Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217234 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riani
"Mual dan muntah merupakan hal yang mengkhawatirkan bagi pasien sebagai efek samping dari penggunaan kemoradioterapi. Antiemetik dari golongan antagonis reseptor 5HT3 adalah terapi antiemetik standard yang digunakan dalam penanganan mual dan muntah yang disebabkan kemoradioterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan antiemetik yang menyertai pemberian kemoradioterapi serta faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan pasien pasca kemoradioterapi.
Penelitian dilakukan terhadap pasien kanker serviks di RS Kanker Dharmais pada periode Januari 2004 - Nopember 2006 dengan menggunakan desain cross sectional dan bersifat retrospektif dan dengan cara observasional.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara usia pasien, stadium kanker, jenis kemoterapi, seri kemoradioterapi, dan jenis antiemetik dengan keadaan pasien pasca kemoradioterapi (p > 0,05).

Nausea and vomiting are two of the most feared side effect of cancer chemoradiotherapy. The 5HT3 receptor antagonist is grouped as antiemetic standar therapy for handling nausea and vomiting caused by chemoradiotherapy. This research focus in exploring knowledge the use of antiemetics drugs in a chemoradiotherapy and its factors which influences the patient after therapy treatments.
Research has been conducted in Dharmais Cancer Hospital for servical cancer patient in period January 2004 - November 2006 using cross sectional design in the way retrospectively and observation.
The results show that there is no relation between the age of the patient, cancer stadium, chemotherapy type, chemoradiotherapy series, and antiemetic type with the patient condition pasca chemotheraphy (p > 0,05).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Retma Aswarni
"Kemoterapi pada kanker nasofaring, sepeti sisplatin-5-fluorourasil dan sisplatin-doksetaksel, dapat menimbulkan efek samping mual dan muntah. Untuk mengatasinya, pasien dapat menggunakan antiemetik golongan antagonis reseptor 5-HT3. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran hasil penggunaan antiemetik yang menyertai pemberian kemoterapi serta faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan pasien pasca kemoterapi. Penelitian dilakukan terhadap pasien kanker nasofaring di ruang rawat inap RS. Kanker Dharmais pada periode Juni 2005-Mei 2006 dengan menggunakan desain cross sectional dan bersifat retrospektif dan dengan cara observasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemberian antiemetik ternyata tidak ada hubungan antara jenis kelamin, usia, dan seri kemoterapi dengan kejadian tidak muntah pasca kemoterapi (p>0,05). Tetapi ada hubungan antara jenis kemoterapi dengan kejadian tidak muntah pasca kemoterapi (p<0,05). Ramosetron memiliki kejadian tidak muntah 1,40 kali dibanding ondansetron. Ramosetron memiliki kejadian tidak muntah 1,13 kali dibanding granisetron. Sedangkan granisetron memiliki kejadian tidak muntah 1,24 kali dibanding ondansetron.

Chemotherapy in nasopharyngeal cancer, such as cisplatin-5-fluorourasil and cisplatin-doxetaxel, can induced nausea and vomiting. To prevent both side effects, patients can used 5-HT3 receptor antagonist. The purpose of this research is to know the pattern of received antiemetics that followed by chemotherapy and to know relation between factors influenced in nausea and vomiting with patients condition post chemotherapy. Research had done to nasopharyngeal cancer patients that hospitalized in Dharmais Cancer Hospital during June 2005-May 2006, by used cross sectional design and have the retrospective quality with observational method.
The result shown after received antiemetics, there was no relation between patients gender, age, and chemotherapy cycles with condition of non-vomiting post chemotherapy (p>0,05). But there was relation between chemotherapy kind with condition of non-vomiting post chemotherapy (p<0,05). Ramosetron had possibility of non-vomiting 1,40 times than ondansetron. Ramosetron had possibility of non-vomiting 1,13 times than granisetron. While, ondansetron had possibility of non-vomiting 1,24 times than ondansetron.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indria Wardhani
"Salah satu pengobatan untuk limfoma non-Hodgkin adalah kemoterapi menggunakan CHOP (Siklofosfamid ,Doksorubisin, Vinkristin, Prednison). Efek samping dari kemoterapi ini adalah mual dan muntah dan hal ini dapat menggangu pengobatan karena menimbulkan ketidaknyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan antiemetik pada kemoterapi CHOP, dan faktor - faktor yang mempengaruhi keadaan pasien pasca kemoterapi.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan bersifat retrospektif dan dengan cara observasional. Penelitian dilakukan pada pasien limfoma non-Hodgkin di Ruang Rawat Singkat RS. Kanker Dharmais selama periode Juni 2005-Mei 2006.
Penelitian menunjukan bahwa pada pemberian antiemetik ternyata tidak ada hubungan antara jenis kelamin, usia pasien, seri kemoterapi, stadium kanker dan jenis antiemetik dengan kejadian tidak muntah pasca kemoterapi. (P>0,05). Ondansetron mempunyai kemungkinan kejadian tidak muntah 1,63 kali lebih besar dari granisetron dan 1,03 kali terhadap tropisetron. Sedangkan untuk granisetron mempunyai kejadian tidak muntah 0,64 kali lebih rendah dibanding tropisetron.

One of the medical treatment for lymphoma non-Hodgkin is chemotherapy such as CHOP (Cyclophosphamide, Doxorubicin, Vincristine, Prednisone ). The side effect chemotherapy is nausea and vomiting, and the side efect can interfere with the medical treatment cause to occur uncomfortable. The purpose of this research is to know the pattern of antiemetic of CHOP chemotherapy and relation between factors influenced in nausea and vomiting with post chemoterapy condition.
The design of this research was cross sectional and have the quality retrospective with observational method. The research had done to lymphoma non-Hodgkin patients in one day care ward of Dharmais Cancer Hospital during June 2005-May 2006.
The research shown after receive antiemetic that there was no relationship between patient?s age, chemotherapy cycles, lymphoma stages and type of antiemetic with condition of non-vomiting 1,63 times higher than granisetron and 1,03 times than tropisetron. While granisetron had possibility of non vomiting 0,64 times than tropisetron.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Endah Gusnita
"Penggunaan kemoterapi taksan pada pasien kanker payudara dapat menimbulkan mual dan muntah. Untuk mengatasinya, pasien dapat menggunakan antiemetik golongan antagonis reseptor 5-HT3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil penggunaan antiemetik yang menyertai pemberian kemoterapi taksan serta mencari hubungan faktor yang mempengaruhi kejadian mual dan muntah terhadap keadaan pasien pasca kemoterapi. Penelitian dilakukan terhadap pasien kanker payudara di ruang rawat singkat RS Kanker Dharmais selama tahun 2005 dengan menggunakan desain cross sectional yang bersifat retrospektif dan dengan cara observasional.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara jenis antiemetik dengan keadaan pasien pasca kemoterapi (p<0,05). Granisetron memiliki kemungkinan kejadian tidak muntah 1,36 kali lebih tinggi dibanding ondansetron dan 7,46 kali lebih tinggi dibanding tropisetron. Ondansetron memiliki kemungkinan kejadian tidak muntah 5,50 kali lebih tinggi dibanding tropisetron. Tidak ada hubungan antara usia, stadium kanker, siklus kemoterapi, dan jenis kemoterapi dengan keadaan pasien pasca kemoterapi."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda
"ABSTRAK
Cachexia merupakan masalah yang umum dialami oleh pasien kanker stadium
lanjut. Studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dilakukan untuk
memperoleh gambaran tentang pengalaman cachexia pasien kanker stadium lanjut
dan keluarga yang merawat di RS Kanker Dharmais. Data studi diperoleh dari
lima partisipan pasien dan lima partisipan keluarga. Temuan memberikan
informasi rinci tentang pengalaman cachexia pada pasien kanker stadium lanjut
dan keluarga yang merawat dengan enam tema utama yang sama yaitu 1)
pengetahuan yang kurang tentang cachexia, 2) gangguan biopsikososial, 3)
perubahan pola makan, 4) perhatian perawat yang dirasakan kurang oleh pasien
dan keluarga, 5) kebutuhan akan pendidikan kesehatan dan 6) kebutuhan akan
peningkatan fasilitas kesehatan. Pada keluarga terdapat satu tema tambahan yaitu
terjadinya konflik dalam keluarga. Kemampuan dalam melakukan asuhan
keperawatan yang menyeluruh pada akhirnya akan meningkatan status nutrisi
pasien dan mengurangi konflik dalam keluarga.

Abstract
Cachexia is a common problem for cancer patient in end stage.
Phenomenologycal approach of qualitative study was conducted to get illustration
regarding experience of end stage cancer patient with cachexia and their families
who were involved during treatment in the Dharmais Cancer Hospital. Study
result gathered from five participants constituted of five patients and five families.
The current study showed detail information about experience of end stage cancer
patient with cachexia and their families within six main themes, namely : 1) lack
of knowledge about cachexia, 2) Biopsychosocial disturbances, 3) diet pattern
disturbances, 4) lack of attention from nurse, 5) in need of health education and 6)
in need of improvement of health facilities. Particularly within families member
there were additional main theme, namely : conflict in family. Abilities in
establishing holistic nursing care will lead to increase patient nutrition level and
decrease conflict within families."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30951
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Suciarti
"Trastuzumab adalah produk bioteknologi terbaru dalam pengobatan kanker payudara. Antibodi monoklonal ini bekerja langsung pada targetnya yaitu reseptor HER2 (Human Epidermal growth factor Receptor-2). Harga obat ini sangat mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pola pengobatan 61 data rekam medis pasien kanker payudara yang memiliki HER2+ di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta selama periode September 2003 hingga Maret 2006. Hasil dari uji chi-square menggunakan likelihood ratio menunjukkan bahwa ada hubungan antara penjamin biaya pengobatan terhadap jenis pengobatan (p< 0,05). Sedangkan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan jenis pengobatan (p>0,05). Hasil survei deskriptif menunjukkan bahwa kelompok usia 40 - 49 tahun memiliki persentase kanker payudara yang memiliki HER2+ terbesar (36,1 %), stadium yang tertinggi persentasenya adalah stadium IV (19,7 %), serta pasien yang mempunyai riwayat kanker keluarga adalah sebanyak 10 dari 17 pasien (58,82 %), sedangkan 44 pasien tidak diketahui datanya."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>