Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186395 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Feriandi Mirza
"Dalam mengalokasikan spektrum frekuensi radio untuk kebutuhan layanan siaran TV digital dan aplikasi terestrial lainnya dalam hal ini adalah layanan mobile broadband ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan yang secara umum dibagi menjadi 2 (dua), yaitu faktor atau variabel yang berupa aspek teknis dan aspek non-teknis, dalam hal ini adalah aspek potensi bisnis dari kedua layanan tersebut.
Dalam tesis ini akan untuk menentukan alokasi spektrum frekuensi radio pada pita Ultra High Frequency (UHF) untuk kebutuhan siaran TV digital terrestrial dengan metode optimasi dengan program linier yang bertujuan untuk menentukan nilai optimum dari potensi pendapatan di industri layanan siaran TV digital terestrial dan mobile broadband. Hasil dari optimasi tersebut mengalokasikan spektrum frekuensi sebesar 192 Mhz untuk kebutuhan layanan siaran TV digital terestrial dan 112 Mhz untuk kebutuhan layanan mobile broadband.

In allocating the radio frequency spectrum for digital TV terrestrial broadcasting service needs and other terrestrial applications in this regard is the mobile broadband services there are several factors to consider are generally divided into 2 (two), the technical non-technical aspects, in this case is the aspect of the business potential of these services. This thesis will determine the allocation of radio frequency spectrum in the Ultra High Frequency (UHF) band for digital terrestrial TV broadcasting by the optimization method with a linear program that aims to determine the optimum value of potential revenues in the industry of digital terrestrial TV broadcasting and mobile broadband services.
Results of the optimization is the allocation of the frequency spectrum at 192 MHz for digital TV terrestrial broadcasting services and 112 MHz for mobile broadband service needs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27857
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Poltak Renold
"Tesis ini bertujuan memformulasikan strategi yang tepat dalam pemasaran produk mobile broadband SMART melalui analisis Porter 5 Forces dan SWOT. Potensi kompetitif SMART bersarkan Porter 5 Forces berada di level Medium. Hasil analisis SWOT menunjukkan posisi SMART pada Kuadran IV (Kekuatan - Ancaman) yang selanjutnya mengarahkan pada alternatif strategi stabilisasi dalam Grand Strategy. Dari sejumlah strategi berdasarkan Porter 5 Forces dan Grand Strategy, dilakukan pendekatan QSPM untuk menentukan suatu strategi unggulan dalam pemasaran produk mobile broadband SMART. Hasilnya adalah strategi tetap mempertahankan diferensiasi produk unlimited murni untuk memperkuat penetrasi pasar.

The focus of this study is to formulate the best strategy of product marketing of SMART mobile broadband through Porter 5 Forces and SWOT analysis. Porter 5 shows the medium level of SMART competitive potential. SWOT results the Quadrant IV of SMART position (Strenght - Threats) that continuing into stabilization strategy in Grand Strategy. Using QSPM approach, available strategies from Porter 5 Forces and Grand Strategy are processed to perform a best strategy of product marketing of SMART mobile broadband which is to keep the product differentiation strategy of unlimited mobile broadband in strengthening the market penetration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26767
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Franke Ann Hirt
"ABSTRAK
Kondisi infrastruktur telekomunikasi di Indonesia adalah belum merata. Terbitnya perpres no 96 tahun 2014 tentang Rencana Pitalebar Indonesia menjadi kesempatan untuk bisa membangun infrastruktur telekomunikasi dengan menekankan pada coverage dan kualitas. Daerah rural menjadi tujuan utama pembangunan broadband. Metode yang digunakan adalah subsidi beberapa komponen jaringan pada pembangunan BTS dan Ran Sharing dalam tesis ini berfokus pada tower sharing. Dimana model subsidi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ditambah dengan metode tower sharing, bias menghasilkan nilan NPV yang layak pada pembangunan BTS di tahun kelima di Kabupaten Buton sudah memungkinkan untuk dicabut subsidinya karena profit cummulative sudah sangat layak secara bisnis. Sementara pembangunan BTS di Kabupaten Morotai, semua scenario pembangunan bernilai positif, sehingga bias disimpulkan bahwa operator tidak perlu subsidi untuk membangun BTS di wilayah Kabupaten Morotai.

ABSTRACT
The condition of the telecommunications infrastructure in Indonesia is not evenly distributed. The isuuance of Presidential Regulation No. 96 of 2014 concerning Indonesian Broadband Plan could be an opportunity to build a telecommunication infrastructure with emphasis on coverage and quality. Rural areas became the main objective of development of broadband. The method used is subsidizing several network components in the construction of BTS and Ran Sharing in this thesis focuses on tower sharing. Where a model of subsidies from the Central Government and Local government coupled with tower sharing method, can generate NPV decent value and on the construction site i the fifth year in Buton already allows for subsidies revoked because cumulative profit already very viable business. As for the construction of base stations in the District of Morotai, all development scenario is positive, so that it can be concluded that operator does not need subsidies to build base station in the district of Morotai.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T45250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessi Arnaz Ferari
"Market mechanism merupakan suatu pendekatan yang digunakan dengan tujuan untuk mencapai efisiensi penggunaan sumber daya frekuensi yang terbatas dengan memberikannya kepada pengguna potensial untuk menjalankan layanannya, dimana layanan tersebut harus dapat menghasilkan nilai tertinggi dari sumber daya frekuensi tersebut, maka akan diberikan izin hak untuk menggunakannya, dengan kata lain adalah bahwa dengan menggunakan mekanisme pasar (market mechanism) dapat mendorong penggunaan spektrum frekuensi radio dan memfasilitasi ekspansi dan inovasi layanan.
Analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode Cost and Benefits Analysis (CBA), dimana CBA ini untuk membandingkan keuntungan bersih yang dihasilkan dari pemanfaatan spektrum frekuensi radio dengan membuat beberapa kondisi untuk pemanfaatan spektrum frekuensi radio pada pita 478-806 MHz. Dalam menggunakan metode CBA, terlebih dahulu harus diidentifikasikan dan dikonversikan komponen-komponen penilaiannya yaitu biaya-biaya dan manfaat-manfaat yang dihasilkan oleh pemanfaatan spektrum frekuensi radio pada pita frekuensi 478-806 MHz melalui beberapa kondisi layanan ke dalam nilai ekonomis atau moneter. Kemudian dianalisis kelayakan ekonomisnya memanfaatkan alat-alat analisis finansial dengan menggunakan Net Present Value.
Pemanfaatan spektrum frekuensi radio pada pita 478-806 MHz (UHF) diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kondisi, yaitu kondisi eksisting, kondisi transisi, dan kondisi analog switch off, hasil potensi nilai ekonomi pemanfaatan spektrum frekuensi radio pada pita 478-806 MHz (pita UHF) yang paling optimal terdapat pada kondisi dimana pemanfaatan spektrum frekuensi radio pada pita 478-806 MHz digunakan untuk layanan televisi siaran digital dengan digital dividend dimanfaatkan untuk layanan broadband wireless (kondisi analog switch off). Pemanfaatan digital dividend untuk layanan broadband wireless digunakan sebagai strategi untuk melaksanakan pembangunan akses broadband di Indonesia.

Market mechanism is an approach used with the objective of achieving efficient use of limited frequency resources by giving potential users to run their services, where such services should be able to produce the highest value of frequency resources. They will then be granted the right to use the frequency resources. In other words, by using market mechanism, it will encourage the use of radio frequency spectrum and facilitate expansion and service innovation.
Analysis of this study uses the method of Cost and Benefit Analysis (CBA), where this method of CBA is to compare the net profit resulted from utilization of radio frequency spectrum by making a number of conditions for the utilization of radio frequency spectrum in the bands of 478-806 MHz. In using the CBA method, the components of assessment must first be identified and converted, namely the costs and benefits generated by the utilization of radio frequency spectrum in the bands of 478-806 MHz through some conditions of service to the economic or monetary value. And then the economic feasibility is analyzed using Net Present Value technique.
Utilization of radio frequency spectrum in the bands of 478-806 MHz (UHF band) is classified into three (3) conditions, the existing condition, the transition condition, and the analog switch off condition. The most optimum potential result of the economic value of radio frequency spectrum utilization in the bands of 478-806 MHz (UHF band) is at the condition where the utilization of radio frequency spectrum in the band of 478-806 MHz is used for digital broadcast television service with the digital dividend used for broadband wireless services (the analog switch off condition). Utilization of digital dividend for broadband wireless services is used as a strategy to implement the broadband access development in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31303
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wirianto Pradono
"ABSTRACT
Indonesia memiliki aset yang berperan penting bagi pembangunan nasional termasuk sosial dan ekonomi antara lain sumber daya manusia dan industri dalam negeri. TIK khususnya internet pitalebar merupakan salah satu kunci dalam pembangunan sosial ekonomi di suatu negara. Studi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak pemanfaatan internet pitalebar di Indonesia terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat serta mengidentifikasi apakah langkah yang telah dilakukan pemerintah daerah dalam mendorong pemanfaatan internet pitalebar telah dilakukan secara optimal. Data yang diperoleh melalui penelitian dianalisis menggunakan metode Matthew B Miles dan A Michael Huberman, (2007). Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan internet pitalebar di Indonesia meningkat dengan signifikan dan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat. Namun demikian pemanfaatan internet pitalebar tersebut belum dilakukan secara optimal terutama untuk tujuan yang bersifat produktif. Pemerintah daerah telah melakukan sejumlah langkah strategis untuk mendorong pemanfaatan internet pitalebar di Indonesia seperti penggelaran ducting untuk kabel serat optik, pelatihan bidang TIK, penyediaan akses internet WiFi di fasilitas publik. Namun, langkah yang dilakukan pemerintah daerah perlu lebih diintensifkan guna memperluas penetrasi internet pitalebar untuk peningkatan dan pemerataan pertumbuhan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia."
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika,Badan Penelitian dan Pengembangan SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2016
302 BPT 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zeki
"Digitalisasi teknologi penyiaran sudah menjadi suatu keharusan dengan semakin berkurangnya ketersediaan kanal frekuensi seiring meningkatnya permintaan kanal oleh stasiun-stasiun TV baru. Skripsi ini membahas metode yang digunakan dalam merencanakan alokasi kanal pada sistem televisi digital di Indonesia yang menggunakan basis teknologi DVB-T. Penggunaan perangkat lunak CHIRPlus_BC digunakan untuk memodelkan propagasi gelombang radio yang dipancarkan seluruh stasiun pemancar di 14 wilayah layanan yang terletak di provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Perancangan distribusi frekuensi kanal ini diawali dengan menentukan seluruh parameter transmisi terbaik untuk memberikan keseimbangan antara proteksi data, laju data serta kemungkinan fitur yang dapat dilayani. Berikutnya pembentukan kelompok frekuensi dan menentukan kontur wilayah yang diakhiri dengan menentukan besarnya kontur wilayah layanan berdasarkan kuat pancar dan tinggi antena agar terhindar dari interferensi co-channel dan adjacent channel.
Langkah terakhir adalah penentuan kanal transisi sebagai fasilitas penampung stasiun yang bentrok dengan TV analog existing selama proses transisi. Hasil yang diharapkan berupa wilayah layanan DVB-T yang jelas dan pembagian kanal yang optimal dengan interferensi minimum untuk setiap wilayah layanan.
Dari hasil perancangan ini maka selanjutnya hasil distribusi frekuensi ini dapat diimplementasikan secara utuh ataupun parsial dalam menentukan masterplan pertelevisian digital, dan dapat digunakan sebagai patokan dalam penggunaaan kanal-kanal sekitar yang akan dipergunakan untuk teknologi digital untuk telekomunikasi ataupun penyiaran lainnya.

Digitalization in broadcasting technology is a solution for limited frequency resources that is becoming less as the demand of new channel assignment is increasing. This thesis will concentrate on method that is used to plan channel allocation on digital broadcasting in Indonesia that is based on DVBT technology. Broadcast modelling software called CHIRPlus_BC is used on this project to help modeling the propagation of radio-frequency wave broadcasted by transmitter at all 14 service areas located in three provinces: DKI Jakarta, Banten and Jawa Barat.
The first step taken in designing channel allocation is determining the best transmission parameter that may give the best trade-off in data rate, data protection as well as available features. Thus all channels available are divide into three frequency reuse groups and contours of every service area then can be calculated, where the size of coverage area is determined by transmitting power and height of the transmitter. This stage is crucial as the protection ratio of cochannels and adjacent-channels interference must be kept to maintain best quality service.
The assigment of transition channel is the last finisihing touch to provide backup during migration periode if one channel is already occupied by existing analog TV broadcaster. Process above will result in exact range of each service area and optimum channel distribution with minimum interfernce occurance.
Analysis and design described in the thesis thus can be implemented completely or partially in creating the master plan of digital television. They might be helpful as milestone in assigning neighbouring channel for other digital telecomunication or broadcasting technology.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40551
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla
"Tesis ini bertujuan untuk mengukur kecepatan broadband yang optimal terhadap PDB per Kapita di negara negara pendapatan tinggi, menengah, dan rendah. Indikator ekonomi makro yang dikumpulkan pada peneltian ini berasal dari database Worldbank dan International Telecommunication Union ITU, kecuali data kecepatan broadband terukur yang dikumpulkan daari Ookla, sebuah perusahaan yang menyediakan pengujian broadband dan data aplikasi diagnostic jaringan berbasis web setiap hari. Data yang digunakan adalah data panel dari 84 negara pendapatan tinggi, menengah, dan rendah selama periode 20102017. Penelitian ini menemukan bahwa 10% kecepatan broadband meningkatkan PDB per kapita di negara pendapatan tinggi, menengah, dan rendah masing masing sebesar 0.260, 0.364, dan 0.307 persen. Lebih lanjut, kecepatan broadband dalam meningkatkan PDB per Kapita tidak memiliki titik optimal/titik jenuh. Peningkatan kecepatan broadband secara terus menerus akan menghasilkan pertambahan (imbal hasil) PDB per kapita dengan skala yang semakin meningkat (increasing rate of return to scale). Tingkat kecepatan broadband optimal tidak stabil, sehingga tidak dapat ditemukan. Titik optimal kecepatan broadband merupakan tingkat kecepatan broadband dimana PDB per kapita suatu negara berada pada titik maksimum

This thesis aims to find the optimal broadband speed that maximize GDP per capita in high, middle and low income countries. The macroeconomic indicators collected in this research come from the Worldbank and International Telecommunication Union (ITU) databases, except measurable broadband speed data collected from Ookla, a company that provides web-based broadband testing and diagnostic network application data every day. The data used are panel data from 84 high, middle and low income countries during the period of 2010 - 2017. This study found that 10% broadband speed positively affects GDP per capita in high, middle and low income countries of 0.260, 0.364, dan 0.307 percent. Furthermore, there are not found the optimal broadband speed that creates the maximum GDP per capita, or there are not found an optimal point/saturation point. In other words, a continuous increase in broadband speed will have an impact on an increasing of GDP per capita or an increasing rate return to scale.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bloko Budi Rijadi
"[ABSTRAK
Saat ini operator CDMA sedang mengalami tekanan, karena kalah bersaing dari
segi tarif, keterbatasan handset, dan coverage dibandingkan dengan operator
berbasis teknologi Global System for Mobile Communication (GSM). Dengan
market share sebesar 15 % dari total pelanggan seluler, seluruh operator CDMA
tidak ada yang membukukan keuntungan berdasarkan laporan keuangannya pada
beberapa tahun terakhir. Smartfren mengedepankan keunggulan bersaingnya pada
layanan data, dan tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi bisnis
Smartfren dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Treats)
dan memilih strategi yang menjadi prioritas perusahaan untuk kelangsungan hidup
aktivitas bisnisnya. Hasil analisis menghasilkan strategi yang harus dilakukan
perusahaan, yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk serta mengadopsi
teknologi LTE untuk meningkatkan daya saing layanan mobile broadband
Smartfren.

ABSTRACT
Currently CDMA operators are under pressure, because it can not compete in
terms of rates, the handset limitations, and coverage compared to the technologybased
provider of Global System for Mobile Communication (GSM). With a
market share of 15% of total mobile subscribers, all CDMA operators no book
profits based on its financial statements in recent years. Smartfren promoting
competitive advantage in data services, and the purpose of this study is to analyze
the business strategy Smartfren with SWOT analysis (Strength, Weakness,
Opportunity, and Treats) and choose a strategy that became the company's
priorities for the survival of their business activities. The results of the analysis
produces strategy should the firm, ie market penetration and product development
as well as adopt LTE technology to enhance the competitiveness of mobile
broadband services Smartfren., Currently CDMA operators are under pressure, because it can not compete in
terms of rates, the handset limitations, and coverage compared to the technologybased
provider of Global System for Mobile Communication (GSM). With a
market share of 15% of total mobile subscribers, all CDMA operators no book
profits based on its financial statements in recent years. Smartfren promoting
competitive advantage in data services, and the purpose of this study is to analyze
the business strategy Smartfren with SWOT analysis (Strength, Weakness,
Opportunity, and Treats) and choose a strategy that became the company's
priorities for the survival of their business activities. The results of the analysis
produces strategy should the firm, ie market penetration and product development
as well as adopt LTE technology to enhance the competitiveness of mobile
broadband services Smartfren.]"
2015
T42843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Noperita
"Saat ini telah berkembang teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (WIMAX) yang merupakan teknologi Broadband Wireless Access (BWA), untuk komunikasi broadband yang memiliki kecepatan akses tinggi dan jangkauan yang luas. WIMAX merupakan standar internasional Broadband Wireless Access (BWA) yang mengacu pada standar IEEE 802.16. Saat ini, Rancangan Peraturan (RPM) Menteri Komunikasi dan Informatika tentang penataan pita frekuensi radio untuk keperluan layanan akses pita lebar berbasis nirkabel (Broadband Wireless Access), sedang dalam proses penyusunan dan penyempurnaan. Penelitian yang dilakukan terhadap RPM ini meliputi pita frekuensi radio 2.3 GHz, 2.5 GHz, 3.3 GHz dan 5.8 GHz.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah melalui survey ke operator BWA, wawancara dengan pihak yang terkait BWA, daftar pustaka dan Internet browsing. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan usulan yang membangun dan berdaya guna dalam rangka penyempurnaan Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang penataan pita frekuensi radio untuk keperluan layanan akses pita lebar berbasis nirkabel (Broadband Wireless Access).

At this moment, it has been developed World wide Interoperability for Microwave Access (WIMAX) technology which is Broadband Wireless Access (BWA) technology for broadband communication having high access speed and wide scopes. WIMAX is an international standard of Broadband Wireless Access (BWA) having a reference IEEE 802.16 standard. At this moment, Plan of Ministerial Regulation of Communication and Information about Codes of radio frequency bands for Broadband Wireless Access services is formulating and completing. The research done to Plan of Ministerial Regulation covers 2.3 GHZ, 2.5 GHz, 3.3 GHz and 5.8 GHz radio frequency band.
Methodology of research used is through surveys to BWA operators, interviews with parties related to BWA, bibliography and internet browsing. The result of this research is expected to give a developed and useful proposal in the framework of completing for Plan of Ministerial Regulation of Communication and Information about Codes of radio frequency bands for Broadband Wireless Access services."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24623
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>