Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1994
368.382 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Depkes. RI, 1991
338.736 1 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Herwaty Febby Pulina
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S7122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1994
351.009 2 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Indratjahaja
"ABSTRAK
lJntuk meningkatkan kesejahteraan pegawai, sejak tanggal 1 April 1974 direksi
BUMN ?X? menetapkan kebijakan menyisihkan dana dalam bentuk tabungan
yang akan diberikan kepada pegawai saat putus hubungan kerja. Pengelola dana
tabungan tersebut berbentuk yayasan. Yayasan pengelola dana tabungan
mengalami perkembangan dari terakhir adalah yayasan tabungan pegawai BUMN
?X? yang berdiri pada 17 Pebruari 1993.
Krisis perekonomian regional asía tenggara sejak pertengahan bulan Juli 1997
berdampak pada perekonomian indonesia hingga saat ini. Kondisi krisis ini
berakibat pada indikator makro ekonomi seperti inflasi, tingkat bunga dan nilai
tukar rupiah. Hasil pengembangan dana yayasan sangat banyak tergantung pada
indikator tersebut, untuk itu diperlukan keputusan investasi yang tepat. Tujuan
studi kasus ini adalah melihat sampai sejauh mana keputusan investasi sudah
dilakukan tepat sasaran dalam mengoptimalkan pengelolaan dana tabungan.
Selama tahun analisa yaitu 1995/96 hingga 1998/99 kebijakan alokasi aset
investasi yayasan bertumpu pada deposito berjangka yaitu diatas 85% dari total
nilai investasi. Bila melihat hasil pada tahun 1995/96 dan 1996/97, dimana krisìs
ekonomi belum melanda Indonesia maka hasil dari deposito berjangka lebih
rendah dari hasil saham atau hasil obligasi. Dengan tingkat suku bunga dan kurs
US dollar yang tinggi sejak krisis, alokasi aset investasi dalam deposito berjangka
adalah tepat.
Batasan-batasan yayasan adalah likuiditas rendah, horison investasi panjang,
peraturan relatif rendah, dikenakan pajak dan mempunyai kebutuhan khusus akan
besarnya hasil investasi sebagai bekal peserta di hari tua dan penyisihan dana
untuk pengembangan. Selanjutnya tujuan yayasan adalah return requirement
mendapatkan capital gain dengan hasil minimal setara bunga deposito bank
pemerintah dengan toleransi resiko relatif lebih besar dari rata-rata investor
institusi.
Sesuai batasan dan tujuan yayasan maka kebijakan investasi dalam alokasi aset
sebaiknya dalam bentuk saham dan obligasi dengan proporsi lebih besar dari
proporsi deposito berjangka. Diversifikasi investasi harus dilakukan pada saham
penempatan langsung, tanah dan bangunan, dari usaha sektor rill. Diversilikasi
juga perlu dilakukan pada pasar luar negeri.
Pada tahun 1998/99 hasil dari deposito berjangka merupakan 95,64% dan hasil
usaha yayasan dengan alokasi sebesar 97,31% dari total nilai investasi. Tingkat
hasil dari deposito berjangka sebesar 35,40% selama tahun 1998/99. Berdasarkan
analisa portofolio tahun 1998/99, maka alokasi aset yang optimal adalah 100%
penempatan dalam deposito berjangka.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahdiansyah Putra
"Tahun 2010, Pemerintah Indonesia membentuk Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN), yakni anggaran pendidikan yang dialokasikan untuk pembentukan endowment fund guna menjamin keberlangsungan program pendidikan generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antargenerasi (intergenerational equity) yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). LPDP menyelenggarakan program beasiswa dengan misi “mempersiapkan pemimpin dan profesional masa depan Indonesia”. Hingga tahun 2017, penerima beasiswa LPDP sebanyak 18.466 orang. Dalam pelaksanaannya, ada ketidakjelasan antara target dan kinerja outcomes program beasiswa LPDP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana rumusan target dan kinerja outcomes program beasiswa LPDP dengan model Targeting Outcomes of Program (TOP). Paradigma penelitiannya adalah postpositivisme dengan metode kualitatif untuk menggali rumusan target (program development) dan menilai kinerjanya (program performance). Ada 2 kesimpulan dari penelitian: (1) LPDP belum memiliki rumusan target outcomes yang jelas; dan (2) kinerja outcomes program belum selaras dengan amanah intergenerational equity dan misinya. Untuk itu, ada 4 saran penyempurnaan program beasiswa LPDP ke depan: (1) penyusunan vision study tentang kebutuhan pengembangan sumber daya manusia berbasis daerah/wilayah, industri, profesi, dan keilmuan di Indonesia; (2) pengembangan program beasiswa untuk strata pertama (diploma ataupun sarjana) terintegrasi dengan Program Indonesia Pintar (PIP) dan pengembangan pinjaman pendidikan;     (3) berkolaborasi dengan kementerian/lembaga pengelola program sejenis serta sektor industri; (4) penyesuaian standar biaya hidup dan mekanisme pembayarannya.

In 2010, the Government of Indonesia established the National Education Development Fund (DPPN), the education budget allocated for the endowment funds to ensure the continuation of the next generation education program as an intergenerational equity managed by the Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). LPDP organizes scholarship programs with the mission of "preparing future leaders and professionals of Indonesia". Until 2017, there were 18,466 LPDP scholarship recipients. In its implementation, there is a lack of clarity between the target and outcomes of the LPDP scholarship program outcomes. This study aims to see how the target formulation and outcomes of LPDP scholarship program outcomes with the Targeting Outcomes of Program (TOP) model. The research paradigm is postpositivism with qualitative methods to explore program development and assess its performance (program performance). There are 2 conclusions from the research: (1) LPDP does not have clear formulation of target outcomes; and (2) outcomes of program outcomes have not been aligned with the mandate of intergenerational equity and its mission. There are 4 suggestions for improving the LPDP scholarship program in the future: (1) the preparation of a vision study on the needs of developing human resources based on regions / regions, industries, professions, and science in Indonesia; (2) development of scholarship programs for the first strata (diploma or undergraduate) integrated with the Smart Indonesia Program (PIP) and the development of educational loans; (3) collaborating with ministries / institutions of similar program management and industry sectors; (4) adjusting the standard of living costs and the payment mechanism."
2019
T53735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1991
368.382 IND t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli
"ABSTRAK
Salah satu tugas dan fungsi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) adalah melakukan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) melalui instrument investasi jangka pendek. Dalam berinvestasi, pemilihan portofolio investasi akan berdampak besar pada hasil investasi yang akan diterima serta risiko yang akan dihadapi. Untuk itu, diperlukan penentuan portofolio optimal yang dapat membentuk portofolio sedemikian rupa sehingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi return harapan investasi. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan manajemen apakah portofolio investasi aktual yang dimiliki LPDP merupakan portofolio yang optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa portofolio investasi aktual LPDP menghasilkan risiko investasi sebesar 0,00385 dan return harapan sebesar 8,04% dengan komposisi obligasi 63,31% dan deposito 36,69%. Portofolio aktual tersebut bukanlah merupakan portofolio optimal karena dengan risiko investasi yang sama, return harapan yang lebih besar dapat dicapai sebesar 8,15% pada komposisi obligasi 6,07% dan deposito 93,93%. Jika LPDP memasukkan saham dalam portofolio investasi, portofolio optimal dapat dihasilkan dengan komposisi obligasi 74,72%, deposito 24,81% dan saham 0,47 % yang menghasilkan risiko investasi sebesar 0,00537 dan return harapan sebesar 8,06 %."
Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pembendaharaan, 2017
336 ITR 2:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soemiarti Patmonodewo
"Pendahuluan
Buku Pedoman untuk Pelatih ini merupakan buku pelengkap paket PEMINAS (DIKTI: Hibah Bersaing VI/1-2-3 dan sekaligus sebagai pendukung pengetahuan apabila seseorang ingin menyelenggarakan progran PEMINAS. Penulisannya disesuaikan dengan mereka yang memiliki keterampilan membaca seseorang tamat Sekolah Menengah Pertama.
Program PEMINAS, bermula dengan penyuluhan ibu tentang minat sains. Selanjutnya orangtuanya meneruskan pengetahuan dan keterampilan sains yang dipereleh dari pelatih kepada anak-anaknya saat mereka berada di rumah. Dengan demikian PEMINAS membutuhkan pemahaman pendidikan orang dewasa, yang berbeda dengan pendidikan anak. Setiap orang yang hendak berhubungan dengan anak prasekolah, maka sebaiknya memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan anak usia prasekolah, baik tentang ciri maupun tugas perkembangannya.
Anak prasekolah tentunya memiliki ciri yang berbeda dengan anak bayi maupun usia sekolah. Lingkungan anak prasekolah lebih kaya dan luas dibandingkan lingkungan bayi. Anak prasekolah lingkungan fisiknya lebih luas dari bayi. Anak prasekolah sudah memiliki teman sebaya dari tetangga atau mungkin mereka telah bergaul dengan teman sekolah atau orang dewasa lain (guru).
Sains adalah suatu kegiatan yang sering kali masih asing bahkan ditakuti oleh para orangtua maupun guru sekalipun. Untuk itu baik para orangtua maupun anak perlu dimotivasi lebih dahulu. Sains masih ditakuti oleh para orangtua maupun para guru sekalipun.
Hubungan anak dengan orang tua seringkali kurang efektif karena tidak jarang para orangtua menggunakan gaya pengasuhan otoriter, yang seringkali menyebabkan orangtua tidak akrab dengan anak-anaknya karena mereka selalu ingin menang. Padahal komunikasi yang paling efektif apabila orangtua menggunakan gaya pengasuhan demokratis. Dengan melakukan komunikasi yang efektif dengan orangtua, dan kelak dengan orang dewasa lain, anak diharapkan mampu mengemukan ide atau hasil pemikirannya. Dalam kegiatan sains, berani melakukan komunikasi dianggap kegiatan yang utama. Sementara itu dalam pengasuhan beberapa waktu yang lalu berkomunikasi tidak terlalu ditekankan. Maka tidak jarang usaha ini dianggap tidak mudah.
Dalam kegiatan PEMINAS ini diperlukan peralatan yang dikemukakan dalam satu bab tersendiri. Alat-alat maupun bahan yang disarankan untuk kegiatan sains ini sangat dipilih, jangan sampai membahayakan keselamatan anak, misalnya tidak mudah pecah, tajam dan tidak beracun?"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>