Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2562 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vigorita, Vincent J.
Philadelphia: Wolters Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins, 2008
616.707 VIG o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Astuti
"Forklift worker is one of the types of jobs that have a risk of musculoskeletal disorders due to individual factors, the environment, and jobs factors. This study was conducted to see a picture of the forklift worker`s jobs, determine the individual and environmental factors associated with musculoskeletal disorders in forklift workers in PT X in 2013 and see a picture of an occupational hazard. This research is quantitative research using cross-sectional study design with questionnaires and REBA. The study states that the duration of work affects the subjective complaints of musculoskeletal disorders and ergonomic risk level forklift workers including mild to moderate. It necessary to supervise forklift workers working posture control, setting the duration of the work, socialization musculoskeletal disorders, the symptoms, the risk factors, the method of prevention, and a simple way of treatment.

Pekerja forklift merupakan salah satu jenis pekerjaan yang memiliki risiko terkena musculoskeletal disorders karena faktor individu, lingkungan, dan pekerjaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pekerjaan forklift, faktor individu dan lingkungan yang berhubungan dengan musculoskeletal disorders pada pekerja forklift di PT X tahun 2013 dan melihat gambaran risiko pekerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi potong lintang dengan kuesioner dan tools REBA. Hasil penelitian menyatakan bahwa lama kerja mempengaruhi keluhan subyektif musculoskeletal disorders dan tingkat risiko ergonomi pekerja forklift termasuk ringan hingga sedang. Sarannya, perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian postur kerja pekerja forklift, pengaturan durasi kerja, sosialisasi terkait musculoskeletal disorders, gejala, faktor risiko, tindakan pencegahan, dan penanganan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi dan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja garmen PT Parahita Prima Sentosa menggunakan tools REBA dan kuesioner NBM. Responden pada studi ini adalah 33 pekerja yang tersebar pada setiap aktivitas mencakup cutting, sewing, setrika dan quality control. Hasilnya menunjukan bahwa dengan metode REBA didapatkan mayoritas pekerja pada bagian produksi mempunyai tingkat risiko sedang untuk terjadi MSDs, yaitu operator jahit, operator setrika, dan pekerja quality control dan satu aktivitas yang memiliki risiko sangat tinggi yaitu operator cutting. Untuk hasil kuesioner NBM menunjukan bahwa pekerja pada industri ini mengeluhkan pada bagian pinggang (87.9%), leher atas (63.6%) dan betis kiri (60.3%).

This Research purposes to find out risk level of ergonomic and Musculoskeletal Disorders complaint in garment workers at PT Parahita Prima Sentosa using REBA tools and NBM questionaires. The respondents of this study are 33 workers that dispersed at each activity included cutting, sewing, ironing and quality control. The result of this study (REBA) showed that the majority of workers in the production division were have a medium risk for MSDs, there are sewing operators, ironing operators, and quality control workers and just one activity that has a very high risk which is cutting operators. Results for NBM questionary obtained that workers in this industry has complaints in their waist (87.9%), upper neck (63.6%) and left calf (60.6%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Ayu Eurohastanti
"ABSTRAK
MSDs memiliki prevalensi tinggi di beberapa pekerjaan berbeda sehingga menjadi salah satu isu kesehatan kerja yang perlu dikendalikan. Klinik perusahaan mencatat bahwa prevalensi nyeri otot pada pekerja PT. X bulan Januari 2016 November 2016 sebanyak 18 kunjungan klinik dengan diagnosa nyeri otot dan sendi, yang diduga merupakan kasus MSDs yang diakibatkan diakibatkan karena pekerjaan terkait penggunaan komputer. Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 119. Sampel yang diambil merupakan seluruh karyawan PT. X. Faktor risiko yang digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian ini diantaranya faktor risiko individu BMI dan perilaku merokok, lingkungan lingkungan fisik dan peralatan kerja, fisik postur, durasi dan waktu istirahat, dan psikososial beban kerja, tugas pekerjaan, jenjang karir, hubungan interpersonal, kontrol, dan stress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara keluhan MSDs kronis dengan BMI (OR = 8.93), postur (OR = 2.81), waktu istirahat (OR = 6.0), durasi (OR = 2.747), tugas pekerjaan (OR = 3.33), beban kerja (OR = 2.63), stress kerja (OR = 2.82). Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa waktu istirahat merupakan variabel yang paling mempengaruhi terjadinya keluhan MSDs kronis (OR = 7,82) dengan variabel lain yang siginifikan ialah BMI dan stress kerja karyawan.

ABSTRACT
High prevalence of MSDs in different work activities lead to occupational health and safety issue that must be controlled. Company's clinic found that 18 visits reported with Myalgia diagnose as a MSDs complaint case caused by work activity around PT. X workers from January 2016 November 2016. This research is cross sectional with 119 sample. The sample are all employee at X. Dependent variable is MSDs complaint, whereas independent variables as risk factor are individual factors BMI, current smoking status, physical factors posture, rest break, and duration, psychosocial factors work load, task, carier level, interpersonal relation, job control, and job stress, physical environment, and work equipment. The results of this research shown that there is a significance relation between MSDs Chronic Complaint with BMI (OR 8.93), posture (OR 2.81), rest break (OR 6.0), durasi (OR 2.747), task (OR 3.33), work load (OR 2.63), job stress (OR 2.82),. Mutivariate analysis shown that rest break is a domant factors associated with MSDs complaint whereas BMI dan job stress are the other significant factors. "
2017
T48863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviaji Joko Priono
"ABSTRAK
Latar Belakang: Musculoskeletal Symptoms (MSS) merupakan salah satu gangguan yang sangat umum terjadi dan menjadi masalah kesehatan para pekerja. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko individu, organisasi, lingkungan, fisik dan psikososial dengan MSS pada pekerja pabrik di Karawang, Indonesia. Metode: Desain study yang digunakan adalah cross sectional. Data dikumpulkan dari Januari- Juni 2019 melalui survey online pada 288 pekerja secara acak. Data dianalisis dengan menggunakan regresi logistik. Hasil: Prevalensi MSS pada leher, bahu, punggung atas dan punggung bawah lebih dari 60%. Jumlah rata-rata keluhan pada periode 7 hari terakhir adalah 4,3 keluhan dan periode 12 bulan terakhir adalah 4,8 keluhan dari total 9 bagian tubuh. Pekerja yang mengalami stress dapat meningkatkan risiko MSS pada leher 4,25 kali. Berat beban angkat >10kg meningkatkan risiko terjadinya MSS pada bahu sebesar 2,33 kali, punggung atas 3,25 kali, dan punggung bawah 3,52 kali. Kesimpulan: Kami menyimpulkan bahwa perlu ada perhatian khusus pada pekerja yang mengangkat beban berat dan juga manajemen stress karena kedua hal tersebut adalah faktor dominan yang dapat meningkatkan MSS.

ABSTRACT
Background: Musculoskeletal Symptoms (MSS) is one of the most common disorders and is a health problem for workers. Objective: This study aims to determine the relationship between individual, organizational, environmental, physical and psychosocial risk factors with MSS in factory workers in Karawang, Indonesia. Method: The study was cross sectional. Data was collected from January to June 2019 through an online survey of 288 workers randomly. Data were analyzed using logistic and ordinal regression. Results: The prevalence of MSS more than 60% in the neck, shoulders, upper back and lower back. The average number of complaints in the last 7 days was 4.3 complaints and the last 12 months was 4.8 complaints from a total of 9 body parts. Several factors are associated with and can increase the risk of MSS in the neck as in very stressful conditions (OR 4.25, 95% CI 1.25-14.46). Weight lifting >10kg can increase the risk of MSS on the shoulder (OR 2.33, 95% CI, 1.08-5.02), upper back (OR 3.25, 95% CI, 1.06- 9.96) and lower back (OR 3.52, 95% CI, 1.27-9.71). Conclusion: We conclude that there needs to be special attention to workers who lift heavy loads and also stress management because both of these are dominant factors that can increase MSS."
2019
T54517
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Dwi Chrismastuty
"Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan terhadap pekerja kusen di UD X Tangerang Selatan untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi pada pekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penulisan cross sectional yang bersifat deskriptif analitik. Penulis melakukan observasi dan analisis risiko MSDs menggunakan metode REBA. Hasilnya, tahapan aktivitas pekerjaan pembuatan kusen, daun pintu dan daun jendela di UD X Tangerang Selatan memiliki tingkat risiko MSDs sedang sampai tinggi sehingga harus segera dilakukan tindakan perbaikan. Hal ini terjadi karena kombinasi beberapa faktor yang ada dalam pekerjaanya, yaitu postur janggal, frekuensi, durasi, dan beban kerja.

This research is conducted on the sills workers in UD X South Tangerang to determine the ergonomic risk level on the workers. This research is a quantitative research with a cross sectional descriptive analytical design. Authors conducted observations and MSDs risk analysis using REBA method. The result, the sills, doors, and shutters making activity stages in UD X South Tangerang have a level of moderate to high risk of MSDs so the corrective action must be done immediately. This happens because there is a combination of several factors at work, which is awkward postures, frequency, duration, and workload."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Habib Qalby AL Zhahir
"Skripsi ini membahas terkait gambaran mengenai faktor risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada karyawan di kantor pusat PT. X Jakarta tahun 2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian case study yaitu dilakukan dengan cara meneliti pada kelompok pekerja yang mengalami MSDs secara mendalam dari beberapa hal yang berhubungan dengan kasus tersebut dengan tools berupa dengan tool berupa RULA (Rapid Upper Limb Assessment) dalam menilai postur kerja responden, wawancara mendalam pada responden, check-list desain tempat kerja pada responden, dan medical record responden tahun 2012.
Hasil yang didapatkan adalah postur kerja, desain tempat kerja dan karakteristik personal merupakan faktor-faktor terjadinya MSDs. Sehingga dibutuhkan pengendalian terhadap risiko ini berupa memperbaiki desain tempat kerja sesuai standar OSHA dan memberikan pelatihan/pendidikan terkait pencegahan MSDs.

This research describes about risk factors associated Musculoskeletal Disorders (MSDs) in the central office employees at PT. X Jakarta in 2012. The research was conducted using case study design is done by examining the groups of workers experiencing MSDs in depth from a few matters relating to the case with the tools such as the form of RULA (Rapid Upper Limb Assessment) in assessing the working posture of respondents, interviews depth on the respondents, check-list design work on the respondent, and the medical records of 2012 respondents.
The results obtained are working posture, workplace design and personal characteristics are all factors of MSDs. So, it takes control of this risk in the form of improving the design of the workplace according to OSHA standards and provides training/education related to prevention of MSDs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Effyanti Rahayu
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26667
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Kartikawati
"Latar belakang dan Tujuan: Bajaj sebagai salah satu alat transportasi rakyat yang dapat menimbulkan getaran. Getaran yang mengenai tubuh dapat menimbulkan gangguan, antara lain nyeri bahu. Kelainan tersebut dapat terjadi akibat gangguan pada neuromuskular, vaskuler, darah, tulang dan sistem lainnya. Pajanan getaran yang terjadi terus menerus dapat menimbulkan gangguan muskuloskeletal pada leher, bahu dan lengan atas. Gangguan muskuloskeletal ini merupakan salah satu gejala dari pajanan getaran yang terbanyak, yaitu 17-42%.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dilakukan di KDK FKUI Kel. Kayu Putih, Jakarta Timur. Pada November 2008- Januari 2009. Pengambilan sampel berdasarkan total sampling. Pengumpulan data dengan anarnnesa menggunakan kuesioner, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan getaran pada bajaj. Variabel yang diteliti adalah Umur, pendidikan, merokok, usia bajaj, perawatan kendaraan, lama kerja per hari, penggunaan alat peredam di tangan kanan, bokong dan kaki kanan, alat pelindung diri. Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, sudut antara lengan atas dan batang tubuh (sudut ketiak), Tingkat akselerasi getar pada tangan kanan, bokong dan kaki kanan. Populasi bajaj di Kel.Kayuputih seratus lima puluhan.
Hasil Penelitian: prevalensi pengemudi bajaj yang mengalami nyeri bahu kanan akibat getaran adalah 63.9%. Faktor paling dominan berhubungan dengan nyeri bahu kanan adalah faktor merokok. Memiliki risiko 17.06 kali terjadinya nyeri bahu dibandingkan tidak merokok dan WBV bokong >0.4 m/det2 (p=0.000) memiliki risiko 11.60 kali terjadinya nyeri bahu dibandingkan WBV bokong <0.4 m/det2.
Kesimpulan dan Saran: Faktor yang paling berhubungan dengan nyeri bahu kanan adalah faktor merokok, faktor tingkat akselerasi getar pada bokong. Perlu dibuat modifikasi kendaraan pengganti yang aman dan terjangkauoleh pengemudi bajaj sehingga mereka secara sukarela beralih profesi menjadi kendaraan yang lebih aman."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T31655
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Delvi Yolanda
"Para pekerja konstruksi seringkali dihadapkan pada kondisi terpapar faktor risiko terjadinya gangguan otot rangka. Smallwood (2002} mernbuat skor dan me­rangking 23 kegiatan kontruksi di Afrika Selatan pada tabun 1996 - 2001 menempatkan pekerjaan pengecoran dalam 3 teratas pekerjaan yang paling beresiko terhadap terjadinya gangguan otot rangka. Pekerjaan pengecoran sarat dengan task task menggunakan tenaga manual, merupakan suatu slklus yang berufang-ulandan bersifat kontinu dimana pekerjaan tidak. boleh terhenti sebelum seluruh area yang direncanakan selesai dicor (durasi yang lama). Kondisi tersebut sangat berpeiuang dalam mengembangkan risiko-risiko terjadinya gangguan terhadap sistem otot dan rangka. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis faktor risiko tenuama terhadap risiko pada otot dan rangka pada pekerjaan pengecoran agar dapat ditetapka.n program pengendalian risiko yang tepat untuk menghilangkan atau meminimalisasi risiko tersebut.
Metode penelitfan ini adalah kualitatif dengan desain deskriptif. dimana peneliti mengumpulkan data dengan melakukan observasi langsung di Japangan dengan mengamati setiap task pada kegiatan pengecoran. Data observasi juga didukung dengan pengambilan foto dan video. Ada 8 (de!apan) task daJam pekerjaan pengecoran yang menjadi diobservasi oleh peneliti, yaitu uji slump, menyambung pipa pompa, menuangkan belon, memadatkan beton dengan sistem vibrasi, menyebarkan beron. meratakan pennukaan beton, merapikan permukaan beton, dan menggarisi permukaan beton. Hasil penelitan memperlihatkan adanya beberapa faktor risiko yang terjadi pada pekerjaan pegecoran,yaitu postur janggai (5 tasks}, gerakan repetitive (6 tasks)pengerahan tenaga beriebihan (2 tasks), getaran (I rask) dan contact stress (1 task). Dad faktor risik.o tersebut,. rask yang diketabui beresiko dapat menyebabkan gangguan otot nmgka adalah task menyambung pipa pampa, menuangkan beton, memadatkan beton dengan sistem vibrasi, menyebarkan beton, dan merapikan pennukaan beton, Sedangkan task uji slump, meratakan permukaan beton dan menggatisi permukaan beton tidak beresiko menyebabkao gangguan otot rangka karena durasinya yang pendek.

Construction worker are mostly exposed with the risk factors of musculoskeletal disorders, Smallwood (2002) had scored and ranked the 23 of the construction-s jobs fn South Africa within 1996- 2001, and placed !he concreting task as the top three of the riskies task for developing musculoskeletal disorders. The nature of concreting works (if still doing the manual task, as the repetitive circle of work, and fasting continuously, where the work cannot be stopped before finished all of the planned area (long duration). These conditions lead the jobs in increasing the risk for developing musculoskeletal disorders. So that, is necessary to analyze the ergonomic's risk factors particulary in musculoskeletal disorders risk in concreting jobs, as the point in developing the required control programs to eliminate or minimize those risks.
This research is a descriptive research design with the qualitative method, in which the researcher conducted the direct observation at the field by observed each concreting ask. This observation was also supported with photos and video. Eight tasks in concreting had been observed by researcher, those are: slump Jest, joining the pump's pipes, concrete pouring, vibrating, concrete spreading, concrete leveling, concrete finishing, and concrete lining. The result shown some rikk foctars founded in concreting jobs, those are: aukward postures (5 tasks). repetitive movement (6 tasks), overexertion (2 Jasks), vibrating (I task), dan contact stress (I task). From the risk factors, it is founded that the 1ask.s in which increasing the risk of musculoskeletal disorders are: joining are pump's pipes, concrete pouring, vibrating, concrete spreading. and concrete finishing. While, the slump test, concrete leveling, and concrete lining were not increasing the risk of musculoskeletal disoreders because of ifs short duration."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>