Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140208 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anton Wahyudi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan-perbedaan dalam angka pertumbuhan nilai ekspor dan rasio ekspor-impor perusahaan Kawasan Berikat KB dan perusahaan Fasilitas Impor Tujuan Ekspor FITE sebagai akibat dari perbedaan cara dalam pemberian fasilitas fiskal dan fasilitas non fiskal/prosedural dalam kedua skema tersebut. Analisis dilakukan secara kuantitatif dengan melakukan uji homogenitas dan uji beda rata-rata dari angka pertumbuhan nilai ekspor dan rasio ekspor-impor serta analitis deskriptif menggunakan grafik dan statistik deskriptif dari nilai impor, nilai ekspor, pertumbuhan nilai ekspor, dan rasio ekspor-impor. Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan secara statistik antara pertumbuhan nilai eskpor tahunan kedua skema KB dan FITE. Sementara untuk angka rasio ekspor-impor, terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan secara statistik antara rasio ekspor-impor kuartalan dan tahunan perusahaan KB dengan perusahaan FITE. Selain itu, hasil pengolahan data juga menemukan bahwa pada rezim ketentuan FITE yang menekankan pada pengetatan dalam pelayanan dan pengawasan FITE, kinerja pertumbuhan nilai ekspor perusahaan FITE cenderung mengalami penurunan sementara pada rezim ketentuan FITE yang memberikan relaksasi pengaturan, pertumbuhan nilai ekspor dan rasio ekspor-impor perusahaan FITE tersebut cenderung mengalami peningkatan.

This study aims to analyze the distinction between export growth and export import ratio conducted by Bonded Zone KB and Import Facilities for Export Oriented Goods FITE schemes as a result of differentiation in rewarding fiscal and non fiscal procedural facilities in both schemes. The analysis is conducted quantitatively by committing homogeneity test and comparing means and qualitatively by using graph and descriptive statistic numbers on import value, export value, export growth value, and export import ratio in both schemes. The results show that there is a statistically significant difference between KB's annual growth export mean and FITE's annual growth export mean. In regards to export import ratio, there's a statistically significant difference between KB's export import ratio mean and FITE's export import ratio mean both in quarter and annual datum. Furthermore, the study also finds that in a regulation regime that emphasizes on tightening the servicing and supervising of FITE scheme, FITE's export growth performance tends to decrease while in a regulation regime that gives rule's relaxation, FITE's export growth performance tends to increase. Key words Bonded Zone, KB, Export Oriented Import Facilitation, FITE, Export Growth, Export Import Ratio, Difference Analysis, Compare Means, Descriptive Statistic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Prima Raka
"The role of intermediate imports is becoming increasingly important in the increase Indonesia's manufacturing export performance. Using Two-Stage Least Square strategy utilizing company-level data from Indonesian Industry Statistics from 2011 to 2014, it was found that companies that expand their intermediate imports can thrive their export value and volume. This effect affects companies in both GPNs and the Non-NPG industry. Furthermore, this study found different price behavior
between the NPG industry and the Non-NPG industry in international trade. this observed that firms in the NPG industry face price stickiness during export and import involves intra-network transactions, while the Non-GPN industry faces more prices fluctuate. Finally, this study found that imports between This elastic dependence on import tariffs reveals new facts for Indonesia efforts to increase protection against imported intermediate products may be a trigger double cost of protectionism.

Peran impor intermediate menjadi semakin penting dalam meningkatkan kinerja ekspor manufaktur Indonesia. Dengan menggunakan strategi Two-Stage Least Square yang memanfaatkan data tingkat perusahaan dari Statistik Industri Indonesia dari tahun 2011 hingga 2014, ditemukan bahwa perusahaan yang memperluas impor antara dapat meningkatkan nilai dan volume ekspornya. Efek ini memengaruhi perusahaan di industri GPN dan Non-NPG. Lebih lanjut, penelitian ini menemukan perilaku harga yang berbeda antara industri NPG dan industri Non-NPG dalam perdagangan internasional. Hal ini mengamati bahwa perusahaan di industri NPG menghadapi kekakuan harga selama ekspor dan impor yang melibatkan transaksi intra-jaringan, sedangkan industri Non-GPN lebih banyak menghadapi fluktuasi harga. Terakhir, studi ini menemukan bahwa impor antara ketergantungan elastis pada tarif impor ini mengungkapkan fakta baru bagi upaya Indonesia untuk meningkatkan perlindungan terhadap produk antara yang diimpor dapat menjadi pemicu biaya ganda proteksionisme."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Dneuilly
"Perdagangan internasional, atau pertukaran barang dan jasa antarnegara, dipercaya dapat memberikan keuntungan bagi negara, termasuk negara berkembang. Oleh karenanya, tujuan dari studi ini adalah untuk meneliti perkembangan dan faktor-faktor yang menentukan bilateral ekspor dan impor Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang. Studi ini menggunakan kumpulan data tahun 2000-2016 yang mencakup 23 negara partner dagang Indonesia. Untuk meneliti faktor penentu tersebut, digunakan analisis panel data pada model gravitasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kurun waktu penelitian, ekspor Indonesia amat bergantung pada komoditas hasil bumi, sedangkan impornya terkonsentrasi pada barang industri. Selain itu, performa bilateral ekspor dan impor Indonesia ditentukan oleh ukuran perekonomian Indonesia, ukuran perekonomian negara partner dagang, jarak antara Indonesia dan negara partner dagangn, kualitas institusi negara partner dagang, dan keberadaan perjanjian perdagangan bebas di antara keduanya.
Berdasarkan hasil studi, Indonesia perlu memperkuat sektor manufakturnya untuk menghindari tekanan harga pada komoditas hasil bumi yang diekspornya, dan juga untuk mengurangi ketergantungan akan impor barang industri, terutama produk komponen. Selain itu, Indonesia dapat terlibat dalam perjanjian perdagangan karena ini dapat memengaruhi ekspor dan impornya secara positif. Akan tetapi, karena perjanjian perdagangan lebih berdampak di sisi impor, Indonesia harus meningkatkan daya saing, terutama pada sektor industri, sehingga perjanjian tersebut dapat lebih menguntungkan sebab dapat meningkatkan nilai ekspor dan pada akhirnya meningkatkan surplus perdagangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniastuti Kusuma Putri
"Dari tahun 1969/70-1995/96 Indonesia selalu mengalami defisit Neraca Transaksi Berjalan, kecuali pada tahun 1979/80 dan 1980/81, dan defisit tersebut cenderung semakin membesar. Tulisan ini mencoba mengestimasi pangsa barang ekspor, impor, konsumsi dan investasi dalam GNP (variable profit) Indonesia. Dari sini dapat dilihat bagaimana perubahan dalam harga-harga output (barang konsumsi, investasi dan ekspor) dan harga-harga input variabel (impor dan upah pekerja) serta jumlah modal mempengaruhi pangsa ekspor, impor, konsumsi dan investasi dalam GNP Indonesia. Tulisan ini juga menelaah apa yang sekiranya dapat dilakukan untuk mengatasi, paling tidak memperkecil defisit transaksi berjalan. Estimasi pangsa barang konsumsi, investasi, ekspor dan impor dilakukan dengan menggunakan sebuah bentuk fungsional barn, yaitu Symmetric Normalized Quadratic GNP (variable profit) Function. Pendekatan fungsi GNP memungkinkan untuk meneliti masalah ini dalam kerangka kerja teoretis yang ketat. Model ini berdasarkan pada teori produksi, di mana impor dianggap sebagai input bagi teknologi, dan ekspor sebagai outputnya. Impor digunakan dengan jasa-jasa faktor domestik untuk memproduksi komoditi ekspor serta barang-barang untuk penyerapan pasar domestik. Penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan harga ekspor dan/atau harga barang investasi akan meningkatkan pangsa ekspor, dan peningkatan jumlah modal akan menurunkan permintaan terhadap barang impor serta meningkatkan penawaran barang investasi. Peningkatan upah pekerja akan meningkatkan pangsa barang impor dalam GNP. Laju pertumbuhan teknologi selama periode analisis terus meningkatkan pangsa barang konsumsi dan menurunkan pangsa barang investasi. Kemajuan teknologi mengakibatkan pangsa ekspor meningkat pada awal periode analisis, tetapi kemudian menurun, sedangkan pangsa impor yang semula menurun berubah menjadi meningkat setelah pertengahan periode analisis. Defisit transaksi berjalan dapat diatasi/diperkecil antara lain dengan meningkatkan pangsa ekspor dan/atau menurunkan pangsa impor dalam GNP. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan efisiensi di sektor ekspor dan sektor barang investasi, serta dengan meningkatkan jumlah modal."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sashika Azalia
"Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia belum menjalankan kegaiatan usahanya secara maksimal, sesuai dengan apa yang diperbolehkan oleh Undang-Undang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Selain itu, penanganan pembiayaan bermasalah yang dialami oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia diatur oleh sebuah peraturan internal lembaga yang bersangkutan. Peraturan internal tersebut didasarkan oleh sebuah Peraturan Menteri Keuangan yang diudangkan pada tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2015, Otoritas Jasa Keuangan mengundangkan suatu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang menggantikan Peraturan Menteri Keuangan tersebut. Namun, sampai saat penulisan skripsi ini, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia masih berpedoman kepada peraturan internal yang didasarkan oleh Peraturan Menteri Keuangan yang sudah digantikan. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, penelitian ini menunjukkan bentuk-bentuk pemberian fasilitas yang diperbolehkan oleh Undang-Undang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia beserta dengan bentuk-bentuk pemberian fasilitas yang secara riil diberikan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Setelah itu, penelitian ini akan menunjukkan perbandingan bentuk-bentuk fasilitas yang diberikan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dengan Export-Impot Bank of The United States dan Export, Finance, and Insurance Corporation untuk menemukan bentuk-bentuk fasilitas yang belum diberikan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Selanjutnya, penelitian ini menunjukkan bahwa penanganan pembiayaan bermasalah yang dialami oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia diatur oleh sebuah peraturan internal lembaga yang didasarkan oleh Peraturan Menteri Keuangan yang sudah digantikan. Konsekuensinya terdapat kekosongan pengaturan mengenai pembinaan dan pengawasan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, yang mempengaruhi prosedur penilaian dan penanganan pembiayaan bermasalah yang dilakukan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.

Indonesia Eximbank has yet to conduct its business activities to the maximum extent that has been allowed by the Indonesia Eximbank Act. Moreover, the handling of non performing loans by Indonesia Eximbank is governed by an internal guidance manual of the related institution. This internal guidance manual is based on a Ministry of Finance Regulation that was promulgated in 2009. Whereas in 2015, the Financial Services Authority (Otoristas Jasa Keuangan) of Indonesia enacted a Financial Services Authority Regulation, which replaces the aforementioned Ministry of Finance Regulation. Nevertheless, up to the creation of this study, Indonesia Eximbank remains to rely on the internal guidance manual that is based on the Ministry of Finance Regulation that has since been replaced. By using a normative judicial research method, this study shows the forms of facilities that are allowed to be carried out by the Indonesia Eximbank on the basis of the Indonesia Eximbank Act and compares it to the forms of facilities that are actually being carried out by the Indonesia Eximbank. Next, this study will show the comparison of facilities being carried out by the Indonesia Eximbank, the Export-Import Bank of the United America and the Export, Finance, and Insurance Corporation of the Commonwealth of Australia to find forms of facilities that have not yet been conducted by the Indonesia Eximbank. In addition to that, this study shows the handling of non performing loans by Indonesia Eximbank is governed by an internal guidance manual based on a Ministry of Finance Regulation, which has since been replaced. Consequently, there is an absence of a guidance manual that is applicable for the guidance and supervision of Indonesia Eximbank, where the absence take effect to the procedure of the assessment and handling of non performing loans conducted by the Indonesia Eximbank."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S64488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrahanan Aliviardi Dewanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek dari Product-specific Rules of Origin terhadap perdagangan ekspor dan impor pada 7 Free Trade Agreement (FTA) Indonesia. Efek FTA terhadap perdagangan akan diestimasi terlebih dahulu berdasarkan negara mitra dan berdasarkan produk pada level disagregasi HS 6-digit menggunakan data dari 15 negara mitra pada tahun 1997-2022. Lalu, dampak ROO terhadap efek FTA pada perdagangan akan diestimasi. Penelitian ini juga menunjukkan sifat restriktif yang dimiliki Rules of Origin serta tingkatan restriktifitas antar tipe berdasarkan studi kasus di Indonesia. Penelitian ini menemukan berbagai macam temuan, seperti ROO yang terbukti restriktif mengurangi efek positif FTA terhadap perdagangan, tipe Change in Chapter (CC) yang paling restriktif, tipe selektif yang lebih longgar dari tipe CTC tunggal, efek ROO pada barang intemediate dan final, dan berbagai temuan lainnya. Penelitian ini akan menjadi referensi yang sesuai dengan studi kasus Indonesia jika pemerintah akan menegosiasikan ulang ROO dari FTA maupun sebagai referensi saat menentukan ROO pada FTA yang baru akan dibentuk.

This research aims to examine the effect of Product-specific Rules of Origin on export and import trade in Indonesia's 7 Free Trade Agreements (FTA). The effect of FTAs on trade will be estimated first by partner country and by product at the 6-digit HS disaggregation level using data from 15 partner countries in 1997-2022. Then, the impact of ROO on the effect of FTA on trade will be estimated. This research also shows the restrictive nature of the Rules of Origin and the level of restrictiveness between types based on case studies in Indonesia. This research found various kinds of findings, such as ROO which was proven to be restrictive reducing the positive effect of FTAs on trade, the Change in Chapter (CC) type which was the most restrictive, the selective type which was looser than the single CTC type, the effect of ROO on intermediate and final goods, and various other findings. This research will be a suitable reference for the Indonesian case study if the government is going to renegotiate the ROO of an FTA or as a reference when determining the ROO in a new FTA that will be formed."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Rofiq
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekspor, impor, dan foreign direct investment (FDI) terhadap inovasi perusahaan manufaktur baik secara langsung maupun tidak langsung. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdapat di Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008-2015 serta data tambahan dari World Bank Enterprise Survey (WBES) tahun 2015. Menggunakan model Two-Stage Least Square (2SLS) dengan metode estimasi fixed effect, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspor dan FDI memiliki pengaruh positif secara langsung terhadap inovasi perusahaan. Berbeda dengan ekspor dan FDI, impor memiliki pengaruh tidak langsung melalui channel konsentrasi pasar. Pada stage pertama, impor signifikan berpengaruh positif terhadap konsentrasi pasar. Kemudian pada stage kedua, konsentrasi pasar terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap inovasi perusahaan manufaktur. 

This study aims to determine the impact of exports, imports, and foreign direct investment (FDI) on the innovation of manufacturing companies, either directly or indirectly. The sample used is manufacturing companies listed in the Statistics of Large and Medium Industries (IBS) of the Central Bureau of Statistics in 2008-2015, as well as additional data from the World Bank Enterprise Survey (WBES) in 2015. Using the Two-Stage Least Square (2SLS) model with the fixed effect estimation method, the results of this study indicate that exports and FDI have a direct positive impact on company innovation. In contrast, imports have an indirect effect through market concentration channels. In the first stage, imports have a significant positive impact on market concentration. Then in the second stage, market concentration is proven to impact manufacturing companies' innovation negatively."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Hadiawan
"Mantapnya ketahanan nasional sebagai satu keseluruhan, ditentukan oleh tingkat keuletan dan ketangguhan dari masing--masing gatra yang menjadi sub-sub sistemnya, di dalam menghadapi tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam negeri, maupun yang berasal dari luar negeri. Oleh karena itu, meningkatnya ketahanan nasional di salah satu gatra secara langsung akan meningkatkan ketahanan nasional sebagai satu keseluruhan. Begitu pula sebaliknya, menurunnya keuletan dan ketangguhan dari salah satu gatra, dengan sendirinya akan berpengaruh pada penurunan kemantapan ketahanan nasional sebagai satu keseluruhan.
Dalam kaitan dengan itu, GBHN menyebutkan bahwa antara pembangunan nasional dan ketahanan nasional terdapat hubungan timbal balik yang positif, dalam arti berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan ketahanan nasional sedangkan terpeliharanya kondisi ketahanan nasional yang tangguh akan menghasilkan pembangunan yang baik, yakni terciptanya pertumbuhan (kemajuan) yang terus menerus, pemerataan dan stabilitas dalam segala aspek kehidupan dalam berbangsa dan bernegara.
Menurunnya penerimaan devisa yang berasal dari ekspor minyak bumi dan gas alam cair (migas) sebagai akibat penurunan harga di pasaran internasional yang dimulai pada tahun 1983, relatif telah menurunkan ketangguhan ketahanan nasional di bidang ekonomi, khususnya terhadap neraca pembayaran dan APBN. Hal ini ditandai dengan dilakukannya penundaan pembangunan beberapa proyek besar yang banyak mengandung komponen impor, terutama barang modal harus mengalami jadwal ulang. Selain itu, pemerintah juga melakukan pengetatan terhadap impor barang-barang lainya, antara lain dengan cara memberlakukan lisensi impor khusus untuk barangbarang tertentu, atau pemberian monopoli kepada satu atau beberapa importir tertentu untuk barang-barang tertentu. Sebagai subsistem dari sistem ketahanan nasional, melemahnya ketangguhan ketahanan nasional di bidang ekonomi selanjutnya akan berinteraksi dengan sub-sub sistem ketahahan nasional lainnya sehingga akan berpengaruh pula pada ketangguhan ketahanan nasional sebagai satu keseluruhan.
Salah satu kebijaksanaan yang ditempuh pemerintah untuk mengantisipasi semakin memburuknya ketangguhan ketahanan nasional di bidang ekonomi pada khususnya dan ketahanan nasional sebagai satu keseluruhan pada umumnya yang diakibatkan oleh berkurangnya ketersediaan devisa, ditempuh melalui pengembangan peranan ekspor nonmigas. Dengan kata lain ekspor nonmigas diharapkan akan mampu mensubstitusikan penerimaan devisa yang sebelumnya lebih mengandalkan pada ekspor migas. Dengan demikian kebutuhan devisa untuk melanjutkan pembiayaan pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta berwawasan nusantara diharapkan tetap tersedia.
Upaya pengembangan ekspor nonmigas merupakan kebijaksanaan yang mengandung variabel strategis. Keberhasilan peningkatan kegiatan tersebut, selain akan lebih menjamin bagi ketersediaan devisa yang diperlukan untuk mengimpor bahan baku dan barang-barang modal keperluan pembangunan yang belum dapat diproduksikan di dalam negeri atau sudah diproduksikan akan tetapi masih belum cukup, juga berpengaruh positif pada pembukuan lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan masyarakat, pengelolaan sumber kekayaan alam yang masih bersifat potensial, pemanfaatan posisi geografis, dan lain-lain. Oleh karena itu, keberhasilannya secara langsung akan meningkatkan ketahanan nasional. Namun demikian kebijaksanaan ini pun membawa keharusan pada pemerintah indonesia untuk lebih membuka diri. Strategi perdagangan Indonesia yang sebelumnya lebih bersifat "inward looking" atau substitusi impor yang berorientasi kepada pasar di dalam negeri, berubah menjadi strategi "outward looking" atau orientasi ekspor yang bercirikan perdagangan bebas dan perluasan ekspor. Hal ini dengan sendirinya membawa keharusan pada Indonesia untuk lebih meningkatkan peranannya dimasyarakat internasional. "
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Wijaya
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S17953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Reza Kurniawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari volatilitas nilai tukar rupiah terhadap kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke sepuluh negara mitra dagang utama. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ekspor nonmigas Indonesia selama periode 2004q1 sampai dengan 2011q4, sedangkan ukuran volatilitas yang digunakan adalah moving average standard deviation. Dengan menggunakan metode regresi GLS, hasil penelitian menunjukkan adanya dampak negatif yang signifikan dari kenaikan volatilitas nilai tukar rupiah terhadap kinerja eskpor nonmigas Indonesia.

This study aims to determine the impact of exchange rate volatility on Indonesia`s non-oil export performance to ten main trading partners. The sampel used in this study is the value of Indonesia`s non-oil export during 2004q1 until 2011q4, while the measurement of volatility is constructed using moving average standard deviation. Applying GLS regression method, the study found the existence of significance negative impact of increasing exchange rate volatility to Indonesia`s non-oil export performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>