Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168289 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isrizal
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S32064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsalina Nurul Putri
"Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih dari kolesterol, kolesterol ester, fosfolipid, atau trigliserida. Allium schenoprasum L. merupakan tanaman satu genus dari Allium sativum yang sudah teruji efek hiperlipidemianya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihiperlipidemia ekstrak etanol 80% kucai (Allium schoenoprasum L.) pada tikus jantan yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak. Sebanyak 36 tikus putih jantan galur Sparague dawley dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok perlakuan, yaitu kelompok normal, induksi, simvastatin, dan 3 kelompok dosis. Semua kelompok diberi diit tinggi kolesterol dan lemak kecuali kelompok normal. Kelompok normal hanya diberikan CMC 0,5%. Setelah 1 jam pemberian diit tinggi kolesterol dan lemak, kelompok induksi, simvastatin, dosis 1, dosis 2, dan dosis 3 secara berturut-turut diberikan larutan CMC 0,5%, simvastatin 1,8 mg/200 g bb, ekstrak kucai 4,79 mg, 9,58 mg, dan 19,16 mg/200 g bb. Setelah 56 hari perlakuan, sampel darah tikus diambil melalui sinus orbital dan dilakukan penetapan kadar kolesterol total, trigliserida, HDL, dan LDL pada plasma darah tikus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 80% umbi kucai memiliki efek antihiperlipidemia pada dosis 9,58 mg/200 g bb dilihat dari penurunan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL dan memberikan hasil berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok induksi (p <0,05).

Hyperlipidemia is defined as an elevation of one or more of cholesterol, cholesterol esters, phospholipids, or triglycerides. Allium schoenoprasum L. is a plant of the same genus with Allium sativum which had been proven to have effect as antihyperlipidemia. This study aimed to evaluate antihyperlipidemic effects of 80% ethanolic extract of chives (Allium schoenoprasum L.) in male rats induced by high cholesterol and fat diet. Thirty-six male rats of Sprague dawley strain were divided randomly into 6 groups, those were normal group, induction group, simvastatin group, and three dose groups. All groups except the normal group were given high dietary cholesterol and fat. The normal group was given only 0,5 % CMC solution. After one hour of high dietary cholesterol and fat administration, the induction group, simvastatin group, dose I group, dose II group, and dose III group were given 0,5% CMC solution, 1,8 mg/200 g bw simvastatin, 4,79 mg/200 g bw, 9,58 mg/200 g bw, and 19,16 mg/200 g bw chives extract as follows. Blood samples were collected by the orbital sinus after 56 days of treatment to be analysed for total cholesterol, triglycerides, HDL, and LDL. The results showed that 80% ethanolic extract of bulbs chives have antihyperlipidemic effects at dose of 9,58 mg/200 g bw proven by significant (p < 0,05) decreases in total cholesterol, triglycerides, and LDL compared to induction group."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyanti
"Berbagai penelitian menunjukan bahwa marga bawang-bawangan, seperti: lokio, kucai dan bawang putih dapat melindungi hati dari kerusakan akibat karbon tetraklorida. Marga bawang-bawangan tersebut memiliki kandungan kimia yang serupa, yaitu senyawa-senyawa yang mengandung sulfur. Untuk dapat menentukan alternatif terbaik dalam penggunaan marga bawang-bawangan perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan daya hepatoprotektif dari lokio, kucai dan bawang putih berdasarkan berat kering masing-masing terhadap keracunan hati akibat pemberian karbon tetraklorida. Pada penelitian ini digunakan 30 ekor tikus jantan yang dibagi menjadi lima kelompok, yaitu : I adalah kelompok kontrol normal, II adalah kelompok kontrol perlakuan yang diberi karbon tetraklorida 0,55 mg/g BB, III adalah kelompok yang diberi sari air lokio 44,2 g/kg BB dan karbon tetraklorida 0,55 mg/g BB, IV adalah kelompok yang diberi sari air kucai 56,4 g/kg BB dan karbon tetraklorida 0,55 mg/g BB dan V adalah kelompok yang diberi sari air bawang putih 15,0 g/kg BB dan karbon tetraklorida 0,55 mg/g BB. Ketiga kelompok uji tersebut mendapat sari air masing-masing selama 8 hari berturut-turut, dua jam kemudian pada hari kedelapan diberi karbon tetraklorida. Pada hari kesepuluh tikus dibedah dan diambil darah serta hatinya, kemudian masingmasing digunakan untuk pengukuran aktivitas GPT, kandungan peroksida lipid dalam hati dan kadarnya dalam plasma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bawang putih mempunyai efek hepatoprotektif paling baik, sedangkan lokio dan kucai mempunyai efek hepatoprotektif yang sama besar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S32132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
C. Yudhi Setyandarta
"Johar yang dikenal dengan nama botani Cassia siamea
Lamk., biasa digunakan sebagai tanaman perindang jalanan
dan sebagai obat tradisionil untuk beberapa penyakit
tertentu. Akan tetapi, inforinasi ilmiah mengenai efek
farmakologi johar masih sangat sedikit.
Pada penelitian mi, dilakukan pengujian efek hepatoprotektif
infus.daun Johar terhadap hewan percobaan. Tiga
puluh lima ekor tikus betina, strain Winstar, berumur ± 4
bulan, dan berat 130 - 160 gram, dibagi secara acak dalam
lima kelompok. Kelompok I adalah kelompok kontrol,
kelompok II adalah kelompok yang diberi infus daun Johar
20 % 1 ml /150 g BB selama delapan hari dan CC14 0,55 mg/g
BB. Kelompok III adalah kelompok yang diberi infus daun
Johar 40 % 1 ml/150 g BB selama delapan hari dan CC14 0,55
mg/g BB. Kelompok IV adalah kelompok yang diberi infus
daun Johar 80 % 1 ml/ 150 g BB selama delapan hari dan
CC14 0,55 mg/g BB. Kelompok V adalah kelom pok yang diberi
CC14 0,55 mg/g BB.
Efek hepatoprotektif daun Johar ditentukan melalui
perubahan aktivitas GPT-plasma dan pemeriksaan derajat
kerusakan jaringan hati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun Johar mempunyai
efek hepatoprotektjf, seperti terlihat pada kelompok II,
III dan IV yang menunjukkan perubahan berrnakna terhadap
kelompok V. Walaupun Efek hepatoprotektif tidak rneningkat
secara bermakna terhadap bertarnbahnya dosis yang
diberikan, seperti yang dapat dilihat pada kelompok II,
III dan IV nainun terlihat hubungan antara dosis dan efek.
Pada ketiga kelompok tersebut efek hepatoprotektif
terbesar terdapat pada kelompok IV. Maka dapat disimpulkan
bahwa daun Johar mengandung senyawa yang dapat menghambat
peningkatan aktivitas GPT-plasma dan kerusakan jaringan
hati akibat Cd4 dan terdapat hubungan antara dosis dan
efek."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Catur Pratiwi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S32141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Natasya
"Hiperlipidemia salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner yang meningkatkan viskositas darah. Umbi kucai (Allium schoenoprasum L.) mengandung allisin yang berefek antihiperlipidemia. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol umbi kucai sebagai antihiperlipidemia pada tekanan darah tikus yang diinduksi diit tinggi kolesterol dan lemak. Tikus galur Sprague-Dawley sebanyak 36 ekor dibagi menjadi 6 kelompok. Semua kelompok kecuali kelompok normal diberikan diit tinggi kolesterol dan lemak. Kelompok normal, induksi, simvastatin, dosis 1, 2, dan 3 berturut-turut diberikan CMC 0,5%, CMC 0,5%, simvastatin, ekstrak umbi kucai 4,79 mg, 9,58 mg dan 19,16 mg/200g bb selama 56 hari. Tekanan darah sistol, diastol, dan tekanan arteri rata-rata diukur dengan alat pengukur tekanan darah non-invasif CODA® pada hari ke-0, ke-29 dan ke-57. Hasil analisis menunjukkan ekstrak etanol 80% umbi kucai pada dosis 9,58 mg/200g bb dapat mempengaruhi tekanan darah secara bermakna (p<0,05).

Hyperlipidemia is one of risk factors for coronary heart disease that increased blood viscosity. Bulb chives (Allium schoenoprasum L.) contains allicin as antihyperlipidemia. The study aimed to determine the effect of ethanol extract of blub chives as antyhiperlipidemia on rats blood pressure induced with a high dietary cholesterol and fat. Thirty six Sprague-Dawley rats were divided into 6 groups. All groups except the normal group was given a high dietary cholesterol and fat. Normal group, induction, simvastatin, dose 1, 2, and 3 respectively was given 0.5% CMC, CMC 0.5%, simvastatin, bulb chives extract 4,79 mg, 9,58 mg and 19,16 mg/200 g mm during 56 day. Systole, diastole, and mean blood pressure was measured with a non-invasive blood pressure tools from CODA® on days 0, 29th and 57th. The analysis showed the extract of bulb chives at a dose of 9,58 mg/200 g mm influence blood pressure significantly (p <0,05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ardiansyah S.
"Jahe (Zingiber 0fficinale Rosc) merupakan salah satu tanaman Indonesia yang banyak digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional. Bagian dari jahe yang digunakan adalah rimpangnya. Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangya jahe dibedakan menjadi tiga varietas, yaitu; Jahe emprit (Zingiber officinale Rosc var amarum), jahe gajah (Zingiber officinale Rosc var sp) dan jahe merah (Zingiber officinale Rosc var rubrum). Ketiga jahe tersebut mengandung senyawa-senyawa aktif yang sama, seperti; shogaol, gingerol dan zingeron yang bersifat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif pemberian jus ketiga varietas jahe tersebut, pada tikus putih jantan yang diberi karbon tetraklorida melalui pengamatan aktivitas GPT dan histologi jaringan hati. Tikus dibagi menjadi enam kelompok yaitu; kelompok kontrol normal, kelompok kontrol karbon tetraklorida, kelompok kontrol positif dan tiga kelompok uji dengan pemberian jus jahe dengan dosis 2,25g/200g bb. Pemberian jus jahe dilakukan selama delapan hari dan pada hari ke delapan seluruh kelompok, kecuali kelompok kontrol normal diberi larutan karbon tetraklorida dengan dosis 0,45 mg/200g bb. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa ketiga jus jahe tersebut memberikan efek hepatoprotektif. Efektifitas hepatoprotektif tertinggi dimiliki oleh jahe merah dengan persentase sebesar 62,88 %, sedangkan jahe emprit sebesar 41,96 % dan jahe gajah sebesar 22,76 %.

Ginger (Zingiber officinale Rosc) has been widely used as traditional medicine in Indonesia. Part of ginger has been usually is used is rhizome. Based on the size, shape and colour of rhizome, ginger was classified into three varieties. I.e: zingiber officinale Rosc var amarum, Zingiber officinale Rosc var sp and Zingiber officinale Rosc var rubrum. Those gingers have same active components such as shogaol, gingerol and gingerone which have antioxidant activity. The aim of this researchis to find out the hepatoprotective effect of those gingers juice treatments,of male white rats which treatened by carbon tetrachloride through observation of GPT activity and heart tissue histology. The male white rats were divided into six groups. I.e; normal control group, carbon tetrachloride kontrol group, positive control group and three groups which treatened by three kinds of ginger juices with dose 2,25g/200g body weight for eight days. In the 8th day, all groups except positive control group treatened with carbon tetrachloride of dose 0,45 mg/g body weight. The result showed that those gingers juices had hepatoprotective effect. The highest efect gained by zingiber officinale Rosc var rubrum with hepatoprotective activity 62,88 %, zingiber officinale Rosc var amarum 41,96 % and zingiber officinale Rosc var sp 22,76 %."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Amaris
"Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman obat
tradisional yang banyak digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit. Penelitian
terdahulu melaporkan bahwa G. mangostana mempunyai aktivitas antioksidan yang
poten yang berperan melindungi sel dari stres oksidatif. Tujuan penelitian adalah
menguji efek hepatoprotektif dari ekstrak etanol kulit buah manggis (EEKBM) pada
tikus yang diinduksi dengan karbon tetraklorida (CCl4). Tikus jantan galur Sprague-
Dawley dengan berat 150-200 g, 11-12 minggu, dibagi menjadi 5 kelompok secara
acak, tiap kelompok terdiri atas 5 ekor tikus. Kelompok I: kontrol. Kelompok II:
diberikan CCl4. Kelompok perlakuan III, IV, V diberikan EEKBM dengan dosis 900,
1080 dan 1296 mg/kgBB/hari secara oral selama 8 hari. Aktivitas alanin
aminotransferase (ALT), malondialdehid (MDA) dan glutation (GSH) diukur pada
plasma dan jaringan hati tikus. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas ALT plasma
dan kadar MDA hati kelompok EEKBM (900, 1080 dan 1296 mg/kg BB) lebih
rendah dibanding kelompok CCl4 secara bermakna (p<0,05). Kadar MDA plasma
tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol, tetapi lebih tinggi dibanding
kelompok CCl4 secara bermakna (p<0,05). Kadar GSH hati dan plasma dari
kelompok EEKBM (900 dan 1080 mg/kg BB) lebih tinggi dibanding kelompok CCl4
secara bermakna (p<0,05). Pada kelompok EEKBM (1296 mg/kg BB) kadar GSH
plasma lebih tinggi dibanding kelompok CCl4 secara bermakna (p<0,05).
Kesimpulannya, EEKBM mempunyai kemampuan untuk melindungi hati dari
kerusakan oksidatif akibat CCl4, kemampuan ini diduga berhubungan dengan
aktivitas antioksidan dari kandungan senyawa Garcinia mangostana L.

Mangosteen fruit (Garcinia mangostana L.) is traditionally used as medicinal plant.
Previous studies mentioned that G. mangostana has a potent antioxidant activity to
protect the cells from oxidative stress. This study aimed to investigate the
hepatoprotective effect of the ethanol extract of mangosteen pericarp (EEMP) in rats
induced by carbon tetrachloride (CCl4). Male Sprague-Dawley rats weighing 150-200
g, 11-12 weeks were randomly devided into 5 groups of 5 animals each. Group I:
controls. Group II: treatment CCl4, and 3 treatment Groups (III, IV, V). Group III:
EEMP 900 mg/kgBW, Group IV: EEMP 1080 mg/kgBW and Group V: EEMP 1296
mg/kgBW. All treatment with plant extracts administered orally, once per day for 8
days. The activity of alanine aminotransferase (ALT), malondialdehyde (MDA) and
glutathione (GSH) was measured in rats plasma and liver tissue. Results showed that
the plasma ALT activity and liver MDA levels of EEMP groups (900, 1080 and 1296
mg/kgBW) were significantly lower compared to CCl4 group (p<0,05), while the
plasma MDA levels were not significantly different compare to control group
(p<0,05) but higher compared to CCl4 groups (p<0,05). GSH levels of liver and
plasma of treatment groups (900 and 1080 mg/kgBW) were significantly higher
compared to CCl4 group (p<0,05), while at treatment group of 1296 mg/kgBW, only
the GSH levels of plasma were significantly higher compared to CCl4 group
(p<0,05). Hence, in conclusion ethanol extract of mangosteen pericarp (EEMP)
demonstrated the ability to protect the liver from oxidative damage caused by CCl4,
which was assumed due to the antioxidant activity of the active compound of
Garcinia mangostana L.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T35740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayati
"ABSTRAK
Bawang putih (Alliuw. sativu Linn.) biasa digunakan sebagai bumbu untuk bermacam masakan, dan sebagai obat tradisional untuk beberapa penyakit tertentu. Walaupun informasi ilmiah mengenai efek farmakologi bawang putih telah banyak diketahui, namun informasi mengenai mekanisme kerjanya masih sangat sedikit. Pada penelitian iini akan dilihat pengaruh pemberian bawang putih (A11iui sativum Linn.) terhadap kadar senyawa-senyawa yang mengandung gugus sulfhidril pada hati dan darah tikus yang diberi karbon tetrakiorida. Delapan belas ekor tikus jantan, Strain Wistar, berumur + 3 bulan, dan berat 120 - 160 gram, dibagi secara acak dalam tiga kelompok. Kelompok I adalah kelompok kontrol; kelompok II adalah kelompok yang diberi Cd 4 0055 mg/g BB pada hari kedelapan; kelompok III adalah kelompok yang diberi sari air bawang putih 10 g/kg BB selama delapan Mari berturut-turut dan pada Mari ice aeLapan setelah diberi sari air bawang putih, 2 jam kemudian diberi CC1 4 0,55 mg/g BB. Pada hari ke sepuluh ketiga kelompok tikus ini dibedah. Pengaruh pemberian bawang putih dilihat melalui perubahan aktivitas GPT plasma, kadar senyawa-senyawa yang mengandung gugus sulfhidril pada hati dan kadar senyawa-senyawa yang mengandung gugus sulfhidril pada plasma darah. HasH penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok III dengan kelompok I dan adanya perbedaan bermakna antara kelompok III dengan kelompok II. Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian bawang putih dapat melindungi hati dari kerusakan akibat Cd4 dengan mencegah penurunan kadar senyawa-senyawa yang mengandung gugus sulfhidril pada hati dan plasma darah tikus yang diberi karbon tetrakiorida."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Rahmawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S31976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>