
Rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut : (a) manfaat yang dirasakan oleh penghuni rumah susun sesudah tinggal di lingkungan rumah susun, terutama dalam kaitannya dengan kehidupan sosial dan ekonomi penghuninya ; (b) penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial di lokasi rumah susun sederhana sebagai sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan hidup penghuni.
Dengan metode penelitian kualitatif, analisis yang diperoleh sebagai berikut : (a) kehidupan sosial dan ekonomi sebagian besar penghuni rumah susun sederhana belum mengalami perubahan yang berarti setelah tinggal di rumah susun. Kalaupun ada perubahan yang dirasakan hanya dalam bentuk pemenuhan tempat tinggal yang layak (kondisi fisik bangunan), bahkan sebagian penghuni terjadi penurunan seperti karena kepemilikkan rumah di rumah susun sewa, sedangkan sebelumnya hak milik ; (b) sarana dan prasarana bersama (seperti saluran limbah, saluran air bersih, drainase, taman, dan lainnya yang tersedia tidak terpelihara dengan baik, karena penghuni belum dapat beradaptasi dengan lingkungan permukiman baru, selain itu disebabkan status kepemilikan (sewa) menyebabkan rendahnya kepedulian penghuni terhadap lingkungan perumahan dan permukiman ; (c) fasilitas umum (seperti Kantor RW, Pos Siskamling, Ruang Serbaguna) dan fasilitas sosial (seperti sarana pendidikan minimal TK dan TPA, sarana kesehatan minimal Poliklinik tidak tersedia, sedangkan sarana tersebut di lingkungan sebelumnya justru tersedia melalui swadaya masyarakat.; (d) rendah frekuensi pembinaan dari Pemerintah Daerah terhadap upaya peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi para penghuni rumah susun.
Di masa akan datang, ada beberapa hal yang menjadi perhatian bagi para pembuat keputusan yang berhubungan dengan pembangunan rumah susun sederhana di perkotaan khususnya di Propinsi DKI Jakarta, adalah (a) agar keberadaan rumah susun dapat menciptakan suatu perubahan pola hidup penghuni, dimana penghuni dapat menyesuaian diri dengan lingkungan baru, dan lingkungan fisik rumah susun juga diharapkan dapat mendukung terpeliharanya pranata-pranata sosial yang sebelumnya berlaku di Iingkungan perkampungan bukan rumah susun; (b) Iingkungan rumah susun harus mendorong terciptanya perubahan sosial diantara para penghuni melalui penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang memadai dan tertata dengan baik, sehingga pola kehidupan sosial penghuni yang sebelumnya rendah menjadi lebih baik; (c) terbatasnya ruang hunian mengurangi peran dan fungsi rumah sebagai ruang sosial dan ruang formal karena minimnya luasan ruang per unit rumah. Oleh sebab itu standar kebutuhan ruang perlu ditinjau kembali dalam pembangunan rumah susun di masa mendatang ; (d) peningkatan pembinaan kepada penghuni oleh Pemda DKI Jakarta untuk upaya peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi penghuni rumah susun sederhana."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maskuri
"An Analysis on the Quality Service of The Management of the Multiple-floored Low-Priced Housings (Case Study of the Multiple-floored Low-priced Housing at the Karang Anyar Village, Sawah Besar Sub District, of Central Jakarta District, in the Province of the Jakarta Capital City)The village Karang Anyar is one of many slum areas found in the Central Jakarta District. But not categorized as illegal housings, since the area has been inhabited for decades and passed on trough some generations, furthermore in the land with once was set in fire that devastate all the housings on it, many of the people living there are already granted with Certificate for the land they occupied.
The Development of the Multiple-floored Low-priced Housing provided by the Local Government of the Capital City of Jakarta is part of it's service to the public, in order to meet the need for homes for city inhabitants. It is expected that the management of the multiple-floored housings to provide good service quality for the satisfaction the occupants of the multiple-floored housings.
Service represents the implementation of the policy with has been formulated by the policy maker in this case, The Capital City of Jakarta Housing Agency. The service quality referred to including facility service implementation at the Multiple-floored Low-priced Housings at the Karang Anyar village, from unsatisfied up to extremely unsatisfied.
The above mentioned matter is due to the lack of personnel to undertake the task on the field as the Person In charge on the location, as will as the inadequate operational cost allocated for the maintenance of the Multiple-floored Low-priced housings, which is caused by the collected can not cover the operational cost need.
This research is finding out whether there is correlation or gap between the inhabitant's perception and expectation on the service quality of Multiple-floored housings management as well as the level of quality service implementation which is provided by the management of the Karang Anyar's Multiple-floored Low-priced housings.
This research is a descriptive analysis and a case study based, the analysis is performed quantitatively, which can describe clearly factors of the Multiple-floored housings services. The Quantitative analysis is used due to the inclusion of research variables which is aimed at resolving the existing current problem.
In this research the respondents are taken from some of the inhabitants of the Multiple-floored Housings involving 150 family heads out of totally 360 family heads occupied the housings.
The data collection method used in this research is the questionnaire method in the form of questions list addressed directly at the inhabitants of the Multiple-floored housing based o the accidental sampling technique for those taken as respondent in this research.
This kind of Data collection technique is applied to collect main data which '?ill be used to evaluate/answer questions in this research, besides by using study case . Since the case study method has variations can be either simple or even' complex . This case study can be implemented in one or more places at the same time.
The outcome of this research reveals description of gap between perceptions and expectations of the occupants against the level of service provided by the management of the Karang Anyar Multiple-floored Low-priced Housings. The highest gap level figure is earned at the reliability dimension measurement reading - 2.48 with satisfaction level scores 42 %. the inhabitants fail to be satisfied according to their expectations. While the occupants satisfaction level from all dimensions (tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy) stand at 47 °/o with gap level of -2.21. therefore there is a gap between perception and expectation of the inhabitants of the Multiple-floored Low-priced housings of 53%. Therefore an improvement is obviously needed on all dimension of quality service, in order to meet the expectations of the inhabitants as the user of the service provided.
Bibliography 60 books ( year 1973 - 2003 )"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Andi Harapan
"Bukti empiris di lapangan menunjukkan bahwa kondisi teknis komponen arsitektur sangat berpengaruh pada kinerja bangunan rumah susun sederhana sewa. Terdapat 4 komponen arsitektur yang mempengaruhi kinerja teknis bangunan, yaitu: atap, dinding, lantai, dan utilitas. Kondisi teknis komponen bangunan ini dipengaruhi oleh: kualitas material, desain, kualitas pengerjaan, kondisi lingkungan luar serta perilaku penggunaan, dan perawatan. Tulisan ini dimaksudkan untuk menyampaikan berbagai aspek yang dipertimbangkan dalam penjaminan kinerja teknis komponen arsitektur bangunan rumah susun sederhana sewa, agar target umur bangunan 50 tahun yang ditetapkan pemerintah dapat dicapai. Aspek-aspek penjaminan kinerja teknis komponen arsitektur dikembangkan melalui skenario perancangan umur teknis setiap komponen arsitektur pada bangunan rumah susun sederhana sewa untuk menemukenali aspek-aspek sensitif yang mempengaruhi umur teknis tiap komponen arsitektur dan besaran pengaruhnya kepada umur teknis bangunan. Dalam penulisan ini diterapkan: 1) pendekatan studi pustaka terkait berbagai riset terdahulu yang kemudian dilakukan survei lapangan, 2) wawancara terhadap pengelola dan penghuni Rusunawa dan 3) dilakukan metode Delphi. Metode Delphi digunakan untuk menjaring berbagai pengetahuan para ahli dalam kinerja bangunan Rusunawa yang dipengaruhi oleh komponen arsitektur. Tiga aspek utama yang mempengaruhi kinerja teknis komponen arsitektur, yaitu: 1) kualitas material, 2) kualitas pengerjaan, dan 3) kualitas perawatan. Dengan menentukan umur teknis komponen arsitektur, pihak manajemen operasional bangunan dari Rusunawa dapat merencanakan tindakan yang dilakukan sepanjang umur teknis bangunan 50 tahun."
Bandung: Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
728 JUPKIM 15:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sahrika Kosasih
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T40622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahrika Kosasih
"Rumah susun merupakan padanan dan kata flat/ apartement. Flat / apartment yang berasal dari bahasa Inggris berarti rumah yang bertingkat .Menurut UU No.16 Th 1985 mengenai Rumah Susun, pengertian rumah susun adalah: Bangunan bertingkat yang di bangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian ? bagian yang distrukturkan secara fiingsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan - satuan yang masing - masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian ? bagian bersama, beranda bersama dan tanah bersama.
Rumah susun di Indonesia, khususnya di kota - kota besar seperti Jakarta merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan bagi masyarakat. Berdasarkan data tentang penduduk tahun 1997, menyatakan 60 % penduduk kota adalah masyarakat yang tergolong berpenghasilan rendah.
Dengan demikian perumahan yang disediakan di kota ? kota besar diprioritaskan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Sesuai dengan tujuan dan pembangunan rumah susun itu sendiri sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 16 Th. 1985, adalah untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Dengan tujuan tersebut, maka Pemda DKI dan Perum Perumnas dan pihak swasta memprioritaskan membangun rumah susun di daerah pemukiman yang biasanya merupakan pemukiman yang padat dan kumuh. Penghuni yang diprioritaskan untuk mendiami rumah susun tersebut adalah penghuni yang terkena peremajaan lingkungan perumahan tersebut. Masyarakat itu digolongkan ke dalam masyarakat berpenghasilan rendah.
Peneiltian ditujukan untuk melihat adanya hubungan secara kuantitatif melalui analisis regresi berganda peran karakteristik disain pada pembangunan rumah susun sederhana. Penelitian menggunakan sampel dan proyek pembangunan rumah susun sederhana di Jakarta. Data sekunder didapat dan Pemda DKI,Perum Perumnas dan Litbang Pemukiman PU Cipta Karya, data primer didapat dan hash catatan wawancara dengan Konsultan (Arsitek) dan Survey lapangan rumah susun yang ada di Jakarta.
Hasil model regresi didapatkan bahwa ada korelasi yang positif antara vaniabel-variabel kualitas Karakteristik Perancangan pada pembangunan rumah susun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T3856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati
"Kenyataan bahwa krisis sosial yang selama ini ada di perkotaan bukan hanya ditandai oleh perumahan kumuh yang dari waktu ke waktu mekar merambah banyak sudut kota, akan tetapi juga ditandai dengan minimnya ruang daur hidup yang mendukung proses pengembangan fisik dan jiwa manusia dari pranatal sampai mati dan fasilitas bagi anak-anak yang dapat mendukung kehidupan mereka sehingga membuat mereka menjadi tidak teralih, tidak terdidik bagi masa depan mereka, dan terus terbelakang serta sulit untuk berkembang. Penelitian ini ingin mengungkap persoalan ini dengan kasus rumah susun.
Untuk menjawab persoalan diatas, pendekatan penelitian adalah kualitatif dalam pengertian mengamati secara khusus dan menganalisis kegiatan anak-anak, usia balita dan sekolah di dalam rumah dan di sekitar rumah susun. Metode analisis yang digunakan adalah analisa ruang daur hidup khususnya anak-anak.
Temuan penelitian antara Iain; peran rumah susun sederhana yang pada saat ini baik sebagai sarana untuk memfasilitasi masyarakat dari golongan menengah ke bawah akan tetapi kurang sempurna jika untuk pengembangan anak-anak yang ada di dalamnya. Terjadinya perubahan pada bentuk tipikal perumahan yang menyebabkan perubahan pada aktivitas anak-anak yang akan memunculkan ruang-ruang baru. Kondisi kinerja raga tiap-tiap anak disesuaikan dengan perkembangan fisikal berupa pergerakan yang diimbangi dengan bertambahnya ruang daur hidup baik secara horizontal maupun vertikal, dan kondisi kinerja pikir tiap-tiap anak disesuaikan dengan kemampuan kognitifnya berupa bertambahnya kemampuan yang diimbangi dengan bertambahnya ruang daur hidup yang dapat disubstitusi pada tiap-tiap lantai rumah susun.

The fact is that current urban social crisis is not only marked by the ever-growing slums in cities. but also by the inadequacy of life-cycle space for supporting physic and soul human development form prenatal until died and facilities for children activities which can support their life and caused them to be untrained, uneducated for their future, and backward. This research wants to see this problem with flats for cases.
To answer the question above, the qualitative research by watching specially and analyzing children activities, from infancy stage until school age stage in their house and around the flats. Analysis method is used life-cycle space analysis especially children.
The research founds that current flats is good to facilitate people from middle to low income community but is not good lo develop children inside, the change at the typical flats form cause the change at children activities which rise new spaces, the laborer of body from each children could see at the physical grow like moving which is compare with the more life-cycle space horizontally as well as vertically, and the laborer of mind from each children could see at the cognitive ability like ability which is compare with the more life-cycle space which could be substituted at each flats floor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>