Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164619 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subur Kamadijaya
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Susilawati
"Sering terjadinya antrian kendaraan di Lintas Penyeberangan Merak-Bakauheni didasari pada kurang optimalnya penyediaan kapasitas penyeberangan serta penyediaan sarana dan prasarana. Hal tersebut pula yang mendorong digagasnya Jembatan Selat Sunda (JSS) dalam rangka untuk meningkatkan aksesibilitas antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Penyeberangan Merak-Bakauheni dan JSS nantinya akan melayani pergerakan yang sama. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian agar investasi prasarana eksisting pada pelabuhan penyeberangan Merak dan Bakuheni tetap optimal dan dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi kepentingan masyarakat.
Hasil analisa stated preference pemilihan moda angkutan penyeberangan terhadap jalan darat via JSS dari Merak-Sumbagut adalah sebesar 99,87% (Lintas Merak-Dumai) dan dari Bakauheni-Jawa Timur sebesar 70,36% (Lintas Bakauheni-Paciran). Optimalisasi kapasitas penyeberangan dari kondisi eksisting dilakukan dengan skenario do-something yaitu mengoptimalkan waktu pelayanan dermaga menjadi lebih singkat dan meningkatkan kapasitas angkut kapal. Berdasarkan skenario tersebut, kapasitas angkut dapat ditingkatkan sebesar 37% pertahun. Besarnya willingness to pay (WTP) berdasarkan hasil survey untuk Lintas Merak-Dumai sebesar Rp. 4.954.201,- dan Lintas Bakauheni-Paciran sebesar Rp. 3.462.388,-. Besarnya manfaat (B/C Ratio) dari WTP dan penyediaan infrastruktur dermaga dan kapal, adalah sebesar 2,38 untuk Lintas Merak-Dumai dan 1,63 untuk Lintas Bakauheni-Paciran. Berdasarkan hasil tersebut, dinyatakan bahwa penyediaan lintas baru Jawa-Sumatera, yakni Lintas Merak-Dumai dan Lintas Bakauheni-Paciran, layak secara ekonomi.

Lately we heard about the congestion and bottleneck at ferry port of Merak-Bakauheni. This situation occured based on inoptimalization of ferry capacity and insufficient of infrastructure. Sunda Strait Bridge is initiated to improve and increase the accesibility of transportaion between Jawa-Sumatera. However, Merak-Bakauheni ferry port and Sunda Strait Bridge will serve the same demand transportation. Hereby, this research is carried out to investigate the probabiity of mode choice between ferry and road transportation from Jawa to Sumatera and vice versa by using stated preference. Then the feasibility of the propose new ferry route analyzed with Benefit/Cost Ratio. Collecting data was addressed to the user of Merak-Bakauheni ferry transportation.
As the result of the research, probability of mode choice of Merak-Sumbagut is 99,87% (Merak-Dumai ferry route) and for Bakauheni-Jawa Timur is 70,36% (Bakauheni-Paciran ferry route). Willingness to Pay (WTP) is estimated as Rp. 4.954.201,- for Merak-Dumai ferry route and Rp. 3.462.388,- for Bakauheni- Paciran ferry route. The optimalization of the port time and ferry capacity based on scenario do-something compared to existing condition, increasing the ferry capacity as 37% peryear. The Benefit/Cost Ratio of Merak-Dumai and Bakauheni-Paciran ferry route is 2,38 and 1,63 respectively, which means economicaly feasible.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Ichwan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwi Yusuf
"Dengan semakin pesatnya pembangunan di Jawa dan Sumatera membawa perkembangan yang sangat besar bagi pertumbuhan angkutan dari dan ke Jawa atau Sumatera. Selanjutnya dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, iklim berusaha semakin baik dan aktivitas perdagangan meningkat serta semakin banyak orang melakukan perjalanan/bepergian. Sehingga arus Ialu Iintas barang maupun penumpang meningkat pula.
Sebagai tindakan antisipasi terhadap permasalahan tersebut diatas maka kebijakan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah berencana menambah kapal ferry ro-ro, hal ini mengingat bahwa solusi atau cara penanggulangan Iain seperti pembangunan terowongan ataupun jembatan dan pembangunan dermaga baru diperkirakan 10 tahun ke depan belum dapat direalisasikan disebabkan untuk pembangunan terowongan ataupun jembatan masalah faktor keamanan belum memungkinkan karena faktor geografis yang ada, dimana lintas tersebut berdekatan dengan gunung Krakatau yang masih aktlf dan dekat dengan pertemuan lempeng 2 benua. Dan sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa mencover kendala faktor keamanan tersebut. (sumber : Materi "Aspek Resiko dan Safety dari Terowongan dan Jembatan? oleh Dr. Ir. Drajat Hoedajanto, M.Eng pada Seminar Infra Struktur Lintas Selat Sunda? tanggal 27 Februari 2003 di Aula Timur ITB). Sedangkan untuk pembangunan dermaga baru merupakan tugas pemerintah dalam hal ini Departemen Perhubungan yakni Direktorat Perhubungan Darat.
Adapun permasalahan-permasalahan yang masih terjadi di lintas Merak-Bakauheni diantaranya sebagai berikut ini : penumpukkan angkutan (penumpang, kendaraan dan barang) dan kemacetan di pelabuhan masih sering terjadi, pertumbuhan volume angkutan yang masih cukup tinggi baik penumpang, kendaraan dan barang di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni belum diimbangi peningkatan ketersediaan kapasitas angkut, kapal-kapal yang saat ini dioperasikan pada Iintas tersebut kurang memadai balk dari segi usia kapal yang sebagian besar telah mencapai usia diatas 15 tahun, segi teknis dan lainnya yaitu kecepatan kapal rata-rata 10 knots dan kapasitas angkut kendaraan rata-rata masih kecil (dibawah 100 unit), sejumlah kapal sering rusak, tingkat kehandalan kapal yang rendah dan waktu pelaksanaan docking yang Iama akibat umur kapal yang tua serta kondisi cuaca yang buruk yang tidak dapat tertanggulangi kemampuan kapal yang tersedia, tingkat pelayanan dan tingkat keselamatan jasa penyeberangan masih di Iintas tersebut kurang bagus.
Sedangkan tujuan utama dari penelitian (tesis) ini adalah : mengkaji tingkat kelayakan investasi penambahan arrnada PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) di Iintas penyeberangan Merak-Bakauheni secara ekonomi dan finansial. Dan berdasarkan hasil perhitungan dan anallsa kelayakan proyek baik clari aspek finansial dan aspek ekonomi proyek ini telah rnemenuhi syarat terhadap uji kelayakan, dimana payback periodenya tidak terlalu panjang yang berarti tingkat resikonya semakin kecil, average rate of returnnya cukup tinggi, net present valuenya positif dan bernilai cukup besar, internal rate of returnnya diatas tingkat suku bunga pinjaman, profitability indexnya atau dapat dikatakan benefit cost ratio nilainya lebih besar daripada 1. Dari beberapa uji sensitifitas yang telah dilakukan bahwa beberapa hal yang memiliki sensitifitas cukup tinggi terhadap kelayakan proyek diantaranya perubahan harga BEM, perubahan tarif angkutan, load factor.
Selain pertimbangan hal tersebut diatas dan mengingat waktu peak session yaitu Iebaran, natal dan tahun baru sudah dekat, sehingga upaya meraih peluang yang ada dan upaya untuk mengantisipasi kendala-kendala saat peak session dapat dilaksanakan maka rencana penambahan kapal ro-ro sebaiknya segera direalisasikan. Adapun dalam pelaksanaan penambahan kapal ro-ro tersebut hendaknya benar-benar dipenuhi terutama aspek operasional dan aspek teknis, agar dalam pelaksanaan operasionalnya tidak banyak mengalami kendala."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16976
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Dewi Pusporini
"Masalah-masalah baik intern maupun ekstern akan selalu menyertai perkembangan suatu organisasi. Organisasi dalam memecahkan masalahnya, harus melakukannya secara sistematis dan untuk itulah organisasi memerlukan adanya suatu sistem informasi khususnya Sistem Informasi Akuntansi . Penulisan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai SIA dan diharapkan agar pihak RS PGI CIKINI dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki SIA yang sudah ada serta dapat menunjang keberhasilan RS PGI CIKINI claim mencapai tujuannya. Penulisan Skripsi ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan (Penelitian kepustakaan adalah mencari informasi serta landasan teoritis mengenai Sistem Informasi Akuntansi dan peranannya dalam Rumah Sakit khususnya Rumah Sakit Swasta dengan cara membaca dan mamahami buku-buku literatur. Penelitian Lapangan adalah melakukan tehnik tanya jawab dengan orang-orang di bagian akuntansi RS PGI CIKINI . Kesimpulan setelah mengadakan peninjauan terhadap SIA dari Rumah Sakit Swasta yaitu RS PGI CIKINI adalah bahwa RS PGI CIKINI telah membuat suatu sistem Informasi yang baik tetapi pelaksanaan dari sistem tersebut seringkali tidak sesuai dengan perencanaan semula Untuk itu penulis telah memberikan beberapa perbaikan pada prosedur-prosedur atau siklus-siklus pada RS tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S19185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Ekariyono
"Kegiatan perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi memberikan dampak positif dan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak posititnya antara lain berupa penyediaan sumber energi, penghasil devisa negara, transfer teknologi dan penyerapan tenaga kerja. Sedangkan dampak negatifnya menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan.
Untuk meminimalkan dampak negatif, diperiukan tindakan-tindakan pengelolaan limbah yang dimulai sejak tahap perencanaan, sehingga dapat dipersiapkan langkab-langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positifnya. Selain itu limbah-limbah tertentu merupakan bahan yang masih mempunyai nilai dan tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijiikan, melainkan harus dimanfaatkan. sebagai bahan mentah atau sebagai bahan yang berguna lainnya.
Saat ini pemanfaatan limbah agar mempunyai nilai ekonomi belum mendapat perhatian, misalnya limbah dapat didaur ulang, digunakan kembali atau dirubah menjadi bentuk lainnya. Pemanfaatan ini juga dapat melibatkan masyarakat, pemerintah daerah atau pihak swasta yang diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Perusahaan migas tempat penelitian ini telah mempunyai Sistem Kebijakan Pengelolaan Limbah, namun kenyataan di lapangan dalam pelaksanaannya masih belum berjalan sesuai dengan kebijakan tersebut. Masih sering dijumpai bercampur aduknya limbah, penumpukan-penumpukan, dan ceceran-ceceran limbah sering terjadi. Selain itu mahalnya sewa kapal dan jadwal pengangkutan limbah dari anjungan lepas pantai ke TPA di base camp yang sering berubah-ubah dan sexing dikalahkan oleh kepentingan produksi, keadaan cuaca yang tidak dapat diramalkan, hal tersebut menjadikan terjadinya penumpukan limbah pada lokasi kegiatan. Pengelolaan limbah yang terjadi masih merupakan tugas tambahan dan bukan merupakan tugas utama. Banyak limbah non-B3 yang masih dapat dimanfaatkan untuk didaur ulang atau digunakan kembali namun masih belum dimanfaatkan.
Kegiatan migas lepas pantai ini menghasilkan timbah cair, gas dan padat. Dalam penelitian ini dibatasi pada pengelolaan limbah padat, sehingga skenario yang diusulkan dalam penelitian ini membutuhkan usaha penanganan limbah mulai dari awal hingga akhir produksi. Pendekatan ini juga memerlukan penetapan instrumen lingkungan, ekonomi dan sosial melalui peningkatan kapabilitas kelembagaan yang mengelola limbah.
Untuk mengoptimasi sistem kebijakan pengelolaan limbah pada perusahaan tersebut, diperlukan analisis kebijakan yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengelolaan limbah di perusahaan migas lepas pantai, dan mencari alternative pengelolaan limbah di perusahaan migas lepas pantai melalui pendekatan pelaku pengelolaan.
Analisis kebijakan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Proses Hirarki Analitik (PHA) dengan menggunakan alat bantu Expert Choice 9.0, untuk mengetahui secara pasti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengelolaan limbah oleh perusahaan migas lepas pantai tersebut dengan pendekatan yang memperhatikan pada aspek-aspek lingkungan, ekonomi dan sosial.
Dalam penelitian ini ada 3 (tiga) skenario yang diajukan sebagai dasar untuk manual altematif pelaku pengelolaan limbah pada perusahaan tersebut, yaitu:
a. Skenario I Menggunakan Sistem kebijakan pengelolaan limbah yang sudah ada di perusahaan yang bersangkutan,
b. Skenario II Masyarakat setempat sebagai pengelola limbah,
c. Skenario III Pihak Swasta profesional sebagai pengelola limbah.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengelolaan limbah di perusahaan migas lepas pantai tersebut, adalah Faktor Perlindungan Lingkungan (0,400) dan Faktor Sosial (0,400). Kemudian alternatif pelaku untuk pengelolaan limbah pada perusahaan migas tersebut adalah mengkombinasikan Skenario 1 (Menggunakan Sistem kebijakan pengelolaan limbah yang sudah ada di perusahaan yang bersangkutan = 0,431) dengan Skenario 2 (Swadaya Masyarakat setempat sebagai pengelola limbah = 0,415).

Optimalization of the Waste Management Policy System in the Oil and Gas Industry: a Case Study One of the Oil and Gas Companies which operates in the Natuna Sea, Riau Province Operations of oil and gas exploration and production companies create positive and negative environmental impacts. The positive impacts, among others, are the production of energy sources, state foreign exchange, technology transfer, and the labor recruitment, whereas the negative impact is the production of wastes which pollute the environment.
To minimize the negative impacts, waste management actions must be implemented since the planning stage. More over, wastes may contain materials which may be of some value and can be used as raw materials for other processes.
Presently no attention to utilize wastes for obtaining economic values by recycling, reusing or transferring to other forms. This utilization may involve the communities, local government or private sectors for the improvement of the society life quality.
The oil & gas company, where the present research was done, has had a Waste Management Policy System. The implementation, however, was not done according the policy system. Mixing of waste with non-waste, piling up of wastes, and waste spillages were found frequently. The high price of transport vessel rent, the frequent changes of waste transport schedule, unpredictable weather, the prioritizing of production over environment, had piled up wastes at production sites. Waste management was still an additional task, not a main task. Many usable non-hazardous wastes were not utilized.
Although the oil and gas operations in this study produced liquid, gas and solid wastes, the present study focused only in the solid waste management. Therefore the scenarios proposed in the study were from the beginning to end of production processes. The approach also required environment, economic and social instruments by improving the capability of waste-management institutions.
To optimize the waste management policy system at the company, policy analyses would be needed as considerations in implementation.
The present study aims to identify factors in waste management of an offshore oil and gas company, and to find alternatives of waste management of an offshore oil company by understanding the management actors.
Policy analyses was done by implementing the Analytical Hierarchical Process (Al-IP) using Expert Choice 9.0 to identify waste management factors in the oil and gas company with the approach considering the environmental, economic and social aspects.
In the present research, 3 (three) scenarios were used the base in finding the alternative actors in waste management at the company, namely:
a. Scenario I using the existing waste management policy system at the company;
b. Scenario II, the local community as the waste management implementer, and
c. Scenario Ill, professional private company as the waste management implementer.
The study resulted in the following factors in the waste management at the oil and gas company, the Environmental Protection Factor (0.400) and Social Factor (0.400). The alternative implementers in the waste management were the combination of Scenario I (Waste management by the oil and gas company = 0.1431) and Scenario II (focal community as the waste management implementer = 0.415)
Number of References: 35 (1977 - 2003)"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Mahmudi
Jakarta: Grasindo, 2005
657.8 ALI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Mahmudi
Jakarta: Grasindo, 2005
657ALIA001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Mahmudi
Jakarta: Grasindo, 2005
657ALIA002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Riyanti Marmendari
"Akhir-akhir ini Pemerintah banyak mengeluarkan berbagai kebijaksanaan mengenai Perbankan, diantaranya adalah Pakto 1988 yang mengakibatkan meningkatnya jumlah bank serta Paktri 1991 yang merupakan penyempurnaan Pakto 88 mengenai pengawasan dan pembinaan bank. Dengan adanya hal tersebut, bank dituntut untuk beroperasi secara sehat dan hati-hati. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana bank dapat berkembang dengan tetap memenuhi ketentuan otoritas moneter, yang secara teknis terdiri dari aspek likuiditas, kualitas aktiva, kualitas manajemen, rentabilitas serta permodalan. Tujuan penulisan skripsi ini untuk mengetahui informasi akuntansi apa yang digunakan Bank Y dalam mengelola dananya, bagaimana pengelolaan dana tersebut, serta bagaimana tingkat kesehatan Bank Y yang diu~ur melalui perhitungan dan analisa atas informasi keuangannya. Metode penelitian yangdilakukan adalah dengan melakukan studi literatur yang diperoleh dari buku teks dan artikel majalah/surat kabar, serta melakukan studi lapangan yaitu dengan wawancara dengan pihak yang berwenang di Bank Y. Hasil penelitian menunjukkan informasi akuntansi yang dihasilkan Bank Y pada prinsipnya sama dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (Paktri) dan hanya terdapat sedikit perbedaan, antara lain adalah Neraca dan Laba Rugi perusahaan lebih terinci dibandingkan Neraca/Laba RUQi Surat Kabar. Tingkat Kesehatan Bank Y dapat digolongkan dalam kategori sehat, hal ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh pada tahun 1990 adalah 83,75, dan tahun 1991 adalah 90,44. Walaupun termasuk sehat, tetapi Bank Y belum melakukan kegiatannya dengan optimal. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya tingkat likuiditas (masih diatas 2%) yang mengakibatkan banyaknya dana menganggur, dimana dana ini sebaiknya disalurkan agar dapat meningkatkan rentabilitasnya. Bank Y juga masih mengandalkan dana mahal(deposito berjangka), sehingga sebaiknya Bank Y meningkatkan perolehan dana murah (giro) serta mengembangkan jasa-jasa yang menghasilkan fee income. Disamping itu kredit yang diberikan juga masih sedikit, yaitu masih jauh dibawah 100% dari dana yang diperoleh, sehingga kredit yang diberikan dapat ditingkatkan dengan tetap berhati-hati dalam proses pemberian kredit."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>