Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152826 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Abdul Rasyid
"Ada apa dengan manusia? Dunia yang telah dihuni sekian lama oleh manusia tidak juga membuat hidup dalam keadaan lebih damai, lebih sejahtera, lebih adil, dan lebih merata. Perang yang selalu berkecamuk, kemiskinan yang terus mendera kehidupan manusia, diskriminasi dan eksploitasi yang semakin melebar dalam seantero lapisan masyarakat. Sejak beberapa abad lalu jutaan manusia berusaha menjawab persoalan-persoalan ini dengan berbagai sistem dan metode. Berbagai paham di muka bumi muncul dan memberikan perhatian lebih kepada cara manusia seharusnya menjalani kehidupannya. John Dewey adalah seorang filsuf pragmatis Amerika sekaligus seorang ahli pendidikan progresif, yang berusaha menguraikan benang kusut persoalan manusia ini dengan mengidentifikasi berbagai aspek yang membelenggu kemajuan manusia. Kencangnya arus paradigma Cartesian-Newtonian dalam ranah filsafat dan ilmu pengetahuan, yang menimbulkan gelombang moderenisasi dan industrialisasi, dan membelenggu manusia dalam semua dimensi kehidupan, menjadi awal kritiknya. Paradigma tersebut terus melebar dan merasuk dalam sendi-sendi pendidikan sebagai sarana pengembangan manusia dengan timbulnya paham perennialisme dan esensialisme. Paradigma ini berusaha meletakkan manusia dan dunia dalam kerangka either-or (pilihan di antara dua ekstrim, dan tidak mengakui kemungkinan di antara keduanya), sebuah prinsip pengetahuan yang membuat manusia melihat dunia ke dalam dua corak: hitam-putih; salah-benar; teori-praktik; individu-sosial; manusia_-dunia; sarana-tujuan, dan lain sebagainya. Bagi Dewey manusia harus dilihat sebagai mahluk mutidimensi, yang tidak terpisahkan dari berbagai situasi dan kondisi yang melingkupinya. Prinsip interaksi individu-sosial inilah yang menurutnya kemudian dapat membawa manusia menuju kemajuan yang hakiki. Proses pengembangan manusia dalam ranah pendidikan harus diarahkan kepada dua entitas ini sebagai mahluk dunia yang integral. Pendidikan harus diawali dari pengembangan manusia sebagai individu dan kemudian mengarahkannya pada aspek sosial melalui rekonstruksi, reorganisasi, dan reformasi. Hingga akhirnya individu-individu manusia yang handal dan memiliki sensibilitas perasaan atau empati sosial yang tinggi dapat mengembangkan dan membentuk masyarakat yang adil, sejahtera dan merata, inilah cita-cita kemajuan yang sebenarnya. Pada akhirnya, diharapkan terciptanya kemajuan dunia, melalui pengembangan individu secara komprehensif dan progresif. Manusia tidak lagi bersifat individualistik, egois, dan tidak memiliki sense of social crisis. Individu kemudian menjadi dewasa (maturity) yang terpancar melalui kematangan sikap, prilaku etis, demokratis, dan sensitif dengan kondisi lingkungan dan sosialnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariane Meida
"ABSTRAK
Pendidikan merupakan media penciptaan dan pengolahan pengalaman yang
terawasi, terencana, dan sistematis. Titik tolak dan tujuan dari pendidikan adalah
pengembangan pengalaman secara berkelanjutan. Pengalaman adalah segala
situasi dan kondisi yang tercakup dalam sebuah tindakan dan mengarahkan
individu pada upaya kritis refleksif. Metode pencapaian pengetahuan lalu tidak
didasarkan pada satu pendasaran epistemologi tertentu yang dianggap valid,
namun mengacu pada pengalaman tiap individu yang secara alamiah bersifat
kontingen. Ini merupakan konsepsi pendidikan Demokratis. Penyelenggaraan UN
tidak membuka ruang bagi pengalaman yang menjadi titik tolak dan tujuan dalam
konsepsi pendidikan demokratis karena membakukan epistemologi positivistik
sebagai satu-satunya metode pencapaian pengetahuan yang dianggap valid.

Abstract
Education is a media creation and experience cultivation that observed, planned,
and sistematic. The basic and purpose of education are developing experience in
continuity. Experience is a condition which is embraced in action and to direct
individu on critical reflecton efforts. Then, the method of attaining knowledge
isn?t based on one certain valid basic epistemologic, but reference on individual
experience which is naturally contingent. This is a conception of Democratic
education. The implementation of Ujian Nasional (UN) didn?t open a space for
experience that stands for the basic and purpose on conception of democratic
education, because it?s blocked the positivistic?s epistemology as the only method
to attain a valid knowledge."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43210
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mahliani Devinta Saputri
"Keterlibatan aktif seorang anak didik terwujud dalam proses pendidikan anak usia dini (PAUD). Latar belakang pemikiran pendidikan anak baik secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis menjadi penerapan terhadap filsafat pendidikan pragmatisme John Dewey yang menjadi dasar dalam penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dalam menganalisa pendidikan anak usia dini dengan konsep pengalaman aktif anak didik. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan pendidikan anak yang memprioritaskan pengembangan individu, hal tersebut memberikan relevansi terhadap proses pendidikan manusia yang menghargai faktor internal individu seperti bakat dan potensi anak dan juga faktor sosial. Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman terhadap proses pendidikan yang memperhatikan nilai-nilai individu dan nilai sosial di dalamnya sehingga tidak ada dominasi antara pendidik dan anak didik. Hal ini dapat dipahami melalui keterlibatan aktif anak didik dalam proses pengajarannya yang akan membentuk pengalaman-pengalaman berdasarkan konsep pendidikan John Dewey. John Dewey melihat kondisi pendidikan melalui bentuk pengalaman yang bersifat kontinue.

The active involvement of the individual embodied in the process of early childhood education (PAUD). The basic reason of this view as well as ontological, epistemological and axiological into the application of the education philosophy of John Dewey’s pragmatism become a basic in this research. This research uses the descriptive analysis for analyzing early childhood education with the concept of active experience of the student. The purpose of this study is to explain the education of children who prioritize individual development; it gives relevance to the educational process which is respects of human internal factors such as the individual talents and potential of children and social factor too. The results of this research is an understanding of the educational process who takes into account individual values and social values in them, so there is no dominance between educators and students. This can be understood through the active involvement of student in the process of study that will shape the experiences based on the concept of education John Dewey. John Dewey’s view is the condition of education through continuous experience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paul Suparno
Yogyakarta: Kanisius , 2001
370.1 PAU f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jalaluddin
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012
370.1 JAL f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Noor Syam
Surabaya: Usaha Nasional, 1986
370.1 MOH f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Paul Suparno
Yogyakarta: Kanisius, 1997
370.1 PAU f (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gusagis Khomanur Ngaziz
"Human beings with their inherent intelligence can engage personally in a constructive way through various concrete actions in solving their various problems of life. Education will be able to sharpen the mind and thereby synthesizes the intelligence to enable both to produce strength to settle the human problems. Education will be able to assist improving their ability to formulate the goal of life and to organize as well as to manage various resources and to act as the means to be employed in conformity with their expected direction. Education assists to improve the ability of human being as a creature who uses languages and is able to store memories and make plans for his/her activities. Education stimulates and enriches imagination, and brings about the human being to awareness that a statement or idea must be based on individual responsibility and social life. Education gives a continues reconstruction of experiences and makes human aware that life means living with other people and gives the opportunity for the expected morale and mental growth."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T38077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simon Rande
"ABSTRAK
Manusia yang mempunyai harapan tidak takut menghadapi kenyataan. Mengakhiri suatu uraian dengan harapan-harapan merupakan suatu kebiasaan. Tidak semua harapan menjadi kenyataan. Mungkin sama sekali jauh dari kenyataan. Karena itu harapan-harapan dan saran-saran adalah lagu lama yang tetap aktual dengan keterbukaan dan kesadaran bahwa setiap karya tulis adalah karya bersama...

"
1985
S16105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>