Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118333 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muh. Lubib
Jakarta: Mandar Utama Tiga Books Division, 2002
384.15 MUH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Emir Salim
"Penelitian ini berfokus untuk melihat perbedaan yang terjadi dalam penerjemahan takarir dan sulih suara pada serial Netflix berjudul Beef dengan pasangan bahasa sumber dan bahasa sasaran berupa bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah benar bahwa penerjemahan takarir cenderung kaku sementara sulih suara cenderung bebas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan strategi penerjemahan takarir Gottlieb (1992), metode penerjemahan Newmark (1998), dan ideologi penerjemahan Venuti (1995) untuk membandingkan kedua bentuk penerjemahan audiovisual pada teks sumber yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa takarir lebih banyak menggunakan strategi yang mengurangi pesan teks sumber, sedangkan sulih suara menggunakan strategi yang menambah atau mengubah pesan pada teks sumber. Penelitian menyimpulkan bahwa terlepas dari perbedaan strategi yang ada, penerjemahan takarir dan sulih suara keduanya menerapkan metode komunikatif dan ideologi domestikasi dalam derajat yang hampir sama, dan perbedaan kontras di antara keduanya terletak pada ragam bahasa yang digunakan.

This research focuses on the differences between subtitle and dubbing translation in a Netflix series titled Beef with English and Indonesian as the source and target language. This study aims to prove whether it is true that subtitle translation tends to be rigid while dubbing tends to be free. This research utilizes descriptive qualitative method. The research is conducted by applying Gottlieb's (1992) subtitle translation strategy, Newmark's (1998) translation method, and Venuti's (1995) translation ideology to compare the two forms of audiovisual translation on the same source text. The results show that subtitle mostly uses strategies that reduce the message of the source text, while dubbing uses strategies that add or change the message of the source text. The research concludes that despite the differences in strategies, both subtitle and dubbing applied the communicative method and domestication ideology to almost the same degree, and the contrasting difference between them lies in the linguistic styles that are employed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Garin Nugroho
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1998
791.43 GAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dannika Sulistyana Santoso
"Penelitian ini membahas prosedur penerjemahan transposisi dan modulasi dalam serial TV Jerman Biohackers ke dalam bahasa Indonesia dan bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi bagaimana transposisi dan modulasi digunakan dalam hasil terjemahan takarir, serta alasan terjadinya pergeseran dalam hasil terjemahan takarir. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yang mempertimbangkan karakteristik penerjemahan teks lisan seperti takarir. Analisis ini dilakukan berdasarkan teori prosedur penerjemahan transposisi dari Catford (1965) dan prosedur penerjemahan modulasi dari Vinay dan Darbelnet (1965). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 27 prosedur penerjemahan transposisi dan modulasi. Sebagian besar data yang ditemukan adalah transposisi sebanyak 21 data, sedangkan modulasi hanya enam data. Terjadinya pergeseran dalam hasil terjemahan takarir disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain perbedaan struktur dan tata bahasa antara bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Selain itu, pemilihan kata dan struktur kalimat yang sesuai harus dipilih oleh penerjemah, serta sudut pandang dan interpretasi makna juga memainkan peran penting agar mudah dipahami oleh penonton dalam bahasa sasaran (BSa).
This study examines the procedures of transposition and modulation in translating the German TV series Biohackers into Indonesian. The research aims to analyze and identify how transposition and modulation are utilized in the translated subtitles, as well as the reasons for shifts in the translated subtitles. A qualitative research method is employed, considering the characteristics of translating spoken text such as subtitles. This analysis is based on Catford's (1965) theory of transposition procedures and Vinay and Darbelnet's (1965) modulation procedures. The findings reveal 27 instances of transposition and modulation translation procedures. The majority of the data are transpositions, with 21 cases, while modulation accounts for only six cases. Shifts in the translated subtitles are caused by several factors, including the differences in structure and grammar between German and Indonesian. Additionally, the translator's choice of appropriate words and sentence structures, as well as the perspective and interpretation of meaning, play crucial roles in ensuring the translation is easily understood by the audience in the target language (TL)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Proposal sinetron/drama seri “Denting Denting Cinta” ini merupakan tugas akhir semester mata kuliah Penulisan Naskah dan Desain Program, Departemen Ilmu Komunikasi, peminatan Industri Kreatif Penyiaran.
“Denting Denting Cinta” adalah sinetron/drama seri yang berkisah tentang persaingan kehidupan seorang penyanyi dangdut remaja bernama “Ayu” yang ingin menjadi penyanyi dangdut profesional dan meraih predikat penyanyi terbaik di Indonesia dalam sebuah ajang penghargaan bergengsi. Perjalanan menuju sukses tokoh “Ayu” tentu saja tidak berjalan mulus tetapi terhalang oleh masalah idealisme perusahaan rekaman, saingan penyanyi lain, masa lalu keluarga, sekolah dan masalah percintaan. Selain itu, dalam perjalanan mencapai tujuannya sebagai penyanyi dangdut terbaik Indonesia, tokoh “Ayu” juga harus dapat membuktikan pada dunia bahwa aliran musik yang diusungnya tidak kalah dengan aliran pop yang sudah dapat diterima banyak orang. “Ayu” juga harus dapat melawan segala kekurangan dan kelemahan yang ada dalam dirinya serta bertahan dalam kondisi keluarga yang terbilang miskin.
Sinetron/drama seri ini ber-genre musikal karena banyak adegan, emosi dan kejadian dalam setiap episodenya yang digambarkan dengan lagu-lagu dangdut. Dalam setiap episodenya, sinetron/drama seri ini akan mengambil setting kehidupan sehari-hari tokoh “Ayu” dan kehidupan profesionalnya antara lain di sekolah, perkampungan tempat tinggalnya, serta di label rekaman tempatnya bernaung.
Referensi kelompok kami dalam membentuk semua plot dan karakter dalam sinetron/drama seri “Denting Denting Cinta” ini adalah beberapa drama serial yang sudah terkenal diantaranya dua drama serial asal Amerika Serikat yaitu Glee dan Hannah Montana, serta satu drama serial/sinetron asal Indonesia yaitu Mimpi Manis. Semua drama yang menjadi referensi ini adalah drama-drama dengan perolehan rating dan share tinggi serta jumlah penggemar fanatik yang jumlahnya cukup signifikan.
Tujuan dibuatnya proposal sinetron/drama seri “Denting Denting Cinta” ini adalah untuk memberikan sebuah alternatif acara yang belum pernah ada di stasiun Media Nusantara Citra Televisi. Kami juga melakukan riset internet mengenai jenis dan genre acara yang pernah ditayangkan di TPI/MNC TV di tahun-tahun sebelumnya dan berkeyakinan bahwa jika sinetron/drama seri “Denting Denting Cinta” diproduksi dan ditayangkan di MNC TV akan dapat menjadi salah satu acara yang disukai oleh penonton MNC TV secara umum.

The drama series proposal of “Denting Denting Cinta” concludes as the end-of-semester final assignment of Script Writing and Program Design course, Department of Communication Science, Creative Broadcasting Industry major.
“Denting Denting Cinta” is a drama series which revolves around the rivalry life of a teen dangdut singer named “Ayu” who yearns to become a professional dangdut singer and achieves the award of best singer in a prestigious award show in Indonesia. “Ayu”s road to success, of course, does not run smoothly but are stunted by problems such as the idealism of record company, competition with other singers, family’s past, school, and love life. Additionally, in her journey of achieving the goal to become the best Indonesian dangdut singer, “Ayu” should also be able to prove to the world that dangdut music is not inferior to pop music, which has already been accepted before all else. Moreover, “Ayu” has to fight all of the flaws and weaknesses that lie beneath her and survive in a relatively poor family condition.
This drama series take musical as its genre since most of the scenes, emotions, and events are portrayed by using dangdut songs in each episode. For each episode, this series will take on the settings of “Ayu”’s everyday life as well as her professional life, such as at school, in the township where she lives, and at the record label.
Our group references in forming all of the plots and characters for “Denting Denting Cinta” actually came from some of the well-known drama series which are Glee and Hannah Montana from the United States. Another reference is from a local Indonesian drama series called Mimpi Manis. All of these reference dramas are the ones with the high acquisition in television viewership ratings as well as the number of fans that is quite significant.
The purpose of the “Denting Denting Cinta” drama series proposal is to provide an alternative program that has never existed in Media Nusantara Citra Television station. We also did some internet research on the types and genre shows ever aired on TPI/MNC TV in the previous years and from this research, we believe that if the drama series “Denting Denting Cinta” was produced and aired on MNC TV, it would become one of the preferred TV shows by MNC TV viewers in general.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jorine Utari Soetjahjo
"Industri televisi mengalami perkembangan sejak dikeluarkannya ijin pendirian stasiun televisi oleh swasta pada tahun 1988, dengan dipelopori oleh PT Rajawali Citra Indonesia (RCTI), yang selanjutnya diikuti stasiun-stasiun lainnya, seperti Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Surya Citra Televisi (SCTV), Andalas Televisi (ANTV) dan Indosiar. Perkembangan televisi ini dimungkinkan karena kelonggaran-kelonggaran perijinan yang diberikan pemerintah, kecepatan antisipasi pihak swasta dan perkembangan teknologi pertelevisian itu sendiri.
Situasi dan kondisi eksternal yang cepat berubah menjadikan suatu tantangan tersendiri bagi manajemen RCTI untuk mampu bersaing di Industri televisi nasional. Kejelian manajemen RCTI dalam melakukan positioning pasar dan perencanaan keputusan yang tepat akan sangat menentukan dalam mengantisipasi peluang yang ada. Tujuannya adalah untuk peningkatan kepuasan pelanggan dan citra terbaik perusahaan di masa yang akan datang.
Hasil analisis SWOT dari posisi bersaing RCTI di industri televisi telah menunjukkan strategi agresif dapat dilakukan. Hasil analisis menunjukkan keunggulan relatif RCTI dalam hal kualitas siaran, inovasi program, inovasi teknologi, dan citra. Kelemahan relatif RCTI terletak pada faktor pelayanan dan ketersediaan faktor iklan.
Keberhasilan RCTI di masa yang akan datang sangat tergantung dari upaya penyempurnaan kinerja dan sikap profesionalisme manajemen yang tinggi dalam meningkatkan mutu siaran dan pelayanan pelanggan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherman Zein
"Penelitian ini merupakan ponelitian evaluasi bersifat deskriptif yang bersifat memaparkan keadaan (apa dan bagaimana) program siaran televisi pendidikan sokolah ditinjau dari segi kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional, teknik penyajian pesan, musik ilustrasi dan pemain pendukung.
Latar belakang masalah yang melandasi penelitian ini adalah banyaknya masalah dan kendala yang ditemui dalam usaha memeratakan kesempatan dan meningkatkan mutu pendidikan, perlu dicarikan pemecahannya yang lebih inovatif Satu diantaranya melalui pemanfaatan media massa televisi untuk program siaran televisi pendidikan sekolah.
Dalam pelaksanaanya yang diselenggarakan bersama antara PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan berdasarkan laporan penyelenggaraannya, ditemui masalah utama dimana program yang bersangkutan secara umum tidak menarik untuk ditonton siswa, khususnya dalam pola sajian.
Karena itu, perlu untuk melakukan kajian dan evaluasi yang mendalam terhadap isi program televisi pendidikan sekolah tersebut yang berkaitan dengan kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional, teknik penyajian pesan, musik ilustrasi, dan para pemainnya.
Masalah pokok penelitian adalah, bagaimanakah kesesuaian materi program dengan tujuan instrukaional, teknik penyajian pesan, musik ilustrasi dan para pemain pendukung program baik secara umum maupun secara khusus untuk masing-masing bidang studi. Mencoba merancang sebuah model teknik penyajian pesan yang meliputi kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional, kerangka kontek, pola sajian, struktur pesan (sisi pesan, urutan penyajian dan penarikan kesimpulan) dan daya tarik pesan pada program siaran televisi pendidikan sekolah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional, teknik penyajian pesan, musik ilustrasi dan pemain baik secara umum maupun secara khusus untuk masing-masing bidang studi. Dan mencoba membuat sebuah model dalam teknik penyajian pesan yang meliputi kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional, kerangka kontek, pola sajian, struktur pesan (sisi pesan, urutan penyajian dan penarikan kesimpulan) dan daya tarik pesan pada program siaran televisi pendidikan sekolah.
Kerangka pemikiran yang dijadikan landasan untuk mengkaji program tersebut adalah konsep tentang Teknologi Pendidikan, Media Pendidikan, Televisi Pendidikan, Formula Lasswell, Penerimaan Pesan, Information Integration Theory dan Program Siaran Televisi Pendidikan Sekolah.
Metodologi utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi program dan naskah (skenario) serta wawsncara dengan para. pengembang program. Sedangkan populasi dan sampelnya adalah program-program tersebut berikut naskahnya (skenario) dari delapan bidang studi (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggeris, Biologi, Fisika, Elconomi Koperasi, Geografi dan Kependudukan, Matematika dan Pendidikan Keterampilan), periode 1 Januari - 31 Desember 1996, yang ditayangkan di Stasiun Televisi Pendidikan Indonesia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional tidak tercapai secara mutlak. Beberapa dari program tersebut, materinya sebagian kecil tidak sesuai dengan tujuan instruksional, khususnya pada bidang studi Matematika, Ekonomi Koperasi dan Pendidikan Keterampilan.
Dalam hal teknik penyajian pesan pada aspek kerangka kontek, program masih kurang kaya menghubungkan materi program dengan isu-isu etau referensi lain. Dari tujuh belas pola sajian, hanya sembilan pola sajian yang sering digunakan yaitu, Dialog dan Visualisasi Gerak; Presenter, Dialog dan Viaualisasi; Visualisasi dan Narasi; Presenter dalam Diskusi dan Visualisasi; Presenter dan Visualisasi Gerak Presenter dan Dialog; Presenter dan Peragaan; Fragmen dan Presenter dan Perpaduan. Sedangkan aspek sruktur pesan, balik sisi pesan, maupun penyajian dan penarikan kesimpulan belum dirancang sesuai ketentuan untuk kepentingan khalayak sasaran. Dan aspek daya tarik pesan, program miskin dengan unsur-unsur daya tarik pesan seperti fear appeals, emotional appeals, rational appeals, dan humor appeals.
Pada musik ilustrasi program, hampir sebagain besar program musiknya bernuansa musik khusus, yaitu musik yang dirancang khusus untuk program. Sedangkan dalam hal pemain pendukung program dilihat dari gender/jenis kelamin, komposisinya cukup berimbang antara pria dan wanita. Dan rata -rata pemain per program 4 orang. Pemain dilihat dari segi usia, yang paling menonjol adalah usia remaja, sedangkan pesan yang paling menonjol adalah peran siswa. Dari segi popularitas, hampir seluruh pemain terdiri dari kalangan bukan artis.
Karena itu disarankan agar melakukan kajian lagi mencari penyebab tetjadinya sebagian kecil materi program tidak sesuai dengan tujuan instruksional. Menerapkan model teknik penyajian pesan yang meliputi kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional, kerangka kontek, pola. sajian, struktur pesan (sisi pesan, urutan penyajian dan penarikan kesimpulan) serta daya tarik pesan. Selain itu mencoba memberi program dengan musik ilustrasi yang menggabungkan nuansa musik khusus dengan nuansa musik populer. Dan dari segi tokoh/peran, perlu untuk mempertimbangkan tokoh-tokoh dan peran-peran baru untuk ditampilkan dalam program."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hertika Yudha Pertiwi
"Dalam makalah ini akan dibahas mengenai strategi yang digunakan RCTI dan SCTV yang saling bersaing untuk meraih jumlah audien dan mengatur penjadwalan programnya serta strategi kompetisi apa yang terjadi antara RCTI dan SCTV. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui strategi dan kompetisi programming antara RCTI dan SCTV. Adapun manfaat dari makalah ini, diharapkan dengan adanya makalah ini mampu membantu masyarakat dalam melihat pola programming TV dan juga menjadi pembelajaran dalam melihat kompetisi programming stasiun TV. Makalah ini menggunakan konsep programming TV sebagai dasar acuan, kemudian metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan mengandalkan sumber sekunder sebagai bahan referensi penelitian.
Hasil dari pembahasan makalah ini didapatkan bahwa keduanya menggunakan strategi program Head to Head yaitu strategi untuk mencoba menarik audien yang tengah menonton program televisi saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan televisi saingan itu karena terdapat banyak program dengan genre dan format yang mirip diletakkan pada slot yang sama antar kedua televisi tersebut, sedangkan strategi Counter Programming yaitu Strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya. Diharapkan stasiun televisi bisa lebih bervariasi dalam menayangkan program-programnya sehingga masyarakat Indonesia bisa menonton tayangan yang lebih beragam.

This paper examines strategies that are used by RCTI and SCTV which compete each other in reaching number of audience through scheduling and what kind of competition strategy that is happening between these two television stations by analyzing program schedule. This paper aims to discover programming strategy and competition between RCTI and SCTV. The advantage of this paper is to assist society in observing television programming pattern and also become learning material in apprehending competition at television station. This paper uses television programming as basic reference while using descriptive method which reckons secondary source as research reference material.
The result of this research is comparison of two television schedule for one week and that we can notice both are using Head to Head strategy, which is a strategy to attract audience who is watching the competitor to move their eyes on our own television station by providing a similar program. While Counter Programming is a strategy to snatch audience on the competitor to move to own television station by scheduling a program with different style to attract those who have not been satisfied. Recommendation of this paper is television stations are expected to be more various in broadcasting their programs so that citizens are able to watch more various program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Agung Ayu Tehilla Putri Cahyadi
"Korea Selatan merupakan salah satu negara yang telah berhasil menerapkan gastrodiplomasi melalui kampanye terhadap peningkatan keuntungan ekonomis dan pembentukan citra nasional Korea di mata internasional. Selain itu, promosi oleh masyarakat publik, diaspora Korea, bahkan media massa berperan dalam gastrodiplomasi Korea. Salah satunya adalah acara realitas memasak. Acara realitas memasak tidak hanya menghibur, namun menjadi instrumen gastrodiplomasi Korea. Gastrodiplomasi Korea juga berpengaruh pada peningkatan interaksi silang budaya antar negara. Acara realita memasak memiliki penonton global yang signifikan sehingga meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap makanan Korea. Salah satunya adalah acara realitas memasak berjudul “The Genius Paik”. “The Genius Paik” merupakan acara realitas memasak yang menampilkan Baek Jong Won (chef terkenal di Korea) dan para selebritas lain yang berusaha membuka restoran makanan Korea di negara asing dengan berbagai tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi gastrodiplomasi yang ditampilkan dan dampak yang dihasilkan melalui acara realitas memasak “The Genius Paik”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan studi literatur berupa jurnal, berita, dan korpus utama yaitu acara realitas memasak “The Genius Paik”. Hasil dari penelitian ini adalah acara ini meningkatkan pemahaman lintas budaya antara Korea dengan Napoli dan Maroko melalui 15 strategi dan komunikasi lintas budaya dalam proses gastrodiplomasi.

South Korea is one of the countries that has successfully used gastrodiplomacy to increase economic benefits and shape Korea's national image in the eyes of the international community. Furthermore, public, Korean diaspora, and even mass media promotion plays a role in Korea's gastrodiplomacy. Cooking reality shows are one of them. Cooking reality shows are not only entertaining, but they are also used as a tool in Korean gastrodiplomacy. Cooking reality shows have a large global audience, which greatly improves people's understanding of Korean food. A cooking reality show called "The Genius Paik" is one of them. "The Genius Paik" is a cooking reality show starring Baek Jong Won (a well-known Korean chef) and other celebrities as they attempt to open Korean food restaurants in foreign countries while facing various challenges. The purpose of this study is to examine the gastrodiplomacy strategy displayed and the impact generated by the cooking reality show "The Genius Paik." The descriptive qualitative research method was used, with literature studies in the form of journals, news, and the main corpus, namely the cooking reality show "The Genius Paik." According to the findings of this study, this show can help to increase cross-cultural understanding between Korea, Naples, and Morocco by utilizing 15 strategies and cross-cultural communication in the gastrodiplomacy process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerbitan Yogya (LP3Y) dan Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), 1994
R 778.53 SEM m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>