Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kawira, Lita Pamela
"Setelah meninjau pemungutan unsur-unsur dari bahasa Belanda, baik dari segi fonologi maupun morfologi, dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut: Dari segi fonologi ternyata bahwa: a. Dengan adanya pengaruh bahasa asing pada umumnya dan bahasa Belanda pada khususnya, bahasa Indone_sia mengenal beberapa fonem baru. Penyerapannya disesuaikan dengan sistem fonologi bahasa Indone_sia. Di samping itu dikenal pula grafem yang di_serap sebagai alograf suatu fonem. b. Selain beberapa fonem baru, bahasa Indonesia juga mengenal adanya gugus konsonan, baik gugus konso_nan pravokal maupun gugus konsonan pascavokal. Sehubungan dengan yang sudah disebut dalam sub a di atas, dengan dikenalnya sejumlah fonem dan grafem baru melalui pengaruh bahasa Belanda bahasa Indonesia mudah menyerap sejumlah istilah ilmiah dan istilah internasional. Dari segi morfologi dapat disimpulkan bahwa: a. Kosa kata bahasa Indonesia diperkaya penyerap_annya disesuaikan dengan sistem morfologi bahasa_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S10998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Patoni
"Pemungutan kata dari suatu bahasa ke bahasa lain ada_lah masalah biasa karena bahasa itu senantiasa berkembang sebagaimana halnya pikiran manusia. Dengan kata lain, bahasa itu hidup. Bahasa Indonesia yang bersumber dari bahasa Malayu juga salah satu bahasa yang hidup. Ciri Bahasa hidup ialah terus tumbuh dan berkembang. Perkembangan bahasa Indonesia tampak terutama dalam segi kosakatanya. Unsur kosa kata yang terpungut masuk dalam bahasa Indonesia bukan saja dari bahasa-bahasa yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan bahasa Indonesia, yang dikenal dengan-bahasa daerah, akan tetapi juga dart bahasa asing, seperti bahasa Sansekerta, Arab, Belanda, Inggris. Pemakaian kata dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing disebut pemungutan. Pemungutan adalah salah satu faktor yang ikut menentukan perubahan bahasa, dan yang menyebabkan adanya pungutan itu adalah adanya kontak bahasa dengan bahasa-bahasa lain balk yang sekerabat maupun yang tidak sekerabat..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S13153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu alasan penulis untuk menyusun .skripsi ini, adalah karena penulis merasa tertarik terhadap linguistik, khususnya bentuk diminutif dalam bahasa Belanda. Banyak orang asing yang mempelajari bahasa Belanda terbentur pada pemakaian bentuk diminutive ini. Hal ini mnnimbulkan perasaan ingin tahu penulis bagaimana diminutif dalam penggunaan dan penerapannya. Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah deskripsi arti bentuk diminutif, karena bentuk diminutif dapat mencerminkan makna yang bar_beda-beda. Dalam skripsi ini penulis membatasj. diri pada segi bentuk dan makna diminutif dalam bahasa Belanda. Isi dari skripsi ini adalah sebagai berikut: dalam bab I diuraikan mengenai pembentukan diminutif yang teratur dan yang tidak teratur, sedangkan dalam bab II diuraikan mengenai makna diminutif, di samping makna pengecilan, juga makna lainnya setelah dikombinasi_kan dengan kata-kata lain dalam suatu kalimat. Bab III penulis mencoba untuk menguji kebenaran dari _"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Tjahjasari Mutiara
"Linguistik merupakan mata pelajaran yang sangat menarik yang telah mendorong penulis untuk menyusun skripsi. Kekhususan bentuk pasif, baik di dalam bahasa Belanda maupun di dalam bahasa Indonesia, telah menimbulkan perasaan ingin tahu mengenai bagaimana hal_nya pemakaian bentuk itu dalam hubungan terjermahan dari teks berbahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia. Tulisan mengenai hal-hal bahasa Belanda dan bahasa Indonesia yang berbentuk buku-buku maupun yang berupa tulisan dalam bentuk artikel--artikel atas dasar hasil penelitian atau penyelidikan banyak kita jumpai, tetapi penyelidikan khusus perbandingan bentuk pasif dalam kedua bahasa ini, dengan menganbil hasil terjernahan se_bagai bahan penyelidikan, belum pernah dilakukan oleh para ahli bahasa yang khusus menyelidiki dan memberikan keterangannya yang lengkap; oleh karena itu penyelidik_an perbandingan dua bahasa ini dapat diangap sebagai penyelidikan yang bersifat pendahuluan. Perbandingan ini mempergunakan metode deskriptif komparatif. Maksud perbandingan ini untuk mendapatkan data dan keterangan yang kiranya akan cukup bermanfaat bagi pengajaran timbal balik kedua bahasa tersebut, terutama seka1i bagi penerjemahan yang sekarang ini..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S15883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh Adiwinata
Bandung: Alumni, 1992
340.03 Adi b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yonathan Yohanes
"Bahasa Belanda memiliki bentuk-bentuk tersendiri dalam mengungkapkan pengertian ketaktunggalan atau kejamakan nominanya. Tidak demikian halnya dengan bahasa Indonesia yang pada dasarnya tidak mengena1 pembedaan bentuk tunggal dan bentuk tak tunggal dengan berbekal penelitian kepustakaan, penul i s mencoba mewujudkan penul isan ini secara deskriptif dan komparatif. Data yang ada penulis analisis sedemikian rupa sehingga dihararkan sedikit banyak dapat mewakili konsep jamak kedua bahasa tersebut. Diperoleh kesimpulan bahwa pengertian tunggal dan tak tunggal nomina bahasa Belanda berwujud pembedaan bentuk tunggal dan jamak. Bentuk jamak nomina bahasa Belanda ditandai dengan pengimbuhan sufiks jamak, -en, -s (-_s), -eren, -lui,-lieden dan sufiks jamak serapan pada bentuk tunggalnya. Berbeda dari bahasa Indonesia, yang tidak mengenal pembentukan jamak dengan jalan sufiksasi/afiksasi pada bentuk tunggalnya, kecuali sejumlah kata serapan yang sangat terbatas. Sebuah kata yang sama dapat berarti tunggal atau pun jamak, tergantung dari konteks dan situasi. Walau begitu dalam bahasa Indonesia kita dapat menemukenali gejala reduplikasi nomina dalam mengungkapkan ketaktunggalan. Bentuk reduplikasi tidak diperlukan lagi dalam bahasa Indonesia bila dalam frasa nomina sudah ada unsur yang menerangkan kejamakan yaitu numeralia. Sebaliknya dalam bahasa Belanda bentuk formal jamak dengan pengimbuhan sufiks penanda jamak harus tetap digunakan walaupun sudah ada numeralia yang menandai kejamakan nomina itu. Adanya kongruensi antara subjek dan predikat dalam kalimat bahasa Belanda dan penggunaan kata sandang tertentu dapat menandai tunggal dan taktunggalnya nomina. Sementara itu dalam bahasa Indonesia, reduplikasi ajektiva, penyertaan kata para, kaum, umat, reduplikasi verba tertentu yang disertai dengan konfik ber- -an -sampai penggunaan tertentu- dapat mengimplikasikan kejamakan nomina. Dengan mengontraskan konsep jamak nomina kedua bahasa, kita memperoleh pengertian yang jelas mengenai ketaktunggalan ini, dan tentu hal ini dapat memberikan sumbangan kepada bidang penerjemahan dan pengajaran bahasa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoses Antonius A.
"Proses peminjaman tidak terpaku pada bentuk kata yang harus mirip dengan bentuk aslinya. Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa banyak kata yang digunakan setiap hari merupakan basil dari peminjaman dari bahasa lain. Selain peminjaman kata-kata tunggal, ternyata ada juga bentuk peminjaman dari kata-kata majemuk. Peminjaman tersebut berbentuk pinjam terjemah, contohnya kata luar negeri dan dalam negeri yang berasal dari kata binnenland dan buitenland; pinjam campur, contohnya kata air ledeng yang berasal dari kata waterleiding; dan pinjam ubah, contohnya pispot yang berasal dari kata piespot.
Dengan bentuk peminjaman tersebut, kata-kata tersebut disesuaikan dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Hasilnya ada yang tetap berbentuk sebagai kata majemuk atau menjadi satu kata tunggal saja. Bila hasilnya merupakan kata majemuk, pembentuk kata tersebut dapat berupa kata pinjaman juga atau hanya basil penerjemahan biasa. Kesulitannya adalah untuk menentukan bahwa kata-kata tersebut merupakan basil peminjaman karena mungkin memang sudah ada sejak dulu dala bahasa Indonesia dan mungkin terdapat juga dalam bahasa lain selain dalam bahasa Indonesia. Begitu juga dengan frekuensi pemakaian kata-kata tersebut yang sangat tinggi, sehingga sudah dianggap kata-kata asli, misalnya kata kepala sekolah berasal dari kata hoofdschool yang merupakan bentuk pinjam terjemah, begitu juga uang sekolah atau whoa/geld.
Dalam skripsi saya ini saya menganalisis perubahan dan penyesuaian yang ada dalam peminjaman kata-kata majemuk bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia. Skripsi ini saya bagi dalam empat bab, yaitu Bab I berisi pendahuluan; Bab II berisi kerangka teori, secara semantis dan fonologis, serta sosiolinguistik; Bab III berisi analisis kata-kata bahasa Indonesia basil peminjaman dari kata-kata majemuk bahasa Belanda dilihat secara fonoIogis dan semantis; serta Bab IV berisi kesimpulan dari analisis sebelumnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S15834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Widiyanti
"Bentuk kala lampau dalam Bahasa Belanda terdiri dari tiga, yaitu bentuk kala kini selesai, bentuk kala lampau, bentuk kala lampau selesai. Tidak sedikit kesalahan_-kesalahan dibuat dalam penggunaannya oleh mereka yang bela_jar Bahasa Belanda sebagai bahasa asing, jadi bukan mereka yang belajar di Negeri Belanda. Ini disebabkan karena pera_turan yang jelas mengenai pemakaian bentuk kala lampau ini belum pernah ada. Oleh karena itu penulis mencoba untuk menguraikan peraturan tersebut di dalam skripsi ini. Bentuk kala lampau_ternyata merupakan bentuk kala yang paling sering digunakan, karena selain dapat digunakan se_cara temporal, bentuk ini digunakan juga secara aspektual dan modal. Lain halnya dengan bentuk kala akan datang zul_len yang secara murni menunjukkan aspek temporal. Untuk dapat lebih mengetahui perbedaan pemakaian ben_tuk kala lampau, penulis melakukan analisis korpus antara dua buku yang mempunyai nilai sastra dan yang tidak, yaitu Max Havelaar dan Nederland Leren Kennen. Dari segi aspektu_al, fungsi bentuk kala lampau berlainan dalam kedua buku tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Adanya keinginan untuk mengetahui di mana letak perbedaan makna kalimat bentuk perfectum dan plusquamperfectum dalam bahasa Belanda, merupakan titik tolak penulisan skripsi ini. Langkah awal tersebut, dimulai dengan menjabarkan sistem verba yang ditinjau dari segi morfologis, sintaktis dan semantis, ketnudian dilanjutkan dengan pembagian bentuk kala dalam bahasa Belanda. Teori Droste (1958), Ebeling (1962), Geerts (1984), Janssen (1989), van den Toorn (1976) dan lain-lain digunakan sebagai patokan pembahasan perbedaan bentuk perfectum dan plusquamperfectum. Simpulan yang dapat ditarik, bahwa perbedaan bentuk perfectum dan plusquamperfectum terletak pada perbedaan maknanya, di mana pada bentuk perfectum hanya ada unsur saat bicara (S) dan tindakan (W) sedangkan pada bentuk plusquamperfectum selain kedua unsur di atas dibutuhkan juga titik acuan di masa lampau (R). Persamaan kedua bentuk kala itu bahwa kedua-duanya sama mengacu ke masa lampau."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djauhari Jatus Sulichah
"Surat kabar berbahasa Indonesia banyak menggunakan kata-kata pinjaman dari bahasa Inggris . Hal ini menarik perhatian penulis, karena banyak diantara bentuk-bentuk pinjaman itu ditulis dalam bentuk aslinya, sementara sebagian yang lain sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan surat kabar, menurut pendapat penulis, mempunyai pengaruh yang cukup kuat pada masyarakat. Meskipun dapat pula dipertanyakan apakah bukan masyarakat yang mem_pengaruhi bahasa yang digunakan oleh surat kabar. Ragam bahasa yang digunakan oleh pers, dalam hal ini surat ka_bar, adalah suatu ragam tersendiri yang sejalan dengan syarat-syarat berita. Bahasa surat kabar biasanya singkat dan jelas. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa apa yang disajikan surat kabar hanyalah merupakan pokok berita tanpa mengemukakan berita itu dengan terperinci. Singkat disini berarti tidak menggunakan kalimat-kalimat atau istilah-istilah yang panjang. Adalah suatu kenyataan bahwa pada umumnya surat kabar di Indonesia sering mengutip berita yang bersumber dari kantor berita asing, khususnya yang berbahasa Inggris , kemudian menerjemahkan berita-berita itu ke dalam bahasa Indonesia..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>